Kefarmasian di
Puskesmas
Kelompok 3
Aditya Sindu Sakti 1306397072
Agung kristianto 1306402135
Aulika Desthahrina N. 1306405396
Chavella Avatara 1306402545
Cheputri Rahma 1306397116
Dewi Rizky Amalia 1306397204
Discka Winda Syafiqah 1306403491
Herra Williany Monalissa 1306403516
Ifani Pinto Nada 1306403535
Monica Arnady 1306397173
Rd. Roro Altrista Yusrina K. 1306397160
Pendahuluan
Dewi Rizky Amalia 1306397204
Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan
Secara nasional standar wilayah
Kabupaten/Kota yang bertanggung
kerja Puskesmas adalah satu
jawab menyelenggarakan
kecamatan.
pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
penerimaan (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan. Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian
paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
resep
• Obat
Sediaan • Bahan Obat
Farmasi • Obat tradisional
• Kosmetik
Pengendalian
Pencataan dan
dan Distribusi
pelaporan
penggunaan
Perencanaan
Suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah
obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Administrasi
Pendistribusian dan
Penyimpanan
pelaporan
menggunakan kartu Penyimpanan
menggunakan form
stok atau komputer
LP-LPO
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LP-LPO) yaitu formulir yang lazim
digunakan di unit pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah
Administrasi resep
Tujuan
• Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
• Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin
efektivitas, keamanan, dan efisiensi Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai.
• Meningkatkan kerja sama dengan profesi kesehatan lain dan
kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
• Melaksanakan kebijakan obat di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat
Konseling
Tujuan:
a. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan
klinis/pengobatan.
b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi
intruksi pengobatan.
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Merupakan kegiatan pelayanan yang Faktor yang perlu diperhatikan:
dilakukan oleh Apoteker untuk a. Sumber informasi obat.
memberikan informasi secara akurat, b. Tempat.
c. Tenaga.
jelas, dan terkini kepada dokter, apoteker, d. Perlengkapan.
perawat, profesi kesehatan lainnya, dan
pasien.
Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat oleh
jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat
penyimpanan yang memadai).
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen
secara pro aktif dan pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan
melalui telepon, surat, atau tatap muka.
c. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding,
dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan, dan
rawat inap, serta masyarakat.
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
f. Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan
Pelayanan Kefarmasian.
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien
rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
Kegiatan:
a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.
b. Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka, misalnya
apa yang dikatakan dokter mengenai obat, bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari obat tersebut, dan lain-lain.
c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat.
d. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mngidentifikasi
dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat resiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas,
lanjut usia, lingkungan sosial, karakteristik obat, kompleksitas
pengobatan, kompleksitas penggunaan obat, kebingungan atau
kurangnya pengetahuan atau keterampilan tentang bagaimana
menggunakan obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan
pelayanan kefarmasian di rumah yang bertujuan tercapainya
keberhasilan terapi obat.
Ronde/Visit Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan
lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
Memberikan rekomendasi
kepada dokter dalam
pemilihan obat dengan
Memeriksa obat pasien
mempertimbangkan
diagnosis dan kondisi klinis
pasien
Menanyakan obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat
jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien.
Mengkaji terapi obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait
obat yang mungkin terjadi
Untuk pasien lama dengan instruksi baru
Memiliki
Memahami cara
kemampuan untuk
berkomunikasi yang
berinteraksi dengan
efektif.
pasien dan tim.
Mencatat
Memahami teknik
perkembangan
edukasi
pasien.
Pemantauan dan Pelaporan
Efek Samping Obat (ESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap
Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
Tujuan
Menemukan efek Menentukan frekuensi
samping obat sedini dan insidensi efek
mungkin terutama yang samping obat yang sudah
berat, tidak dikenal dan sangat dikenal atau yang
frekuensinya jarang. baru saja ditemukan.
Kegiatan
Mengidentifikasi Obat
dan pasien yang
Menganalisis laporan efek mempunyai resiko tinggi
samping Obat.
mengalami efek samping
Obat.
Ketersediaan
Kerja sama dengan formulir
tim kesehatan lain. Monitoring Efek
Samping Obat.
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping
Tujuan
Memberikan
Mendeteksi masalah rekomendasi
yang terkait dengan penyelesaian masalah
Obat. yang terkait dengan
Obat.
Kriteria pasien
Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
Adanya multidiagnosis.
Memberikan
Mengambil data Melakukan
penjelasan pada
yang dibutuhkan evaluasi.
pasien
Memberikan
rekomendasi
Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan
Peracikan obat
Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk obat
luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan obat dalam bentuk larutan
Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda
untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah
Pelayanan Informasi Obat
Terkini
Sumber Informasi Obat
Referensi Kemasan & Brosur Obat
• Buku Farmakope • Nama dagang obat jadi
• Komposisi
Indonesia • Bobot, isi atau jumlah tiap
• Informasi Spesialite Obat wadah
Indonesia (ISO) • Dosis pemakaian
• Cara pemakaian
• Informasi Obat Nasional • Khasiat atau kegunaan
Indonesia (IONI) • Kontra indikasi (bila ada)
• Tanggal kadaluarsa
• Farmakologi dan Terapi
• Nomor ijin edar/nomor
registrasi
• Nomor kode produksi
• Nama dan alamat industri
Informasi Obat yang Diperlukan
Pasien
• Cuci tangan
• Suppositoria dimasukkan ke
dalam rectum
Obat Supositoria
• Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong
dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ -
1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa.
8
6
55
7
Obat Krim/Salep Rektal
• Bersihkan dan keringkan daerah rektal
• Masukkan salep atau krim secara
perlahan ke dalam rektal
• Cara lain dengan menggunakan aplikator
• Aplikator dihubungkan dengan wadah
salep/krim yang sudah dibuka
• Masukkan ke dalam rektum
• Sediaan ditekan sehingga salep/krim
keluar
• Buka aplikator dan cuci bersih dengan
air hangat dan sabun
• Setelah penggunaan, tangan penderita
dicuci bersih
Obat Vagina
• Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator
sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan
harus diikuti dengan benar.
• Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat
sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional
perawatan kesehatan.
Obat Vagina
• Penderita berbaring dengan kedua
kaki direnggangkan dan dengan
menggunakan aplikator obat
dimasukkan ke dalam vagina sejauh
mungkin tanpa dipaksakan dan
biarkan selama beberapa waktu.
• Setelah penggunaan, aplikator dan
tangan penderita dicuci bersih
dengan sabun dan air hangat.
Pengelolaan Obat &
Bahan Habis Pakai
Cheputri Rahma Astrini 1306397116
Pengelolaan obat dan bahan medis
habis pakai
Tujuan:
perancanaan -Menjamin kelangsungan
ketersediaan dan
Pemantauan keterjangkauan obat dan
penerimaan
dan evaluasi bahan medis habis pakai yang
efisien, efektif, dan rasional
- Meningkatkan kompetensi
tenaga kefarmasian,
Pencatatan dan mewujudkan sistem informasi
penyimpanan
pelaporan
manajemen dan
melaksanakan pengendalian
mutu pelayanan.
Pengendalian pendistribusian
Perencanaan
• Merupakan proses seleksi 1. Pertimbangkan pola
obat dan bahan medis penyakit di puskesmas.
habis pakai untuk 2. Pertimbangka pola
menentukan jenis dan konsumsi obat dan
jumlah obat dalam rangka mutasi obat.
pemenuhan kebutuhan 3. Puskesmas harus
mengaju pada DOEN dan
Formularium Nasional
4. Puskesmas harus
menyediakan
datapemakaian obat
dengan lembar
pemakaian dan lembar
permintaan obat (LPLPO)
permintaan
• Tujuan:
Memenuhi kebutuhan
obat dan bahan habis
pakai sesuai
perencanaan dan
diajukan ke dinkes kota,
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang undangan
dan kebijakan
penerimaan
Adalah kegiatan Petugas penerima wajib
menerima obat dan melakukan pengecekan
bahan habis pakai dari terhadap obat dan
instalasi farmasi bahan medis habis
kabupaten atau kota pakai mencakup jumlah
sesuai permintaan kemasan, jenis dan
obat sesuai dengan isi
dokumen LPLPO dan di
ttd oleh petugas
penerima dan diketahui
oleh kepala puskesmas
penyimpanan
Adalah suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang
diterima agar aman dari kerusakan hingga mutu dapat
dipertahankan.
pendistribusian
Adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan
medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit farmasi puskesmas dan jaringanya
pengendalian
Pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan
Pemantauan dan evaluasi
Monitoring dan
Evaluasi
Discka Winda Syafiqah
1306403491
Monitoring? Evaluasi?
Tujuan
Monitoring • Melakukan perbaikan kualitas
dan pelayanan sesuai standar
Evaluasi
(PMK no. • Meningkatkan kualitas pelayanan
30 tahun jika capaian sudah memuaskan.
2014)
Monitoring dapat
dilakukan oleh tenaga
kefarmasian yang
Contoh:
Monitoring
Monitorin melakukan proses.
pelayanan resep,
penggunaan obat,
g Aktivitas monitoring kinerja tenaga
perlu direncanakan
untuk mengoptimalkan kefarmasian.
hasil pemantauan.
Evaluasi
Tidak
Retrospektif Prospektif Langsung Survei Observasi Audit Review
langsung
Klinis Profesional
Masukan •
•
SDM
Sarana dan Prasarana
• Ketersediaan Dana
(Input) • SPO
• Kebijakan
• Organisasi
Lingkungan •
•
Manajemen
Budaya
• Respons dan Tingkat Pendidikan Masyarakat
Kegiatan Pengendalian Mutu
Pelayanan Kefarmasian
Tindakan
Perencanaan Pelaksanaan
Hasil Monev
Monev Perbaikan
Feedback Peningkatan
Monitoring
• Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses
berlangsung untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung
sesuai dengan yang direncanakan.
• Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
• Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan
obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Evaluasi
• Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian, dilakukan evaluasi.
• Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik
pengambilan data.
• Pelaksanaan evaluasi dapat berupa audit dan review.
Evaluasi berdasarkan
Waktu Pengambilan Data
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan
dilaksanakan.
Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi
barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan
pelaksanaan pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan
dengan waktu pelayanan kesehatan di puskesmas,
sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi berdasarkan
Cara Pengambilan Data
a. Langsung (data primer):
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh
pengambil data.
Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
kefarmasian.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses
dengan menggunakan cek list atau perekaman.
Contoh: pengamatan konseling pasien.
Contoh Survei
Audit
• Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan
pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan
standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan
kinerja tersebut.
• Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai,
mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian
secara sistematis.
a. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan
kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk
pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan
kualitas hidup pasien.
Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
b. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh
seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian
sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil
yang diperoleh.
Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Review
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap
pelaksanaan pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan
dengan standar.
Contoh: kajian penggunaan antibiotik.
Daftar Pustaka
• Departemen Kesehatan R I, D. (2006). Pedoman Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. 1st ed. Jakarta, pp.16 - 18.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 tahun
2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas