Anda di halaman 1dari 17

Golongan 11

Golongan 11
Tembaga adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29.
Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum
Sifat Fisika:
• Elastis, konduktor listrik yang sangat baik, konduktor
panas, kuat, ulet.
• Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas
listriknya yang tinggi (59,6×106 S/m) dan oleh karena itu
juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (kedua
tertinggi) di antara semua logam murni pada suhu kamar.
• Tembaga murni berwarna merah-oranye dan menjadi
kemerahan bila kontak dengan udara.
Sifat Kimia:
• Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun
ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari
udara membentuk lapisan coklat-hitam
tembaga oksida.
• Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara,
lapisan oksida ini kemudian menghentikan
korosi berlanjut. Lapisan verdigris
(tembaga karbonat) berwarna hijau dapat
dilihat pada konstruksi-konstruksi dari
tembaga yang berusia tua, seperti pada
Patung Liberty.
https://www.avkimia.com/2017/06/kenap
a-patung-liberty-berwarna-hijau.html
• Tembaga bereaksi dengan sulfida
membentuk tembaga sulfida
• Tembaga adalah salah satu logam yang sangat penting dan
berperan besar dalam sejarah manusia dan termasuk logam yang
pertama kali ditambang. Tembaga sudah digunakan sejak 10.000
tahun yang lalu. Sebuah kalung tembaga yang ditemukan di Irak
diperkirakan dibuat pada masa 9500 SM.
• Tembaga (Cuprum) memperoleh namanya dari bahasa Latin,
Cyprium, yang berasal dari nama pulau Siprus di mana ia
pertama kali dihasilkan. Cyprium kemudian disingkat menjadi
Cuprum.
• Tembaga berperan besar dalam peradaban manusia terutama
pada Zaman Perunggu (3000-1000 SM). Pada masa tersebut
tembaga dipadukan dengan timah menjadi perunggu. Perunggu
kemudian diolah menjadi berbagai macam peralatan, senjata,
koin, instrumen musik dan perhiasan
• Kebanyakan tembaga ditambang atau diekstraksi dalam bentuk tembaga
sulfida dari tambang terbuka atau deposit.
• Teknik Ekstraksi Tembaga
Konsentrasi tembaga pada bijih-bijih yang ada rata-rata hanya 0,6%, kebanyakan
bijih komersial yang ada adalah sulfida seperti kalkopirit (CuFeS2) atau kalkosit
(Cu2S). Mineral ini ditingkatkan konsentrasi tembaganya sampai 10-15% dengan
proses froth flotation atau bioleaching. Memanaskan material ini dengan silika
pada flash smelting akan melepaskan kandungan besi dan mengubah besi sulfida
menjadi oksidanya. Senyawa produk copper matte yang terdiri dari Cu2S kemudian
dipanggang untuk mengubah sulfida menjadi oksida:

2 Cu2S + 3 O2 → 2 Cu2O + 2 SO2

Kuprat oksida kemudian dipanaskan:

2 Cu2O → 4 Cu + O2
• Proses matte hanya mengkonversi setengah sulfida menjadi oksida dan
kemudian menghilangkan semua sulfur menjadi oksida. Proses ini akan
mengubah oksida tembaga menjadi logam tembaga. Gas alam kemudian
dialirkan untuk menghilangkan oksigen (proses electrorefining) untuk
kemudian mengubah material menjadi tembaga murni:
Cu2+ + 2 e– → Cu

Teknik Penambangan
• Chuquicamata di Chile adalah salah
satu penambangan tembaga terbuka
terbesar di dunia.
Pengapungan (flotasi)
• Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan
ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus.
Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air
dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam
campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan
air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke
permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang
membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan
kemudian dipekatkan.
Pemanggangan

Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada
suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada
pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
2Cu2FeS(s) + 4O2 --> 2Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(s)
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag
besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut
FeO(s) + SiO2 -> FeSiO3

Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan
masih mengandung sedikit besi(II) sulfida
Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan
cara dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) → 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) → 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor
(tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni,
dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di
katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
• Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan
perpipaan (20%) dan mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan dalam
bentuk logam murni, tetapi ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih tinggi
maka biasanya dicampur dengan elemen lain untuk membentuk alloy.
• Banyak alat listrik menggunakan kawat tembaga karena memiliki konduktivitas
listrik tinggi, tahan korosi, ekspansi termal rendah, konduktivitas termal tinggi,
dapat disolder, dan mudah dipasang.
• Sebagian kecil tembaga juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan fungisida
dalam pertanian.
• Tembaga merupakan mineral terbanyak ketiga di dalam tubuh yang banyak
manfaatnya dalam menjaga kesehatan. Tembaga atau copper sangat penting
peranannya dalam pemanfaatan zat besi, mendukung pertumbuhan yang
normal, kesehatan otak dan jantung serta organ vital tubuh lainnya. Tembaga
juga membantu metabolisme kolesterol dan glukosa, serta pembentukan
enzim-enzim yang diperlukan tubuh dan melancarkan proses produksi sel
darah.
• Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.
Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji
dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak
digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu
banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.
Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang tertera pada gambar.
• Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
• Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
• Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol
menjadi metanal..
Kegunaan tembaga
1. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga (I)
oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
2. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam encer seperti HCl
encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang
logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh
terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah produk.
2Cu (s) + 2H+ (aq) --> a Cu+ (aq) + H2
2Cu+ (aq) + 4Cl- (aq) --> 2 CuCl2- (aq)
Asam sulfat pekat pun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut
Cu (s) + H2SO4 (l) -> CuSO4 (aq) + 2H2O (l) + SO2 (g)
Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
Cu (s) + HNO3 (encer) -> 3Cu(NO3)2 (aq) + 4H2O (l) + 2NO (g)
Cu (s) + 4HNO3 (pekat) -> Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) + 2NO2 (g)
3. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya
udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
4. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk
reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
5. Reaksi dengan basa

Anda mungkin juga menyukai