Anda di halaman 1dari 122

PEMBEKALAN UKNI

AIPNI REGIONAL XII

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


NOMOR 1-60
1. Seorang perempuan berusia 78 tahun, dirawat
di bangsal neurologi dengan keluhan sesak
napas, tampak sedih dan selalu marah. Pasien
menderita TBC dan dirahasiakan penyakitnya
atas permintaan keluarga. Perawat pun
menjawab tidak ada penyakit serius yang
diderita pasien saat pasien bertanya tentang
kondisi penyakitnya kepada perawat. Apakah
pelanggaran etik yang dilakukan perawat ?
A. Fidelity dan confidential
B. Otonomi dan justice
C. Otonomi dan veracity
D. Veracity dan justice
E. Justice dan non maleficiency
1. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
Pasien memiliki hak untuk mendapatkan
informasi tentang penyakitnya dari perawat
maupun dari tenaga medis. Dan perawat juga
harus mengatakan sejujur-jujurnya mengenai
kondisi pasien jika ditanya oleh pasien
disesuaikan dengan tingkat pendidikan pasien
agar pasien mudah memahaminya.
2. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang
interna dengan keluhan sesak. Pada anamneses pasien
mengatakan cepat lelah, tidak bisa bangun dari tempat
tidur, batuk berlendir warna putih disertai mual, dan
nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 37,40C, frekuensi nadi 102X/menit, TD
150/100 mm/Hg, frekuensi nafas 25X/menit, suara nafas
ronkhi.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
B. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
C. Ketidakefektifan pola nafas
D. Intoleransi aktivitas
E. Kelelahan
2. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Tanda gejala yang menonjol ditemukan pada
kasus adalah adanya gangguan pernapasan akibat
lendir yang menyumbat jalan napas yaitu ditandai
dengan adanya ronchi. Ronchi adalah suara napas
tambahan yang muncul karena adanya sekret.
Akibat adanya sumbatan jalan napas
menyebabkan timbulnya sesak napas sehingga
terjadi hipoksia maka pasien pun mengalami
kelelahan.
3. Seorang laki-laki berusia 58 tahun sedang diruang
hemodialisa menjalani terapi hemodialisa yang ke-12.
Pasien mengatakan merasa bosan dengan
pengobatan yang dijalani. Perawat berinteraksi
dengan pasien menjelaskan tujuan hemodialisa dan
memaksimalkan nilai serta pemahaman tentang
kualitas hidup yang baik.
Apa prinsip etik yang tepat untuk kasus tersebut?
A. Nonmaleficience
B. Beneficience
C. Otonomi
D. Veracity
E. Justice
3. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Semua tindakan dalam hemodialisa
bermanfaat pada pasien untuk
memperpanjang harapan hidup pasien. Dalam
hal ini perawat melakukan tindakan utk
memotivasi pasien tetap melakukan terapinya.
4. Seorang perempuan berusia 46 tahun, dirawat di
bangsal interna dengan keluhan muntah 5 kali dan
buang air besar dengan konsistensi encer sudah 8
kali. Pasien mengatakan keluhan ini dialami sejak 1
hari yang lalu. Hasil pemeriksaan suhu 39oC, turgor
kulit lambat kembali, mukosa bibir kering. Perawat
sedang melakukan pemasangan infus dan telah
menyambungkan infus set dengan cairan yang akan
digunakan.
Apakah langkah selanjutnya untuk kasus tersebut?
A. Menyambungkan infus set dengan abocath
B. Memastikan set infus bebas dari udara
C. Memasang bendungan/torniket
D. Mengatur tetesan cairan
E. Evaluasi respon pasien
4. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Pada pemasangan infus, prinsip bebas udara
pada selang infus maupun pada abocath
selalu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya emboli.
5. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di
bangsal bedah dengan keluhan nyeri post operasi
hemoroidektomi hari ke-2. Pasien juga mengatakan
belum BAB sejak 2 hari lalu karna kebiasaan malas
makan sayur dan mengeluh sulit tidur. Hasil
pengkajian nyeri skala 8 pada area anus terasa seperti
ditusuk-tusuk dan terus menerus.
Apakah tindakan keperawatan utama kasus diatas ?
A. Lakukan rendam duduk air hangat
B. Kolaborasi pemberian analgetik
C. Lakukan pengkajian PQRST
D. Ajarkan tehnik relaksasi napas dalam
E. Berikan pendidikan kesehatan makanan tinggi serat
5. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Tindakan non farmakologik (relaksasi,
imajinasi, distraksi,dll) sebagai tindakan
mandiri perawat hanya dapat diimplementasi
mandiri pada nyeri skala ringan-sedang.
Namun jika nyeri mencapai skala berat hingga
berat sekali (7-10) maka harus melakukan
tindakan kolaboratif dengan tenaga medis
untuk mencegah terjadinya syok neurogenik.
6. Seorang laki-laki berusia 69 tahun dirawat di ruang
interna dengan keluhan sesak napas dan batuk
berlendir. Hasil pengkajian pasien tampak lemah,
sesak, terpasang O2 3 liter/menit, batuk disertai
lendir berwarna kekuningan, terdengar ronchi pada
kedua lapang paru atas. Observasi TD 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi napas
26x/menit, suhu 38,5oC. Pasien mendapat terapi
nebulizer ekspektoran 1 cc.
Apakah evaluasi yang diharapkan pada kasus diatas ?
A. Peningkatan kemampuan mengeluarkan sekret
B. Tidak ada penggunaan otot napas tambahan
C. Peningkatan asupan kalori
D. Hasil rontgen dada normal
E. Penurunan suhu tubuh
6. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Terdapat data batuk, lendir, ronchi pada
lapang paru mengindikasikan banyaknya
sekret pada jalan napas yang menyebabkan
terjadinya sesak napas. Ditunjang dengan
terapi medis pemberian ekspektoran untuk
mengeluarkan sekret sehingga diharapkan
pasien mampu mengeluarkan sekret yang
menyumbat jalan napas.
7. Seorang laki – laki berusia 66 tahun dirawat
dengan keluhan sulit buang air kecil. Hasil
pengkajian pasien mengatakan urinenya keluar
menetes dan tidak puas BAK. Pasien mengeluh
nyeri abdomen bagian bawah. Keluhan ini
dirasakan terutama pada malam hari.
Apakah pengkajian yang dilakukan untuk kasus
diatas ?
A. Pemeriksaan colok dubur
B. Papalsi kandung kemih
C. Inspeksi warna urine
D. Kaji kenyamanan BAK
E. Kaji kebiasaan BAK
7. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Dari hasil anamnesa tampak pasien
mengalami gejala hipertrofi prostat benigna
(BPH). Oleh karena itu untuk melengkapi
pengkajian adanya hipertrofi maka dilakukan
pemeriksaan colok dubur ke arah anterior
untuk palpasi hipertrofi area prostat
8. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat
diinterna dengan diare 8x sehari. Pasien mengeluh
nyeri skala 4 pada perut bagian bawah, tampak
mukosa bibir kering, anoreksia, edema anasarka.
Pasien terpasang kateter urin berwarna kuning keruh.
Observasi TTV : TD=200/110 mmHg, N=88 x/menit,
S=38C, P=24 x/menit. Hasil laboratorium : WBC
=11000 , ureum=202 mg/dl dan kreatinin=15 mg/dl.
Pasien riwayat hipertensi sejak 10 tahun lalu tidak
terkontrol.
Apakah masalah keperawatan utama kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Risiko infeksi
C. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
D. Ketidakefektifan manajemen pengobatan
E. Gangguan nutrisi kurang dari kebuuthan tubuh
8. Kunci jawaban : C
Pembahasan :
Fokus perawatan pasien yang mengalami
penyakit ginjal kronik adalah status cairan dan
mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit seperti adanya tanda
gejala bibir kering namun terdapat juga data
edema.
9. Seorang laki-laki berusia 34 tahun diruang interna
selama 15 hari dengan diagnosis medis Stroke. Pasien
mengalami hemiparesis pada ekstremitas bagian
kanan. Dilakukan pemeriksaan kekuatan otot untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien mampu mengangkat
tangan kanan namun tidak mampu menahan
gravitasi.
Hasil pengkajian terhadap kekuatan otot pasien pada
kasus di atas adalah?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
9. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Pada kasus stroke mayoritas ditandai dengan
hemiparese dan pengkajian NIHSS juga melakukan
pengkajian pada ekstremitas. Untuk itu pengkajian
kekuatan otot diperlukan untuk melihat progresivitas
perbaikan kekuatan otot setelah mendapat terapi
medikamentosa. Untuk itu kekuatan otot 0-5 wajib
diketahui yaitu 0 tidak ada kontraksi, 1=terdapat
kontraksi otot, 2=tidak mampu melawan gravitasi.
3=tidak mampu menahan tekanan, 4= kekuatan otot
tidak seimbang dan 5=kekuatan otot penuh.
10. Seorang perempuan berusia 56 tahun masuk Rumah
sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri disertai
sesak napas. Pasien mengatakan nyerinya menjalar
sampai keleher, bahu dan lengan kiri. Pemeriksaan
fisik pasien tampak meringis, skala nyeri 8 (berat),
tampak gelisah disertai akral dingin, bengkak pada
kaki. Pemeriksaan EKG ; infark miokard lateral.
Masalah keperawatan yang utama pada kasus di atas
adalah?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktifitas
C. Penurunan cardiac output
D. Gangguan pertukaran gas
E. Kelebihan volume cairan
10. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Hasil sadapan EKG menunjukkan infark miokard
sehinnga menimbulkan manifestasi khas yaitu
nyeri dada. Adanya infark menyebabkan jaringan
kekurangan oksigen sehingga muncul manifestasi
yang menyertai nyeri dada yaitu sesak napas dan
akral dingin. Namun pada kondisi infark miokard
yang menjadi penanganan utama adalah nyeri
yang mengindikasikan terjadinya infark.
11. Seorang pasien laki – laki berusia 42 tahun datang ke
poliklinik THT dengan keluhan nyeri pada daerah
telinga sebelah kanan skala 7 dan pasien mengeluh
demam, pasien juga mengeluhkan penurunan
pendengaran pada telinga kanan. Pada pemeriksaan
otoskopi membran tympani tampak merah. Pasien
Nampak gelisah dan sering bertanya tentang kondisi
penyakitnya.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada
pasien di atas?
A. Nyeri
B. Hipertermi
C. Resiko infeksi
D. Ansietas
E. Gangguan pendengaran
11. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Masalah prioritas pada kasus diatas adalah
nyeri mencapai skala berat (7-9) sehingga
menjadi prioritas asuhan keperawatan.
12. Seorang laki-laki usia 54 tahun dirawat di bangsal
interna dengan keluhan batuk produktif. Hasil
pengkajian tampak batuk produktif, namun dahak
sulit dikeluarkan. Frekuensi pernafasan 24 x/mnt,
suhu tubuh 380C, sering mual tetapi tidak sampai
muntah. Pasien sering minum air hangat dan batuk
produktif namun dahak masih sulit dikeluarkan.
Apa tindakan keperawatan mandiri pada kasus
tersebut ?
A. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
B. Memberikan oksigen 2 liter/menit
C. Memberikan pengaturan diit
D. Melakukan Fisioterapi dada
E. Melakukan kompres hangat
12. Kunci jawaban : D

Pembahasan :
Fisioterapi dada adalah tindakan berupa
clapping, vibration dan perkusi dada posterior
untuk mendorong dahak menuju saluran
pernapasan atas sehingga dapat dikeluarkan
melalui mulut.
13. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat di ruang
perawatan Interna dengan penurunan kesadaran.
Hasil pengkajian tampak pasien sesak, terdengar
suara ronchi kasar pada lapang paru atas kiri dan
kanan. Observasi TTV : TD 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 98x/menit, frekuensi napas 25 kali/menit,
Apakah tindakan yang tepat untuk kasus tersebut?
A. Lakukan fisioterapi dada dan postural drainage
B. Ajarkan pasien untuk latihan nafas dalam
C. Anjurkan pasien untuk minum air hangat
D. Ajarkan pasien batuk efektif
E. Lakukan suction
13. Kunci jawaban : E

Pembahasan :
Pada kondisi penurunan kesadaran, pasien tidak
mampu mandiri mengeluarkan lendir, dan jika
lendir menyumbat jalan napas maka pasien akan
sesak dan terjadi hipoksia dan berdampak terjadi
kerusakan perturkaran gas. Oleh karena itu
tindakan suction dilakukan untuk mengeluarkan
lendir dari jalan napas pasien sehingga dapat
membantu pernapasan pasien.
14. Seorang ners sedang melakukan tindakan
penggantian kantong kolostomi pada seorang laki-laki
berusia 52 tahun post kolostomi sigmoid hari ke-3.
Saat ini perawat sedang membersihkan kulit dan
stoma menggunakan NaCl 0,9%.
Apakah tindakan selanjutnya ?
A. Persiapan untuk memasang kembali kolostomi bag
dengan mengukur stoma
B. Kosongkan kantong dan buang isinya ke kantong
plastik
C. Perhatikan warna stoma dan kondisi kulit peristoma
D. Gunakan perekat untuk melekatkan kolostomi bag
E. Singkirkan bekas pelekat pada kulit sekitar stoma
14. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
Colostomy membantu mengelurkan feces.
Oleh karena itu stoma harus selalu dikaji
untuk mengidentifikasi terjadinya infeksi
karena selalu terkontaminasi dengan feces.
15. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di bangsal
bedah dengan keluhan sensasi aneh dan berat pada
abdomen. Pasien post reseksi abdominoperitoneal
dan kolostomi sigmoid. Pasien banyak bertanya
tentang perawatan dan aktivitas setelah terpasang
kantong kolostomi. Perawat pun mengajarkan cara
perawatan kolostomi.
Apakah evaluasi yang diharapkan pada kasus diatas ?
A. Pasien dapat mengganti kantong dan perawatan
kolostomi yang benar
B. Pasien menghindari mengangkat beban berat
C. Pasien rajin melakukan rawat jalan
D. Pasien mengkonsumsi makanan tinggi serat
E. Pasien dapat mencegah terjadinya infeksi pada
stoma
15. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Kolostomi adalah alat untuk membantu mengeluarkan
feces yang dapat bersifat sementara hingga permanen.
Dan kondisi tersebut masih berlangsung hingga pasien
pulang kerumah. Untuk itu pasien perlu mendapat
edukasi cara mengganti kantong dan perawatan
kolostomi yang benar agar stoma tetap bersih karena
selalu terkontaminasi dengan feces dan mencegah
terjadinya infeksi pada stroma dan kulit sekitar stoma.
Begitu juga perlu edukasi penggantian kantong agar
kantong tidak penuh dengan feces yang dapat merusak
integumen karena sifat asam feces.
16. Seorang perempuan berusia 52 tahun dirawat
dengan keluhan kelelahan. Hasil pengkajian tampak
ikterus, perut membesar, teraba keras, Lingkar perut
113 cm , pasien merasa begah di perut disertai mual ,
edema pada kedua tungkai. TB=150cm, BB=70 kg.
Observasi TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi
80x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36oC.
Hasil USG : ascites.
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
A. Berikan porsi makan sedikit tapi sering
B. Batasi cairan maksimal 1500 cc/hari
C. Anjurkan diit rendah protein
D. Kolaborasi cairan panenteral
E. Batasi pemberian natrium
16. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Pada kasus tersebut pasien mengalami tanda
kelebihan volume cairan yang ditandai dengan
edema, ascites. Maka pembatasan cairan sangat
penting dilakukan untuk mencegah semakin
beratnya kelebihan volume cairan yang dapat
berdampak komplikasi pada sistem tubuh
lainnya. Pembatasan cairan diberikan sesuai
kebutuhan tubuh orang dewasa untuk mencegah
terjadinya kekurangan cairan akibat ekstrimnya
pembatasan cairan.
17. Seorang ners sedang melakukan asuhan keperawatan pada
seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan sesak
napas. Hasil pengkajian tampak ikterus, petekie dan
ekomosis pada lengan dan tungkai, tampak edema pretibia,
abdomen keras dan membenkak, BB turun 9 kg dalam 6
bulan, oksimetri SaO2=88%, terpasang Oksigen masker 5
lt/menit. Hasil laboratorium RBC 3,1x103/mm3. PLT
140.000/mm3, Albumin 2,1 gr/dL.
Apakah kriteria hasil yang diharapkan pada kasus diatas ?
A. Berat badan meningkat 1 kg dalam 1 minggu
B. Saturasi O2 berada dalam batas normal
C. Kadar albumin kembali normal
D. Tidak ada perdarahan aktif
E. Edema perifer berkurang
17. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Tanda yang menonjol dan utama pada kasus
tersebut adalah kekurangan oksigen jaringan
akibat proses penyakit, terdesaknya diafragma
karena ascites yang menghambat ekspansi
paru. Sehingga intervensi utama adalah
pemenuhan kebutuhan oksigen.
18. Seorang ners sebagai ketua tim kamar bangsal terdiri atas
6 pasien menderita hepatitis A. pasien tersebut adalah
karyawan sebuah kantin usaha percetakan besar yang
tertular oleh pengolahan makanan di kantin tersebut. Ners
sedang memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
tentang tindakan untuk melindungi konsumen dari wabah
lebih lanjut.
Apakah pendidikan kesehatan yang tepat pada kasus tsb ?
A. Pentingnya imunisasi hepatitis A
B. Pentingnya memeriksa semua karyawan untuk antigen
hepatitis A
C. Lakukan cuci tangan sebelum mengolah makanan dan
setelah dari toilet
D. Gunakan sarung tangan ketika mengolah makanan
E. Hindari bekerja jika jari/tangan terluka
18. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
hepatitis A Penularan hepatitis A pada kasus
diatas adalah disebabkan pengolahan
makanan yang terkontaminasi HVA. Sehingga
untuk mencegah kontaminasi silang perlu
dilakukan upaya dasar yaitu mencuci tangan
sebelum dan setelah pengolahan makanan.
19. Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat
di ruang interna dengan keluhan sesak napas
disertai batuk. Hasil x-ray thorax : efusi pleura
sinistra. Seorang perawat melakukan pengkajian
thorax dengan hasil auskultasi terdengar suara
napas tambahan ronchi.
Apakah hasil pengkajian jika dilakukan tehnik
palpasi pada kasus diatas ?
A. Vocal fremitus lebih keras teraba disisi kanan
B. Vocal fremitus lebih keras teraba disisi kiri
C. Vocal fremitus lebih keras pada kedua sisi
D. Terdengar redup pada sisi kanan
E. Terdengar redup pada sisi kiri
19. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Vocal fremitus adalah getaran paru saat
resonansi suara, dan getaran akan terhambat
jika terdapat cairan/massa pada lapang paru.
20. Seorang laki-laki berusia 69 tahun dirawat di ruang interna
dengan keluhan sesak napas dan batuk berlendir. Hasil
pengkajian pasien tampak sesak, terpasang O2 3
liter/menit, batuk disertai lendir berwarna kekuningan,
terdengar ronchi pada kedua lapang paru atas, anoreksia
disertai mual. Observasi TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi
102x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 38,5oC. Hasil
laboratorium sputum BTA I dan II positif.
Apakah evaluasi yang diharapkan pada kasus diatas ?
A. Peningkatan kemampuan mengeluarkan sekret
B. Tidak ada penggunaan otot napas tambahan
C. Peningkatan asupan kalori
D. Hasil rontgen dada normal
E. Penurunan suhu tubuh
20. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Terdapat data batuk, lendir, ronchi pada
lapang paru mengindikasikan banyaknya
sekret pada jalan napas yang menyebabkan
terjadinya sesak napas. Ditunjang dengan
terapi medis pemberian bronkodilator untuk
mengeluarkan sekret sehingga diharapkan
pasien mampu mengeluarkan sekret yang
menyumbat jalan napas.
21. Seorang perempuan berusia 24 tahun dirawat
diruang bedah dengan keluhan nyeri post op
struma sejak 4 hari lalu, pasien rencana pulang
perawatan hari ke-5. Hasil pengkajian tampak
luka operasi tertutup verban di leher, pasien
mengeluh nyeri skala 4. Tampak pasien selalu
menutupi luka operasi dengan syal dan pasien
bertanya tentang bekas jahitannya jika sembuh.
Apakah masalah keperawatan utama kasus
diatas ?
A. Gangguan citra tubuh
B. Kurang pengetahuan
C. Risiko infeksi
D. Nyeri kronis
E. Nyeri akut
21. Kunci jawaban : A

Pembahasan :
Kasus diatas menunjukkan adanya gangguan
konsep diri terhadap perubahan yang terjadi
pada dirinya. Krisis kondisi karena adanya scar
yang mengurangi estetika.
22. Seorang perawat sedang mempersiapkan rencana pulang
pada pasien laki-laki berusia 56 tahun dengan stroke non
hemorhagik hari ke-18. Hasil pengkajian GCS 15,hemiparese
sinistra dengan kekuatan otot 3, masih terpasang NGT, dan
tampak dekubitus derajat 2 selebar 2x1 cm pada bokong.
Pasien mengatakan ingin berlatih berjalan agar dapat
beraktivitas normal kembali. Perawat sudah mendapat
anggota keluarga yang siap melakukan homecare.
Apakah pengkajian lanjut yang harus dilakukan perawat
untuk persiapan home care?
A. kemampuan keluarga merawat luka
B. Kondisi dalam rumah pasien
C. Kemampuan keluarga melakukan ROM
D. Lingkungan sekitar rumah pasien
E. Kemampuan keluarga merawat NGT
22. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Pada kasus diatas, pasien sangat ingin mandiri
beraktivitas sehingga ingin tetap melatih
kemampuan ekstremitas nya dengan latihan
jalan. Oleh karena itu penting mengkaji kondsi
rumah untuk mencegah risiko jatuh dan risiko
cedera. Selain itu dengan aktif melatih
kekuatan ekstremitas dapat mengembalikan
fungsi ekstremitas.
23. Seorang perempuan berusia 31 tahun datang ke poli
syaraf dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hasil
pengkajian fisik IMT 28, nyeri skala 5 yang dirasakan
semakin berat jika beraktivitas, pasien adalah seorang
administrasi perkantoran yang bekerja dari jam 8-18.
Pasien mengatakan tidak pernah olahraga sejak lulus
kuliah.
Apakah pendidikan kesehatan yang diberikan pada
kasus tersebut ?
A. Hindari keletihan
B. Turunkan berat badan
C. Anjurkan untuk olahraga teratur
D. Hindari duduk dalam waktu lama
E. Anjurkan untuk tidak mengangkat beban berat
23. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Nyeri punggung bawah (low back pain) banyak
penyebabnya, pada kasus tampak IMT 28
menunjukkan obesitas pasien yang
menyebabkan beban tumpuan tubuh
berlebihan pada lumbal. Oleh karena itu
penting menurunkan berat badan pasien
untuk mencegah nyeri punggung bawah.
24. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat dengan
ulkus diabetik. Seorang ners akan melakukan
tindakan perawatan luka. Tampak verban menutupi
luka pada area telapak kaki kiri, agak basah,
berwarna kehijauan dan tercium bau saat perawat
mendekati pasien. Pasien memiliki riwayat diabetes
selama 8 tahun. Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu
tekanan darah 130/90 MmHg, suhu 38⁰C ,
pernapasan 18 x/menit, GDS : 287 Mg/dl.
Apakah tindakan yang pertama kali dilakukan
perawat untuk merawat luka pasien diatas?
A. Melakukan nekrotomi
B. Melakukan pengkajian luka
C. Membersihkan luka dengan NaCl 0.9%
D. Menekan luka untuk mengeluarkan pus
E. Menutup balutan dengan tehnik bersih
24. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Perawatan luka bertujuan untuk menyembuhkan
luka, mencegah infeksi dan mencegah kematian
jaringan sekitar luka. Untuk itu saat melakukan
perawatan luka sangat penting melakukan
pengkajian luka untuk mengidentifikasi
perkembangan luka apakah menunjukkan
perbaikan atau justru perburukan terutama pada
ulkus diabetik yang membutuhkan waktu lama
untuk perbaikan jaringan akibat komplikasi.
25. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat
dengan keluhan kelelahan karena jika BAB selalu
feces berdarah segar. Hasil pengkajian pasien
mengeluh nyeri skala 3, CRT 7 detik Hasil lab RBC=3,1
gr/dL, Hb=8 gr/dl, HCT 31. Pasien akan dilakukan
transfusi darah. Perawat sedang mengobservasi TTV
didapatkan TD=100/70 mmHg, frekuensi nadi
98x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 38,4oC.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan
oleh perawat pada kasus tersebut?
A. Melakukan transfusi darah
B. Mengkaji riwayat alergi pasien
C. Melapor medis untuk menunda tranfusi
D. Memberikan premedikasi cairan NaCl 0,9 cc
E. Mengambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
25. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
Dalam melakukan transfusi darah perlu
melakukan pengkajian dan persiapan dari pre ,
sementara hingga post transfusi. Pada kasus
tampak kondisi pasien demam, yang merupakan
kontraindikasi melakukan transfusi darah karena
dapat menyebabkan komponen darah lisis. Untuk
mencegah lisis maka harus menunda transfusi
hingga suhu tubuh kembali normal.
26. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat
di bangsal bedah rencana operasi fraktur
tertutup. Seorang perawat sedang mengkaji
dengan melakukan palpasi lokasi fraktur
pada ulna dextra.
Apakah hasil pengkajian yang didapatkan ?
A. Perubahan bentuk
B. Deformitas
C. Krepitasi
D. Edema
E. Nyeri
26. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
Pada sistem muskuloskeletal, perlu mengkaji
secara inspeksi, palpasi. Pada kasus fraktur
tertutup dilakukan pengkajian inspeksi adanya
perubahan bentuk, edema dan deformitas,
sedangakan pengkajian palpasi didapatkan
teraba krepitasi mengindikasikan adanya
fraktur tulang dan nyeri tekan.
27. Seorang perawat bertugas sebagai ketua tim sedang
membuat laporan perawat shift pagi terburu-buru karena
menjelang operan dinas shift sore. Sedangkan anggota
timnya masih sibuk implementasi kepada pasien.
Bersamaan datang keluarga pasien Tn.A melaporkan cairan
infus nya sudah habis dan keluarga pasien B melaporkan
Tn.B mengeluh nyeri abdomen hebat.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat tersebut?
A. Menyelesaikan laporan dengan meminta keluarga pasien
menunggu
B. Segera melakukan post conference agar bisa merawat
pasien
C. Mengkaji nyeri Tn. B dengan ramah
D. Mengganti cairan infus Tn.A
E. Meminta anggota tim untuk membantu membuat laporan
agar cepat selesai
27. Kunci jawaban : C

Pembahasan :
Kasus diatas menuntut kemampuan perawat
dalam mengaplikasikan nilai profesional dalam
praktik keperawatan dengan menunjukkan
sikap empati dalam melakukan tindakan.
28. Seorang lulusan ners sudah 1 minggu bertugas
di sebuah rumah sakit daerah. Ners tersebut
melihat perawat tidak membiasakan mencuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan,
menemukan tingginya kejadian dekubitus dan
plebitis. Kepala ruangan berinisiatif untuk
mengirimkan perawat mengikuti pelatihan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Apakah yang menjadi kebutuhan ruangan
tersebut?
A. Pelatihan patient safety
B. Pelatihan pencegahan infeksi
C. Pelatihan mencuci tangan
D. Pelatihan perawatan luka dekubitus
E. Semua perawat harus lulusan ners
28. Kunci jawaban : B

Pembahasan :
Kasus diatas menunjukkan perlunya program
peningkatan profesional dalam praktik
keperawatan yaitu pelatihan pencegahan
infeksi sebaga wuuujud tangguna jawab
profesi dan sesuai tuntutan perkembangan RS.
29. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat di ruang
interna dengan nyeri kepala hebat, skala nyeri 8.
Menurut informasi keluarga, tadi malam pasien
kejang 2x disertai muntah menyemprot. Nyeri kepala
sebenarnya sudah dirasakan sejak 2 minggu lalu dan
memberat sejak 5 hari lalu. Setelah beberapa jam
perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran.
Hasil CT Scan : abses cerebri lobus frontoparietalis
kanan diserta edema perifokal luas dan midline shift
ke kiri 1,8 cm.
Apakah yang harus dilakukan perawat ?
a. Pasang oksigen
b. Observasi kesadaran
c. Pantau peningkatan TIK
d. Pengkajian nervus cranial
e. Pengkajian riwayat infeksi
Jawaban : C
• Tekanan darah yang sangat tinggi dapat
menyebabkan peningkatan TIK yang ditandai
dengan nyeri kepala hebat dan jika terus
berlanjut dapat menyebabkan penurunan
kesadaran.
• Memantau peningkatan TIK merupakan
intervensi utama untuk memantau
perkembangan kondisi pasien
30. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam, pasien mengeluh kurang nafsu makan,
mual dan muntah dan susah tidur, pasien tampak turgor
kulit buruk, porsi makan tidak dihabiskan (makan hanya
2 sendok makan). Perawat mengangkat diagnosa
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus di
atas?
a. Anjurkan minum susu hangat untuk merangsang kantuk
b. Berikan intake cairan maksimal 2000cc
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering
d. Kolaborasi diet parenteral
e. Anjurkan oral Hygiene
Jawaban : C
• Pasien mengeluh kurang nafsu makan, mual dan
muntah, porsi makan tidak dihabiskan (hanya makan
2 sendok)
• Pada kasus ini, pasien masih dapat menelan
makanan
• Untuk menjaga agar nutrisinya cukup, maka pasien
dianjurkan makan sedikit tapi sering
31. Seorang laki-laki berusia 15 tahun dirawat di ruang
perawatan khusus, diagnosis medis HIV-AIDS. Pasien
merasa tidak nyaman pada mulut dan sulit untuk
makan. Pasien terlihat sulit untuk berbicara, mukosa
dan gusi terlihat pucat terlihat pula beberapa ulkus dan
bercak putih berongga pada mulut. Mulut pasien juga
terlihat kotor dan bau nafas halitosis.
Apa diagnosis keperawatan utama untuk kasus di atas ?
a. Risiko Infeksi
b. Defisit perawatan diri
c. Gangguan rasa nyaman
d. Kerusakan membran mukosa oral
e. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh
Jawaban : D
• Pasien HIV/AIDS mengalami penurunan sistem
imun sehingga mudah terkena berbagai
penyakit infeksi
• Pada kasus ini, pasien terkena candidiasis yang
menyebabkan membrane mukosa oral pasien
mengalami kerusakan
32. Seorang perempuan berusia 32 tahun dilakukan
pemasangan NGT, data status pasien tampak
lemah, terjadi penurunan kesadaran dengan GCS
9 Setelah dilakukan pemasangan sampai ke batas
pengukuran selang bisa dimasukan dengan
mudah dan tanpa hambatan.
Apakah langkah selanjutnya yang harus dilakukan?
a. Memastikan selang berada dalam lambung
b. Mengambil sampel cairan lambung
c. Memasukkan lagi selang 2.5 - 5cm
d. Memfiksasi selang NGT
e. Melihat respon pasien
Jawaban : A
• Setelah selesai melakukan pemasangan NGT,
perawat harus memastikan terlebih dahulu
apakah selang NGT masuk ke lambung atau
paru-paru
33. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di ruang
bedah dengan keluhan lelah dan kerontokan pada
rambut. Pasien mengeluh berkeringat banyak, malu
berinteraksi dengan orang lain, suara parau dan
bicaranya lambat, mata menonjol keluar, sering lapar
namun berat badan berkurang 2 kg dalam 2 minggu
terakhir
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus
diatas?
a. Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Risiko kekurangan cairan dan elektrolit
c. Hambatan komunikasi verbal
d. Gangguan citra tubuh
e. Keletihan
Jawaban : D
• Pada kasus hipertiroidisme, kenaikan kadar
hormone T3 dan T4 menyebabkan
peningkatan metabolisme
• Akibatnya pasien mudah berkeringat banyak,
sering lapar dan BB bisa berkurang
• Pasien juga merasa malu sehingga masalah
keperawatan utama yang diangkat yaitu
gangguan citra tubuh
34. Seorang perempuan berumur 40 tahun di rawat di
ruang interna dengan keluhan sesak napas. Saat
pengkajian didapatkan TD 180/100 mmHg, frekuensi
nadi 78 x/menit , frekuensi napas 24x/menit, suhu
36,7℃, bunyi jantung S3 dan S4, nyeri dada skala 5,
distensi vena jugularis, pasien mengeluh sesak napas
meningkat ketika beraktivitas, sulit tidur, riwayat
hipertensi sejak 12 tahun yang lalu.
Apakah masalah keperawatan yang utama pada kasus
diatas?
a. Ketidakefektifan pola napas
b. Penurunan Curah Jantung
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleran aktivitas
e. Nyeri
Jawaban : B
• Hipertensi yang diderita dalam waktu lama
akan menimbulkan kompensasi pembesaran
ukuran otot jantung pada ventrikel kiri
• Ketika mekanisme kompensasi sudah
mencapai ambang batas, fungsi jantung dalam
memompa darah akan menurun
• Akibatnya terjadi penurunan curah jantung
yang ditandai oleh sesak napas, distensi vena
jugularis, bunyi jantung S3 dan S4
35. Seorang wanita usia 54 tahun dirawat dengan fraktur
femur dextra. Saat melakukan pengkajian didapatkan
TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 96 x/mnt, frekuensi
napas 28 x/mnt, suhu 37,2 °C, terpasang gips pada
paha kanan pasien, pasien mengeluh sulit tidur, nyeri
dan kebas pada area pemasangan gips, skala nyeri 5,
CRT jari kaki kanan 4 detik.
Apakah masalah utama keperawatan pada kasus di atas?
a. Nyeri
b. Intoleran aktivitas
c. Perubahan pola tidur
d. Hambatan mobilitas fisik
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Jawaban : E
• Pemasangan gips yang terlalu ketat dapat
mengganggu sirkulasi darah pada area yang
dipasang gips
• Akibatnya pasien akan merasa kebas dan nyeri
pada area yang dipasang gips
• Capillary refill time menjadi lebih lama akibat
adanya penekanan pembuluh darah sehingga
masalah keperawatan utama yang diangkat
yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
36. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dirawat dengan
keluhan batuk berdahak sejak dua bulan yang lalu dan
diare sejak satu bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik :
kesadaran kompos mentis, TD 130/80 mmHg,
pernafasan 28 x/menit, nadi 88 x/menit, suhu 38,3°C.
Pasien akan dilakukan pemeriksaan ELISA tanpa
sepengetahuan pasien .
Manakah prinsip etik yang dilanggar pada kasus tersebut?
a. Justisce
b. Veracity
c. Fedality
d. Otonomi
e. Beneficiency
Jawaban : D
• Pada kasus ini, perawat berencana melakukan
tes ELISA tanpa meminta persetujuan pasien
• Semua tindakan yang dilakukan harus
meminta persetujuan pasien, dimana pasien
memiliki hak untuk menerima ataupun
menolak tindakan yang akan dilakukan
37. Seorang laki-laki, berusia 55 tahun, dirawat di ruang
interna dengan keluhan sendi lutut dan siku bengkak.
Saat pengkajian sendi lutut terasa nyeri bila digerakkan,
wajah meringis, kemerahan,. Pasien dibantu keluarga
berpakaian. Tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi
nadi 84 kali permenit, frekuensi pernafasan 16 kali
permenit. Hasil laboratorium asam urat 12 gr/dL.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Intoleransi aktivitas
c. Gangguan ADL
d. Risiko cedera
e. Nyeri akut
Jawaban : A
• Pada kasus ini, pasien mengalami arthritis
rheumatoid
• Manifestasi klinis penyakit ini yaitu
menumpuknya kristal asam urat di persendian
yang menyebabkan rasa nyeri, bengkak dan
kemerahan pada persendian sehingga
masalah utama yang diangkat yaitu gangguan
mobilitas fisik
38. Seorang perempuan berusia 45 tahun, masuk RS
dengan keluhan muntah 5 kali dan buang air besar
dengan konsistensi encer sudah 8 kali sejak 1 hari yang
lalu. Hasil pemeriksaan suhu 39oC, turgor kulit buruk,
mukosa bibir kering. Perawat sedang melakukan
pemasangan infus dan telah menyambungkan infus
set dengan cairan yang akan digunakan.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan pada
pasien?
a. Memilih vena yang akan dilakukan penusukan
b. Menyambungkan infus set dengan abocath
c. Memasang bendungan/torniket
d. Mengatur tetesan cairan
e. Evaluasi respon pasien
Jawaban : A

• Saat melakukan pemasangan infus, setelah infus set


dan cairan dihubungkan dan digantung, langkah
selanjutnya yaitu memilih pembuluh darah vena yang
akan dilakukan insersi
• Setelah itu perawat memasang tourniquet, memakai
handscoen, melakukan teknik aseptic lalu melekukan
insersi jarum IV line
39. Seorang laki-laki berusia 40 tahun diantar ke UGD RS
Telogorejo, dengan keluhan sesak nafas, cepat lelah.
Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat asma sejak
masih kecil. Hasil pemeriksaan: auskultasi paru terdengar
suara whezing, pernafasan cuping hidung, pasien terlihat
menggunakan otot bantu nafas, tekanan darah 120/80
mmHg, suhu 37,8 ºC, respirasi 30 kali/menit, nadi 89
kali/menit. Hasil analisa gas darah pH 7.28, PaCO2 52
mmHg, HCO3 24 mmHg PO2 80 mmHg, SaO2 94%.
Apakah hasil interprestasi AGD pada kasus di atas?
a. Normal
b. Asidosis metabolik
c. Alkalosis metabolik
d. Asidosis respiratorik
e. Alkalosis respiratorik
Jawaban : D
• Pada pasien ini, penyakit asma yang kambuh
menyebabkan penyempitan pada saluran
napas sehingga CO2 susah untuk dikeluarkan
• Hal ini menyebabkan peningkatan kadar CO2
diatas nilai normal dan pH darah menurun
(asidosis respiratorik)
40. Seorang laki-laki berusia 53 tahun dirawat di ruang
interna dengan diagnosa Diabetes Melitus. Hasil
pengkajian ditemukan luka gangren pada kaki kiri 8 x 7
cm, terdapat slough, pus, nekrotik dan kedalaman luka
sampai tulang ekstremitas, nyeri skala 6, Tekanan
Darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 84 x/menit,
frekuensi napas 24 x/menit dan suhu 380C.
Berapakah derajat luka pada kasus tersebut?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Jawaban : D
• Pada pasien ini, kadar glukosa darah yang
tinggi menyebabkan terjadinya neuropati dan
angiopati
• Ketika muncul luka, luka akan semakin
membesar dan sulit untuk sembuh sehingga
luka menjadi gangren
• Pada pasien ini gangren sudah mencapai
tulang (luka derajat IV)
41. Seorang wanita berusia 45 tahun telah dirawat di RS
dengan kondisi lumpuh pada ekstremitas bawah. Hasil
pengkajian menunjukkan pasien tidak dapat bergerak
bebas, pasien jarang mengubah posisinya, kulit pada
betis tampak memerah akibat penekanan lama, TD:
160/100 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, S: 36,5C,
frekuensi napas 20x/menit.
Intervensi keperawatan yang tepat untuk masalah tersebut
a. Ubah posisi dengan sering
b. Bantu rentang gerak pasif
c. Bantu rentang gerak aktif
d. Konsul dengan ahli terapi fisik
e. Berikan matras busa atau pengubah tekanan
Jawaban : A
• Pada pasien pasca stroke, dapat terjdi
komplikasi lumpuhnya ekstremitas sehingga
pasien tidak bisa melakukan mobilisasi
• Pasien akan terbaring lemah di atas tempat
tidur sehingga mudah muncul ulkus decubitus
• Salah satu pencegahan ulkus yaitu merubah
posisi tiap 3 jam
42. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di RS dengan
keluhan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
muncul jika sedang beraktivitas. Riwayat penyakit
Hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pengkajian
ditemukan edema pada kedua tungkai, JVP 5 + 3
cmH2O, Tekanan darah 180/100 mmHg, Frekuensi Nadi
66x/menit, Fekuensi Pernafasan 27x/menit. Hasil X Ray
: cardiomegali, EKG : AF, Left Ventrikel Hiperthropy.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut
a. Gangguan Perfusi Jaringan
b. Penurunan Curah Jantung
c. Kelebihan Volume Cairan
d. Pola nafas Tidak Efektif
e. Intoleransi Aktivitas
Jawaban : C
• Penyakit hipertensi yang lama diderita dapat
menyebabkan pembesaran jantung terutama
pada ventirikel kiri
• Hal ini menyebabkan penurunan aliran balik
vena yang ditandai dengan terjadinya udem,
peningkatan tekanan vena jugularis, dan sesak
napas
• Masalah utama yang sesuai kasus ini yaitu
kelebihan volume cairan
43. Seorang perempuan usia 34 tahun dirawat diruang
bedah dengan fraktur vertebra servikal 2-3 dengan
keluhan nyeri pada leher dengan skala nyeri 3. Pasien
mengatakan tidak dapat menggerakkan dan merasakan
ekstremitas tangan dan kaki. Saat ini pasien terbaring
ditempat tidur dan terpasang neck collar. Semua
aktivitas dibantu oleh keluarga. Pasien lebih banyak
diam saat diajak berkomunikasi
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien
diatas?
a. Risiko kerusakan integritas kulit
b. Isolasi sosial: menarik diri
c. Gangguan mobilitas fisik
d. Intoleransi aktifitas
e. Nyeri akut
Jawaban : C
• Pada pasien ini terjadi fraktur pada tulang
servikal 2-3 yang menyebabkan kelumpuhan
pada seluruh ekstremitas sehingga kita
mengangkat masalah utama gangguan
mobilitas fisik
44. Seorang perempuan usia 38 tahun, dirawat di ruang
bedah dengan keluhan nyeri pada kaki kanan post ORIF
hari ke-10. Nyeri dirasakan bertambah saat digerakkan,
skala nyeri 4. Pasien masih terbaring di tempat tidur,
seluruh aktivitas dibantu sebagian oleh keluarga, kaki
sebelah kanan terlihat atropi. TD 100/90 mmHg,
frekuensi nadi: 88 x/menit, suhu: 37,50 C, frekuensi
nafas: 12 x/menit.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada pasien
diatas?
a. Berikan tehnik relaksasi nafas dalam
b. Berikan posisi yang nyaman
c. Berikan lingkungan tenang
d. Lakukan perawatan luka
e. Lakukan ROM pasif
Jawaban : E
• Pasien post ORIF pada kasus ini tidak berani
menggerakkan kaki kanannya sehingga otot
pada kaki kanannya mengalami atrofi
• Salah satu penanganan untuk mengatasi
terjadinya atrofi pada otot yaitu melatih
gerakan ROM
45. Seorang perempuan berumur 54 tahun dirawat di rumah
sakit. Pasien masuk dengan keluhan terdapat luka pada
telapak kaki kanannya. Saat ini perawat sedang melakukan
perawatan luka. Ukuran luka 7 x 4 x 3 cm, eksudat (+)
berwarna kuning dan bau, permukaan luka tampak
berwarna kekuningan. Pasien memiliki riwayat DM dan 5
bulan terakhir tidak pernah kontrol ke rumah sakit. Hasil
pemeriksaan laboratorium GDS 345 mg/dL, leukosit 13.500.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
a. Risiko infeksi
b. Pola napas tidak efektif
c. Defisit volume cairan tubuh
d. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : D
• Pada kasus ini, pasien diabetes mellitus tidak
melakukan control selama 5 bulan terakhir
sehingga kadar glukosa darahnya menjadi
tinggi dan pasien mengalami ulkus diabetikum
• Masalah keperawatan yang diangkat yaitu
risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
46. Seorang perempuan berumur 23 tahun dirawat di ruang
rawat inap akibat rasa nyeri yang dirasakan pada
tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu. Hal ini
menyebabkan pasien kesulitan dalam berbicara dan
menelan makanan. Pasien mengeluh tidak bisa
beristirahat akibat rasa nyerinya. Saat pengkajian pasien
tampak lemah, pucat, suara serak, nyeri tekan pada
tenggorokan (+), skala nyeri 8, makanan hanya dihabiskan
sepertiga porsi. TTV : TD 140/90. N 124 x/mnt, RR 24
x/mnt, suhu 37,2 °C. Hasil pemeriksaan laboratorium
leukosit 8.000, kadar glukosa darah sewaktu 60 mg/dL.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
a. Nyeri
b. Intoleransi aktivitas
c. Pola napas tidak efektif
d. Gangguan komunikasi verbal
e. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : A
• Pada pasien ini, pasien merasa nyeri pada
tenggorokan yang membuat pasien sulit
beraktivitas, beristirahat, makan ataupun
berbicara
• Masalah keperawatan utama pada kasus ini
adalah nyeri
47. Seorang wanita usia 36 tahun datang ke poliklinik untuk
menjalani kemoterapi. Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan data TD 100/70 mmHg, nadi 68 x/mnt,
pernapasan 16 x/mnt, suhu 38,2 °C, pasien tampak selalu
menundukkan kepala, pasien tampak kurus, payudara
tampak tidak simetris, kulit pada kedua ekstremitas atas
tampak menghitam, pasien mengatakan selalu merasa
nyeri saat dilakukan kemoterapi. Pasien mengatakan tidak
percaya diri setelah payudara kanannya diangkat.
Apakah masalah utama kasus di atas?
a. Nyeri
b. Hipertermi
c. Gangguan citra tubuh
d. Kerusakan integritas kulit
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : C
• Pasien menjalani operasi pengangkatan payudara
uang dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi
• kemoterapi menimbulkan efek samping
ekstremitas tampak hitam, mual dan muntah
sehingga BB pasien menurun
• Pasien menjadi tidak percaya diri dengan
keadaannya sekarang sehingga perawat
mengangkat gangguan citra tubuh sebagai
masalah utama
48. Seorang ibu berusia 45 tahun ingin mendonorkan
ginjalnya kepada anaknya yang menderita CKD.
Setelah diperiksa ternyata kondisi salah satu
ginjalnya sudah mengalami penurunan fungsi.
Perawat menginfokan kepada ibu tersebut bahwa
dia bukanlah donor yang tepat tetapi ibu tersebut
tetap bersikeras untuk mendonorkan ginjalnya
yang masih sehat. Dokter memutuskan untuk
menolak permintaan ibu tersebut.
Apakah masalah etik yang terjadi pada kasus diatas?
a. Justice
b. Otonomi
c. Veracity
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Jawaban : E
• Pada kasus ini, dokter menolak permintaan
pasien untuk mendonorkan ginjalnya karena
hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi salah
satu ginjal pasien sudah menurun
• Jika pasien mendonorkan ginjal yang sehat
maka status kesehatan pasien bisa menurun
• Dokter menghindarkan pasien dari bahaya
(non maleficience)
49. Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat di
ruangan bedah dengan keluhan nyeri abdomen. Hasil
pengkajian nyeri epigastrium, nyeri tekan + , mual,
hematemesis 6-8 kali, bibir kering, nafsu makan menurun,
peristaltic 35x/menit, merasa lemah, Hb, 11 gr dL, TD :
110/90 mmHg, frekuensi nadi : 94 x/menit, frekuensi
napas : 28 x/menit, suhu: 38,3oC.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada
kasus tersebut ?
a. Memberikan nutrisi sedikit tapi sering
b. Kompres hangat dengan hotpack
c. Beri HE tentang penyakitnya
d. Lakukan pemasangan infus
e. Observasi tanda-tanda vital
Jawaban : A
• Pasien mengeluh nyeri abdomen yang disertai
mual dan muntah
• Untuk menjaga agar kebutuhan nutrisi tetap
terpenuhi, pasien harus diberikan makanan
sedikti tapi sering
50. Seorang perempuan berusia 21 tahun dirawat di
ruangan bedah dengan post operasi hari ke 12. Hasil
pengkajian colostomy bag patent, volume 230 cc, feses
cair. Perawat akan melakukan perawatan kolostomi.
Setelah mencuci tangan, perawat membuka kantong
kolostomi dengan kapas alcohol, selanjutnya mengkaji
isi kantong kolostomi.
Apakah urutan tindakan selanjutnya yang dilakukan pada
kasus tersebut ?
a. Melakukan pengkajian pada kulit sekitar dan stoma
b. Meletakkan kantong kolostomi pada nierbekken
c. Mengukur kantong kolostomi sesuai ukuran
d. Melakukan desinfeksi pada area luka
e. Menutup bagian bawah coostomi bag
Jawaban : A
• Setelah perawat membuka kantong kolostomi,
langkah selanjutnya yaitu melakukan
pengkajian pada kulit sekitar stoma untuk
melihat apakah luka masih dalam kondisi baik
serta melihat adanya tanda-tanda infeksi
51. Seorang laki-laki berusia 39 tahun dirawat di ruangan bedah
dengan keluhan hemoroid. Hasil pengkajian benjolan padat
keras pada abdomen kanan bawah, konstipasi dengan
frekuensi BAB sekali dalam 3 hari. Perawat akan melakukan
pemberian obat pencahar (microlax), setelah mengatur posisi
pasien ujung suppositoria dilumasi dengan lubrikan/Jelly.
Apakah urutan tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada
kasus tersebut ?
a. Memasang Handscoon bersih dan membersihkan anus pasien.
b. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau ke daerah rektal.
c. Memasang pot dibawah bokong pasien dan pasang selimut
pada tubuh bawah
d. Masukkan ujung aplikator microlax 5-7,5 cm ke lubang dubur
sampai melewati otot sfinkter rectum.
e. Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua
kaki menutup selama kurang lebih 5 menit .
Jawaban : D
• Pada saat memasukkan suposutoria, setelah
mengatur posisi pasien dan melalumasi ujung
suposutoria, langkah selanjutnya yaitu
memasukkan obat suposutoria
52. Seorang perempuan berusia 42 tahun diantar ke IGD
dengan keluhan nyeri dada kiri . Hasil pengkajian sesak
dirasakan terus-menerus saat beraktivitas, nyeri dada
kiri tembus ke belakang, batuk berlendir, diaphoresis.
Perawat akan melakukan pemasangan EKG, setelah
informed consent perawat memberikan jelly pada dada
dan ektremitas pasien. Selanjutnya telah dipasang
precordial lead V1 dan V2.
Bagaimanakah urutan pemasangan precordial lead pada
pasien tersebut?
a. V3 dipasang antara V2 dan dan V4
b. V3 dipasang garis mid aksila kiri sejajar ICS 5
c. V3 dipasang garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5
d. V3 dipasang pada garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5.
e. V3 dipasang garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4
Jawaban : D
• V3 dipasang pada garis mid klavikula kiri
sejajar ICS 5 sesuai dengan SOP pemasangan
EKG
53.Seorang laki-laki, berusia 63 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan nyeri daerah leher
menyebar ke punggung kiri dengan skala 6. Hasil
pengkajian ditemukan sesak, terdapat ronkhi, dan
udema ekstremitas, gelisah, dan sulit tidur di malam
hari. TD 110/85 mmHg, frekuensi nadi 99 x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit, SaO2 94%. Hasil EKG
menunjukan ST elevasi
Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan
pada kasus tersebut?
a. Membatasi aktifitas
b. Membatasi retensi cairan
c. Menganjurkan pasien rileks
d. Mengajarkan latihan napas dalam
e. Kolaborasi pemberian nitrogliserin
Jawaban : E
• Pasien diberikan nitrogliserin untuk mengatasi
nyeri yang menyebabkan pasien gelisah dan
sulit tidur
54. Seorang laki-laki berusia 64 tahun diantar ke IGD
dengan keluhan nyeri dada sejak 2 jam sebelum
MRS. Hasil pengkajian didapat data pasien
mengatakan dadanya terasa panas, skala nyeri 8,
akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80 mmHg,
frekuensi nadi 72 x/menit, dan frekuensi napas 16
x/menit. EKG menunjukan ST elevasi pada lead II,
III, aVF, I, aVL, V5.
Dimanakah lokasi infark yang dialami pasien pada kasus
tersebut ?
a. Anteroposterior jantung
b. Inferoposterior jantung
c. Posterolateral jantung
d. Anterolateral jantung
e. Inferolateral jantung
Jawaban : E
• Sadapan menunjukkan arah vector dari
gelombang yang muncul, Lead II, III dan aVF
menunjukkan adanya gelombang terlambat
dan putus pada daerah inferior jantung , V5
dan AVL menunjukkan gambaran pada lateral
jantung
55. Seorang laki-laki usia 64 tahun dirawat diruang penyakit
dalam dengan keluhan sesak napas dan kedua kaki
bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien
beraktivitas. Hasil pengkajian didapatkan : Pasien terlihat
pucat dan sianosis,lemah dan tidak berdaya. TD: 170/100
mmHg, frekuensi nadi: 100x/menit, dan lemah , frekuensi
napas 24x/menit dan dangkal, suhu: 37 0C, foto toraks
menunjukan CTR ; 65 %
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Intoleransi aktivitas
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Penurunan curah jantung
d. Pola napas tidak efektif
e. Kelebihan volume cairan
Jawaban : C
• CTR > 50% menandakan adanya pembesaran
jantung yang menyebabkan penurunan
cardiac output dan ditandai oleh pasien
merasa sesak dan penumpukan cairan
(edema)
56. Seorang laki-laki berusia 53 tahun berkunjung ke
poliklinik mata dengan keluhan penglihatan kabur . Hasil
pengkajian ditemukan lapang pandang menyempit,
nyeri kepala yang hebat, skala nyeri 6-7, sifat nyeri
hilang timbul, bola mata teraba tegang, TIO 28 mmHg,
kadang pasien merasa mual muntah dan sulit tidur. TD :
160 mmHg/ frekuensi Nadi 87x/mnt, frekuensi napas
20x/mnt, suhu 37 o C. Pasien pernah dioperasi katarak 3
tahun yang lalu.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a. Gangguan persepsi sensori : penglihatan
b. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi
c. Gangguan pola tidur
d. Risiko cedera fisik
e. Nyeri akut
Jawaban : E
• Pada pasien ini terjadi peningkatan TIO yang
menyebabkan nyeri kepala hebat
57. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik
mata dengan keluhan penglihatan kabur. Pasien post
operasi katarak Phacho hari ke II. Hasil pengkajian
ditemukan sklera tampak merah, nyeri semakin hebat
terutama pada saat miring ke arah mata yang dioperasi.
TIO 20 mmHg, TD : 140 mmHg/ frekuensi nadi 87x/mnt,
frekuensi napas 20x/mnt, suhu 37 o C. Perawat
menginstruksikan untuk menghindari menunduk, batuk,
dan mengangkat benda yang berat.
Apakah rasional tindakan perawat pada kasus tersebut?
a. Mengurangi peningkatan Tekanan Intra Okuler (TIO)
b. Menghindari terjadinya perdarahan post operatif
c. Meminimalkan terjadinya infeksi
d. Menghindari valsava manuver
e. Mengurangi nyeri post operatif
Jawaban : B
• Batuk, menunduk ataupun mengangkat benda
yang berat dapat memicu perdarahan pada
pasien post op katarak
58. Seorang perempuan berusia 52 tahun dirawat di ruangan
bedah dengan post operasi katarak Phacho hari ke II. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan sklera tampak merah disertai
nyeri. TD : 140 mmHg/ frekuensi nadi 87x/mnt, frekuensi
napas 20x/mnt, suhu 37 o C. Perawat melakukan pemberian
tetes mata pada pasien, setelah memasang handscoon,
perawat menjelaskan tentang prosedur yang dilakukan.
Perawat dengan tangan non dominan mengangkat palpebral
bawah.
Apakah urutan tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat pada
kasus diatas?
a. Meminta pasien berkedip-kedip
b. Menghapus caira tetes mata yang tersisa
c. Meminta pasien menutup mata secara perlahan
d. Meneteskan 2-3 kali obat tetes tepat di kantong palpebra
e. Meneteskan pada mata yang sehat kemudian mata yang sakit
Jawaban : D
• Pada pemberian obat tetes mata, setelah
posisi pasien diatur, perawat mengangkat
palpebral mata sebelah bawah, perawat
meneteskan obat tepat di kantong palpebral
yang mengandung banyak pembuluh darah
59. Seorang perempuan 65 tahun dirawat dengan keluhan sesak
nafas. Saat anamnesis ditemukan batuk berlendir, nyeri dada,
sesak dirasakan pada saat pasien berbaring, pada pengkajian
ditemukan, ronkhi kasar paru kiri ,vesikuler menurun pada
paru kiri tekanan darah 110/80mmHg, nadi : 88x/mnt
pernapasan: 32 x/menit,suhu: 39 o C. Hasil radiologi effusi
pleura sinistra. Saat ini terpasang WSD hari ke -7. Dokter
menginstruksikan kepada perawat untuk melepas selang
WSD.
Apakah pengkajian yang harus dilakukan perawat pada kasus
tersebut ?
a. Monitor AGD
b. Monitor tanda-tanda vital
c. Mengobservasi status pernapasan
d. Observasi luka pada chest tube WSD
e. Mencatat cairan drainase yang keluar, jumlah, undulasi dan
konsistensinya
Jawaban : E
• Sebelum melepaskan WSD perawat harus
mencatat undulasi, jumlah cairan yang keluar,
warna dan konsistensi drainase
60. Seorang perempuan berusia 43 tahun dirawat di interna
dengan keluhan utama sesak napas. Pemeriksaan fisik
ditemukan perkusi terdengar redup di sela iga 4 – 6 paru
kanan. Dari auskultasi terdengar adanya rhonki pada paru
kanan, dan basal paru kiri . Dokter telah melakukan punksi
pleura dan terpasang WSD hari 2, perawat melakukan
perawatan pada WSD dengan memastikan fiksasi chest tube
pada dinding dada dan fiksasi semua sambungan selang
dengan baik.
Apakah urutan langkah tindakan selanjutnya yang dilakukan
pada kasus tersebut ?
a. Rawat luka drainase
b. Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan
c. Awasi chest tube supaya tidak terlipat atau tertekuk
d. Cek level water seal chamber dan suction control chamber
e. Perhatikan dan catat cairan drainase yang keluar, jumlah
dan konsistensinya
Jawaban : D
• Setelah mengecek sambungan WSD, langkah
selanjutnya yaitu mengecek level seal
chamber dan control chamber untuk
mengetahui jumlah dan karakteristik cairan
yang keluar dan memastikan suction berfungsi
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai