• trauma tembus sering dikaitkan dengan penggunaan pisau dan senjata api.luka
akibat trauma ledakan dan luka bakar keduanya biasa terjadi ketika berperang. Di
Eropa, kasus trauma tembus hebat yang dirawat di rumah sakit kurang lebih
5%.pada trauma tembus yang berongga, benda yang menembus dibiarkan dan
tidak boleh dicabut kecuali dokterbedah, karena bila dicabut terlalu dini makan
akan timbul pendarahan yang tidak terkontrol .
• trauma ledakan :
Bersama dengan trauma tembus, trauma ledakan paling sering
terlihat selama zona perang dan peristiwa pemboman sipil (serangan
teroris). Pada jarak dekat, ledakan bisa menyebabkan luka bakar.
Trauma ini bisa disebabkan dari benda terbang yang cepat. Gelombang
ledakan biasanya menghasilkan kerusakan pada organ padat ,seperti
pneumothoraks pada paru-paru, perforasi usus dan perforasi
membrane timpani. Gelombang ledakan bahkan langsung dapat
menyebabkan patah tulang pada anggota tubuh dan trauma paru.
a. Aspek organisasi
b. Penilaian primer
c. Intervensi primer
a. Aspek organisasi
- Pra-rumah sakit
- Departemen kegawatdaruratan
- Perlindungan diri dan pasien
• Pra-rumah sakit
• - Perawatan trauma pra-rumah sakit dapat
diberikan oleh dokter dan / atau staf layanan
paramedis darurat-> resusitasi yang adekuat
dimulai lebih awal dan perdarahan dapat
terkontrol
b. Penilaian primer
- A -> Airway (dengan kontrol C-spine )
- B –> Breathing
- C –> Circulation
- D –> Disability and CNS emergencies
Langkah Pemeriksaan (1-8 lihat di bawah)
• A: airway (dengan kontrol C-spine )
-Periksa saluran nafas atas untuk mendeteksi
penyumbatan. Dengarkan apakah ada snooring,
gurgling atau stridor yang mungkin disebabkan oleh
obstruksi jalan nafas sebagian. . Melihat
pengembangan dada dan merasakan aliran udara
melalui hidung atau mulut merupakan cara untuk
memeriksa patensi jalan nafas. Sambil memeriksa
patensi jalan nafas , C-spine kontrol, fiksasi
eksternal kepala dan leher dengan menggunakan
colar neck.
• B: Breathing
memeriksa adanya pernafasan dengan
mengamati adanya gerakan dada dan
mendeteksi aliran udara melalui hidung dan /
atau mulut. Jika ada pernapasan, cari tanda-
tanda gangguan pernapasan.
periksa gerakan dada secara simetris
• C: Circulation
Evaluasi sirkulasi dengan meraba denyut nadi.
AMPLE :
A : Allergics
M : Medication
P : Past history
L : Last meal
E : Events and environment
Gambar 5. Langkah Pemeriksaan (1 - 10 - lihat gambar di bawah) Survei Sekunder
b. Intervensi
- Kontrol perdarahan
- pereda nyeri
• Kontrol perdarahan
-Kontrol perdarahan dengan menggunakan teknik
operasi
Pengendalian perdarahan eksternal atau internal
dengan pembedahan merupakan strategi yang umum
dilakukan. Intervensi bedah selama fase akut sering
diperlukan untuk berbagai indikasi mis. kraniotomi,
reposisi fraktur / dislokasi, stabilisasi tulang belakang
/dekompresi sumsum tulang belakang, debridemen luka,
laparotomy dll. Intervensi bedah mungkin diperlukan di
kemudian hari untuk perawatan definitif.
• penanganan perdarahan konservatif
-Tampon
- Pereda nyeri : * NSAID : Na diclofenac
4). PERAWATAN POST-ACUTE TRAUMA
TERMASUK MANAJEMEN ORGAN YANG SPECIFIC