Anda di halaman 1dari 66

LM 4

MENGENALI STANDAR KOMPETENSI


KERJA DAN MENGEMBANGKAN SKEMA
SERTIFIKASI
PERMENAKERTRANS NO.5/2012 & NO.8/2012
PBNSP 210 - 2014
LT 1.
Mengenali Standar Kompetensi Kerja
33PILAR
PILARUTAMA
UTAMA
PENGEMBANGANSDM
PENGEMBANGAN SDM BERBASIS
BERBASISKOMPETENSI
KOMPETENSI

INDUSTRI

KKNI
OKUPASI
SKKNI

DIKLAT SERTIFIKASI
LDP PROFESI KOMPETENSI BNSP/LSP
(CBT) (CBA)
SIKLUS PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI

Pasar Kerja

Pengembangan Standar Asosiasi Industri/ Fasilitasi Penempatan


Kompetensi Perusahaan dan Rekruitmen

Identifikasi Standar Kom- Uji Kompetensi dan


petensi & Pengembangan Sertifikasi Kompetensi
skema sertifikasi BNSP-LSP

Lembaga
Pengembangan Modul Proses Pendidikan
Pendidikan
Pembelajaran Berdasar Berbasis Kompetensi
Skema Sertifikasi Kerja
LT1. Mengenali Sistem Penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI )

KOMPETEN ?
KOMPETEN DIARTIKAN KEMAMPUAN
DAN KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH
SESEORANG UNTUK MELAKUKAN SUATU
PEKERJAAN, YANG DIDASARI OLEH
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN
SIKAP KERJA SESUAI DENGAN UNJUK
KERJA YANG DITETAPKAN
Standar Kompetensi Kerja
Adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA

ASPEK
KRITIS

PENGETAHUAN

KOMPETENSI KERJA

KEAHLIAN SIKAP KERJA

ASPEK ASPEK
KRITIS KRITIS

ASPEK
KRITIS = INDIKATOR KUAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN AGAR BERHASIL
 Jenis standar kompetensi Kerja
◦ SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
◦ Standar kompetensi kerja internasional adalah standar
kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu
organisasi multinasional dan digunakan secara internasional.
◦ Standar kompetensi kerja khusus adalah standar kompetensi
kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk
memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja
sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain
yang memerlukan
PERMENAKERTRANS No.8 Tahun 2012
TENTANG TATACARA PENETAPAN SKKNI

Pasal 8
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI harus
memenuhi prinsip:
a.relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di
masing-masing sektor atau lapangan usaha;
b.valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;
c.aseptabel oleh para pemangku kepentingan;
d.fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan; dan
e.mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan
dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional
maupun internasional.
LANJUTAN .........
Pasal 9
Rancangan SKKNI yang akan ditetapkan sebagai SKKNI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi
ketentuan:
a.berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi
manajemen tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat
dan kompetensi menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,
termasuk tanggung jawab dan bekerja sama dengan orang lain;
b.mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja
secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;
c. dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan
d.dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.
LANJUTAN .........
Pasal 10
(1) Penyusunan SKKNI di setiap sektor atau lapangan
usaha mengacu pada peta kompetensi yang disusun
dalam RIP SKKNI di sektor atau lapangan usaha
yang bersangkutan.
(2) Penyusunan SKKNI dan pemetaan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu
pada RMCS.

Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model


standar kompetensi yang pengembangannya menggunakan
pendekatan fungsi dari proses kerja untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa.
LANJUTAN .........
Pasal 11
(1) Pemetaan SKKNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) disusun dalam susunan fungsi pekerjaan yang mencakupi:
a.tujuan utama (main purpose);
b.fungsi kunci (key function) dari tujuan utama (main purpose);
c.fungsi utama (major function) dari fungsi kunci (key
function); dan
d.fungsi dasar (basic function) dari fungsi utama (major
function), dari lapangan usaha pada klasifikasi kategori,
golongan pokok, golongan atau sub golongan usaha tertentu.

(2) Fungsi dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d


diidentifikasi sebagai unit kompetensi.
PEMETAAN KOMPETENSI BERDASAR RMCS, 2007

TUJUAN
FUNGSI FUNGSI
ORGANISASI FUNGSI
KUNCI
FUNGSI
/INDUSTRI FUNGSI
KUNCI
UTAMA
FUNGSI
KUNCI
UTAMA
UTAMA

13
* PEMETAAN KOMPETENSI RMCS
Regional Model Competency Standards KUK

PENILAIAN + KOMPETENSI KUNCI


BATASAN VARIABEL + PANDUAN
SUMBER KUK
ELEMEN
40 QUESTIONS ON
LABOUR COMPETENCIES KUK
BASC FUNCTION
(UNIT KUK
KOMPETENSI) ELEMEN
KUK

KUK

MAJOR ELEMEN
MAIN KEY KUK
PURPOSE FUNCTION FUNCTION
(FUNGSI
UTAMA ) KUK

PENILAIAN + KOMPETENSI KUNCI


BATASAN VARIABEL + PANDUAN
KUK
ELEMEN
WHAT FOR KUK
BASIC FUCTION
(UNIT KUK
KOMPETENSI) ELEMEN
KUK

WHAT NEEDS TO BE DONE, HOW KUK


ELEMEN 1
4
KUK
FUNGSI KUNCI FUNGSI KUNCI FUNGSI KUNCI

Fungsi Utama

FUNGSI DASAR

FUNGSI UTAMA
FUNGSI (MAJOR FUNCTION)
UTAMA

FUNGSI UTAMA

FUNGSI UTAMA
FUNGSI DASAR
FUNGSI 15
UTAMA
FUNGSI KUNCI FUNGSI KUNCI FUNGSI KUNCI
PETA FUNGSI TENAGA KESEHATAN
Tenaga Keterapian Tenaga
Fisik Tenaga Gizi Tenaga Medis
Keperawatan
- fisioterafis - nutrisionis
- perawat - dokter
- okupasiterafis - dokter gigi
- bidan - dietisien
- terpis wicara.
JASA PELAYANAN
- administrator - epidemiolog kesehatan radiografer KESEHATAN
kesehatan radioterafis
- entomolog kesehatan, - apoteker teknisi gizi
- mikrobiolog kesehatan perekam teknisi elektromedis
- penyuluh kesehatan, - analis farmasi medis. analis kesehatan,
- sanitarian - asisten apoteker. refraksionis optisien
otorik prostetik
Tenaga Kesehatan Tenaga teknisi transfusi 16
Masyarakat Kefarmasian Tenaga Keteknisian Medis
Aktifitas
pekerjaan Instruksi
Kerja/Langkah kerja
Rincian
Langkah – langkah /
pada Industri yang
Unit – unit prosedur/ Tugas Terukur dan dapat
kompeten Dapat berupa proses diobservasi
manajemen atau proses
si produksi
Produk / Jasa

Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja

Kriteria
Unjuk Deskripsi aspek
Kerja kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
Batasan asesmen
Variabel

Panduan
Penilaian
PENERAPAN SKKNI, KEMAMPUAN TELUSUR DAN KESAMAAN
DENGAN SISTEM DIKLAT, SERTIFIKASI DAN SOP INDUSTRI
PENERAPAN PENDIDIKAN
PADA VOKASI DAN SERTIFIKASI
ORGANISASI/ PELATIHAN
KERJA
INDUSTRI
Judul Learning Skema sertifikasi
Judul SOP Judul Unit material unit kompetensi
Ruang lingkup diklat Ruang lingkup
Ruang lingkup Deskripsi unit asesmen
SOP
Pencapaian hasil Elemen asesmen
Langkah- Elemen pembelajaran (LO)
langkah proses
Kriteria evaluasi Kriteria
Instruksi kerja KUK belajar pencapaian
Kompetensi
Kontektualisasi
Spesifikasi Batasan diklat Kontektualisas
sesuai dengan Veriabel asesmen dan
konteks spesifikasi
Evaluasi
QA Panduan Penduan asesmen
Penialaian
LANJUTAN .........
Pasal 13

(1) SKKNI disusun dengan struktur sebagai


berikut:
a. kode unit;
b. judul unit ;
c. deskripsi unit;
d. elemen kompetensi;
e. kriteria unjuk kerja;
f. batasan variabel; dan
g. panduan penilaian.
Format Unit Kompetensi RMCS?
KODE UNIT :

JUDUL UNIT : Dibuat dalam kalimat aktif


DESKRIPSI UNIT :
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. …… ( Kalimat Aktif ) Memuat KSA( Pengetahuan, Keterampilan/


keahliah dan Sikap Kerja ) dengan
menggunakan kalimat Pasif

2. ……( Kalimat Aktif ) ……..Kalimat pasif

3. dstnya……………. Dst ……………….

RENTANG VARIABEL ( Konteks variabel, tgs yg hrs dilaksanakn,


perlengkapan,& peraturn )
PANDUAN PENILAIAN ;( Prosedr & Unit komp terkait, Kondsi pengujian,
K,S & A )
1. KODE UNIT

Berisi nomor kode unit kompetensi sesuai


dengan kategori, golongan pokok,
golongan dan fungsi utama pekerjaan
Kode unit kompetensi berjumlah 12 (dua belas)
digit yang memuat kategori, Golongan Pokok,
Golongan, sub golongan, kelompok lapangan
usaha, penjabaran kelompok lapangan usaha
(mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia yang diterbitkan oleh Biro Pusat
Statistik), nomor urut unit kompetensi dan versi
(1)= Kode Kategori (A, B, C ... dst), diisi 1 huruf sesuai kode huruf kategori pada (1)
KBLU
(2)= Kode Golongan Pokok, terdiri dari 2 angka;
(3)= Kode Golongan, terdiri dari 3 angka;
(4)= Kode Sub Golongan, terdiri dari 4 angka;
(5)= Kode Kelompok usaha, terdiri dari 5 angka;
(6)= Kode Penjabaran Kelompok usaha, terdiri dari 6 angka, jika tidak ada penjabaran
kelompok usaha angka terakhir diisi dengan angka 0;
(7)= Nomor urut unit kompetensi dari SKKNI pada kelompok usaha atau penjabaran
kelompok usaha, terdiri dari 3 digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003 dan seterusnya;
(8)= Versi penerbitan SKKNI sebagai akibat dari adanya perubahan, diisi dengan 2 digit
angka, mulai dari angka 01, 02 dan seterusnya. Versi merupakan urutan penomoran terhadap
urutan penyusunan atau penetapan unit kompetensi dalam penyusunan standar kompetensi
yang disepakati, apakah standar kompetensi tersebut disusun merupakan yang pertama kali,
hasil revisi dan atau seterusnya.
2. JUDUL UNIT KOMPETENSI
Judul unit kompetensi, merupakan
bentuk pernyataan terhadap tugas
atau pekerjaan yang akan dilakukan.
Judul unit kompetensi harus
menggunakan kalimat aktif yang
diawali dengan kata kerja aktif atau
performatif yang terukur.

Gunakan kata kerja “Taxonomi


Blooms’s ”.
Bloom’s Revised Taxonomy

Published in 2001 by Anderson and Krathwoh


3. DESKRIPSI UNIT

Berisi deskripsi tentang lingkup pengetahuan,


keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan
untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu
secara kompeten, dalam kaitannya dengan
unit kompetensi. Dalam deskripsi, dapat pula
disebutkan keterkaitan unit kompetensi ini
dengan unit kompetensi lain yang memiliki
kaitan erat.
4. ELEMEN KOMPETENSI

Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang


harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi.
Kegiatan dimaksud biasanya disusun dengan mengacu
pada proses pelaksanaan unit kompetensi, yang dibuat
dalam kata kerja aktif atau performatif.
5. KRITERIA UNJUK KERJA
Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk
kerja yang menggambarkan kinerja yang
harus dicapai pada setiap elemen
kompetensi. Kriteria unjuk kerja
dirumuskan secara kualitatif dan/atau
kuantitatif, dalam rumusan hasil
pelaksanaan pekerjaan yang terukur,
yang dibuat dalam kata kerja pasif.
6. Batasan Variabel
Batasan variabel minimal dapat menjelaskan :
1.Konteks variabel
Berisi penjelasan konteks unit kompetensi untuk dapat
dilaksanakan pada kondisi lingkungan kerja yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas.
2. Peralatan dan perlengkapan
Berisi peralatan yang diperlukan seperti alat, bahan atau
fasilitas dan materi yang digunakan sesuai dengan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi.
3. Peraturan yang diperlukan
Peraturan atau regulasi yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pekerjaan.
4. Norma dan standar
Dasar atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan untuk
memenuhi persyaratan.
7. PANDUAN PENILAIAN
Panduan penilaian ini digunakan untuk membantu penilai dalam melakukan
Penilaian atau pengujian pada unit kompetensi baik pada saat pelatihan
maupun uji kompetensi, meliputi:
1. Konteks penilaian
Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan dalam penilaian
dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi kerja, serta
dimana, apa dan bagaimana penilaian seharusnya dilakukan.
2. Persyaratan kompetensi
Memberikan penjelasan tentang unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya (jika di perlukan) sebagai persyaratan awal yang diperlukan
dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi.
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
Merupakan informasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mendukung tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi.
4. Sikap kerja yang diperlukan
Merupakan informasi sikap kerja yang harus ditampilkan untuk
tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi.
5. Aspek kritis
Memberikan penjelasan tentang aspek atau kondisi yang sangat
mempengaruhi atau menentukan pelaksanaan pekerjaan
LATIHAN 1

MENGEMBANGKAN
STANDAR KOMPETENSI
LT 2.
Mengembangkan Skema Sertifikasi
Pengembangan Skema Sertifikasi
2.1. Menginterpretasi Persyaratan Pengembangan
Skema Sertifikasi (PBNSP 210)

 Identifikasi Komite Skema pada lembaga


sertifikasi profesi untuk skema sertifikasi
klaster, dan pada instansi teknis untuk
Okupasi Nasional dan KKNI.

 Identifikasi Standar kompetensi yang sah:


SKKNI, standar internasional dan/atau
standar khusus,

 Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih


 Identifikasi Skema sertifikasi profesi
untuk memenuhi persyaratan pemerintah
yang spesifik (misalnya perlindungan
masyarakat) atau kebutuhan pasar
(seperti kredibilitas, kepercayaan dan
peningkatan profesi/pekerjaan);

 Identifikasi organisasi profesi atau


industri yang bertanggung jawab dalam
pengembangan skema sertifikasi.
1) Identifikasi Komite Skema pada lembaga sertifikasi
profesi untuk skema sertifikasi unit dan paket (klaster),
dan pada instansi teknis untuk Okupasi Nasional dan
KKNI.

Komite Skema:
– Pada LSP,
– Pada Otoritas kompeten (K/L)
Jenis skema sertifikasi:
– KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
– Okupasi Nasional
– Klaster
2) Identifikasi Standar kompetensi yang sah (SKKNI /
SI/SKK) yang setara.

• Identifikasi standar kompetensi yang syah (SKKNI,


standar internasional, standar khusus) berdasarkan
jenis fungsi dasar dalam peta untuk dikelompokkan
dalam skema sertifikasi sesuai permintaan
industri/organisasi.
• Petakan standardisasi kompetensi berdasar RMCS,
– buat fishbone map (fungsi tujuan bisnis/organisasi,
fungsi kunci, dan fungsi utama)
– Buat peta dalam tabel peta standardisasi (fungsi
tujuan bisnis/organisasi, fungsi kunci, fungsi utama,
dan fungsi dasar)
ANALISIS KEBUTUHAN KOMPETENSI
STANDAR
KOMPETENSI

JABATAN
KERJA/PEKERJAAN UNIT-UNIT
YANG ADA DI KOMPETENSI
INDUSTRI (JOB DES)

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI


DALAM KKNI ATAU JABATAN

SEJUMLAH UNIT KOMPETENSI


DALAM KLASTER
LANJUTAN .........
Pasal 12
SKKNI pada setiap kategori, golongan pokok, atau
golongan usaha tertentu dapat disusun dalam
kemasan sebagai berikut:
a. kualifikasi nasional, dengan mengacu pada jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
b. jabatan atau okupasi nasional, dengan mengacu
pada tugas dan fungsi jabatan atau okupasi;
c. klaster kompetensi, dengan mengacu pada
kebutuhan khusus kompetensi tertentu sesuai
kebutuhan industri atau organisasi.
JENIS SKEMA SERTIF IKASI
Skema Sertifikasi KKNI
• Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan
oleh otoritas kompeten.
• Skema ini mengidentifikasi jenjang kualifikasi berdasarkan 9
level KKNI.
• Identifikasi unit-unit kompetensi dalam setiap jenjang
berdasarkan diskripsi dalam KKNI.
• Jenjang KKNI pada umumnya dapat digunakan sebagai
acuan jenjang fungsional/golongan pada suatu
industri/orgtanisasi.
• Mampu telusur dengan standar nasional dan/atau
internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi unit-unit kompetensi
umum, inti dan pilihan, yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis
Skema Sertifikasi KKNI
JENJANG KANDUNGAN UNSUR KANDUNGAN UNSUR
KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL

S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII
KOGNITIF
8 K
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan
3
II MOTORIK
(3) (3)
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
(deskripsi (alinea 1 disetiap
umum) level)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

(alinea 3 & 4 (alinea 2 disetiap


disetiap level) level)
DESKRIPSI DAN LINGKUP AKTIVITAS AKUTANSI LEVEL V

DESKRIPSI LEVEL 5 LINGKUP AKTIFITAS


Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkupMampu menjadi teknisi akuntansi senior yang mampu melakukan
luas, memilih metode yang sesuai dari pekerjaan di bidang akuntansi pada perusahaan (entitas bisnis)
beragam pilihan yang sudah maupun belum jasa,dagang, dan/atau manufaktur berskala besar dan/atau go-
baku dengan menganalisis data, serta public yang sesuai dengan standar dan prinsip-prinsip yang berlaku
mampu menunjukkan kinerja dengan mutu umum dan relevan di bidang akuntansi, melalui proses
dan kuantitas yang terukur penganalisisan data keuangan dan pemilihan metode yang sesuai,
didukung dengan kemampuan di bidang manajemen, teknologi
informasi, keahlian interpersonal dan komunikasi
Menguasai konsep teoritis bidang Menguasai konsep teoritis akuntansi secara umum dan konsep-
pengetahuan tertentu secara umum, serta konsep lain yang relevan untuk menyelesaikan masalah dan/atau
mampu memformulasikan penyelesaian pekerjaan di bidang akuntansi pada perusahaan (entitas bisnis) jasa,
masalah prosedural dagang, dan/atau manufaktur berskala besar dan/atau go-public.

Bekerja mengelola kolompok kerja dana Mampu bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif dalam
menyusun laporan tertulis secara sebuah kelompok kerja (team work) baik dalam posisinya sebagai
komprehenship anggota dan/atau sebagai pimpinan kelompok kerja, untuk
menyelesaikan pekerjaan di bidang akuntansi termasuk
mendokumentasikan hasil pekerjaan dalam bentuk laporan tertulis.
Betangunggung jawab pada pekerjaan diri Mampu melakukan evaluasi dan supervisi terhadap pencapaian
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil pekerjaan di bidang akuntansi yang menjadi tanggung
pencapaian hasil kerja kelompok jawabnya baik sebagai anggota dan/atau pimpinan dalam kelompok
kerja
KUALIFIKASI : LEVEL V
JABATAN : TEKNISI AKUTANSI MADYA

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 M.692000.001.02 Menerapkan Prinsip Praktik Profesional dalam
Bekerja
2 M.692000.002.02 Menerapkan Praktik- Praktik Kesehatan dan
Keselamatan di Tempat Kerja
3 M.692000.007.02 Memproses Entry Jurnal
4 M.692000.008.02 Memproses Buku Besar
5 M.692000.013.02 Menyusun Laporan Keuangan
6 Mengoperasikan Paket Program Pengolah
M.692000.022.02
Angka/Spreadsheet
7 M.692000.023.02 Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi
8 M.692000.005.02 Memproses Dokumen Dana Kas Kecil
9 M.692000.006.02 Memproses Dokumen Dana Kas di Bank
KUALIFIKASI : LEVEL V
JABATAN : TEKNISI AKUTANSI MADYA

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


10 M.692000.009.02 Mengelola Kartu Piutang
11 M.692000.010.02 Mengelola Kartu Utang
12 M.692000.011.02 Mengelola Kartu Persediaan
13 M.692000.012.02 Mengelola Kartu Aktiva Tetap
14 M.692000.016.02 Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk
15 M.692000.019.02 Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak
16 M.692000.020.02 Mengimplementasikan Suatu Sistem Komputer
Akuntansi
17 M.692000.025.02 Mengembangkan Database
Skema Sertifikasi KKNI
9

1
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional
 Skema sertifikasi yang bersifat nasional, yang ditetapkan
oleh otoritas kompeten.
 Dapat berupa, okupasi:
• Jabatan struktural atau jabatan fungsional dalam rangka
standardisasi kompetensi nasional.
• Dibuat atas Kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi terbatas, atau fungsi
utama (major) dalam sistem industri, atau standar
jabatan/fungi okupasi khusus yang mampu telusur dengan
standar nasional dan/atau internasional.
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum,
inti dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi Komite
Standardisasi Instansi Teknis
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional

Skema
Sertifikasi
Kualifikasi
Okupasi
Nasional
Skema Sertifikasi Klaster
 Skema sertifikasi yang bersifat lokal, yang ditetapkan oleh
LSP.
 Dapat berupa:
• Jabatan atau okupasi industri.
• Dibuat atas kebutuhan industri/organisasi untuk
standardisasi pada suatu fungsi khusus dan terbatas,
• Pada skema ini, dapat diidentifikasi kompetensi umum,
inti dan pilihan yang diverifikasi oleh BNSP.
• Dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi di LSP
KLASTER : INSTALASI LISTRIK PENERANGAN DAN
DAYA FASA SATU

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 KTL.IK02.118.01 Memasang Instalasi Listrik Bangunan
Sederhana ( Rumah Tinggal , Sekolah dan
Rumah Ibadah )
2 KTL.IK02.116.01 Memasang Lampu Tanda (Lampu Lalu
lintas, Papan Reklame, Lampu Kabut)
3 KTL.IK02.117.01 Memasang Lampu Penerangan Jalan
Umum (PJU)
4 KTL. IK02.101.01 Merakit Dan Memasang PHB Penerangan
Bangunan Sederhana (Rumah Tinggal,
Sekolah, Rumah Ibadah)
5 KTL.IK02.108.01 Memasang Sistem Pembumian
KLASTER : ASESOR KOMPETENSI

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 P.854900.041.01 Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
(TAAASS401C)
2 P.854900.042.01 Mengases Kompetensi
(TAAASS402C)
3 P.854900.043.01 Mengembangkan Perangkat Asesmen
(TAAASS403B)
Skema Sertifikasi Klaster

Skema
sertifikasi
klaster
3) Verifikasi Standar kompetensi yang dipilih

• SKKNI diverifikasi oleh Kemenaker


sebelum menjadi SKKNI (RSKKNI).
• Standar kompetensi (internasional
dan khusus) sebelum digunakan
diregistrasi oleh kemenakertrans.
4) Identifikasi Skema sertifikasi profesi dibuat sebagai
jawaban atas persyaratan pemerintah yang spesifik

• Ditetapkan pemerintah (safety, security,


potential public disputes)
• Tuntutan pasar (seperti kredibilitas, kepercayaan
dan peningkatan profesi/pekerjaan);
• Tuntutan industri/organisasi untuk deklarasi
bahwa produk/jasanya dibuat oleh tenaga kerja
yang berkualifikasi dan kompeten.
5) Identifikasi Informasi dari
pihak yang terkait.

• Industri
• Tenaga kerja
• Pemerintah
• Masyarakat luas
• Persyaratan pasar.
6) Identifikasi organisasi/badan/atau Profesi
yang bertanggung jawab dalam pengembangan
skema sertifikasi.

 Penanggungjawab:
• Otoritas kompeten  KKNI,
Okupasi Nasional
• LSP  klaster, unit, profisiensi.
 Program kerja perumusan skema
sertifikasi
2.2. Merumuskan Skema Sertifikasi
1). Identifikasi Struktur Skema Sertifikasi

• Latar Belakang
• Tujuan Sertifikasi
• Acuan Normatif
• Kemasan/Paket Kompetensi
• Persyaratan dasar pemohon sertifikasi,
• Hak pemohon sertifikasi & kewajiban pemegang sertifikat,
• Biaya sertifikasi,
• Proses sertifikasi (persyaratan pendaftaran, proses
asesmen, proses uji kompetensi,keputusan sertifikasi,
pemeliharan sertifikasi dan proses sertifikasi ulang)
(Lihat PBNSP klausul 9)
2). Proses Survailen untuk memantau
pemenuhan standar kompetensi

 Asesmen lapangan;
 Informasi dari otoritas regulasi;
 Pengembangan profesi dengan ujian;
 Keluhan dan informasi dari pihak terkait;
 Interview terstruktur;
 Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang
memuaskan dan rekaman pengalaman kerja;
 Ujian;
 Pengecekan kemampuan fisik.
3). Persyaratan Sertifikasi Ulang

• Menjamin bahwa profesi yang disertifikasi


selalu memenuhi standar kompetensi yang
mutakhir.
• Aturan tersebut termasuk frekuensi dan
cakupan kegiatan sertifikasi ulang harus
disahkan oleh komite skema.
4). Persyaratan Penggunaan
Sertifikat Kompetensi

• Menandatangani persetujuan
penggunaan sertifikat sesuai
Pedoman BNSP 201.
• Menjaga kode etik profesi,
• Mengikuti surveilan LSP
Dua kegiatan lagi terkait pengembangan
skema sertifikasi, yaitu:
1. Validasi skema sertifikasi
2. Pemeliharaan skema sertifikasi

Kedua materi ini diberikan pada pelatihan


pengembangan skema sertifikasi
LATIHAN 2
Rumuskan Skema Sertifikasi
(FR-SKEMA-03: DOKUMEN SKEMA SERTIFIKASI)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai