Sifat Fisika Molekul Obat
Sifat Fisika Molekul Obat
Si, Apt
1. MASSA JENIS
2. ROTASI OPTIK
3. INDEKS BIAS
4. KONSTANTA DIELEKTRIKUM
m
V
25-13 / 10
= 12/10
= 1,2 g/ml
HIDROMETER / AEROMETER
Ambil gelas ukur volume 250 ml, selanjutnya
masukkan cairan yang akan diukur.
Cari literatur di pustaka bobot jenis masing-masing
sampel
Pilihlah hidrometer yang sesuai dengan BJ di pustaka
Hidrometer yang akan digunakan dibersihkan terlebih
dahulu
Masukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan
yang akan diperiksa.
Catat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan.
Angka tersebut menunjukkan bobot jenisnya.
Hidrometer yang dipilih bila setelah dicelup,
hidrometer melayang.
Salah hidrometer jika
Hidrometernya tenggelam, mengenai dasar
wadah
Mengapung dan tidak menunjukkan sebuah
angka
MINISKUS BAWAH MENUNJUKKAN ANGKA
ANTARA 65 DAN 64
SKALA ANTARA 65 DAN 64 TERDAPAT 10
SKALA
JADI 1 SKALA BERNILAI
65 – 64 = 1
1 /10 skala = 0,1
BILA MINISKUS BAWAH MENUNJUKKAN PADA
SKALA KE 6 DI HITUNG DARI ANGKA 64,
MAKA ARTINYA
64 + (6 x 0,1) = 64 + 0,6 = 64,6
Suatu molekul yang memiliki atom pusat
asimetris disebut molekul kiral. Molekul
seperti ini dapat merespon dan memutar
cahaya sebagaimana lensa. Kemampuan
untuk memutar cahaya ini disebut sifat optis
aktif.
Materi yang dikenal sebagai zat optik aktif,
misalkan gula. DEKSTRO DAN LEVO
Industri farmasi
Menentukan kemurnian produk dengan mengukur rotasi spesifik
dan rotasi optik: asam amino, gula amino, antibiotik, dekstrosa,
steroid, kokain, diuretik, obat penenang, analgesik, kodein, serum,
vitamin.
Industri bahan pewarna, bahan pewangi, dan minyak esensial
Memanfaatkan polarimetri untuk pemeriksaan bahan baku,
antara lain: champors, gum, orange oil, asam sitrum, minyak
lavender, spearmint oil, glyceric acid, lemon oil.
Industri makanan.
Memastikan kualitas produk dengan mengukur konsentrasi dan
kemurnian senyawa berikut dalam makanan berbasis gula, sereal
dan sirup: karbohidrat, laktosa, raffinosa, berbagai amilum,
fruktosa, levulosa, sukrosa, monosakarida alami, glukosa,
maltosa, xylosa.
Industri kimia.
Menganalisa rotasi optik sebagai cara untuk mengidentifikasi dan
karakterisasi: biopolimer, natural polimer, sintetik polimer.
Ketika seberkas cahaya mengenai
permukaan suatu benda, maka cahaya
tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang
diteruskan. Jika benda tersebut transparan
seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya
yang diteruskan terlihat dibelokkan, dikenal
dengan pembiasan
REFRAKTOMETER
Untuk mengukur kadar/konsentrasi bahan terlarut
berdasarkan indeks biasnya. Misalnya gula, garam,
protein, dan lain-lain.
Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian.
Indeks bias merupakan sifat fisik yang sangat sensitif.
Kecuali jika komponen sangat murni, hampir tidak
mungkin untuk mendapatkan indeks bias seperti yang
tercantum pada literatur.
Semakin dekat indeks bias yang teramati dengan
indeks bias yang tercantum pada literatur, semakin
murni senyawa tersebut.
Dalam hal struktur, indeks bias adalah fungsi dari
kepolaran atom dan gugus dalam molekul. Semakin
polar suatu molekul, maka indeks biasnya akan
semakin tinggi.
Konstanta dielektrik pelarut digunakan
sebagai perhitungan kasar untuk
memperkirakan polaritas dari pelarut
tersebut.
Pelarut dengan konstanta dielektrik kurang
dari 15 secara umum dikenal sebagai pelarut
non polar.
Polaritas air yang tinggi diindikasikan dari
konstanta dielektriknya yaitu 80,10 pada
suhu 20°C.
Pelarut Konstanta Dielektrikum
n - heksan 2,0
Kloroform 4,8
Benzena 2,3
Etanol 24,3
Metanol 33,1
Air 80,4
Asam Formiat 59
Asetonitrit 38
Aseton 21
Karbontetraklorida 2,2
Sifat molekul suatu obat menunjukkan
kepada farmasis TINGKAT KEMURNIAN
SUATU ZAT.
SEMAKIN MURNI SUATU ZAT ARTINYA
EFEK YANG DIBERIKAN UNTUK
PENGOBATAN AKAN BAIK
DAN SEBALIKNYA