Anda di halaman 1dari 51

MENGENALI STANDAR KOMPETENSI

KERJA DAN SKEMA SERTIFIKASI

Oleh :
Nurul Indah Susanti,S.Psi., M.Si.,Psi
DASAR HUKUM
• Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
• Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tentang
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
• Permenakertrans No. 8 tahun 2012 tentang
Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
• PBNSP 210 tahun 2014 tentang Persyaratan
Umum Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi Profesi

• Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang


Revitalisasi SMK
JUMLAH LSP P1 SMK
 Maret 2019 : 861 LSP

JUMLAH SKEMA LSP P1 SMK


 Skema Lama : 64 skema ( th. 2015)
 Skema Penambahan : 81 Skema ( 18 April 2019)
terdiri dari : 78 skema baru
3 skema pembaharuan
3 PILAR UTAMA
PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

INDUSTRI

KKNI
OKUPASI
SKKNI

DIKLAT SERTIFIKASI
LDP PROFESI KOMPETENSI BNSP/LSP
(CBT) (CBA)
SIKLUS PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

Pasar Kerja

Pengembangan Standar Asosiasi Industri/ Fasilitasi Penempatan


Kompetensi Perusahaan dan Rekruitmen

Identifikasi Standar Kom- Uji Kompetensi dan


petensi & Pengembangan Sertifikasi Kompetensi
skema sertifikasi BNSP-LSP

Lembaga
Pengembangan Modul Proses Pendidikan
Pendidikan
Pembelajaran Berdasar Berbasis Kompetensi
Skema Sertifikasi Kerja
LT1. Mengenali Sistem Penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI )

KOMPETEN ?
KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN
DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI
OLEH SESEORANG UNTUK MELAKUKAN
SUATU PEKERJAAN, YANG DIDASARI
OLEH PENGETAHUAN, KETERAMPILAN
DAN SIKAP KERJA SESUAI DENGAN
UNJUK KERJA YANG DITETAPKAN
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA

ASPEK
KRITIS

PENGETAHUAN

KOMPETENSI KERJA

KEAHLIAN SIKAP KERJA

ASPEK ASPEK
KRITIS KRITIS

ASPEK
KRITIS = INDIKATOR KUAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN AGAR BERHASIL
Standar Kompetensi Kerja
Adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
 Jenis standar kompetensi Kerja
◦ SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan
syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
◦ Standar kompetensi kerja internasional adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh
suatu organisasi multinasional dan digunakan secara
internasional.
◦ Standar kompetensi kerja khusus adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh
organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri
dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang
memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang
bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan
PERMENAKERTRANS No.8 Tahun 2012
TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI

Pasal 8
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus
memenuhi prinsip:
a.relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di
masing-masing sektor atau lapangan usaha;
b.valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;
c.aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d.fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
e.mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan
dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun
internasional.
LANJUTAN .........
Pasal 9
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi
ketentuan:
a.berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi
manajemen tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat
dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,
termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang
lain;
b.mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat
kerja secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;
c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan
d.dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.
LANJUTAN .........
Pasal 10
(1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan
usaha mengacu pada peta kompetensi yang
disusun dalam RIP SKKNI di sektor atau
lapangan usaha yang bersangkutan.
(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu
pada RMCS.
Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model
standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan
pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa.
LANJUTAN .........
Pasal 11
(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:
a.tujuan utama (main purpose);
b.fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main
purpose);
c.fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key
function); dan
d.fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major
function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,
golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.

(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d


diidentifikasi sebagai unit kompetensi.
PEMETAAN KOMPETENSI BERDASAR RMCS, 2007
KUK

PENILAIAN + KOMPETENSI KUNCI


BATASAN VARIABEL + PANDUAN
KUK
ELEMEN
KUK
BASIC
FUNCTIONS KUK
(Judul unit ELEMEN
kompetensi) KUK

KUK
ELEMEN
TUJUAN
FUNGSI FUNGSI KUK
ORGANISASI FUNGSI
KUNCI
FUNGSI
/INDUSTRI FUNGSI
KUNCI
UTAMA
FUNGSI
KUNCI
UTAMA
UTAMA KUK

PENILAIAN + KOMPETENSI KUNCI


BATASAN VARIABEL + PANDUAN
KUK
ELEMEN
KUK
BASIC
FUNCTIONS KUK
(Judul unit ELEMEN
kompetensi) KUK
14

KUK
ELEMEN
KUK
PETA FUNGSI TENAGA MANAJEMEN KEPEGAWAIAN NEGARA
Pembinaan Pengadaan Pembinaan Kinerja
Kepangkatan Dan
Pensiun Dan Perundangan
- Pengadaan - Pembinaan
- Rekrutmen Dan Kinerja
Kepangkatan PNS Jabatan
Dan Mutasi Analis - Penggajian Dan Kesejahteraan
- Pembinaan - Pengembangan Jabatan Karir
Pensiun PNS Dan Hukum Dan
Pejabat Negara Perundangan
PELAYANAN
- Perencanaan Kepegawaian PUBLIK
- Pengawasan (QC) Dan Informasi
- Standardisasi Dan •Pengolahan Data
- Pengendalian (QA) Kompetensi
- Pengkajian Dan •Pengelolaan Jaringan
Penelitian Dan Informasi
- Pendidikan Dan •Pengelolaan
Pengendalian Pelatihan Dokumen Dan Arsip
Kepegawaian Pengembangan Pembinaan Informasi
Kepegawaian Kepegawaian 15
PETA FUNGSI TENAGA KESEHATAN
Tenaga Tenaga
Keterapian Fisik Tenaga Gizi Tenaga Medis
Keperawatan
- fisioterafis - nutrisionis
- perawat - dokter
- okupasiterafis - dokter gigi
- bidan - dietisien
- terpis wicara.
JASA PELAYANAN
- radiografer KESEHATAN
- epidemiolog kesehatan
administrator radioterafis
- apoteker teknisi gizi
kesehatan - entomolog kesehatan,
- mikrobiolog kesehatan perekam teknisi elektromedis
- penyuluh kesehatan, - analis farmasi medis. analis kesehatan,
- sanitarian - asisten apoteker. refraksionis optisien
otorik prostetik
Tenaga Kesehatan Tenaga teknisi transfusi 16
Masyarakat Kefarmasian Tenaga Keteknisian Medis
Aktifitas
pekerjaan Instruksi
Kerja/Langkah kerja
Rincian
Langkah – langkah / pada Industri yang
Unit – unit prosedur/ Tugas Terukur dan dapat
Dapat berupa proses diobservasi
kompetensi manajemen atau proses
produksi
Produk / Jasa

Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja
Kriteria
Unjuk Deskripsi aspek
Kerja kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
Batasan asesmen
Variabel

Panduan
Penilaian
LANJUTAN .........
Pasal 13

(1) SKKNI disusun dengan struktur sebagai


berikut:
a. kode unit;
b. judul unit ;
c. deskripsi unit;
d. elemen kompetensi;
e. kriteria unjuk kerja;
f. batasan variabel; dan
g. panduan penilaian.
Format Unit Kompetensi RMCS?
KODE UNIT :

JUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktif


DESKRIPSI UNIT :
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. …… ( Kalimat Aktif ) Memuat KSA( Pengetahuan, Keterampilan/


keahliah dan Sikap Kerja ) dengan
menggunakan kalimat Pasif

2. ……( Kalimat Aktif ) ……..Kalimat pasif

3. dstnya……………. Dst ……………….

RENTANG VARIABEL ( Konteks variabel, tgs yg hrs dilaksanakn,


perlengkapan,& peraturn )
PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian,
K,S & A )
LANJUTAN .........
Pasal 12
SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, atau
golongan usaha tertentu dapat disusun dalam
kemasan sebagai berikut:
a. kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
b. jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu
pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi;
c. klaster kompetensi, dengan mengacu pada
kebutuhan khusus kompetensi tertentu sesuai
kebutuhan industri atau organisasi.
LATIHAN 1

INTERNALISASI PENGEMBANGAN
STANDAR KOMPETENSI
SKKNI: KETELUSURAN/INTERFACE PENERAPAN PADA INDUSTRI, PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI

PENERAPAN PADA SKKNI PENERAPAN PADA


INDUSTRI PENDIDIKAN
≈ SKKI, SKK ≈ DACUM CP ≈

≈ Judul Unit ≈ Judul Materi Jud


Judul SOP ≈
Kompetensi Pembelajaran

Ruang Lingkup SOP ≈ ≈ Ruang Lingkup Materi ≈


Diskripsi Unit
Pembelajarn
Langkah Utama Proses ≈ Tujuan Instruksional
Elemen ≈ ≈
Khusus (Learning
Objectives)
Indikator kompetensi/
Instruksi Kerja ≈ Kriteria Unjuk Kerja ≈ ≈ Krit
kompetensi dasar
(KUK)

Speseifikasi sesuai kontek ≈ Batas Variabel ≈ Kontetualisasi pembelajaran ≈ K


≈ ≈
QA Panduan Penilaian Evaluasi Pan
KODE UNIT : LOGOO.05.001.01

JUDUL UNIT : Melakukan Soldering/Desoldering


Komponen Elektronik/Elektrik
KODE UNIT : LOG.OO05.001.01

JUDULUNIT : Melakukan Soldering/Desoldering Komponen Elektronik/Elektrik

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam soldering/desoldering komponen
Pernyataan elektronik/elektrik
Tugas/Pekerjaan yang Kinerja yang harus dicapai pada setiap
akan dilakukan elemen
Kata kerja/ aktif performatif Kata kerja pasif

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan material 1.1 Instruksi persiapan material diikuti


soldering
Langkah-langkah 1.2 Material dipersiapkan menggunakan perkakas,
peralatan dan prosedur yang benar
kegiatan yang 1.3 Material dipersiapkan sesuai spesifikasi
harus dilakukan menggunakan instruksi atau SOP
dalam
melaksanakan 2. Melakukan soldering material 2.1 Teknik, prosedur, material dan perkakas solder yang
benar dipilih
unit kompetensi 2.2 Material disambung, dipasang, dan dibentuk sesuai
spesikasi
Kata kerja/ aktif 2.3 Soldering diterapkan menggunakan teknik yang benar
performatif 2.4 Material berlebih dihilangkan menggunakan perkakas
dan teknik yang benar
2.5 Prosedur pengamanan komponen diamati sesuai SOP
3. Melakukan inspeksi 3.1 Prosedur inspeksi dilakukan sesuai SOP
sambungan solder 3.2 Hasil-hasil inspeksi dilaporkan/dicatat sesuai SOP

4. Melakukan desoldering 4.1 Teknik yang benar, prosedur, perkakas dan peralatan
yang digunakan untuk desoldering dipilih sesuai tugas
yang diberikan
4.2 Material/komponen dibongkar menggunakan prosedur
yang benar dengan meminimumkan kerusakan terhadap
material/komponen
4.3 Material/komponen dilepas dan dibersihkan sesuai
spesifikasi.

Konteks berupa lingkungan kerja, peralatan dan


perlengkapan, norma dan standar, rentang
BATASAN VARIABEL
pernyataan serta peraturan dan ketentuan
terkait
Konteks Variabel :

1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan/atau tim kerja
1.2 Pekerjaan dilaksanakan di lingkungan produksi atau pemeliharaan menggunakan prosedur
mutu, keselamatan kerja dan standar kerja yang telah ditentukan
1.3 Perkakas dan peralatan solder dapat mencakup :
1.3.1 Perkakas
1.3.1.1 Seluruh type solder besi
1.3.1.2 Cutter
1.3.1.3 Sikat
1.3.1.4 Kikir
1.3.1.5 Soldering tips
1.3.1.6 Solder syringes
1.3.1.7 Alat penjepit
1.3.2 Material
1.3.2.1 Timah solder : kawat padat
1.3.2.2 Flux/pasta solder : resin atau serbuk
1.4 Seluruh material dan prosedur melalui instruksi kerja
1.5 Inspeksi dilaksanakan secara visual, Teknik mekanik atau listrik dengan peralatan yang
telah set.

Data & informasi yang diperlukan untuk


mengases seseorang & cara asesmen kompetensi
PANDUAN PENILAIAN yang harus dilakukan sesuai KUK & Batasan
variabel
1. Konteks Penilaian :
1.1 Unit kompetensi ini dapat diases di tempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya.
Apabila asesmen terjadi di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan dengan karakteristik yang
mencerminkan seperti kondisi tempat kerja nyata
1.2 Asesmen dapat dilakukan dengan metode pertanyaan lisan, pertanyaan tertulis, observasi
demonstrasi, observasi portofolio, laporan orang lain dan metode lain yang relevan
2. Persyaratan kompetensi
2.1 Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : Tidak ada

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Prosedur kerja aman
3.1.2 Metoda persiapan sambungan
3.1.3 Sifat-sifat flux
3.1.4 Prosedur pencegahan kerusakan elektronik
3.1.5 Pengujian & inspeksi sambungan solder

3.2 Keterampilan
3.2.1 Melakukan penyolderan rutin
3.2.2 Melakukan pembongkaran hasil solder
3.2.3 Melakukan persiapan material
3.2.3 Menerapkan solder dan flux yang berbeda
3.2.4 Mendemonstrasikan praktik kerja aman

4. Sikap kerja
4.1 Teliti
4.2 Hati-hati

5. Aspek kritis
5.1 Keselamatan
5.2 Kualitas
5.3 Penanganan material
LT2. Menginterpretasi Persyaratan Pengembangan
Skema Sertifikasi (PBNSP 210)
 Identifikasi Komite Skema pada lembaga
sertifikasi profesi untuk skema sertifikasi
unit dan paket (klaster), dan pada instansi
teknis untuk Okupasi Nasional dan KKNI.

 Identifikasi Standar kompetensi yang sah


(Standar Kompetensi Kerja Nasional dan
Harmonized International Standards)
dan/atau standar khusus yang ekivalen,

 Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih


 Identifikasi Skema sertifikasi profesi
dibuat sebagai jawaban atas persyaratan
pemerintah yang spesifik (misalnya
perlindungan masyarakat) atau kebutuhan
pasar (seperti kredibilitas, kepercayaan
dan peningkatan profesi/pekerjaan);

 Identifikasi organisasi/badan/atau
Profesi yang bertanggung jawab dalam
pengembangan skema sertifikasi.
2.1. Identifikasi Komite Skema pada lembaga sertifikasi
profesi untuk skema sertifikasi unit dan paket (klaster),
dan pada instansi teknis untuk Okupasi Nasional dan KKNI.

Komite Skema:
– Pada LSP,
– Pada Otoritas kompeten (K/L)
Jenis skema sertifikasi:
– KKNI (kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia)
– KON (Kualifikasi Okupasi Nasional)
– PAKET atau CLUSTER
– UNIT
– PROFISIENSI
2.2. Identifikasi Standar kompetensi yang sah (SKKNI /
SI/SKK) yang setara.

• Identifikasi standar kompetensi yang syah (SKKNI,


standar internasional, standar khusus) berdasarkan
jenis fungsi dasar dalam peta untuk dikelompokkan
dalam skema sertifikasi sesuai permintaan
industri/organisasi.
• Petakan standardisasi kompetensi berdasar RMCS,
– buat fishbone map (fungsi tujuan bisnis/organisasi,
fungsi kunci, dan fungsi utama)
– Buat peta dalam tabel peta standardisasi (fungsi
tujuan bisnis/organisasi, fungsi kunci, fungsi utama,
dan fungsi dasar)
ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI
STANDAR
KOMPETENSI

JABATAN
KERJA/PEKERJAAN UNIT-UNIT
YANG ADA DI KOMPETENSI
INDUSTRI (JOB DES)

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI


DALAM KKNI ATAU JABATAN

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI


DALAM CLUSTER
Identifikasi unit kompetensi dalam
Mengembangkan skema sertifikasi (lanjutan)

Skema Sertifikasi KKNI


• Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan oleh
otoritas kompeten.
• Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi berdasarkan 9
level KKNI.
• Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang
berdasarkan diskripsi dalam KKNI.
• Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai acuan
jenjang fungsional/golongan pada suatu industri/orgtanisasi.
• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi oleh
Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
• mampu telusur dengan standar nasional dan/atau internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi
umum, inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis
(1) Skema Sertifikasi KKNI
JENJANG KANDUNGAN UNSUR KANDUNGAN UNSUR
KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL

S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF K
8
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V TEKNISI /
ANALIS
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan II MOTORIK
(3) (3) OPERATOR
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan
skema sertifikasi (lanjutan)
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional
 Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan
oleh otoritas kompeten.
 Dapat berupa, okupasi:
• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka
standardisasi kompetensi nasional.
• Setiap LSP yang melakukan kegiatan ini harus dilisensi
oleh Lembaga Otoritas Sertifikasi Profesi (BNSP).
• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi
utama (major) dalam sistem industri, atau standar
jabatan/fungi okupasi khusus yang mampu telusur dengan
standar nasional dan/atau internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum, inti
dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis
Contoh skema sertifikasi klaster
Identifikasi unit kompetensi dalam Mengembangkan
skema sertifikasi (lanjutan)

Skema Sertifikasi Profisiensi


• Skema sertifikasi yang terbatas untuk
memelihara kompetensi.
• Bersifat normatif yang mengidentifikasi
indikator-indikator kuat kriteria unjuk kerja
dan dikembangkan menjadi ujian/examination.
• Kesimpulan hasil tidak bersifat unit kompetensi
tetapi suatu klaster.
• Persyaratan dasar, peserta harus sudah
membuktikan kompetensinya.
• Dikembangkan oleh LSP Profisiensi.
2.3. Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih

• SKKNI diverifikasi oleh


Kemenakertrans sebelum menjadi
SKKNI (RSKKNI).
• Standar kompetensi (internasional
dan khusus) sebelum digunakan
diregistrasi oleh kemenakertrans.
2.4.Identifikasi Skema sertifikasi profesi dibuat sebagai
jawaban atas persyaratan pemerintah yang spesifik

• Ditetapkan pemerintah (safety, security,


potential public disputes)
• Tuntutan pasar (seperti kredibilitas,
kepercayaan dan peningkatan
profesi/pekerjaan);
• Tuntutan industri/organisasi untuk deklarasi
bahwa produk/jasanya dibuat oleh tenaga
kerja yang berkualifikasi dan kompeten.
2.5. Identifikasi Informasi dari
pihak yang terkait.

• Industri
• Tenaga kerja
• Pemerintah
• Masyarakat luas
• Persyaratan pasar.
2.6. Identifikasi organisasi/badan/atau Profesi
yang bertanggung jawab dalam pengembangan
skema sertifikasi.

 Penanggungjawab:
• Otoritas kompeten  KKNI, KON
• LSP  klaster, unit, profisiensi.
 Program kerja perumusan skema
sertifikasi
LT3. Mengembangkan Skema Sertifikasi
3.1.Identifikasi Struktur Skema Sertifikasi
• Latar Belakang
• Tujuan Sertifikasi
• Acuan Normatif
• Kemasan/Paket Kompetensi
• Persyaratan dasar pemohon sertifikasi,
• Hak pemohon sertifikasi & kewajiban pemegang
sertifikat,
• Biaya sertifikasi,
• Proses sertifikasi (persyaratan pendaftaran, proses
asesmen, proses uji kompetensi,keputusan sertifikasi,
pemeliharan sertifikasi dan proses sertifikasi ulang)
(Lihat PBNSP klausul 9)
3.2 Proses Survailen untuk memantau
pemenuhan standar kompetensi

 Uji Proficiensi
 Asesmen lapangan;
 Informasi dari otoritas regulasi;
 Pengembangan profesi dengan ujian;
 Keluhan dan informasi dari pihak terkait;
 Interview terstruktur;
 Tindakan hukum terhadap pemegang sertifikat;
 Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang
memuaskan dan rekaman pengalaman kerja;
 Ujian;
 Pengecekan kemampuan fisik.
3.3 Persyaratan Sertifikasi Ulang

• Menjamin bahwa profesi yang disertifikasi


selalu memenuhi standar kompetensi yang
mutakhir.
• Aturan tersebut termasuk frekuensi dan
cakupan kegiatan sertifikasi ulang harus
disahkan oleh komite skema.
3.4 Persyaratan Penggunaan
Sertifikat Kompetensi

• Menandatangani persetujuan
penggunaan sertifikat sesuai
Pedoman BNSP 201.
• Menjaga kode etik profesi,
• Mengikuti surveilan LSP
Dua kegiatan lagi terkait
pengembangan skema
sertifikasi:
1. Validasi skema sertifikasi
2. Pemeliharaan skema sertifikasi

Catatan: Kadua materi tersebut diberikan pada pelatihan khusus


mengenai pengembangan skema sertifikasi
LATIHAN 2
Kembangkan struktur skema sertifikasi sesuai
bidang tugas LSP
FR-SKEMA-03. DOKUMEN SKEMA SERTIFIKASI
4). Pengembangan Skema Sertifikasi
• Skema Sertifikasi: paket kompetensi dan persyaratan lain
yang berkaitan dengan katagori jabatan atau keahlian
tertentu dari seseorang

• Pemetaan PERUMUSAN PEMELIHARAN


SKEMA • Uji coba SKEMA
fungsi kerja,
• Identifikasi • Kaji ulang • Kaji ulang
• Identifikasi Standar yg
kebutuhan terverifikasi • Verifikasi • Monitoring
sertifikasi • menetapkan persyaratan (FR-SKEMA-04)
(FR-SKEMA-01)
• Perbaikan
dasar berlanjut
• Menetapkan proses VALIDASI (FR-SKEMA-05)
PEMETAAN & RANCANGAN
IDENTIFIKASI
sertifikasi (FR-SKEMA-02) &
(FR-SKEMA-03) SKEMA
FUNGSI KERJA
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai