Anda di halaman 1dari 53

Split Plot and

Strip Plot Design

SRI WAHYUNI
G151100031
Split plot design
(rancangan petak terpisah)
Bentuk khusus dari rancang faktorial,
dimana kombinasi perlakuan tidak diacak
secara sempurna terhadap unit-unit
percobaan
Mengapa Split Plot ?
 Perbedaan tingkat kepentingan faktor-faktor yang dilibatkan
pada percobaan.
 Pengembangan dari percobaan yang telah berjalan
 Kendala pengacakan di lapangan
SPLIT PLOT

RAL RAK

RBSL
Pengacakan
Ada dua tahap :
 Faktor yang ditempatkan sebagai petak
utama diacak terlebih dahulu terhadap
unit – unit percobaan.
 Faktor yang ditempatkan sebagai anak
petak diacak pada setiap petak utama.
SPLIT PLOT RAL

ILUSTRASI
Percobaan dua faktor. Faktor pertama yaitu kandungan
nitrogen (N) sebanyak 3 taraf yaitu N1, N2, N3. Dan faktor
yang kedua adalah Varietas (V) dengan tarafnya sebanyak
3 juga yaitu V1, V2, dan V3. Dimana Nitrogen ditempatkan
pada petak utama, sedangkan varietas ditempatkan pada
anak petak.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan unit – unit
percobaan dianggap homogen.
Rancangan perlakuan yang digunakan adalah Rancangan
Split plot RAL.
BAGAN
Banyaknya unit percobaan :
3 taraf N x 3 ulangan = 9 kelompok
Setiap kelompok terdiri dari 3 unit.

PETAK UTAMA

N0 N1 N0 N2 N1 N1 N2 N0 N2
V1 V2 V2 V1 V2 V1 V3 V2 V1
V2 V3 V1 V2 V3 V3 V2 V1 V2
V3 V1 V3 V3 V1 V2 V1 V3 V3

ANAK PETAK
MODEL LINIER : SPLIT PLOT RAL

𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝛼𝑖 + 𝛿𝑖𝑘 + 𝛽𝑗 + 𝛼𝛽 𝑖𝑗 + 𝜀𝑖𝑗𝑘

Dimana :

 i =1,2, . . . ,a ; j = 1,2, . . . ,b ; k = 1,2, . . . ,r


i = petak utama ; j = anak petak ; r = ulangan
 𝑌𝑖𝑗𝑘 adalah Nilai pengamatan pada factor A taraf ke-i, factor B taraf ke-j dan ulangan ke- k;
 ( 𝜇 , 𝛼𝑖 , 𝛽𝑗 ) adalah komponen aditif dari rataan
 𝛼𝛽 𝑖𝑗 adalah komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
 𝛿𝑖𝑘 adalah komponen acak petak utama yang menyebar normal (0,𝜎𝛿2 )
 𝜀𝑖𝑗𝑘 adalah pengaruh acak anak petak juga menyebar normal (0,𝜎 2 )
ASUMSI LAIN

(i) Untuk model tetap


𝛼𝑖 = 0 ; 𝛽𝑗 = 0 ; 𝛼𝛽 𝑖𝑗 = 𝛼𝛽 𝑖𝑗 =0
𝑖=1 𝑗 =1 𝑖=1 𝑗 =1

(ii) Untuk model acak


𝛼𝑖 ~ 𝑁 0, 𝜎𝛼2 ; 𝛽𝑗 ~ 𝑁 0, 𝜎𝛽2 ; 𝛼𝛽 𝑖𝑗
2
~ 𝑁 0, 𝜎𝛼𝛽
HIPOTESIS
PENGARUH PETAK UTAMA (FAKTOR A)
𝐻0 : 𝛼1 = 𝛼2 = … = 𝛼𝑎 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑖 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝛼𝑖 ≠ 0

PENAGARUH ANAK PETAK (FAKTOR B)


𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = … = 𝛽𝑏 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑗 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝛽𝑗 ≠ 0

PENGARUH SEDERHANA (INTERAKSI) FAKTOR A DAN


FAKTOR B
𝐻0 : (𝛼𝛽)11 = (𝛼𝛽)12 = … = (𝛼𝛽)𝑎𝑏 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 (𝑖, 𝑗) 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0


KOMPONEN ANALISIS RAGAM :

DEFINISI PERHITUNGAN

FAKTOR KOREKSI 𝑌…2


𝑎𝑏𝑟

JKT 𝑎 𝑏 𝑟 2
2 𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝐹𝐾
𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌 … 𝑖 𝑗 𝑘
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKST 𝑎 𝑏 𝑟 2
𝑖 𝑘 𝑌𝑖.𝑘
𝑌𝑖.𝑘 − 𝑌 2 − 𝐹𝐾
𝑏
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1

JKA 𝑎 𝑏 𝑟
𝑖𝑌𝑖..2
𝑌𝑖.. − 𝑌… 2 − 𝐹𝐾
𝑏𝑟
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKG (a) 𝑏 (𝑌𝑖.𝑘 − 𝑌𝑖.. )2 JKST – JKA
𝑖,𝑘

JKB 𝑎 𝑏 𝑟
2
𝑌.𝑗2.
𝑟𝑎 𝑌.𝑗 . − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑎𝑟
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1 𝑗

JKAB 𝑟 (𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.. − 𝑌.𝑗 . + 𝑌... )2 𝑌𝑖𝑗2.


− 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾𝐴 − 𝐽𝐾𝐵
𝑖,𝑗 𝑟
𝑖,𝑗
JKG (b) (𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.𝑘 + 𝑌𝑖.. )2 JKT – JKK – JKA – JKB – JKAB
𝑖,𝑗
Struktur Tabel Sidik Ragam

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung


Keragaman Kuadrat Tengah
A a-1 JKA KTA KTA / KTG (a)
Galat (a) a (r-1) JKG (a) KTG (a)
B b-1 JKB KTB KTB / KTG (b)
AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KTAB / KTG (b)
Galat (b) a (b-1)(r-1) JKG (b) KTG (b)
SPLIT PLOT RAK
KARAKTERISTIK :
 Rancangan split plot RAK digunakan pada
saat kondisi lingkungan tidak homogen,
sehingga dikendalikan dengan sistem
blocking

 Sumber keragaman berasal dari satu arah


PENGACAKAN
Misalkan ada 2 faktor N (3 taraf)
dan V (3 taraf) dengan ulangan
sebanyak 3 kali

• Bagi area percobaan sesuai dengan


banyaknya ulangan. Untuk kasus ini
Langkah 1 berarti kita bagi menjadi 3 kelompok

• Setiap kelompok dibagi sesuai dengan


Langkah 2 jumlah taraf N (Petak utama)

• Selanjutnya bagilah setiap petak utama


Langkah 3 dengan banyaknya taraf V (anak petak)
BAGAN PERCOBAAN

BLOK 1 BLOK II BLOK III


V1 V2 V1 V3 V1 V2 V1 V3 V1
V2 V3 V3 V2 V2 V3 V3 V1 V2
V3 V1 V2 V1 V3 V1 V2 V2 V3
N0 N1 N2 N2 N1 N0 N1 N2 N0

PETAK
ANAK PETAK UTAMA
MODEL LINIER : SPLIT PLOT RAK

𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐾𝑘 + 𝛼𝑖 + 𝛿𝑖𝑘 + 𝛽𝑗 + 𝛼𝛽 𝑖𝑗 + 𝜀𝑖𝑗𝑘

Dimana :

 i =1,2, . . . ,a ; j = 1,2, . . . ,b ; k = 1,2, . . . ,r


i = petak utama ; j = anak petak ; r = ulangan
 𝑌𝑖𝑗𝑘 adalah Nilai pengamatan pada factor A taraf ke-i, factor B taraf ke-j dan ulangan ke- k;
 ( 𝜇 , 𝛼𝑖 , 𝛽𝑗 , 𝐾𝑘 ) adalah komponen aditif dari rataan,pengaruh factor A, pengaruh factor B dan
pengaruh pengelompokan
 𝛼𝛽 𝑖𝑗 adalah komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
 𝛿𝑖𝑘 adalah komponen acak petak utama yang menyebar normal (0,𝜎𝛿2 )
 𝜀𝑖𝑗𝑘 adalah pengaruh acak anak petak juga menyebar normal (0,𝜎 2 )
HIPOTESIS YANG DIUJI SAMA
DENGAN HIPOTESIS PADA SPLIT
PLOT RAL

 Pengaruh pengelompokan :

H0 : 𝐾1 = ⋯ = 𝐾𝑘 = 0 (pengelompokan tidak mempengaruhi penurunan kadar gula)


H1 : paling sedikit ada satu k dimana 𝐾𝑘 ≠ 0
Struktur Tabel Sidik Ragam

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Tegah F - Hitung


Keragaman DB Kuadrat KT
SK JK
Blok r–1 JKK KTK KTK / KTG (a)
A a–1 JKA KTA KTA / KTG (a)
Galat (a) (a – 1)(r – 1) JKG (a) KTG (a)
B (b – 1) JKB KTB KTB / KTG (b)
AB (a – 1)(b – 1) JKAB KTAB KTAB / KTG (b)
Galat (b) a(b – 1)(r – 1) JKG (b) KTG (b)
KOMPONEN ANALISIS
RAGAM
Komponen Definisi Perhitungan

FK 𝑌…2
𝑎𝑏𝑟
JKT 𝑎 𝑏 𝑟 2
2 𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝐹𝐾
𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌…
𝑖,𝑗 ,𝑘
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
𝑎 𝑏 𝑟 2
JKST 𝑌𝑖.𝑘
𝑌𝑖.𝑘 − 𝑌… 2 − 𝐹𝐾
𝑏
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
𝑎 𝑏 𝑟 2
JKK 𝑌..𝑘
𝑌..𝑘 − 𝑌… 2 − 𝐹𝐾
𝑎𝑏
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKA 𝑎 𝑏 𝑟
𝑌𝑖..2
𝑌𝑖.. − 𝑌… 2 − 𝐹𝐾
𝑏𝑟
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKG (a) JKST – JKA-JKK
JKB 𝑎 𝑏 𝑟
2
𝑌.𝑗2.
𝑌.𝑗 . − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑎𝑟
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKAB JKP – JKA - JKB

JKP 𝑎 𝑏 𝑟
2
𝑌𝑖𝑗2
𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑟
𝑖=1 𝑗 =1 𝑘=1
JKG (b) JKST – JKP – JKG (a)
CONTOH
 Seorang mahasiswa ingin mengkaji ketahanan
buah – buahan terhadap berbagai temperature
penyimpanan. Mahasiswa tersebut
mengklasifikasikan jenis buah berdasarkan
kekerasan kulit luar yaitu rendah (J1), sedang
(J2), dan tinggi (J3). Kemudian ketiga jenis buah
tersebut disimpan pada empat suhu yang
berbeda ( T1, T2, T3, dan T4). Pengamatan
dilakukan setelah satu minggu penyimpana dan
respon yang diamati adalah penurunan kadar
gula (%).
DATA PERCOBAAN

Suhu
Jenis Buah Ulangan
5(T1) 10 (T2) 15 (T3) 20 (T4)
J1 1 5 5 20 30
2 7 10 25 25
3 8 5 28 28
J2 1 10 10 20 23
2 8 12 15 15
3 5 15 15 18
J3 1 9 15 18 15
2 10 10 16 15
3 9 12 19 12
Untuk memudahkan dalam perhitungan, data pada soal dibuat
ke dalam bentuk tabel yang baru sebagai berikut :

Kelompok
Suhu Jenis Buah Total
1 2 3
T1 J1 5 7 8 20
J2 10 8 5 23
J3 9 10 9 28
TOTAL 24 25 22 71
T2 J1 5 10 5 20
J2 10 12 15 37
J3 15 10 12 37
TOTAL 30 32 32 94
T3 J1 20 25 28 73
J2 20 15 15 50
J3 18 16 19 53
TOTAL 58 56 62 176
T4 J1 30 25 28 83
J2 23 15 18 56
J3 15 15 12 42
TOTAL 68 55 58 181
TOTAL KELOMPOK 180 168 174 522
LANGKAH PERHITUNGAN

FK

JKT

JKK
LANJUTAN

JKST

JKA

JKG
A
 Untuk menghitung JK (suhu * Jenis buah) maka disusun tabel berikut :

JENIS BUAH
SUHU JUMLAH
J1 J2 J3
T1 20 23 28 71
T2 20 37 37 94
T3 73 50 53 176
T4 83 46 52 181
JUMLAH 196 156 170 522

JKB

JKP
LANJUTAN…

JK
INTERAKSI

JKG B
TABEL ANALISIS RAGAM

Sumber db JK KT F - Hitung F- Tabel


Keragaman
Kelompok 2 6 3 0,537 5,15
Suhu 3 1054,78 351,59333 62,878 4,76
Galat (a) 6 33,55 5,5916667
Jenis buah 2 68,67 34,335 3,604 3,63
Suhu * 6 373,55 62,258333 6,534 2,74
jenis
Galat (b) 16 152,45 9,528125
Total 35 1689
KESIMPULAN
• Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa F-hitung
untuk kelompok lebih kecil dari F-tabel, sehingga
dapat disimpulkan terima H0 yang berarti
pengelompokan tidak berpengaruh terhadap
penurunan kadar gula pada buah. Sehingga
sebaiknya tidak menggunakan rancangan kelompok.

• F-hitung Jenis buah lebih kecil dari F-hitungnya


sehingga dapat disimpulkan terima H0, yang artinya
jenis buah tidak berpengaruh terhadap penurunan
kadar gula pada buah, padahal rancangan split plot
mengutamakan anak petak daripada petak utama.
Untuk itu sebaiknya jenis buah dijadikan petak
utama buakan anak petak dan sebaliknya.
Lanjutan……..

F-hitung interaksi lebih besar dari F-


tabelnya sehingga dapat disimpulkan
tolak H0. Yang artinya Interaksi
antara suhu dan jenis buah
berpengaruh terhadap penurunan
kadar gula pada buah.
 Prosedur pengacakan pada rancangan petak
terpisah RBSL sama dengan prosedur
pengacakan RBSL.

Hanya saja, pada rancangan petak terpisah


dilanjutkan dengan pengacakan untuk
bpeempatan anak petak pada setiap petak
utamanya.

Misalkan kita gunakan kembali contoh kasus


pada rancangan petak terpisah sebelumnya.
Namun pada rancangan petak terpisah
banyaknya taraf untuk petak utama harus sama
dengan banyaknya ulangan. Sedangkan
banyaknya taraf untuk anak petak tidak harus
sama.
ILUSTRASI PENGACAKAN

Acak
baris

Acak
kolom
MODEL LINIER

𝑌𝑖𝑗𝑘𝑙 = 𝜇 + 𝐾𝑘 + 𝜆𝑙 +𝛼𝑖 + 𝛿𝑖𝑘𝑙 + 𝛽𝑗 + 𝛼𝛽 𝑖𝑗 + 𝜀𝑖𝑗𝑘𝑙

i =1,2, . . . ,a ; j = 1,2, . . . ,b ; k = 1,2, . . . ,r, l = 1, 2,. . . ,r


i = petak utama ; j = anak petak ; k = indeks baris ; l =
Dimana indeks kolom

 𝑌𝑖𝑗𝑘𝑙 adalah Nilai pengamatan pada factor A taraf ke-i, factor B taraf ke-j dan baris ke- k, kolom
ke - l;
 𝜇 adalah rataan umum
 𝛼𝑖 adalah pengaruh perlakuan faktor ke-i dalam baris ke- k dan kolom ke- l
 𝛽𝑗 adalah pengaruh perlakuan faktor ke- j dalam baris ke- k dan kolom ke- l
 𝐾𝑘 adalah pengaruh baris ke- k
 𝜆𝑙 adalah pengaruh kolom ke- l
 𝛼𝛽 𝑖𝑗 adalah komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
 𝛿𝑖𝑘𝑙 adalah pengaruh acak petak utama
 𝜀𝑖𝑗𝑘 adalah pengaruh acak anak petak juga menyebar normal (0,𝜎 2 )
ASUMSI

𝐾𝑘 = 0 ; 𝜆𝑙 = 0 ; 𝛼𝑖 = 0 ; 𝛽𝑗 = 0 ; (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 0 ; 𝛿𝑖𝑘𝑙 ∼ 𝑁(0, 𝜎𝛿2 ) dan 𝜀𝑖𝑗𝑘𝑙 ∼


𝑁(0, 𝜎𝜀2 )
Komponen Definisi Perhitungan
FK 𝑌…2
𝑟2𝑏
JKT
2
𝑌𝑖𝑗𝑘𝑙 − 𝑌… 𝑌𝑖𝑗𝑘 2 − 𝐹𝐾
𝑖,𝑗 ,𝑘 ,𝑙 𝑖,𝑗 ,𝑘
JK (Baris) 𝑌..𝑘 2
2
𝑟𝑏 𝑌..𝑘. − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑟𝑏
𝑘 =1 𝑘
𝑟
JK (Kolom) 𝑌…𝑙 2
2
𝑟𝑏 𝑌...𝑙 − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑙
𝑟𝑏
𝑖
𝑟
JK (A) 𝑌𝑖.. 2
2
𝑟𝑏 𝑌𝑖... − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑖
𝑟𝑏
𝑖
JK (Galat) 𝑌𝑖.𝑘 .2
𝑏 𝑌𝑖.𝑘𝑙 − 𝑌..𝑘. − 𝑌...𝑙 − 𝑌𝑖... − 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠
𝑏
𝑘 =1 𝑖
2 − 𝐽𝐾 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚
+ 2𝑌…
− 𝐽𝐾𝐴
JK (B) 𝑌.𝑗 . 2
2
𝑟2 𝑌.𝑗 .. − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑟2
𝑖 𝑗
JK (AB) 𝑌𝑖𝑗 .. 2
2
𝑏 𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.. − 𝑌.𝑗 . + 𝑌… − 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾𝐴
𝑟
𝑖,𝑗 𝑖,𝑗
− 𝐽𝐾𝐵
JKG JKT – JKK – JKA – JKGa –
𝑏 𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.𝑘 JKB - JKAB
𝑖,𝑗 ,𝑘
2
− 𝑌𝑖...
Sumber Keragaman Db JK KT F-hit

Baris (a – 1) JK baris KT baris KT baris/ KTG a

Kolom (a – 1) JK Kolom KT kolom KT kolom/ KTG a

A (a – 1) JKA KTA KTA/ KTG a

Galat (a) (a – 1)(a – 2) JKG a KTG a

B (b – 1) JKB KTB KTB/ KTG b

A*B ((a – 1)(b – 1) JKAB KTAB KTAB/ KTG b

Galat (b) a(a – 1)(b – 1) JKG b KTG b

Total a2b

TABEL ANALISIS RAGAM


CONTOH Diketahui layout dan hasil perhitungan
suatu percobaan sebagai berikut

V1P1 V1P2 V3P2 V3P1 V2P2 V2P1 V4P1 V4P2 (JKT = 53,5 ,JK Baris = 16,5 ; JK
Kolom = 4,25 ; KT pupuk = 1,125 ;
V4P2 V4P1 V1P1 V1P2 V3P1 V3P2 V2P1 V2P2
KT Varietas = 0,5833 ; dan KT
V3P1 V3P2 V2P1 V2P1 V4P1 V4P2 V1P2 V1P1
Interaksi = 12,5 )

V2P1 V2P2 V4P1 V4P1 V1P2 V1P1 V3P1 V3P2

Kolom
Baris Total Varietas
L1 L2 L3 L4 Baris Total

B1 6 5 3 2 26 V1 V2 V3 V4

B2 3 2 1 4 26 P1 12 6 10 9
68
B3 4 4 6 2 42 P2 7 11 4 9
68
B4 6 7 9 4 94
Total Total
19 18 19 12 68 19 17 14 18 136
Setelah dilakukan perhitungan,
maka dibuat tabel ANOVA
sebagai berikut :

Sumber Db JK KT F-hit F-tabel


Keragaman

Baris 3 16,50 5,50 2,750 4,757

Kolom 3 4,25 1,4167 0,70874 4,757

Varietas 3 12,0001 0,5833 0,291 4,757

Galat (a) 6 1,7499 2,000

Pupuk 1 1,125 1,1250 2,5117 4,747

V*P 3 12,5 4,1667 9,3027 3,49

Galat (b) 12 5,375 0,4479

Total 31 53,5

Interaksi berpengaruh nyata


terhadap hasil produksi
pendahuluan

Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana


ketepatan pengaruh interaksi antar faktor lebih
diutamakandibandingkan dengan dua pengaruh lainnya,
pengaruh mandiri faktor A dan Faktor B.

subunit perlakuan ditempatkan satu jalur yang tegak lurus


terhadap perlakuan petak utamanya.

Pada split – blok, faktor pertama ditemp


atkan secara acak dalam jalur vertical, sedangkan faktor kedua
ditempatkan secara acak pada jalur horizontal.

Setiap jalur mendapatkan satu perlakuan faktor A dan satu


perlakuan faktor B.
KENAPA SPLIT – BLOK ?

Kemudahan dalam operasi


pelaksanaannya (misalnya,
lintasan traktor, irigasi,
pemanenan)

Mempertinggi tingkat ketepatan


pengaruh interaksi antara
kedua faktor dengan
mengorbankan pengaruh
mandirinya.
PENGACAKAN DAN TATA LETAK
PERCOBAAN

Langkah • Bagi area percobaan sesuai dengan


banyaknya ulangan
1

Langkah • Setiap kelompok dibagi lagi menjadi


anak petak dalam arah vertikal,
2 sesuai dengan taraf faktor A

Langkah • Setiap kelompok dibagi lagi menjadi


banyaknya petak faktor B secara
3 horisontal
BAGAN PERCOBAAN
Arah Plot

A1 A3 A2 A2 A1 A3
B1 A1B1 A3B1 A2B1 B2 A2B2 A1B2 A3B2
B2 A1B2 A3B2 A2B2 B3 A2B3 A1B3 A3B3
B3 A1B3 A3B3 A2B3 B1 A2B1 A1B1 A3B1
Taraf faktor sama Arah Plot Taraf faktor
sama
MODEL UMUM
𝑌𝑖𝑗𝑘 = 𝜇 + 𝐾𝑘 + 𝛼𝑖 + 𝛿𝑖𝑘 + 𝛽𝑗 + 𝛾𝑗 𝑘 + 𝛼𝛽 𝑖𝑗 + 𝜀𝑖𝑗𝑘

Dimana :

 i =1,2, . . . ,a ; j = 1,2, . . . ,b ; k = 1,2, . . . ,r


i = petak utama ; j = anak petak ; r = ulangan
 𝑌𝑖𝑗𝑘 adalah Nilai pengamatan pada factor A taraf ke-i, factor B taraf ke-j dan blok ke- k;
 ( 𝜇 , 𝛼𝑖 , 𝛽𝑗 , 𝐾𝑘 ) adalah komponen aditif dari rataan, pengaruh utama factor A dan pengaruh
utama faktor B, pengaruh pengelompokan
 𝛼𝛽 𝑖𝑗 adalah komponen interaksi dari faktor A dan faktor B
 𝛿𝑖𝑘 adalah komponen acak faktor A taraf ke-I kelompok ke-k yang menyebar normal (0,𝜎𝛿2 )
 𝛾𝑗𝑘 adalah komponen acak factor B taraf ke-j kelompok ke-k yang menyebar normal (0, 𝜎𝛾2 )
 𝜀𝑖𝑗𝑘 adalah pengaruh acak anak petak juga menyebar normal (0,𝜎 2 )
Apabila semua faktor ( A dan B ) Apabila semua faktor ( A dan B)
Bersifat tetap Bersifat acak
𝜶𝒊 = 𝟎 ; 𝜷𝒋 = 𝟎; 𝛼𝑖 ~𝑁 0, 𝜎𝛼2 ; 𝛽𝑗 ~ 𝑁 0, 𝜎𝛽2 ;
2
(𝜶𝜷)𝒊𝒋 = 𝟐
(𝜶𝜷)𝒊𝒋 = 𝟎; 𝜺𝒊𝒋𝒌~ 𝑵 𝟎, 𝝈 (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ~ 𝑁 0, 𝜎𝛼𝛽 ; 𝜀𝑖𝑗𝑘 ~ 𝑁 (0, 𝜎 2 )
𝒊 𝒋
HIPOTESIS

Hipotesis yang akan diuji Model Tetap (Model I) Model Acak (Model II)
Pengaruh interaksi A x B
2
H0 (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 0 (tidak ada 𝜎𝛼𝛽 = 0 (tidak ada keragaman
pengaruh interaksi terhadap dalam populasi kombinasi
respon yang diamati) perlakuan )
2
H1 minimal ada sepasang (I,j) 𝜎𝛼𝛽 > 0 (terdapat keragaman
sehingga (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0 ( ada dalam populasi kombinasi
pengaruh interaksi terhadap perlakuan)
respon yang diamati)
Pengaruh Utama Faktor A
H0 𝛼1 = ⋯ = 𝛼𝑎 = 0 𝜎𝛼2 = 0 (tidak ada keragaman
(tidak ada perbedaan respon dalam populasi taraf faktor A)
diantara taraf faktor A yang
dicobakan)
H1 minimal ada satu I sehingga 𝜎𝛼2 > 0 (terdapat keragaman
𝛼1 ≠ 0 (ada perbedaan respon dalam populasi taraf faktor A)
diantara taraf faktor A yang
dicobakan)
Pengaruh utama faktor B
H0 𝛽1 = ⋯ = 𝛽𝑏 = 0 (tidak ada 𝜎𝛽2 = 0 (tidak ada keragaman
perbedaan respon diantara dalam populasi taraf faktor B)
taraf faktor B yang dicobakan)
H1 minimal ada satu j sehingga 𝜎𝛽2 > 0 (terdapat keragaman
𝛽1 ≠ 0 (ada perbedaan respon dalam populasi taraf faktor A)
diantara taraf faktor B yang
dicobakan)
HIPOTESIS SPLIT BLOK RAK
PENGARUH PETAK UTAMA (FAKTOR A)
𝐻0 : 𝛼1 = 𝛼2 = … = 𝛼𝑎 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑖 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝛼𝑖 ≠ 0

PENGARUH ANAK PETAK (FAKTOR B)

𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = … = 𝛽𝑏 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑗 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝛽𝑗 ≠ 0

PENGARUH INTERAKSI FAKTOR A DAN B


𝐻0 : (𝛼𝛽)11 = (𝛼𝛽)12 = … = (𝛼𝛽)𝑎𝑏 = 0

𝐻0 : 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 (𝑖, 𝑗) 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0


STRUKTUR TABEL SIDIK RAGAM

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F - Hitung


SK DB JK KT
Blok r-1 JKK KTK
A a-1 JKA KTA KTA/KTG (a)
Galat (a) (a-1)(r-1) JKG (a) KTG (a)
B b-1 JKB KTB KTB/KTG (b)
Galat (b) (b-1)(r-1) JKG (b) KTG (b)
AB (a-1)(b-1) JKAB KTAB KT(AB)/KTG ©
Galat © (a-1)(b-1)(r-1) JKG © KTG ©
Total abr-1
KOMPONEN ANALISIS RAGAM

Komponen Definisi Perhitungan

FK 𝑌…2
𝑎𝑏𝑟
JKT
2
𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌… 𝑌𝑖𝑗𝑘 2 − 𝐹𝐾
𝑖,𝑗 ,𝑘,𝑙 𝑖,𝑗 ,𝑘
JK (R) 𝑌..𝑘 2
2
𝑎𝑏 𝑌..𝑘 − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑎𝑏
𝑘=1 𝑘
𝑟
JK (A) 𝑌𝑖.. 2
2
𝑟𝑏 𝑌𝑖.. − 𝑌… − 𝐹𝐾
𝑙
𝑟𝑏
𝑖
𝑟
JKG (a) 𝑌𝑖.𝑘 2
2
𝑏 𝑌𝑖.𝑘 − 𝑌𝑖. − 𝑌..𝑘 − 𝑌… − 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾𝑅 − 𝐽𝐾𝐴
𝑖
𝑏
𝑖
JK (B) 𝑌.𝑗 . 2
2
𝑟𝑎 𝑌.𝑗 . − 𝑌... − 𝐹𝐾
𝑏
𝑘=1 𝑖
JKG (B) 𝑌.𝑗𝑘 2
2
𝑎 𝑌.𝑗𝑘 − 𝑌.𝑗 . − 𝑌..𝑘 + 𝑌... − 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾𝑅
𝑎
𝑖 𝑗
− 𝐽𝐾𝐵
JK (AB) 𝑌𝑖𝑗 .. 2
2
𝑟 𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.. − 𝑌.𝑗 . + 𝑌… − 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾𝐴
𝑟
𝑖,𝑗 𝑖,𝑗
− 𝐽𝐾𝐵
JKG © JKT – JKK – JKA – JKGa –
𝑌𝑖𝑗𝑘 − 𝑌𝑖𝑗 . − 𝑌𝑖.𝑘 − 𝑌𝑖... JKB - JKAB
𝑖,𝑗 ,𝑘
+ 𝑌.𝑗 . + 𝑌..𝑘
2
+ 𝑌…
CONTOH
Untuk memperjelas pembahasan tentang Rancangan Strip Plot, dibawah ini akan
diambilkan contoh terapannya dari data lapangan. Ingin dipelajari pengaruh faktor
penyinaran dan jenis pupuk terhadap produksi bobot kering sejenis rumput untuk
pakan ternak. Dari dua macam penyinaran (Eo, E1) dan tiga jenis pupuk (P0, P1,
P2) diamati produksi bobot keringnya. Dianggap percobaan lebih mementingkan
faktor interaksi dibanding faktor utamanya, dan hasil pengaamatannya sebagai
berikut:

Kelompok
Jenis Pupuk Penyinaran
1 2 3

E0 788,38 788,95 772,67


P0
E1 811,23 829,9 817,88

E0 1496,6 1342,56 1357,9


P1
E1 1538,49 1639,1 1485,75

E0 1279,92 1422,18 1479,64


P2
E1 1380,82 1452,72 1526,25
KESIMPULAN

1 Ada pengaruh penyinaran terhadap produksi bobot kering sejenis


rumput, dengan F hitung 34.50 dan P value 0.0004

2. Ada pengaruh jenis pupuk terhadap produksi bobot kering sejenis


rumput, dengan F hitung 21.72 dan P value 0.0431

3. Tidak ada pengaruh interaksi antara penyinaran dan jenis pupuk


terhadap produksi bobot kering dengan F hitung 1.84 dan P
value 0.2406
UJI LANJUT
DUNCAN
INTERPRETASI
jenis pupuk P0 akan memberikan ratarata produksi bobot kering
sejenis rumput paling rendah dan berbeda dengan yang lain.

Sedangkan untuk jenis pupuk P1, rata-rata produksi bobot kering


sejenis rumput tertinggi dan tidak berbeda dengan P2 dan P3.

Untuk faktor penyinaran E1 akan memberikan rata-rata produksi


bobot kering sejenis rumput lebih tinggi dibandingkan E2.

Anda mungkin juga menyukai