01 02 03 04 05
Tujuan Indikator Proses Penugasan Penguatan
Pembelajar Hasil Belajar Substansi
an Belajar
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat
Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (co: penyediaan Rusunawa)
Pola Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh
Pemugaran
Kegiatan perbaikan bangunan gedung,
untuk perbaikan dan/atau pembangunan prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum
kembali perumahan dan permukiman yang dilakukan tanpa perombakan
menjadi perumahan dan permukiman yang mendasar dan bersifat parsial
layak huni
PENANGANAN
Peremajaan
POLA-POLA
Pemukiman Kembali
2. Pemberdayaan Masyarakat
Dilakukan melalui:
Pendampingan; dan
Pelayanan informasi.
Peningkatan Kualitas
Pemerintah Pusat:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh
Pemerintah Provinsi:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat provinsi
Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota:
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
tingkat kabupaten/kota;
memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
pada tingkat kabupaten/kota
Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan
Tugas Pemerintah Dalam Pencegahan
Pemerintah Pusat:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan
dan kawasan permukiman.
Pemerintah Provinsi:
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang
perumahan dan kawasan permukiman.
Pemerintah Kabupaten/Kota:
• Memenetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota; dan
• Mengendalikan IMB dan penggunaan lahan
• Mensosialisasikan pentingnya menata permukiman yang lebih layak
11
Permukiman Kembali
bagian dari
kota
Lokasi
Permukiman
Baru
kawasan
terkena
dampak
1.Sosialisasi
Proses sosialisasi secara terbuka.
Kejelasan informasi
2.Pelibatan Masyarakat
Menumbuhkan sense of belonging
Meminimalkan resiko konflik sosial
Pembentukan kelompok diskusi/kelompok kerja dalam proses pelaksanaan
3.Koordinasi
Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan,
Lanjutan - 1
4. Pemilihan Lahan
Kriteria pemilihan lahan lokasi pembangunan permukiman baru :
• Lokasi lahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan legalitas yang
jelas
• Kondisi fisik lahan dapat direkayasa untuk kebutuhan fungsi permukiman
(memungkinkan dilakukannya land clearing/cut and fill)
• Luasan lahan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, serta memenuhi
proporsi standar peruntukan kawasan permukiman, yaitu 70% untuk bangunan
rumah dan 30% untuk prasarana dan sarananya.
• Dekat dengan sumber mata pencaharian terdahulu, misal masyarakat
nelayan yang akan dimukim kembali harus berlokasi kembali pada lokasi dekat
dengan laut
5. Penilaian
Penilaian minimum dalam kaitannya dengan kegiatan pemukiman kembali, antara
lain:
• Rencana kerja pelaksanaan kegiatan
• Lokasi serta batas lahan
• Harga lahan serta mekanisme ganti rugi
• Skema pembiayaan
• Profil penduduk
• Tahapan pemindahan penduduk
• Penyediaan hunian baru beserta kebutuhan prasarana dan sarananya
• Membangun ownership
• Meningkatkan networking
TERIMA KASIH