Anda di halaman 1dari 7

HISTAMIN DAN RESEPTOR HISTAMIN

• Histamin mengandung cincin imidazol yang


terdapat dua bentuk tautomerik.
• Pada cincin imidazol ada dua karbon dengan gugus α-amino
terminal. Nilai PKa dari gugus amino 9,80, pada pH plasma
7,4, menandakan rantai samping histamin terionisasi
sebanyak 99,6%. Dan nilai Pka dari cincin imidazol 5,74
sebagian besar tidak terionisasi pada pH 7,4.

• Perhatikan bahwa semakin rendah nilai p Ka, semakin asam


proton. Penting juga untuk diingat bahwa 50 % ionisasi dapat
terjadi ketika pH memiliki nilai yang sama dengan pka.
• Setiap kali kerusakan sel terjadi, histamin
dilepaskan dan merangsang dilatasi dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah
kecil. Hal ini memungkinkan sel defensif,
seperti sel darah putih, dilepaskan dari suplai
darah ke area kerusakan jaringan untuk
melawan potensial infeksi.
• Namun, pelepasan histamin juga bisa
menjadi masalah, dimana reaksi alergi dan
iritasi timbul karena dapat disebabkan oleh
pelepasan histamin yang tidak diperlukan.

• Pada awalnya obat antihistamin itu


dirancang untuk mengobati kondisi seperti
demam, ruam, gigitan serangga, atau asma
Dua contoh Antihistamin awal yaitu:
1. Mepyramine

2. Diphenhydramine.
• Para ilmuwan Smith Kline dan French (SKF)
mengusulkan bahwa ada dua jenis reseptor
histamin yang berbeda analog dengan dua
jenis reseptor kolinergik. Histamin pembawa
pesan alami akan mengaktifkan keduanya
dengan efektifitas sama dan tidak
membedakan di antara keduanya, dan
dirancang sesuai dengan antagonis yang
mampu membuat perbedaan. Implikasinya, ini
berarti bahwa antihistamin konvensional yang
dikenal pada awal 1960-an sudah selektif
menghambat reseptor histamin yang terlibat
dalam proses peradangan (diklasifikasikan
sebagai reseptor H1), daripada reseptor
histamin yang terlibat untuk sekresi asam
lambung (diklasifikasikan sebagai reseptor
H2).

Anda mungkin juga menyukai