Anda di halaman 1dari 14

PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)

• PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai sekelompok siswa dalam satu proses
pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai
mengacu pada perolehan skor pada kelompok itu
• Dalam hal ini “norma” berarti kapasistas atau prestasi kelompok, sedangkan “kelompok” adalah semua
siswa yang mengikuti tes tersebut dapat kelompok siswa dalam satu kelas, sekolah, rayon, propinsi,
dan lain-lain.
Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang harus ditetapkan yaitu: banyaknya siswa yang akan
lulus dan penetapan batas lulus. Terdapat dua cara di dalam menentukan batas kelulusan antara lain:
menetapkan terlebih dahulu jumlah yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor
tiap siswa disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan nilai rata-rata dan
simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva normal atau jumlah anak yang diluluskan
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
• Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria
pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya
• PAP merupakan suatu cara menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan.
Bilamana siswa telah memenuhi patokan tersebut maka dinyatakan berhasil. Tetapi bila siswa belum
memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau belum menguasai bahan pembelajaran tersebut
• Pelaksanaan PAP tidak memerlukan perhitungan statistik melainkan hanya tingkat penguasaan
kompetensi minimal
• Misalnya seseorang dikatakan telah menguasai satu pokok bahasan / kompetensi bilamana ia telah
menjawab dengan benar 75% dari butir soal dalam pokok bahasan / kompetensi tersebut. Jawaban yang
benar 75% atau lebih dinyatakan lulus, sedang jawaban yang kurang dari 75% dinyatakan belum berhasil
dan harus mengulang kembali
CONTOH

SEORANG GURU MERENCANAKAN TES HASIL BELAJAR DALAM BIDANG STUDI BIOLOGI. SOAL-SOAL YANG
DIKELUARKAN DALAM TES TERSEBUT TERDIRI ATAS 75 BUTIR SOAL TES OBYEKTIF DAN 1 SOAL URAIAN
DENGAN RINCIAN SBB :
Nomor Butir Soal Bentuk Tes/Model Jumlah Butir Soal Bobot Jawaban Skor
Soal Betul
01-10 Tes Obyektif bentuk 10 1 10
True-False
11-20 Tes Obyektif bentuk 10 1 10
Matching
21-30 Tes Obyektif bentuk 10 1 10
Completion
31-40 Tes Obyektif bentuk 10 1 10
MCI model
melengkapi lima
pilihan
41-50 Tes Obyektif bentuk 10 1½ 15
MCI model
melengkapi
berganda
51-60 Tes Obyektif bentuk 10 1½ 15
MCI model asosiasi
dengan lima
pilihan
61-70 Tes Obyektif bentuk 10 2 20
MCI model analisis
hubungan antarhal
71-75 Tes Obyektif bentuk 5 4 20
MCI model analisis
Berdasarkan rincian butir-butir soal diatas tersebut dapat diketahui bahwa Skor Maksimum Ideal (SMI) dari tes hasil
belajar tersebut adalah = 120. Kemudian Skor-skor mentah hasil THB bidang studi Biologi yang dicapai oleh 20 orang
siswa setelah diubah (dikonversi) menjadi nilai standar dengan menggunakan standar mutlak (penilaian beracuan
kriterium).
Dengan menggunakan Rumus : Nilai = Skor Mentah/Skor Maksimum Ideal X 100
N Skor Mentah Nilai Dari nilai-nilai yang telah diperoleh, maka jika
o diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan
1 60 60/120 X 100 = 50 adalah :
2 40 40/120 X 100 = 33 Rentang Skor Nilai
3 80 80/120 X 100 = 67 Nilai 80% s.d. 100% = A
4 30 30/120 X 100 = 25 Nilai 70% s.d. 79% = B
5 75 75/120 X = 62 Nilai 60% s.d. 69% = C
6 52 52/120 X 100 = 43 Nilai 45% s.d. 59% = D
7 59 59/120 X 100 = 49 Nilai < 44% E / Tidak lulus
8 71 71/120 X 100 = 59 Maka dari 20 orang siswa yang mengikuti tes hasil
9 41 41/120 X 100 = 34 belajar tersebut tidak ada seorang pun yang mendapat
10 58 58/120 X 100 = 48 nilai A, yang mendapat nilai B hanya 1 orang (%), Nilai C
11 61 61/120 X 100 = 51 dicapai oleh 2 orang siswa (2,5 %), Nilai D ada 5 orang
12 56 56/120 X 100 = 47 siswa (%) dan siswa yang tidak lulus pada tes bidang
13 53 53/120 X 100 = 44 studi Biologi ini ada 7 orang siswa (%).
14 63 63/120 X 100 = 52
15 85 785/120 X 100 = 71
16 54 54/120 X 100 = 45
17 60 60/120 X 100 = 50
18 49 49/120 X 100 = 41
19 55 55/120 X 100 = 46
2 43 43/120 X 100 = 36
0
KELEBIHAN PENILAIAN PAN: KELEBIHAN METODE PAP:
• Dapat digunakan untuk menetapkan nilai • Dapat membantu guru merancang
secara maksimal program remidi
• Dapat membedakan kemampuan peserta • Tidak membutuhkan perhitungan
didik yang pintar n kurang statistic yang rumit
pintar. Membedakan kelompok atas dan • Dapat mengukur ketercapaian tujuan
bawah. pembelajaran
• FLEKSIBEL : dapat menyesuaikan dengan • Nilainya bersifat tetap selama standar
kondisi yang berbeda-beda yang digunakan sama.
• Mudah menilai karena tdk ada patokan
PENGECOH
• MENGANALISIS FUNGSI PENGECOH (DISTRACTOR) DIKENAL DENGAN ISTILAH MENGANALISIS POLA
PENYEBARAN JAWABAN BUTIR SOAL PADA SOAL BENTUK PILIHAN GANDA. POLA TERSEBUT DIPEROLEH
DENGAN MENGHITUNG BANYAKNYA TESTEE YANG MEMILIH PILIHAN JAWABAN BUTIR SOAL ATAU YANG
TIDAK MEMILIH PILIHAN MANAPUN (BLANGKO). DARI POLA PENYEBARAN JAWABAN BUTIR SOAL
DAPAT DITENTUKAN APAKAH PENGECOH BERFUNGSI DENGAN BAIK ATAU TIDAK. SUATU PENGECOH
DAPAT DIKATAKAN BERFUNGSI DENGAN BAIK JIKA PALING SEDIKIT DIPILIH OLEH 5 % PENGIKUT TES.
• PERTIMBANGAN TERHADAP ANALISIS PENGECOH:
A. DITERIMA, KARENA SUDAH BAIK
B. DITOLAK, KARENA TIDAK BAIK
C. DITULIS KEMBALI, KARENA KURANG BAIK
SEBUAH PENGECOH DIKATAKAN BERFUNGSI BAIK JIKA PALING SEDIKIT DIPILIH OLEH 5% PENGIKUT
TES.
O = OMITTED (TIDAK MENJAWAB), C* = KUNCI JAWABAN
• PENGECOH A : 13/70 X 100% > 5% , BERFUNGSI
B : 15/70 X 100% > 5% , BERFUNGSI
D : 8/70 X 100% > 5% , BERFUNGSI
E : 10/70 X 100% > 5% . BERFUNGSI
UNTUK TES PILIHAN GANDA DENGAN 5 ALTERNATIF JAWABAN , DILIHAT DARI SEGI OMITTED
(O), SEBUAH BUTIR SOAL DIKATAKAN BAIK JIKA PERSENTASE O-NYA ≤ 10%.

Anda mungkin juga menyukai