Anda di halaman 1dari 7

ASPEK KLINIS HIV

VIROLOGY HIV
Penyebab AIDS adalah anggota dari zubfam retrovirus yang disebut lentivirus
(lenti = larnbat) yang ktns seara tambat menimbulkan infeksi dan
mernbutuhkan waktu beberapa bulan / tahun antara invasi sampai timbulnya
gejala.
HIV merupakan retrovirus obligat intraselular dengan replikasi sepenuhnya di
dalam sel host. Perjalanan infeksi HIV di dalam tubuh manusia diawali dari
interaksi gp120 pada selubung HIV berikatan dengan reseptor spesifik CD4
yang terdapat pada permukaan membran sel target (kebanyakan limfosit T-
CD4+). Sel target utama adalah sel yang mempu mengekspresikan reseptor
CD4
TRANSMISI HIV
 Transmisi melalui kontak seksual
Kontak seksual merupakan salah satu cara utama transmisi HIV di berbagai belahan
dunia. Virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen, cairan vagian, cairan serviks.
Transmisi infeksi HIV melalui hubungan seksual lewat anus lebih mudah karena hanya
terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan mudah robek, anus sering terjadi
lesi.
 Transmisi melalui darah atau produk darah
Transmisi dapat melalui hubungan seksual (terutama homseksual) dan dari suntikan
darah yang terinfeksi atau produk darah (Asjö, 2002). Diperkirakan bahwa 90 sampai
100% orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar HIVakan mengalami
infeksi. Suatu penelitian di Amerika Serikat melaporkan risiko infeksi HIV-1 melalui
transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV berkisar antara 1 per 750.000 hingga 1
per 835.000 (Nasronudin, 2007).
 Transmisi secara vertikal
Transmisi secara vertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
janinnya sewaktu hamil , persalinan, dan setelah melahirkan melalui
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Penularan vertikal lebih sering terjadi pada
kelahiran preterm, terutama yang berkaitan dengan ketuban pecah dini
(Cunningham, 2004).
 Transmisi pada petugas kesehatan dan petugas laboratorium
Berbagai penelitian multi institusi menyatakan bahwa risiko penularan HIV
setelah kulit tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang tercemar oleh
darah seseorang yang terinfeksi HIV adalah sekitar 0,3% sedangkan risiko
penularan HIV ke membran mukosa atau kulit yang mengalami erosi
adalah sekitara 0,09%.
RISIKO DAN KERENTANAN
Risiko secara umum di definisikan sebagai suatu kemungkinan terjadi
dampak buruk atas tindakan tertentu. Dalam dunia HIV dan AIDS bahaya
(penularan) merupakan suatu yang objektif dan netral sementara risiko
adalah sebuah kontruksi sosial karena kriteria kriterianya yang
memungkinkan terjadi penularan telah di tentukan oleh para ahli.
Kerentanan adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya
yang terjadi akan menimbulkan bencana atau tidak. Rangkaian kondisi
umumnya dapat berupa kondisi fisik sosial dan sikap mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam melakukan pencegahan persiapan dan
tidak tanggap terhadap dampak bahaya.
BIO,PSIKO,SPIRITUAL,DAN KULTULAR HIV

Aspek psikososial menurut Stewart (1997) dibedakan menjadi tiga hal, antara lain:

(1) Stigma sosial;


(2) Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV;
(3) Terjadinya waktu yang lama terhadap respon psikologis mulai penolakan, marah,
tawar-menawar, dan depresi berakibat pada keterlambatan upaya pencegahan
dan pengobatan.
Keterkaitan antara lingkungan sosial (keluarga) pasien HIV & AIDS dengan
progresifitas penyakit tersebut, membuat penulis ingin mengetahui bagaimana
gambaran reaksi psikologis (respon stres) pada keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
yang terinfeksi virus HIV. Dukungan dari lingkungan sosial (keluarga) sangat dibutu
hkan pasien HIV & AIDS sehubungan dengan rasa putus asa yang dialami pasien
sejak pasien tersebut dinyatakan terinfeksi virus HIV.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai