Oleh :
Nurul Indah Susanti,S.Psi., M.Si.,Psi
DASAR HUKUM
• Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
• Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tentang
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
• Permenakertrans No. 8 tahun 2012 tentang
Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
• PBNSP 210 tahun 2014 tentang Persyaratan
Umum Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi Profesi
INDUSTRI
KKNI
OKUPASI
SKKNI
DIKLAT SERTIFIKASI
LDP PROFESI KOMPETENSI BNSP/LSP
(CBT) (CBA)
SIKLUS PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI
Pasar Kerja
Lembaga
Pengembangan Modul Proses Pendidikan
Pendidikan
Pembelajaran Berdasar Berbasis Kompetensi
Skema Sertifikasi Kerja
LT1. Mengenali Sistem Penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI )
KOMPETEN ?
KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN
DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI
OLEH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN
SUATU PEKERJAAN, YANG DIDASARI
OLEH PENGETAHUAN, KETERAMPILAN
DAN SIKAP KERJA SESUAI DENGAN
UNJUK KERJA YANG DITETAPKAN
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA
ASPEK
KRITIS
PENGETAHUAN
KOMPETENSI KERJA
ASPEK ASPEK
KRITIS KRITIS
ASPEK
KRITIS = INDIKATOR KUAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN AGAR BERHASIL
Standar Kompetensi Kerja
Adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Jenis standar kompetensi Kerja
◦ SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan
syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
◦ Standar kompetensi kerja internasional adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh
suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.
◦ Standar kompetensi kerja khusus adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh
organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri
dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang
memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang
bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan
PERMENAKERTRANS No.8 Tahun 2012
TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI
Pasal 8
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus
memenuhi prinsip:
a.relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di
masing-masing sektor atau lapangan usaha;
b.valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;
c.aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d.fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
e.mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan
dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun
internasional.
LANJUTAN .........
Pasal 9
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi
ketentuan:
a.berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi
manajemen tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat
dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,
termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang
lain;
b.mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat
kerja secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;
c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan
d.dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.
LANJUTAN .........
Pasal 10
(1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan
usaha mengacu pada peta kompetensi yang
disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau
lapangan usaha yang bersangkutan.
(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu
pada RMCS.
Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model
standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan
pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa.
LANJUTAN .........
Pasal 11
(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:
a.tujuan utama (main purpose);
b.fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main
purpose);
c.fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key
function); dan
d.fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major
function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,
golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.
KUK
ELEMEN
TUJUAN
FUNGSI FUNGSI KUK
ORGANISASI FUNGSI
KUNCI
FUNGSI
/INDUSTRI FUNGSI
KUNCI
UTAMA
FUNGSI
KUNCI
UTAMA
UTAMA KUK
KUK
ELEMEN
KUK
PETA FUNGSI TENAGA MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA
Pembinaan Pengadaan Pembinaan Kinerja
Kepangkatan Dan
Pensiun Dan Perundangan
- Pengadaan - Pembinaan
- Rekrutmen Dan Kinerja
Kepangkatan PNS Jabatan
Dan Mutasi Analis - Penggajian Dan Kesejahteraan
- Pembinaan - Pengembangan Jabatan Karir
Pensiun PNS Dan Hukum Dan
Pejabat Negara Perundangan
PELAYANAN
- Perencanaan Kepegawaian PUBLIK
- Pengawasan (QC) Dan Informasi
- Standardisasi Dan •Pengolahan Data
- Pengendalian (QA) Kompetensi
- Pengkajian Dan •Pengelolaan Jaringan
Penelitian Dan Informasi
- Pendidikan Dan •Pengelolaan
Pengendalian Pelatihan Dokumen Dan Arsip
Kepegawaian Pengembangan Pembinaan Informasi
Kepegawaian Kepegawaian 15
PETA FUNGSI TENAGA KESEHATAN
Tenaga Tenaga
Keterapian Fisik Tenaga Gizi Tenaga Medis
Keperawatan
- fisioterafis - nutrisionis
- perawat - dokter
- okupasiterafis - dokter gigi
- bidan - dietisien
- terpis wicara.
JASA PELAYANAN
- radiografer KESEHATAN
- epidemiolog kesehatan
administrator radioterafis
- apoteker teknisi gizi
kesehatan - entomolog kesehatan,
- mikrobiolog kesehatan perekam teknisi elektromedis
- penyuluh kesehatan, - analis farmasi medis. analis kesehatan,
- sanitarian - asisten apoteker. refraksionis optisien
otorik prostetik
Tenaga Kesehatan Tenaga teknisi transfusi 16
Masyarakat Kefarmasian Tenaga Keteknisian Medis
Aktifitas
pekerjaan Instruksi
Kerja/Langkah kerja
Rincian
Langkah – langkah / pada Industri yang
Unit – unit prosedur/ Tugas Terukur dan dapat
Dapat berupa proses diobservasi
kompetensi manajemen atau proses
produksi
Produk / Jasa
Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja
Kriteria
Unjuk Deskripsi aspek
Kerja kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
Batasan asesmen
Variabel
Panduan
Penilaian
LANJUTAN .........
Pasal 13
INTERNALISASI PENGEMBANGAN
STANDAR KOMPETENSI
SKKNI: KETELUSURAN/INTERFACE PENERAPAN PADA INDUSTRI, PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam soldering/desoldering komponen
Pernyataan elektronik/elektrik
Tugas/Pekerjaan yang Kinerja yang harus dicapai pada setiap
akan dilakukan elemen
Kata kerja/ aktif performatif Kata kerja pasif
4. Melakukan desoldering 4.1 Teknik yang benar, prosedur, perkakas dan peralatan
yang digunakan untuk desoldering dipilih sesuai tugas
yang diberikan
4.2 Material/komponen dibongkar menggunakan prosedur
yang benar dengan meminimumkan kerusakan terhadap
material/komponen
4.3 Material/komponen dilepas dan dibersihkan sesuai
spesifikasi.
1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan/atau tim kerja
1.2 Pekerjaan dilaksanakan di lingkungan produksi atau pemeliharaan menggunakan prosedur
mutu, keselamatan kerja dan standar kerja yang telah ditentukan
1.3 Perkakas dan peralatan solder dapat mencakup :
1.3.1 Perkakas
1.3.1.1 Seluruh type solder besi
1.3.1.2 Cutter
1.3.1.3 Sikat
1.3.1.4 Kikir
1.3.1.5 Soldering tips
1.3.1.6 Solder syringes
1.3.1.7 Alat penjepit
1.3.2 Material
1.3.2.1 Timah solder : kawat padat
1.3.2.2 Flux/pasta solder : resin atau serbuk
1.4 Seluruh material dan prosedur melalui instruksi kerja
1.5 Inspeksi dilaksanakan secara visual, Teknik mekanik atau listrik dengan peralatan yang
telah set.
3.2 Keterampilan
3.2.1 Melakukan penyolderan rutin
3.2.2 Melakukan pembongkaran hasil solder
3.2.3 Melakukan persiapan material
3.2.3 Menerapkan solder dan flux yang berbeda
3.2.4 Mendemonstrasikan praktik kerja aman
4. Sikap kerja
4.1 Teliti
4.2 Hati-hati
5. Aspek kritis
5.1 Keselamatan
5.2 Kualitas
5.3 Penanganan material
LT2. Menginterpretasi Persyaratan Pengembangan
Skema Sertifikasi (PBNSP 210)
Identifikasi Komite Skema pada lembaga
sertifikasi profesi untuk skema sertifikasi
unit dan paket (klaster), dan pada instansi
teknis untuk Okupasi Nasional dan KKNI.
Identifikasi organisasi/badan/atau
Profesi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan skema sertifikasi.
2.1. Identifikasi Komite Skema pada lembaga sertifikasi
profesi untuk skema sertifikasi unit dan paket (klaster),
dan pada instansi teknis untuk Okupasi Nasional dan KKNI.
Komite Skema:
– Pada LSP,
– Pada Otoritas kompeten (K/L)
Jenis skema sertifikasi:
– KKNI (kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia)
– KON (Kualifikasi Okupasi Nasional)
– PAKET atau CLUSTER
– UNIT
– PROFISIENSI
2.2. Identifikasi Standar kompetensi yang sah (SKKNI /
SI/SKK) yang setara.
JABATAN
KERJA/PEKERJAAN UNIT-UNIT
YANG ADA DI KOMPETENSI
INDUSTRI (JOB DES)
S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF K
8
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V TEKNISI /
ANALIS
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan II MOTORIK
(3) (3) OPERATOR
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan
skema sertifikasi (lanjutan)
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional
Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan
oleh otoritas kompeten.
Dapat berupa, okupasi:
• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka
standardisasi kompetensi nasional.
• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi
oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi
utama (major) dalam sistem industri, atau standar
jabatan/fungi okupasi khusus yang mampu telusur dengan
standar nasional dan/atau internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti
dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis
Contoh skema sertifikasi klaster
Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan
skema sertifikasi (lanjutan)
• Industri
• Tenaga kerja
• Pemerintah
• Masyarakat luas
• Persyaratan pasar.
2.6. Identifikasi organisasi/badan/atau Profesi
yang bertanggung jawab dalam pengembangan
skema sertifikasi.
Penanggungjawab:
• Otoritas kompeten KKNI, KON
• LSP klaster, unit, profisiensi.
Program kerja perumusan skema
sertifikasi
LT3. Mengembangkan Skema Sertifikasi
3.1.Identifikasi Struktur Skema Sertifikasi
• Latar Belakang
• Tujuan Sertifikasi
• Acuan Normatif
• Kemasan/Paket Kompetensi
• Persyaratan dasar pemohon sertifikasi,
• Hak pemohon sertifikasi & kewajiban pemegang
sertifikat,
• Biaya sertifikasi,
• Proses sertifikasi (persyaratan pendaftaran, proses
asesmen, proses uji kompetensi,keputusan sertifikasi,
pemeliharan sertifikasi dan proses sertifikasi ulang)
(Lihat PBNSP klausul 9)
3.2 Proses Survailen untuk memantau
pemenuhan standar kompetensi
Uji Proficiensi
Asesmen lapangan;
Informasi dari otoritas regulasi;
Pengembangan profesi dengan ujian;
Keluhan dan informasi dari pihak terkait;
Interview terstruktur;
Tindakan hukum terhadap pemegang sertifikat;
Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang
memuaskan dan rekaman pengalaman kerja;
Ujian;
Pengecekan kemampuan fisik.
3.3 Persyaratan Sertifikasi Ulang
• Menandatangani persetujuan
penggunaan sertifikat sesuai
Pedoman BNSP 201.
• Menjaga kode etik profesi,
• Mengikuti surveilan LSP
Dua kegiatan lagi terkait
pengembangan skema
sertifikasi:
1. Validasi skema sertifikasi
2. Pemeliharaan skema sertifikasi