Anda di halaman 1dari 1

Kelainan Kongenital Invaginasi (Intusepsi) :Suatu keadaan masuknya suatu segmen usus ke segmen bagian distalnya

1. Penyebab sumbing bibir / langitan umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus.
 Faktor genetik : gagalnya mesodermal berproliferasi melintasi garis pertemuan, dimana
bagian ini seharusnya bersatu dan bias juga karena atrofi dari epitelium ataupun tidak
Tanda-Tanda Invaginasi :
adanya perubahan otot pada epitelium atau pada daerah tersebut.
 Faktor non genetik : defisiensi nutrisi, zat kimia, virus rubella, kurang daya perkembangan,
radiasi, infeksi penyakit menular pada trimester pertama, gangguan endokrin, pemberian  Anak mendadak kesakitan episodic (menangis dan mengangkat kaki)  craping
hormon, merokok, alkohol, modifikasi pekerjaan, trauma, obat-obatan teratogenik pain

2. Macam-macam sumbing  Bila lanjut sakitnya kontinyu


 Golongan I : celah pada langit-langit lunak  Muntah berwarna hijau (cairan lambung)
 Golongan II : celah pada langit-langit lunak dan keras dibelakang foramen insisivum  Defekasi feses campur lender atau darah
 Golongan III : celah pada langit-langit lunak dank eras mengenai tulang, alveolar dan bibir
pada satu sisi
Jenis-Jenis Tumor pada Kelenjar Tiroid :
 Golongan IV : celah pada langit-langit lunak dank eras mengenai tulang, alveolar dan bibir
pada dua sisi
3. Indikasi operasi - Karsinoma Tiroid
- Struma
 Mendapatkan bentuk bibir yang lebih baik
- Tiroiditis Akut
 Rule of 10 : umur minimal 10 minggu, BB minimal 10 pon (5kg), kadar Hb 10g/dl, laukosit
- Tiroiditis Kronik
<10.000
 Waktu yang tepat untuk operasi : antara 24 jam sampai 12 bulan setelah kelahiran
4. Cara perawatan bayi sumbing langitan / teknik pemberian makan/minum Hemato pneumothoraks : Gabungan antara pneumothoraks dan hemothoraks yakni terdapatnya udara
0-1 minggu : pemberian nutrisi dengan kepala miring (posisi 45 derajat) dan darah dalam rongga pleura sehingga menyebabkan paru terdesak dan menjadi kolaps.
1-2 minggu : pasang obturator untuk menutup celah pada langitan, agar dapat
menghisap susu atau memakai dot lubang kea rah bawah untuk mencegah aspirasi
10 minggu : labioplasty
1,5-2 tahun : palatoplasty karena bayi mulai bicara
2-4 tahun : speech theraphy Penanganan batu buli-buli :
4-6 tahun : velopharyngoplasty, untuk mengembalikan fungsi katup
6-8 tahun : ortodonsi (pengaturan lengkung gigi)
- Vesicolithotomi
8-9 tahun : alveolar bone grafting
- ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
9-17 tahun : ortodonsi ulang
- Uretroskopi
17-18 tahun : cek kesimetrisan dan mandibular
- Bedah laparoskopi
Pemberian makan dan minum diberikan menggunakan dot khusus dengan nipple yang kecil agar aliran
susu bias kontinu dan terkontrol, memberikan obturator (plastic plate) untuk menutup celah selama anak
sedang makan. Pemberian dot khusus dengan nipple yang panjang dan bersayap dimana susu yang Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma

keluar bisa langsung menuju ke faring. benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan sengatan listrik, atau gigitan hewan.
5. Jika ditemukan di daerah, anjuran :
Edukasi orang tua pasien tentang tatacara pemberian nutrisi kepada pasien,
Jenis Luka :
kemudian rujuk ke RS tipe A dan B (yang ada dokter spesialis bedah)

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari 1. Berdasarkan waktu penyembuhan luka

dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isiperut menonjol melalui defek atau bagian lemah a. Luka akut, yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan proses

dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. penyembuhan.

Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.Semua herniaterjadi melalui celah lemah atau b. Luka kronis, yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses

kelemahan yang potensial pada dinding abdomenyang dicetuskan oleh peningkatan tekanan penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

intraabdomen yang berulang atauberkelanjutan.


Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera darirongga abdomen melalui suatu 2. Berdasarkan proses terjadinya
lokus minoris resistensieae baik bawaan maupundidapat. a. Luka insisi (incised wounds atau vulnus scisum), terjadi karena teriris
oleh instrumen yang tajam dan kerusakan sangat minimal. Misal, yang
Penanganan Fimosis: terjadi akibat pembedahan.
b. Luka memar (contusion wound atau vulnus

- Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan, karena dapat menimbulkan contussum), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan

luka dan terbentuk sikatris pada ujung prepusium sehingga akan terbentuk fimosis dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan, dan

sekunder. bengkak.

- Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat c. Luka lecet (abraded wound atau vulnus escoriatum), terjadi akibat kulit

miksi atau infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, dimana bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak

pada fimosis disertai balanitis/postitis harus diberikan antibiotika terlebih dahulu. tajam.
d. Luka tusuk (punctured wound atau vulnus punctum), terjadi akibat
adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga abdomen dan
dengan diameter yang kecil.
organ-organ abdomen didalamnya).Suatu bentuk penyakit akut, dan merupakan kasus bedah darurat. e. Luka gores (lacerated wound atau vulnus laceratum), terjadi jika
Dapat terjadi secara lokal maupun umum, melalui proses infeksi akibat perforasi usus, misalnya ruptur
kekuatan trauma melebihi kekuatan regang jaringan.
apendiks atau divertikulum kolon, maupun non infeksi, misalnya akibat keluarnya asam lambung pada f. Luka tembus (penetrating wound atau vulnus penetratum), yaitu luka
perforasi gaster, keluarnya asam empedu pada perforasi kandung empedu. Pada wanita, peritonitis
yang menembus organ tubuh. Biasanya pada bagian awal masuk luka
sering disebabkan oleh infeksi tuba falopi atau rupture ovarium.
diameternya kecil, tetapi pada bagian ujung luka biasanya akan
melebar.

Kelainan Bedah dan Contohnya: g. Luka bakar (vulnus combustio), merupakan kerusakan kulit tubuh yang
disebabkan oleh api, atau penyebab lain seperti oleh air panas, radiasi,
listrik, dan bahan kimia. Kerusakan dapat menyertakan jaringan bawah
1. Bedah Saraf : trauma kapitis, trauma medulla spinalis, hidrosefalus, spina bifida,
kulit
tumor otak.
2. Bedah Thoraks &Vaskular : trauma thoraks, trauma arteri, penyakit sumbatan arteri,
tromboangitis obliterans, ulkus diabetic, varises vena tungkai, thrombosis vena 3. Berdasarkan Derajat Kontaminasi

dalam. a. Luka bersih(clean wounds), yaitu luka tak terinfeksi, dimana tidak terjadi

3. Bedah Digestif : gawat abdomen, peritonitis, ileus obstruktif, trauma abdomen, proses peradangan (inflamasi) dan infeksi, dan kulit disekitar luka

akalasia esophagus, tukak peptik dan duodenum, pankreatitis akut, kolelitiasis, tampak bersih. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup.

kolestitis akut, appendisitis akut, Chron’s disease, colitis ulseratif, karsinoma Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%.

kolorektal, hernia, hemoroid. b. Luka bersih terkontaminasi (clean-contamined wounds), merupakan

4. Bedah Anak : stenosis pilorik hipertrofik, atresia usus halus, invaginasi, omfalokel, luka dalam kondisi terkontrol, tidak ada material kontamin dalam luka.
gastroskisis, hischprung disease, malformasi anorektal. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%.
5. Bedah Plastik : trauma termal, bibir sumbing, trauma wajah, kelaianan pada kulit, c. Luka terkontaminasi(contamined wounds), yaitu luka terbuka kurang

hipospadia. dari empat jam, dengan tanda inflamasi non-purulen. Kemungkinan

6. Bedah Urologi : fimosis dan parafimosis, varikokel, hidrokel, hematokel, infeksi luka 10% – 17%.
kriptokismus, torsio testis, orkitis, BPH, batu saluran kemih, trauma ginjal, trauma d. Luka kotor atau infeksi(dirty or infected wounds), yaitu luka terbuka lebih

uretra, striktur uretra. dari empat jam dengan tanda infeksi di kulit sekitar luka, terlihat pus dan
7. Bedah Onkologi : keganasan payudara, keganasan tiroid jaringan nekrotik. Kemungkinan infeksi luka 40%.

8. Bedah orthopedi : fraktur, osteomyelitis, tumor tulang

Penanganan FAM: Fase Penyembuhan Luka :

 Konservatif 1 Fase hemostasis / inflamasi :adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat

 Pembedahan: eksisi perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan dan

 Terapi hormonal membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan.
2 Fase proliferasi :Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah
Penyebab pneumothorax:
proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira
akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,

 Spontan menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar

 Traumatik (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan) kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka.

 Komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosintesis) 3 Fase remodeling :Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai
kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase remodelling adalah menyempurnakan terbentuknya
 Tekanan
jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas.

Dislokasi : Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara
anatomis (tulang lepas dari sendi) atau suatu keadaan keluarnya kepala sendi dari mangkuknya.
Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Terapi kuratif atau terapi spesifik : Pengobatan yang diarahkan untuk pemberantasan satu atau lebih
penyebab kondisi pasien.

Terapi paliatif atau terapi simptomatik : Pengobatan yang diarahkan hanya untuk menghilangkan gejala
pasien, membuat pasien merasa lebih baik tanpa mengubah perjalanan penyakit.

Pneumothoraks :Suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam rongga pleura. Dengan adanya
udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga
paru-paru tidak dapat mengembang.

Anda mungkin juga menyukai