Anda di halaman 1dari 62

Pemeriksaan Fisik Dada

dan Abdomen

Ns. Ria Desnita, M.Kep, Sp. Kep, MB


Kulit
color condition causes location
cyanosis hypoxia Heart,lung Nail bed,lips,mouth,skin
disease
pallor Reduced Hb anemia Face,konjungtiva,nail
beds,palms
Decreased shock Skin,nail
blood flow beds,konjuntiva,lips
Loss of vitiligo congenital Patchy areas on skin over
pigmentation face,hands,arms
jaundice Increased Liver disease, Sklera, mucous
biliribin destruction membranes,skin
RBC
erythema Dilatation or Fever,direct Face, area of trauma
increased trauma,blushin
blood flow g,alkhohol
intake
• Moisture
• Temperature
• Texture
• Turgor
• Vascularity
• Edema
• Lessions
Thorax
Inspeksi
Beberapa garis bantu untuk melakukan pemeriksaan :
 Linea midsternalis : gari yg melalui pertengahan
sternum
 Linea sternalis :garis yang melalui pinggir sternum kiri
dan kanan
 Linea parasternalis : garis yang sejajar dengan dan
terletak antara linea sternalis dan linea midclavicularis
 Linea medioclavicularis : garis yang melalui
pertengahan clvicula. Disebut juga linea mamilaris
 Linea axillaris anterior : garis vertikal melalui plika
axilaris anterior
 Linea axillaris media : melalui puncak axilla
 Linea axillaris posterior : melalui plika axilla posterior
Bentuk torax
Toraks normal bentuk simetris ,anak2 btk silinder
dewasa menjadi elips dimana diameter antero-post
lebih kecil dibandingkan diameter lateral.
Bentuk toraks abnormal :

 Flat chest : diameter antero-post lebih kecil


dari normal (toraks gepeng)
 Barrel chest : diameer ant-post lebih besar dari
normal sehingga hampir bentuk bulat (toraks
emphisematous)
 Funnel chest : Bgn bawah sternum
mencekung kearah dalam rongga toraks/torax
pect eccavatus=dada tukang sepatu)
 Pigeon chest :pada potongan melintang
terlihat seperti segitiga hal ini disebabkan
sternum dan bagian tengah dada sangat
menonjol kedepan( torax pectus carinatum =
dada burung
 Rachitis chest : pada bgn iga bawah terdpat
lengkung dan pada persambungan iga
dengan tulang terdapat penonjolan.
 Asimetris dan deformitas torax
 Homolateral flattening : gepeng pada bgn
tertentu saja ditemui pada
• fibrosis paru/pleura
• atelektasis yang destruktif
 Homolateral prominance :ditemukan pada
• pneumotorax
• pleural effusion
• tumor pleura
 Penonjolan yang bersifat lokal
• aneurisma oarta ascendens
• tumor dinding torax
• emphisema sub cutan
Ictus cordis
 Ictus cordis/apex : denyutan yang bisa dilihat dan
diraba pada dinding toraks yang disebabkan oleh
kontraksi jantung
 Pada keadaan normal denyut apex terlihat pada
intercostal V agak medial 1-2 jari dari linea
midclavikula sinistra. Luas sebesar kuku ibu jari(+ 2
cm)
 Denyut apex abnormal :
• Ictus kuat : pada hipertrofi ventrikel kiri
spt : hipertensi
aorta insufisiensi
• Ictus lemah : pada dilatasi jantung
Letak denyut apex yang abnormal :

 Pada LVH denyut apex bergeser kearah lateral kiri


dan kebawah karena ventrikel kiri letaknya didepan.
Sedangkan pada RVh pergeseran hanya kelateral
saja karena letak ventrikel kanan diblkg vent.kiri

 Pada pembesaran abdomen


 Ascites
 Meteorismus
 Tumor
 Gravid
 pada pleural effusion dan pneumotorax
denyut apex bergeser kearah yang
berlawanan dari paru yg sakit

 Pada retraksi denyut apeks tertarik kearah


yang sakit
• Fibrosis

• Atelektasis

 Retrocardia, denyut terdapat pada dada


sebelah kanan
Palpasi
 Apex impuls ; denyut yang tidak terlihat dapat diraba
.palpasi dilakukan dengan telapak tangan dan ujung jari
menuju kesamping kiri toraks setelah itu baru
menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah. Yang dinilai
adalah kekuatan denyut apex

 Thrill(getaran) :yaitu fibrasi yang dihantarkanoleh


jaringandan terasa sebagai getaran olehtangan
pemeriksa yang berasal dari bising jantung dan
pembuluh darah.thrill terjadi akibat kelainan katup
jantung.
 Trill terbagi 2 :
• Trill sistole : diraba dibasis jantung
Jika teraba di
RIC II pinggir kanan sternum kemungkinan :
aorta stenosis
aneurisma aorta
RIC II pinggir kiri sternum : pulmonal
stenosis
RIC III & IV kiri sternum : VSD

• Trill diastole : diraba diapex jantung, penyebab


tersering : mitral stenosis
 Fremitus : yaitu persepsi raba yg dirasakan tjari dan telapak
tangan yg diletakkan pada dada pasien, akibat hantaran
fibrasi yang berasal dari suara pasien waktu mengucapkan
kata-kata.
Fremitus mengeras pada :
• Proses pemadatan

• Cavitas/caverne

• Atelektasi(perlengketan)

Fremitus melemah pada:


• Penebalan pleura

• Pleural efusion

• Asma bronchial

• Emfisema paru
 Cara pemeriksaan :
Jari dan telapak tangan pemeriksa ditempelkan
pada dinding toraks pasien sambil disuruh
mengucapkan berulang-ulang kata tujuh dan
sembilan. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh
toraks sambil membandingkan kiri dan kanan
 Friction (gesekan) : terdengar bila 2 permukaan kasar
saling bergesekan.
Pleural friction rub : gesekan antara pleuraviseral
dan pleura parietal waktu respirasi spt : pleuritis
fibrinosa

Pericardial friction rub : akibat gesekan


percardium parietal dan pericardium viseral spt :
pericarditis fibrinosa

 Rasa nyeri :
• Fratura iga
• Pleuritis akut
• Radang dinding torax
Perkusi

 Perkusi didasarkan atas bunyi yang didengar


dan sensasi yang dirasakan pada saat
melakukan ketokan
 Sipemeriksa secara aktif melakukan

ketokan dan secara pasif mendengar dan


merasakan.
 Ada 2 cara:

 Langsung (direct), dimana tangan


pemeriksa langsung melakukan ketokan
pada dinding torax

 Tidak langsung (indirect), dimana


pemeriksa menggunakan objek
perantara antara dinding torax dengan
jari yang mengetok
 Cara melakukan perkusi :
 Sebaiknya pasien dalam duduk rileks dan
kepala sedikit fleksi. Perkusi dilakukan dari
atas kebawah pada daerah yang simetris kiri
dan kanan.

 Pada tempat yang akan diperkusi, kita


letakkan jari tengah tangan kiri (falang terakhir
dan sebagian falang kedua)sedangkan jari
yang lain tidak boleh menyentuh dinding torax
supaya tidak mengganggu resonansi
 Dengan ujung jari tengah tangan
kanan kita mengetok falans dua
tadi.gerakan jari yg mengetok berasal
dari pergerakan sendi tangan atau
pergelangan tangan.

 Bia mengetok 2 atau 3 akli pada tiap


tempat dan kuat pukulan harus selalu
sama pada semua tempat
 Suara perkusi dipengaruhi ketebalan dinding
torax dan persepsi pendengar. Suara perkusi
normal : sonor

 Suara perkusi abnormal :


 Hipersonor : disebabkan meningkatnya
jumlah udara didlm rongga paru
 emfisema pulmonum

 Pneumotoraks

 Caverne
 Tympani : udara yang terkurung cukup banyak dalam
rongga dada
 Pneumotoraks

 Cavitas/caverne dekat permukaan paru

 Redup (dullness) : jika komponen udara berkurang


dari normal karena proses fibrotik dan infiltrasi
 TBC paru yg lyas

 Pleural efusion

 Hidrotoraks

 Pekak (flatness)
 Tumor yg besar

 Fibrosis paru dengan penebalan pleura

 Rongga pleura terisi penuh cairan


Auskultasi

 Auskultasi adalah suatu cara pemeriksaan fisik


yang didasarkan atas pendengaran
 Ada 2 cara :
 Langsung(direct) : menempelkan telinga pada

dinding torax

 Tidak langsung(indirect) : menggunakan alat


bantu ----stetoskop
Auskultasi paru
 Posisi pasien sebaiknya duduk
 Waktu auskultasi pasien bernafas dengan mulut terbuka
dan cukup dalam
 Bandingkan antara inspirasi dan ekspirasi
 Duration (lama)

 Intensitasnya (keras)

 Picth (tinggi nada)

 Suara nafas orang normal :


 Vesikuler

 Bronchovesikuler

 bronchial
 Suara nafas vesikuler ; suara yg terdengar pada jar paru
sehat

 Normal mengeras pada:


 Anak2

 Post exercises

 Normal melemah ;
 Gemuk

 Olahragawan dgn jar.otot dada yg tebal

 Daerah diatas scapula


 Suara nafas bronchial : terdengar di trakhea (pernafs.
Tubuler)

 Suara nafas broncho-vesikuler : didengar didaerah


interscapula setinggi torakal III-IV dan daerah sekitar
manubrium sterni sela iga ke 2-3
 Jika vesikuler menonjol ----inspirasi menonjol

 jika bronchial menonjol-----ekspirasi menonjol


 Suara nafas yg abnormal :
 Vesikuler mengeras : kompensasi kelainan paru yg

satu lagi
• Pneumoni lobaris
• TBC yg luas
 Vesikuler melemah : disebabkan adanya cairan,
udara atau massa padat dlm rongga pleura
• Pleural efusion
• Pneumotorax
• Emfisema paru

 Pernafasan bronchial
• Alveoli menyebabkan suara nafas vesikuler ,jika
alveoli terganggu----pernafs. tubuler
Auskultasi jantung
 Bunyi jantung
• Bunyi jantung I (sistolik) dihasilkan kontraksi ventrikel
dan katup mitral dan katup trikuspid yg menutup

• Bunyi jantung II(diastolik) dihasilkan waktu relaksasi


ventrikel dan menutupnya katup aorta dan pulmonalis

• Bising jantung
suara yg ditimbulkan oleh aliran darah yg abnormal yg
disebabkan oleh kelainan katup jantung
 Tempat pemeriksaan bunyi jantung
• Daerah mitral : paling jelas pada apex jtg (RIC V i
jari medial dari linea midclavicula sinistra
• Daerah trikuspid :jelas pada pinggir sternum
setinggi RIC V
• Daerah aorta : RIC II pinggir kanan
sternumdaerah pulmonal :RIC II pinggir kiri
sternum

 Pada daerah mitral Bj I terdengar lebih keras dari BJ II


tetapi pada daerah aorta BJ I terdengar lebih lemah dari
BJ II
 Bunyi jantung I :
• Nada rendah (low pitch)
• Intensitas tinggi
• Duration lama
• Bersamaan dg apex jtg

 Bunyi jantung II
• Nada tinggi (high pitch)
• Intensitas rendah
• Terdengar setelah apex impuls
 Bising jantung (murmur) : suara yg ditimbulkan
aliran yg abnormal dlm jtg dan pemb.darah
sering terjadi disekitar katup jtg. Tidak hanya
kelainan katup yg menyebabkan bising jtg
 Bising disebabkan :
• Percepatan aliran
• Penyempitan pemb.darah
• Pelebaran pemb.darah
• Getaran katup jtg
 stenosis : tidak sempurna pembukaan katup jtg

 Insufisiensi : tidak sempurna penutupan katup

jtg shg aliran membalik.


 Bising sistolik
• Ejection : bising timbul ruangan mengusir darah
shg ruang kosong, terjadi karena :
• Kecepatan aliran meningkat

• Katup abnormal

• Dilatasi pemb.darah

• Regurgitation : kembalinya darah dari tempat yg


mengalami kebocoran, Regurgitasi terjadi pada :
• Mitral insufisiensi

• Trikuspid insufisiensi

• Ventrikel septum defek (VSD)

• Paten duktus arteriosus (PDA


 Bising diastolik terjadi karena :
 Penyempitan katup AV

 Kebocoran katup semilunar


Abdomen
 Cara pemeriksaan : pasien berbaring dan kepala pakai
bantal yg tdk terlalu tinggi.tempat tidur sebaiknya dengan
lantai keras dan tdk terlalu tinggi atau
rendah.pemeriksaan yg paling penting inspeksi dan
palpasi.

 Abdomen dibagi atas :


• Kuadran kanan atas
• Kuadran kiri atas
• Kuadran kanan bawah
• Kuadran kiri bawah
 Yang umum dipakai :
• Epigastrium
• Umbilikal
• Hipogastrium
• Hipokhondrium kanan
• Hipokhondrium kiri
• Lumbal kanan
• Lumbal kiri
• Iliaka kanan
• Iliaka kiri
 Yang mempunyai arti khusus :
• Suprasimphisis
• Daerah Mc. Burney
• Rongga pelvis
Inspeksi

 Perubahan contour dinding abdomen


• Perut kodok---ascites
• Perut sampan----schapoid
 Penonjolan (retraksi) yg bersifat lokal
• Penonjolan suprasimpisis---retensio urine
 Kelainan kulit
• Hiperpigmentasi
• Ikterus
 Pelebaran vena
• Sirosis hepatis
 Kelainan umbilikus
• Hernia umbilikalis
• Hamil

 Gerakan dinding perut waktu bernafas


• Acut abdomen-----perut tidak bergerak waktu
bernafas

 Gerakan akibat peristaltikgerakan pada ilius obstruktif ---


-darm contour
Palpasi

 Dengan facies volaris dari jari dan tangan


 Usahakan dinding perut relaksasi dengan menyuruh
tekuk untuk perut bgn atas,untuk perut bgn bawah ntk
melemaskan otot perut dengan disuruh bernafas
dalam

 Cara palpasi :
 Unimanual ( sering)

 Bimanual
 Palpasi ballotement :dialkukan dimana ada distensi dari
dinding perut oleh cairan atau jaringan
 Alat intraperitoneal-----unimanual

 Alat retroperitoneal ----bimanual


 Yang harus dilaporkan pada pemeriksaan :
 Posisi/lokasi : sesuai regio

 Ukuran :umpamakan sebesar benda

 Contour :permukaan rata/bernodul

 Konsistensi :kenyal/lunak/padat/keras

 Pulsasi :tumor pemb.darah

 Motilitas :bisa digerakkan/terfiksir

 Hubungan dengan organ lain :radang kronis/akut


Hepar
 Normal : tidak teraba,kadang bisa teraba
pinggir tajam permukaan rata dan konsistensi
kenyal
 Palpasi dimulai dari bawah :dari daerah
lumbal kanan menuju arkus costarum.
Pembesaran dihitung berapa jari dibawah
arcus costa
 Yang dinilai :
• Pinggir
• Permukaan
• Konsistensi
• Nyeri/tdk
Penentuan cairan ascites
 Inspeksi terlihat perut membesar kearah depan dan
samping

 Dengan menentukan batas timpani dan pekak


• Normal : timpani

 Undulasi :pada cairan ascites yg banyak


 Cara : pasien tidur telentang,pemeriksa menekan

daerah umbilikus dgn pinggir ulnar tangannya.


Pemeriksa yg lain melakukan palpasi dg
menggetarkan dinding abdomen dan getaran
dirasakn olehtelapak tangan yg satu lg diarah yg
berlawanan. Getaran +-------cairan+
 Shifting dullnes :pada ascites sedikit
 Pada pasien yg telentang dilakukan perkusi dari
medial kelateral. Timpani dimedial dan pekak
(dullness) dilateral
 Knee chest position
Perkusi

 Normal abdomen : timpani


• Hepar :pekak (flatness)
• Limpa : redup (dullness)
 Kelainan yg mungkin ditemui :
 Meteorismus

 Cairan ascites

 Pembesaran hepar

 Pengecilan pekak hepar

 Pembesaran limpa

 Dilatasi lambung

 Pembesaran vesica urinaria


Auskultasi

 Yang penting dinilai :


Peristaltik usus
Ileus paralitik
Bunyi vaskuler
Anus dan Rectum

 Pasien posisi sim yaitu mring kearah


kiri,tungkai kaki kanan difleksikan pd
daerah panggul dan sendi lutut dan lutut
menyentuh lantai.
Inspeksi

 Yang dinilai :
• Secret
• Mukosa kulit didaerah jar.perianal
• Parasit :cacing
• Edema,hiperemi
• Hemoroid
• Fistula ani
• Fissura ani-prolaps recti
Palpasi

 Dengan memasukkan jari telunjuk kedalam rectum (


rectal toucher/RT)
• Pasien harus diberitahu dulu apa yg hendak
dilakukan
• Perlu adaptasi didaerah anorectal sblm toucher yaitu
meraba daerah sekitar anorectal dan waktu hendak
memasukkan jari telunjuk pasien disuruh menarik
nafas dalamagar tonus anus tdk keras
• Sarung tangan pake pelincir(vaselin)
 Urutan yg hendak diperiksa :

 Keadaan sphinter ani


• Tonus meninggi : radang,spasme sphinter
• Tonus menurun : incontinentia alvi

 Lumen anus
• Penyempitan lumen : fibrosis, tumor, hemoroid
interna dll
 Dinding dan lumen rectm
• Stenosis : Ca recti,polip recti
• Distensidinding recti : pertonitis lokal

 Kelainan prostat dan vesikula seminalis


Perabaan kerarah ventral dr rectum bgn depan, yg
dinilai :
• Ukuran

• Konsistensi

• Bentuk

• Nyeri/tidak
Genetalia
 Genetalia pria
 Penis

 Scrotum dan testis

 Glandula prostat

Genetalia wanita
 Posisi litotomi

 Kadang pakai inspekulo(speculum)

 Sblmnya vesica urinaria harus dikosongkan


Inspeksi genetalia wanita

yg dinilai :
 Labium mayus
 Vulna
 Clitoris
 Vagina
 cervix
Vaginal Toucher (VT)

 Posisi litotomy
• Dengan memasukkan jari telunjuk dan tengah
kedlm vagina,sedangkan tangan yg lain diletakkan
diatas simpisis didaerah abdomen
• Tangan yg dimasukkan pakai pelincir
 Yg dinilai :
• Dinding vagina
• Fornik posterior : tomor
• Uterus
 VT tidak dibenarkan dilakukan pada wanita virgin
(perawan)
Ekstremitas

 Ekstremitas superior
 Yg dinilai :
• Sprain
• Fraktur
• Dislokasi
• Bursitis
• Shoulder hand syndrom
• Artritis
• TBC (radang kronis)
 Lengan dan tangan
 Hemiplegi/hemiparese
 Wristdrop
 Kontraktur
 Palmar eritema
 Clubbing finger (jari tabuh)
 Atrofi
 Tremor
 Tetani
 Edema
 ankilosis

Anda mungkin juga menyukai