DEFINISI
Pemeriksaan luar dan dalam pada mayat
untuk kepentingan pendidikan, hukum,
dan ilmu kesehatan.
CATAT CATAT
Warna Kulit
Keadaan Gizi
Perawakan
8. PEMERIKSAAN LOKAL
a. Kepala
Bentuk, adanya luka, atau patah tulang.
b. Rambut
Warna, beruban/tidak, lebat/jarang,
halus/kasar, lurus/keriting, panjang
rambut depan, samping, belakang.
c. Mata
terbuka/tertutup, lebar terbuka, kelainan pada
kelopak mata, warna, keadaan pembuluh
darah, dll.
e. Mulut
Tertutup atau terbuka, berapa lebarnya
Bibir : tebal/tipis, warna, sumbing/tidak
Lidah : terjulur/tergigit
Gigi : gigi susu, ditambal, dibungkus
logam, kelainan letak, kelainan
gusi
f. Leher
Tanda-tanda pembesaran, struma, dll.
g. Dada
Bentuk dada, luka atau tanda patah tulang
pada wanita: bentuk mammae, papilae
mammae, dan warna aerola mammae.
h. Perut
Bentuk, tanda kekerasan, tebal lemak, dll
i. Ekstremitas atas dan bawah
Tanda kekerasan dan patah tulang,
ujung jari membiru atau tidak.
j. Alat kelamin
♀ Tanda-tanda kekerasan, komisura posterior
utuh/tidak, selaput dara utuh/robek, robek baru/lama
l. Dubur
Tanda-tanda kekerasan
Apakah ada keluar najis atau benda lain
dari liang dubur.
9. Pemeriksaan Luka
a. Lokalisasi
di mana luka ditemukan, catat letak
menggunakan koordinat terhadap garis tengah
tubuh.
b. Jenis luka
luka lecet, luka memar, atau luka terbuka,dll.
c. Bentuk luka
sebutkan juga panjang luka setelah luka
dirapatkan
d. Arah luka
melintang, membujur, atau miring
e. Pinggir luka
rata, teratur, atau tidak teratur.
f. Dasar luka
jaringan di bawah kulit atau otot
g. Sekitar luka
memar, kotor oleh lumpur, minyak, dll.
h. Ukuran luka
ukur panjang luka setelah luka dirapatkan, serta
lebar&dalamnya.
i. Lubang luka
Apakah ada cairan yang keluar dari luka.
Dapat dimasukkan sonde tumpul untuk
memastikan luka menembus rongga
tubuh.
B. PEMERIKSAAN DALAM
Pemeriksaan dalam dilakukan dengan
membuka semua rongga tubuh korban, yaitu
rongga kepala, dada, perut, dan panggul.
The autopsy
"The mind of the operator should be at the tip of the knife…."
—William S. Wadsworth, M.D., American coroner's physician, 1915
Prosesus Simfisis
xifoideus pubis
Simfisis pubis
Dimulai dari
Bawah sudut rahang bawah
kanan dan kiri
Pertengahan
manubrium sterni
Belokkan ke kiri
setentang pusat Simfisis Pubis
INSISI Y
II. Membuka Rongga Tubuh
Kulit dipotong mulai dari bawah dagu ke
arah bawah, dikuakkan ke kiri dan ke
kanan untuk melihat adanya kelainan
pada jaringan otot, terutama pada
kekerasan di daerah leher seperti dicekik,
dijerat dan mati gantung.
Di daerah dada, bila tidak ada kecurigaan
ada trauma yang perlu diperiksa teliti,
insisi dapat diteruskan sampai ke tulang
dada. Pisau dalam posisi tegak, mengiris
otot yang telah dikuakkan dengan ibu jari
di bagian dalam dan empat jari lainnya di
bagian luar, ditarik ke arah lateral sambil
memotong otot dada.
Sehingga otot dibebaskan dari dinding
dada. Otot yang melekat ke kosta
dibersihkan untuk melihat kemungkinan
patah tulang.
Di daerah perut pisau masuk sampai ke
peritoneum. Selanjutnya jari telunjuk dan
jari tengah tangan kiri dimasukkan ke
dalam rongga perut, pisau diletakkan di
antara dua jari dan pisau digerakkan
memotong ke bawah sampai ke simfisis
pubis.
Sekarang dada telah dibebaskan dari otot
dan daerah perut sudah terbuka.
Memotong tulang iga sternocleido, mulai
dari iga 2 ke arah bawah sedikit lateral.
Pisau dipegang dengan tangan kanan dan
tangan kiri menekan pisau di tangan
kanan dan menariknya kebawah. Kecuali
pada orang tua, biasanya pemotongan ini
mudah dilakukan.
Bila tulang sudah keras dapat dipotong
dengan gunting tulang. Sternum
dibebaskan dari perlekatannya dengan
diafragma dan dinding mediastinum
anterior. Kemudian iga I dipotong dari arah
bawah dan miring ke arah craniolateral
guna menghindari bagian keras tulang,
kemudian pisau diarahkan kembali ke
arah medial mencari persendian costa 1
dengan sternum
• Lalu dipotong persendian sternoclavicula
dari bawah ke atas mengikuti lengkung
persendian. Dengan cara ini dapat
dihindari terpotongnya pembuluh darah
subclavia dan memotong lebih muda.
Rongga paru-paru kanan dan kiri diperiksa:
Perlekatan
Cairan darah, pus, atau cairan lainnya.
Bila terdapat cairan, keluarkan dengan
sendok besar dan ukur jumlahnya.
Untuk mengeluarkan organ dileher dan
mulut, dilakukan insisi di bagian dalam
rahang bawah dan membebaskan otot di
bagian kiri dan kanan.
Dengan cara ini, lidah dan organ
sekitarnya dapat ditarik keluar dari rongga
mulut dengan tangan kiri memegang
kerongkongan dan tangan kanan di
pangkal lidah.
III. Pengeluaran organ dalam tubuh
a. Teknik Virchow
Organ tubuh dikeluarkan satu persatu dan
langsung diperiksa.
Keuntungan:
Mudah dilakukan, sehingga sering digunakan
Kerugian:
Hubungan topografi antar beberapa organ
yang tergolong dalam satu sistem menjadi
hilang.
Ketelitiannya kurang, terutama untuk autopsi
forensik.
b. Teknik Rokitansky
Setelah rongga tubuh dibuka, organ dilihat
dan diperiksa dengan insisi organ secara
insitu, baru kemudian semua organ tubuh
dikeluarkan dalam kumpulan organ (en
block) untuk diperiksa satu persatu di luar
tubuh.
c. Teknik Letulle
rongga tubuh dibuka en masse : organ leher,
dada, diafragma, perut
dikeluarkan sekaligus
Daerah parietal
belakang vertex
Processus mastoideus
di sisi yg lain
b. Tonsil
permukaan, penampang tonsil,
selaput,gambaran infeksi,dsb.
c. Kelenjar gondok
ukuran, permukaan rata/berbenjol, warna, dan
berat
d. Kerongkongan
oesofagus dibuka dengan jalan
menggunting sepanjang dinding belakang
dan diperhatikan adanya benda asing,
selaput lendir serta kelainan lain spt
varises.
e. Tenggorok
dimulai dari epiglotis. Apakah ada
perdarahan dan kelainan lain.
f. Tulang Lidah
Lepaskan dari jaringan sekitarnya dengan
menggunakan pinset dan gunting.
Perhatikan adanya patah tulang dan
resapan darah.
Perhatikan :
Besar jantung, bandingkan dengan kepalan
tinju kanan mayat.
Adakah resapan darah, luka atau bintik
perdarahan
Adakah penebalan dinding jantung
Cara membuka jantung
Dilakukan seperti mengikuti aliran darah
yaitu mulai dari atrium kanan, ke ventrikel
kanan, selanjutnya ke atrium kiri dan
akhirnya ke ventrikel kiri dan ke aorta.
.
Cari lumen vena cava superior, inferior
dan potong dinding belakang kedua vena
ini sehingga atrium kanan terlihat
Dengan pisau dimasukkan dari lumen
vena cava menuju ke apex jantung melalui
ventrikel kanan dan dipotong ke arah
lateral,ukur keliling dan katup trikuspidalis.
Katup Mitral
Ukur tebal bilik kanan dan kiri dengan cara
membuat potongan tegak lurus 1 cm
dibawah katup tricuspid dan bicuspid.
Septum interventrikuler dan otot jantung
disayat sejajar serabut otot dan periksa
adakah jaringan infark.
NILAI NORMAL JANTUNG
BESAR JANTUNG SEBESAR KEPALAN
TANGAN SENDIRI.
BERAT 250-350 GRAM.
KATUP TRIKUSPIDALIS = ± 11 CM
KATUP BICUSPUDALIS = ± 9,5 CM
KATUP A.PULMONALIS = ± 7 CM
KATUP AORTA = ± 6,5 CM
TEBAL OTOT BILIK KA = ± 3-5 MM
TEBAL OTOT BILIK KI = ± 12-14 MM
Cara pemeriksaan arteri
coronaria
a. Coronaria dipotong melintang mulai dari
arteri coronaria di pangkal aorta sampai
ke bagian distal dengan jarak 0,5 cm.
b. Timbang berat jantung. Normal pada
laki-laki perawakan sedang (60-70kg)
antara 250-350 gr.
j. Hati
Perhatikan :
Warna
Permukaan(licin/kasar)
Tepinya(tajam/tumpul)
Lakukan pengirisan melintang mulai dari
lobus kanan sampai lobus kiri dan
perhatikan penampang potong, apakah
banyak cairan darah.
Selanjutnya timbang beratnya (normal:pria
1600gr,wanita 1400gr.)
k. Kandung empedu
Carilah saluran empedu dan buka dengan gunting
sampai ke papilla vateri di duodenum dan lihat
apakah ada penyumbatan.
l. Limpa
Perhatikan warna, permukaannya licin atau
keriput. Ukur beratnya, perabaannya, lihat
penampangnya
m. Lambung dan usus
Lambung digunting mulai dari cardia
menyusuri curvatura mayor sampai ke
pylorus, lalu isi lambung diperiksa, apa
isinya.
Subdural
hematoma,diffus
Permukaan otak besar dan otak kecil,
apakah dijumpai kerusakan jaringan otak,
perhatikan girus-girus, apakah ada
oedema.
Bridging vein
Pada selaput duramater
• Otak dipotong secara seri dan sejajar
mulai dari bagian depan ke arah belakang
dengan jarak antar irisan 2 cm. adakah
perdarahan di jaringan otak, baik di
daerah korteks maupun substansia alba,
terutama di capsula interna.
• Otak kecil diperiksa penampangnya
dengan membuat irisan melintang, catat
kelainan, seperti perdarahan, perlemakan
dan sebagainya.
• Batang otak disayat melintang mulai dari
pons, medulla oblongata sampai ke
bagian proximal medulla spinalis.
Perhatikan kemungkinan perdarahan.
PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA
VENA (1)
TDK MEMBUKA LEHER TERLEBIH DAHULU.
LAKUKAN IRISAN KULIT MULAI SETINGGI
INCISURA JUGULARIS KE BAWAH SEPANJANG
GARIS MEDIAN / GTT.
BIARKAN KULIT LEHER UTUH SEMENTARA.
BAHU JENAZAH JGN DIGANJAL .
BUKA RONGGA DADA & PERUT SEPERTI BIASA
POTONG TL.RAWAN IGA MULAI IGA KE-3 KE
ARAH KAUDO-LATERAL.
PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA
VENA (2)