Anda di halaman 1dari 29

GENERAL

ANESTHESIA
DISUSUN OLEH :
Chyntia Winata / 406172067

RSUD RAA SOEWONDO PATI


PERIODE 11 MARET – 14 APRIL 2019
DEFINISI
ANESTESI
UMUM
Tindakan meniadakan nyeri
sentral disertai hilangnya
kesadaran yang bersifat
reversibel
TRIAS ANESTESIA

HIPNOTIK ANALGESIA RELAKSASI OTOT


Pentothal, Propofol, Pethidine, Morphine, Succinylcholine, Atracurium,
Enflurane, Isoflurane, Fentanyl, Sufentanil Rocuronium, Pancuronium
Sevoflurane
Dosis Onset Durasi Kegunaan

Atracurium 0,5-0,6 2-3 menit 20-45 menit Muscle relaxant/pelumpuh


mg/kgBB otot

Rocuronium 0,9-1,2 1-1.5 menit 20-45 menit Muscle relaxant/pelumpuh


mg/kgBB otot
Dosis Onset Durasi Kegunaan

Fentanyl 1-2 mcg/kgBB 1-2 menit 30-60 menit Meredakan/menghilangk


an rasa nyeri

Dosis Onset Durasi Kegunaan

Propofol 1-2.5 mg/kg 20-30 detik 3-10 menit Induksi


50-200 mcg/kg/min Maintenance infusion
25-100 mcg/kg/min Sedation infusion
Dosis
Onset Durasi Kegunaan
(mg/kgBB)

Midazolam 0.07-015 (IM) 2-3 menit 30-120 menit Premedikasi


0.01-0.1 Sedasi
0.1-0.4 Induksi

Dosis Onset Durasi Kegunaan

Ketamin 1-2 mg/kgBB 1-2 menit 5-15 menit Induksi anesthesia


10-20 mcg/kg/min Maintenance anesthesia
2.5-15 mcg/kg/min Anelgesi atau sedasi
Stadium IV
Stadium II • Disebut juga
• Stadium Analgesia / stadium operasi.
Disorientasi. Dimulai • Dari paralisis
• Stadium Eksitasi / Dimulai dari diafragma
sejak diberikan nafas teratur
anestesi sampai Delirium. Dimulai sampai apneu
dari hilangnya sampai paralise dan kematian
hilangnya kesadaran. otot nafas.
kesadaran sampai
nafas teratur.
Stadium I Stadium III
Indikasi anestesi umum diantaranya:

-Operasi di sekitar kepala, leher, intra-torakal atau intra-abdomen

-Pada bayi atau anak-anak

-Pasien gelisah, tidak kooperatif atau disorientasi gangguan jiwa

-Pembedahan lama

-Pembedahannya luas atau ekstensif

-Memiliki riwayat alergi terhadap anestesi lokal

-Pasien yang memilih anestesi umum


Kontraindikasi relatif anestesi umum :
gangguan kardivaskular yg berat, hipertensi berat atau tak
terkontrol (diastolik >110 mmHg), diabetes tak terkontrol, infeksi akut, sepsis.

Kombinasi agen anestestik yg digunakan pd anestesi umum memiliki


beberapa tujuan, diantaranya:
-Analgesia (respon terhadap nyeri hilang)

-Amnesia (kehilangan memori atau tdk mengingat apa yg terjadi)

-Immobilitas (hilangnya refleks motorik)

-Kehilangan kesadaran

-Relaksasi otot skeletal


Kelebihan dan Kekurangan Anestesi Umum :

Kelebihan : Kekurangan :

- Me-i kesadaran & ingatan pasien selama - Membutuhkan perawatan yg lebih rumit & biaya
operasi yg lebih besar
- Memungkinkan relaksasi otot u/ jangka waktu - Membutuhkan beberapa persiapan preoperatif
yg lama
- Dpt menginduksi fluktuasi fisiologi yg
- Dpt mempertahankan jalan napas, pernapasan
dan sirkulasi yg adekuat membutuhkan intervensi aktif
- Dpt digunakan pada pasien yg sensitif thdp - Berhubungan dg komplikasi seperti mual,
agen anestetik lokal muntah, sakit tenggorokan, sakit kepala,
- Dpt dilakukan tanpa merubah posisi pasien menggigil & lamanya perbaikan psikomotorik
dari posisi supine
- Dpt dg mudah disesuaikan pd durasi yg tdk
terduga atau lebih lama
- Dpt diberikan dg cepat & bersifat reversibel
Metode Pemberian
Anestesi Umum Intravena
- Pentothal Dipergunakan dalam larutan 2,5% / 5% dg dosis
permulaan 4-6 mg/kg BB dan selanjutnya dpt ditambah sampai 1 g.

- Ketalar (Ketamine)
Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10 mg/cc dan 50 mg/cc.
Dosis: IV 1-3 mg/kgBB, IM 8-13 mg/kgBB1-3 menit setelah
penyuntikan operasi dpt dimulai.

Intramuskular
Sampai skrg hanya ketamin yg dpt di berikan
secara IM

Perinhalasi
Cara ini dikerjakan pd bayi/anak yg blm
terpasang jalur vena/ pd dewasa yg takut
disuntik
Perektal - Induksi Halotan
Cara ini hanya u/ anak/ bayi, menggunakan - Induksi Sevofluran  lbh disenangi
thiopental atau midazolam. - Induksi dgn Enfluran (ethran), Isofluran (foran,
aeran)  jrg dilakukan
Faktor yang mempengaruhi Anestesi
Faktor Respirasi
Faktor Zat
Makin tinggi
Anestesi
perbedaan
tekanan parsiel
makin cepat
terjadinya difusi

Faktor” yg
Faktor Sirkulasi mempengaruhi
ANESTESI
Pengangkutan
gas anestesi dari Faktor Jaringan
paru ke jaringan
dan sebaliknya
PROSEDUR ANESTESI UMUM
01 Penilaian & Persiapan Pra
Anestesi

02 Premedikasi

03 Induksi

04 Maintenance

05 Relaxant

06 Emergency
Penilaian & Persiapan Pra Anestesi

Pemeriksaan Lab &


Anamnesis Klasifikasi Status Fisik
Penunujang
• Identifikasi pasien • Pemeriksaan darah (The American Society of
• Riwayat penyakit • Radiologi Anesthesiologists)
• Riwayat obat-obatan • EKG • ASA I
• Riwayat operasi Pemeriksaan Fisik Masukan Oral • ASA II
• Kebiasaan • Gigi-geligi Operasi elektif dg • ASA III
• Tindakan buka mulut anestesia hrs • ASA IV
• Lidah dipuasakan : dewasa 6- • ASA V
• Leher 8 jam, anak 4-6 jam,
• Punggung bayi 3-4 jam
Klasifikasi Status Fisik

ASA I ASA II ASA III ASA IV ASA V


Pasien dg penyakit
Pasien dg penyakit
sistemik berat tak Pasien sekarat yg
Pasien sehat Pasien dg penyakit sistemik berat, krn
dpt melakukan akt diperkirakan dg /
organik, fisiologik, sistemik ringan berbagai
ivitas rutin & peny tanpa p’bedahan
psikiatrik, biokimia atau sedang penyebab tp tdk
akitnyaancaman hidupnya tdk akan
mengancam jiwa
kehidupannya > 24 jam
setiap saat
Premedikasi
1 Meredakan kecemasan dan ketakutan
Diazepam 10-15mg peroral

Definisi 2
Melancarkan induksi anestesi
Pemberian obat 1-2 jam
sebelum induksi anestesi
3 Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus

4 Mengurangi refleks yg membahayakan

5 Meminimalkan jumlah obat anestetik

6 Mengurangi mual muntah pasca bedah


Ondansetron 2-4 mg

Tujuan  7 Mengurangi isi cairan lambung


Ranitidine 150 mg atau Simetidine 600mg peroral
8 Analgesia
Fentanyl : low dose 2 mcg/kgBB ; moderate dose 2-20 mcg/kgBB ; high
dose 20-50 mcg/kgBB ; duration of action 30-60 menit
Pethidine : 50mg ; onset of action 5 menit ; duration of action 3-4 jam
Premedikasi
Analgesik narkotik Analgesik non Hipnotik Sedatif
narkotik
Diazepam/valium/
stesolid ( amp 2cc =
10mg), dosis 0,1
mg/kgBB
Petidin (amp 2cc =
100mg), dosis 1-2 Midazolam/dormicum
mg/kgBB Ketamin ( fl 10cc = (amp 5cc/3cc = 15
Ponstan 100 mg), dosis 1-2 mg),dosis 0,1mg/kgBB
Morfin (amp 2cc = mg/kgBB
10mg), dosis 0,1 Tramol
mg/kgBB Pentotal (amp 1cc Propofol/recofol/dipriv
Toradon = 1000 mg), dosis an (amp 20cc = 200
Fentanyl ( fl 10cc = 4-6 mg/kgBB mg), dosis 2,5 mg/kgBB
500 mg), dosis 1-
3µgr/kgBB Dehydrobenzperidon/
DBP (amp 2cc = 5 mg),
dosis 0,1 mg/kgBB
INDUKSI INTRAVENA INDUKSI INHALASI
- Obat anestesi dihirup bersama udara
Propofol :
- Dosis 2-3 mg/kgBB ; onset of action ± - Biasa dikerjakan pada bayi, anak yg blm
40 dtk ; duration of action 5-10 menit trpasang jalur vena, dewasa yg tdk
kooperatif
- Tidak dianjurkan u/ manula & ibu
hamil Halotan
- Sering menimbulkan rasa nyeri pd  Digunakan sebagai induksi anestesi
penyuntikan kombinasi dengan N2O +O2
 Ketamin :  Kadar MAC u/ anestesi 0,76%
- Dosis 1-2 mg/kgBB ; onset of action  Efek yg tidak diharapkan pasien sering
INDUKSI ± 30 detik ; duration of action 5-15 batuk
DEFINISI : Tindakan untuk membuat menit Enfluran : efek depresi nafas lbh kuat &
pasien dari sadar menjadi tidak - Tdk dianjurkan pd pasien hipertensi lbh iritatif dibanding halotan
sadar sehingga memungkinkan
- Efek yg tdk diharapkan pasien Isofluran
dimulainya pembedahan
tertidur dg mata terbuka & adanya Jarang dilakukan krn pasien srg batuk
halusinasi dan waktu induksi menjadi lama
 Sevofluran
Efek kardiovaskular cukup stabil
Tidak ada keluhan batuk saat induksi
berlangsung
Jarang menyebabkan aritmia
S : Scope  Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-Scope, pilih bilah atau daun
(blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

T : Tube  Pipa trakea pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dg balon
(cuffed).

A : Airway Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal
airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak
II. Persiapan menyumbat jalan napas.
induksi anestesi
T : Tape  Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

I : Introducer  Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokan
untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

C : Connector  Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia

S : Suction  penyedot lender, ludah danlain-lainnya.


MAINTENANCE
Dpt dikerjakan dg metode Intravena dan Inhalasi

RUMATAN INHALASI
RUMATAN INTRAVENA  Menggunakan campuran N2O & O2
 Fentanyl (opioid dosis tinggi):10-50 3:1 ditambah Halotan 0,5-2 Vol% atau
mcg/kgBB  menyebabkan pasien Isofluran 2-4 Vol% atau sevofluran 2-4
tidur dg analgesia cukup Vol% (bergantung apakah pasien
 Propofol : 4-12 mg/kgBB/jam bernapas spontan, dibantu atau
dikendalikan)
RELAXANT
Manfaat obat ini di bidang anestesi :
 Memudahkan dan me-i cedera dari tindakan laringoskopi dan
intubasi trakea
 Membuat relaksasi otot lurik selama tindakan pembedahan
 Menghilangkan spasme laring dan refleks jalan napas atas selama
anestesi
 Memudahkan pernapasan kendali selama anestesi
RELAXANT
PELUMPUH OTOT DEPOLARISASI Nondepol Intermediate acting ( 15-30
(NONKOMPETITIF, LEPTOKURARE) menit )
 Suksinil-kolin (diasetil-kolin) dan • gallamin (flaxedil), atrakurium
dekametonium (notrixum), vekuronium (norcuron),
 Bekerja spt asetil kolin tp tidak dirusak rokuronium (esmeron), cistacuronium
oleh kolinesterase shg menyebabkan Nondepol Short-acting ( 10-15 menit)
depolarisasi (kontraksi otot) dan berakhir • mivakurium (mivacron), ropacuronium
menjadi relaksasi otot lurik

PELUMPUH OTOT NON-DEPOLARISASI


(INHIBITOR KOMPETITIF, TAKIKURARE) 
tidak menyebabkan depolarisasi
 Nondepol Long acting ( durasi kerja 30-
120 menit )
 d-tubokurarin (tubarin), pankuronium,
metakurin, pipekuronium, doksakurium,
alkurium (alloferin)
EMERGENCY
EPHEDRINE
Hipotensi SUKSINIL KOLIN
 Bila TD sistol < 90mmHg 
Spasme atau kejang laring
berikan 2cc
 dosis 0,5 mg/kgBB
SULFAS ATROPIN
ADRENALIN
Diberikan sebagai antibradikardi
(<60)  berikan 2cc Diberikan apabila tjd cardiac
arrest
 0,25- 0,3 mg/KgBB
AMINOFILIN DEXAMETHASON
Diberikan bila tjd Apabila tjd reaksi anafilaksis
bronkokonstriksi  5mg/KgBB Diberikan 1mg/KgBB
Monitoring Perianestesi
Tujuan :
- Me-i angka morbiditas dan mortalitas pada tindakan anestesi
- Memperkirakan kemungkinan terjadinya kegawatan
- Evaluasi hasil tindakan
Yang perlu dimonitor selama operasi:
- Tingkat kedalaman anestesi - EKG
- Tekanan darah - Respirasi
- Nadi - Jumlah perdarahan
- Saturasi oksigen - Status cairan
- Produksi urin - Warna kulit/mukosa
PERAWATAN PASCA ANESTESI
Setiap pasien yg telah pulih dari anestesi umum akan dibawa ke Unit Perawatan Pasca Anestesi (UPPA) atau Recovery Room.
Hal-hal yg dpt tjd pd pasien pasca anestesi :

Gelisah
Nyeri

Gangguan pernapasan
Gangguan kardiovaskular

Mual muntah

Menggigil
Skala Pulih dari Anestesi (dewasa)
ALDRETE SKOR
Nilai 2 1 0

KESADARAN Sadar, orientasi baik Dpt dibangunkan Tak dpt dibangunkan

Merah muda (pink) Pucat atau kehitaman Sianosis dg O2 SaO2 tetap


WARNA
Tanpa O2 SaO2>92% Perlu O2 agar SaO2>90% <90%

Tak ada ekstremitas yg


AKTIVITAS 4 ekstremitas bergerak 2 ekstremitas bergerak
bergerak

Napas dangkal, sesak


RESPIRASI Dpt napas dlm dan batuk Apnu atau obstruksi
napas

KARDIOVASKULER Tekanan darah berubah <20% Berubah 20-30% Berubah >50%

Jika jumlahnya >8 pasien dpt dipindahkan ke ruang rawat, 5-8 pasien diobservasi ketat, <5 dipindahkan ke ICU
Skala Pulih dari Anestesi (anak)
STEWARD SKOR

NILAI 2 1 0

PERNAFASAN Batuk-menangis Pertahankan jalan napas Perlu bantuan

PERGERAKAN Gerak bertujuan Gerak tak bertujuan Tidak bergerak

Bereaksi terhadap
KESADARAN Menangis Tidak bereaksi
rangsangan

Jika jumlah >5 pasien dapat dipindahkan ke recovery room

Anda mungkin juga menyukai