Anda di halaman 1dari 25

PERMUKIMAN DAN PENANGANAN KUMUH

Konsep Penanganan Kumuh


OUTLINE

01 02 03 04 05
Tujuan Indikator Proses Penugasan Penguatan
Pembelajar Hasil Belajar Substansi
an Belajar
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti Pembelajaran


Mandiri Konsep Penanganan Kumuh,
para peserta diharapkan :
• Memahami Konsep Penanganan
kumuh
• Memahami pola pola penanganan
kumuh berdasarkan Permen No 2
Tahun 2016
INDIKATOR HASIL BELAJAR

• Mampu menjelaskan Konsep Penanganan


kumuh
• Mampu Menjelaskan pola pola penanganan
kumuh berdasarkan Permen No 2 Tahun 2016
PROSES BELAJAR

1. Pastikan peserta sudah memiliki Peraturan


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman
2. Marilah kita baca Peraturan tersebut terutama
Bab IV Pola-Pola Penanganan
PENUGASAN
Lakukan Diskusi mengenai bebetrapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di masyarakat
untuk meningkatkan kualitas permukiman?
2. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan dimasyarakat
dan Pemda yang dikategorikan ke dalam kegiatan
pencegahan?
3. Apa saja prinsip dasar penanganan permukiman
kumuh?
4. Apakah kegiatan penanganan kumuh hanya dilakukan
dengan pembangunan infrastruktur? Mengapa
alasannya?
5. Bagaimana sebaiknya langkah-langkah penanganan
kumuh di masyarakat dilakukan?
PENGUATAN SUBSTANSI
Konsep Penanganan
Kumuh
Tantangan Penanganan Kumuh
1 Komitmen politik jangka panjang terhadap penanganan kumuh

Reformasi kebijakan terhadap lahan dan pembangunan perumahan


2 yang pro-poor

3 Integrasi housing markets, housing production, dan land supply

4 Penguatan Kemitraan dengan berbagai stakeholders

Penguatan kapasitas stakeholders dalam perencanaan,


5
implementasi dan manajemen

6 Penguatan mekanisme koordinasi, perencanaan, dan manajemen.

Penyediaan dan pembiayaan layanan dasar secara bertahap namun


7 berkelanjutan

8 Penguatan mekanisme tabungan perumahan dan tabungan


komunitas untuk perumahan
Prinsip Dasar Penanganan Permukiman Kumuh
Pemerintah Daerah sebagai “Nakhoda”

 Pemda bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan program


penanganan permukiman kumuh
 Pemerintah Pusat berperan sebagai pendamping Daerah dan menciptakan
kondisi yang
Partisipasi kondusif
Masyarakat Terintegrasi dengan Sistem Kota
Pelibatan masyarakat melalui proses • Keterpaduan rencana
partisipatif mulai dari perencanaan, penanganan kumuh dengan
pelaksanaan, hingga proses rencana pembangunan kota
pengawasan • Keterpaduan prasarana kota dan
kawasan permukiman
Kolaborasi dan Komprehensif Menjamin Keamanan Bermukim
Menyelesaikan berbagai persoalan Perumahan merupakan hak dasar
kumuh dari berbagai sektor, baik fisik manusia, dan penduduk yang tinggal
maupun non-fisik melalui kolaborasi dan menghuni rumah, baik legal
antar para pemangku kepentingan maupun ilegal, memperoleh
dalam perencanaan yang terpadu. perlindungan dari penggusuran yang
(Tidak bisa diselesaikan sendirian sewenang-wenang
oleh satu pihak)
FOKUS PADA KESEHATAN PUBLIK BERHIMPITAN TAPI SEHAT,
(LAHIR DAN BATIN) AMAN DAN NYAMAN
Memberdayakan partisipasi multi-
stakeholder dalam penyediaan rumah
layak dan terjangkau bagi masyarakat
1
berpenghasilan rendah

Mengatasi kondisi eksisting seperti


penanganan permukiman kumuh eksisting
dan penguatan perencanaan yang dapat 2
LESSON merespon kebutuhan pembangunan
LEARNED
Mencegah permukiman kumuh dengan
Kunci memperkuat integrasi pembangunan
spasial dan sosial-ekonomi
3
Keberhasilan
Penanganan
Kumuh Mengidentifikasi dan menangani persoalan
(UN-HABITAT) lahan yang menjadi penghambat dalam
penyediaan rumah layak dan terjangkau
4
bagi masyarakat di perkotaan

Menguatkan institusi terkait penanganan


permukiman kumuh untuk menjamin
keberlanjutan penanganan 5
Konsep Penanganan Permukiman Kumuh
(UU No. 1/2011)

Pengawasan dan Pengendalian


Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
POLA
PENANGANAN Pemberdayaan Masyarakat
KUMUH Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni

Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat
Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (co: penyediaan Rusunawa)
Pola Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh
Pemugaran
Kegiatan perbaikan bangunan gedung,
untuk perbaikan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum
kembali perumahan dan permukiman yang dilakukan tanpa perombakan
menjadi perumahan dan permukiman yang mendasar dan bersifat parsial
layak huni
PENANGANAN

Peremajaan
POLA-POLA

untuk mewujudkan kondisi bangunan melalui pembongkaran dan penataan


gedung, perumahan, permukiman dan secara menyeluruh terhadap bangunan
lingkungan hunian yang lebih baik guna gedung, prasarana, sarana, dan/atau
melindungi keselamatan dan keamanan utilitas umum
penghuni dan masyarakat sekitar

Pemukiman Kembali

untuk mewujudkan kondisi bangunan dilakukan dengan memindahkan


gedung, perumahan, dan permukiman yang masyarakat terdampak ke lokasi dengan
lebih baik guna melindungi keselamatan dan klasifikasi status lahan legal
keamanan penghuni dan masyarakat
Pencegahan

Dilakukan untuk mencegah terjadinya:


 ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang
tinggi;
 ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas
umum;
 penurunan kualitas rumah, perumahan, dan
permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas
umum; dan
 pembangunan rumah, perumahan, dan
permukiman yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah
Pelaksanaan Pencegahan

1. Pengawasan dan Pengendalian


Dilakukan atas kesesuaian terhadap:
 Perizinan;
 Standar Teknis; dan
 Kelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara berkala
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

2. Pemberdayaan Masyarakat
Dilakukan melalui:
 Pendampingan; dan
 Pelayanan informasi.
Peningkatan Kualitas

Lingkup Peningkatan Kualitas:


 Penetapan Lokasi (Pasal 98);
dilakukan melalui pendataan oleh pemda dengan
melibatkan peran masyarakat.
 Pola-pola penanganan (Pasal 97);
Terdiri dari Pemugaran, Peremajaan, dan
Pemukiman Kembali
 Pengelolaan (Pasal 103)
Dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga
kualitas perumahan dan permukiman secara
berkelanjutan.
Tugas Pemerintah Dalam Peningkatan
Kualitas

 Pemerintah Pusat:
 memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh

 Pemerintah Provinsi:
 memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat provinsi
 Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat provinsi

 Pemerintah Kabupaten/Kota:
 memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat kabupaten/kota;
 memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
pada tingkat kabupaten/kota
 Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan
Tugas Pemerintah Dalam Pencegahan

 Pemerintah Pusat:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan
dan kawasan permukiman.

 Pemerintah Provinsi:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.

 Pemerintah Kabupaten/Kota:
• Memenetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota; dan
• Mengendalikan IMB dan penggunaan lahan
• Mensosialisasikan pentingnya menata permukiman yang lebih layak

11
Permukiman Kembali

bagian dari
kota
Lokasi
Permukiman
Baru

kawasan
terkena
dampak

Ilustrasi Skema Pemukiman Kembali


Sumber: Pedoman NUSSP, 2008
Permukiman Kembali - Stakeholder

Interpretasi UU Nomor 1 Tahun


2011
MASYARAKAT Pasal 102
PEMERINTAH DAN
PEMANGKU
DAERAH KEPENTINGAN
LAINNYA Pemerintah dan Pemerintah
Daerah harus memfasilitasi
masyarakat yang terkena dampak
pemukiman kembali, untuk tetap
mendapatkan tempat tinggal.
PEMERINTAH
PUSAT
Lokasi yang akan ditentukan sebaai
tempat pemukiman kembali ditetapkan
pemerintah daerah dengan melibatkan
peran masyarakat.
Ketentuan Dalam Pemukiman Kembali
Sumber: Masukan Teknis Permukiman Kembali, 2013

1.Sosialisasi
 Proses sosialisasi secara terbuka.
 Kejelasan informasi

2.Pelibatan Masyarakat
 Menumbuhkan sense of belonging
 Meminimalkan resiko konflik sosial
 Pembentukan kelompok diskusi/kelompok kerja dalam proses pelaksanaan

3.Koordinasi
Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan,
Lanjutan - 1

4. Pemilihan Lahan
Kriteria pemilihan lahan lokasi pembangunan permukiman baru :
• Lokasi lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan legalitas yang
jelas
• Kondisi fisik lahan dapat direkayasa untuk kebutuhan fungsi permukiman
(memungkinkan dilakukannya land clearing/cut and fill)
• Luasan lahan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, serta memenuhi
proporsi standar peruntukan kawasan permukiman, yaitu 70% untuk bangunan
rumah dan 30% untuk prasarana dan sarananya.
• Dekat dengan sumber mata pencaharian terdahulu, misal masyarakat
nelayan yang akan dimukim kembali harus berlokasi kembali pada lokasi dekat
dengan laut

Kriteria kepemilikan lahan lokasi pembangunan permukiman baru :


• Tanah milik Pemerintah/Pemerintah Daerah;
• Tanah kas desa ;
• Tanah milik masyarakat (pribadi / kelompok masyarakat / swasta).
• Tanah milik kesultanan (contoh : Yogyakarta); dan
• Tanah adat yang telah disepakati penggunaannya.
Lanjutan - 2

5. Penilaian
Penilaian minimum dalam kaitannya dengan kegiatan pemukiman kembali, antara
lain:
• Rencana kerja pelaksanaan kegiatan
• Lokasi serta batas lahan
• Harga lahan serta mekanisme ganti rugi
• Skema pembiayaan
• Profil penduduk
• Tahapan pemindahan penduduk
• Penyediaan hunian baru beserta kebutuhan prasarana dan sarananya

6.Monitoring dan supervisi


7.Akuntabilitas
Pertanggung jawaban terhadap komitmen yang telah diambil baik oleh masyarakat
maupun pemerintah serta swasta
Paradigma Penanganan
Permukiman Kumuh Berbasis
Masyarakat

• Perubahan perilaku masyarakat

• Membangun ownership

• Meningkatkan networking
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai