Anda di halaman 1dari 37

PELATIHAN IPCN PERSI

HOTEL POMELOTEL
TANGGAL 12 S/D 18 MARET 2017
 Kursus Keperawatan Dasar Kardiovaskular (6 bulan di
Jakarta)
 Kursus Keperawatan Lanjut Kardiovaskular (1 tahun di
 Bekerja sebagai perawat pelaksana selama Jakarta & australia)
22 tahun di RSJPD HK Jakarta (1984-2006)  Kursus EKG RSJPD Harapan Kita Jakarta
 Bekerja sebagai IPCN purnawaktu di RSJPD  Kurus ACLS RSJPD Harapan Kita Jakarta
HK (2007 s/d2013)  Kursus Pencegahan Infeksi nosokomial RSJPD harapan
 Bekerja sebagai kepala instalasi CSSD & Kita Jakarta
Laundry RSJPD HK( november 2013 )  Kursus Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PERDALIN Jakarta)
 Sebagai Tim POKJA Pencegahan dan
 Kursus Pencegahan dan pengendalian Infeksi dan
pengendalian Infeksi BUKR Kem Men Kes RI magang (Singapore General Hospital)
 Sebagai Tim pengendalian resistensi  Mengikuti Seminar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
antimikroba(PPRA) RSJPD HK Nasional dan Internasional
 Sebagai Tim patient Safety RSJPD HK  Pelatihan IPCN 2009
 Tim pokja IPSG & Tim POKJA PPI RSJPD  TOT Pengendalian Pencegahan Infeksi oleh Kem Kes
Batam 2010
HK
 Kursus dasar CSSD 2011 PERSISI & Kursus CSSD
 Tim POKJA pembuatan standarisasi CSSD Thailand,Philipina dan Institute jantung negara malaysia
penunjang Kem Kes  Pelatihan surveyor KARS 2011
 Pelatihan patient safety PERSI 2011
 Workshop hand hygiene 2012 jakarta
1. Latar belakang
2. Pengertian Surveilans
3. Tujuan Survailans IDO
4. Pengertian IDO
5. Pelaksanaan Program Surveilans
IDO :
 Perencanaan
 Pengumpulan Data
 Analisa Data
 Interpretasi Data
 Komunikasi & Evaluasi
6. RTL/POA
 Kejadian infeksi sekitar 25 – 40% akibat pembedahan yang
dilakukan
 Menurut NHS (National Health Scotland dan Canadian
Infection Control Surveilans) angka SSI untuk operasi
CABG 8 % ,untuk operasi katup 4 %
 Data di Indonesia bagaikan fenomena gunung es
 Kegiatan surveilans di lakukan secara pasif
 Kegiatan surveilans dilakukan oleh orang yang tidak kompeten
Salah satu program dari PPI
Aktifitas yang sangat penting dan luas
Dilakukan oleh IPCN yang berkompteten
Secara aktif dan terus menerus
Indikator keberhasilan program PPI
NNIS oleh CDC,

PENGERTIAN SURVEILANS

Pengumpulan data kesehatan yang penting secara terus menerus


sistematis, analisis dan interpretasi dan didesiminasikan kepada
pihak pihak yang berkepentingan secara berkala untuk digunakan
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu tindakan
pelayanan kesehatan
TUJUAN SURVEILANS
Apa yang di survei

Infeksi lain Infeksi


Scabies Daerah
Diare Operasi ( IDO)

Dekubitus
SURVEILENS Infeksi
(Masalah yang ada) Saluran
Kemih

Infeksi
Plebitis Aliran Darah
Primer
Infeksi
Pneumonia
Infeksi
Akibat
Pneumonia
Ventilator
Mengendalikan insden rate infeksi daerah
operasi ( IDO) pada pasien yang di lakukan
pembedahan
Pengertian
IDO

Pengertian :
Surgical Site Infection (SSI) / IDO merupakan
infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi
akibat suatu tindakan pembedahan yang di dapatkan
dalam 30 hari pertama setelah operasi tanpa implan
dan 1 tahun dengan implan, pada luka terbuka dan
tertutup, Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional
superficial, insisional dalam dan insisional rongga
Kriteria SSI

Medical Illustration Copyright © 2006 Nucleus Medical


Art, All rights reserved. www.nucleusinc.com
Surgical Site Infection Superficial (SSI - SKIN ) /infeksi luka
operasi superficial

Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari


pasca bedah dan hanya meliputi kulit, subkutan atau
jaringan lain di atas fascia
Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :

1. Keluar cairan purulen dari 3. Jahitan sengaja dibuka


luka insisi atau drain di atas oleh dokter karena
fascia terdapat tanda
2. Biakan positif dari cairan peradangan, kecuali
luka atau jaringan yg bila hasil biakan negatif
diambil secara aseptik 4. Dokter yg menangani
menyatakan terjadi
infeksi
Surgical Site Infection Deep Incisional (SSI – ST )
Infeksi luka operasi Dalam
Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30
hari pasca bedah atau sampai 1 tahun bila ada implant,
meliputi otot dan jaringan lunak dibawah fascia.
Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :
1. Keluar cairan purulen dari luka insisi tapi bukan berasal dari
komponen organ/ rongga daerah pembedahan
2. Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau
sengaja dibuka oleh ahli bedah dan pasien mempunyai
paling sedikit
satu dari tanda berikut : demam (>38 0C) atau nyeri lokal,
kecuali bila hasil biakan negatif
3.Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang
mengenai insisi dalam pada pemeriksaan langsung, waktu
pembedahan ulang atau dengan pemeriksaan histopatologis
atau radiologis
4.Dokter yg menangani menyatakan terjadi infeksi
Surgical Site Infection Body Organ ( SSI – BO) Infeksi luka operasi
organ/ rongga
 Infeksi yang mengenai bagian badan manapun, kecuali insisi kulit,
facia atau lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama
pembedahan
 Infeksi yang terjadi dalam 30 hari pasca bedah apabila tidak ada
implant
 Infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila terdapat
implant.

Paling sedikit menunjukkan 1 gejala berikut :


1. Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka ke
dalam organ/ rongga
2. Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ/
rongga
3. Ditemukan abses atau tanda infeksi lain yang mengenai
organ/ rongga, waktu pemeriksaan langsung pada
pembedahan ulang atau dengan pemeriksaan
hstopatologis/ radiologis.
4. Dokter yang menangani menyatakan infeksi organ/ rongga.
1. Luka Bersih ……. Risiko Infeksi 2 % ( Karena petugas
atau lingkungan kamar operasi)
2. Luka Bersih Tercemar………..Risiko Infeksi 4 – 10 %
3. Luka tercemar…. …………………..Risiko infeksi 20 %
4. Luka Kotor /infeksi …… ……….Risiko Infeksi 40 %

1. ASA 1 : Pasien sehat


2. ASA 2: Pasien dg gangguan sistemik ringan – sedang
3. ASA 3: Pasien dg gangguan sistemik berat
4. ASA 4: Pasien dg gangguan sistemik berat yg mengancam kehidupan
5. ASA 5: Pasien tdk diharapkan hidup walaupun dioperasi atau tidak.
3.T .Time ( T Point )
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
SC 1
Stratifikasi Berdasarkan Indeks Risiko Menurut
National Healthcare survailance Network (NHSN)

Berdasarkan :
 Klasifikasi luka (kategori operasi)
 Bersih
 Bersih tercemar 0
 Tercemar 1
 Kotor}
 Klasifikasi kondisi pasien
 ASA : 1 0
 ASA : 2
 ASA : 3
 ASA : 4 1
 ASA : 5
 Durasi operasi / T.Time / T Point :
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
16
Siapa yang melakukan survailans

1. IPCN
2. Manager ruang perawatan bedah
3. Perawat poliklinik
1. Perencanaan survailans
a. Kaji populasi yang akan di lakukan survay
b. Tentukan tools yang akan di gunakan
c. Pastikan dan tentukan sumber data yang di dapat
2. Tentukan proses survailans
a. Seluruh pasien
b. Untuk perawatan acut
c. Untuk perawatan berencana
3. Tentukan definisi survailans
2. Pengumpulan Data
 Dilakukan oleh orang-orang yang sudah mempunyai pengetahuan, pengalaman
dan berkualitas.
 Data IDO dapat diambil secara concurrently atau prospective dan atau
retrospective tergantung pada sumber - sumber yang ada secara
berkesinambungan.

Sumber Data :
 Pasien (nama, umur, no. RM, diagnosa).
 Hasil Laboratorium : Kultur Luka ,pemeriksaan lab penunjang infeksi
 Catatan/Status Pasien : Tanda - tanda klinis pasien.
 Laporan petugas/laporan pasien

.Identifikasi :
 Laporan unit perawatan bedah /poliklinik bedah
 Lakukan kunjungan ke ruangan atau poliklinik bedah
 Cari indikasi melalui pengecekan atau wawancara.
Populasi berisiko IDO

Populasi berisiko SSI → Semua pasien yang dilakukan tindakan


pembedahan

Numerator → Jumlah kasus terjadi SSI

Denominator → Jumlah pasien yang dilakukan operasi


(Stratifikasi berdasarkan Indeks Risiko)

Kelompokkan infeksi luka operasi sesuai dengan jenis operasi


(appendiktomie, SC, laparascopy, CABG)
FORMULA

Angka infeksi : Numerator


X 100 = 0/0
Denominator
Angka infeksi : Jumlah kasus infeksi
x 100 = 0/0
Jumlah kasus operasi

22
Contoh 1
Pada bulan Juli 2016 jumlah kasus
operasi SC 20 orang, terjadi IDO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/20 X 100 = 10 %

Contoh 2

Pada bulan Juli 2016 jumlah kasus


operasi APP 40 orang, terjadi IDO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/40 X 100 = 5%

Contoh 2

Pada bulan Juli 2016 jumlah kasus


operasi CABG 80 orang, terjadi IDO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/80 X 100 = 2, 5%
• Data harus diinterpretasi dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi/makna penemuan, apakah ada
masalah infeksi HAIs yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
• Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
• Bandingkan angka infeksi HAIs apakah ada
penyimpangan , dimana terjadi kenaikkan atau
penurunan yang cukup tajam.
• Perhatikan dan bandingkan kecenderungan jenis
operasi kuman patogen penyebab bila ada.
• Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka HAIs, jika ada data yang
mendukung relevan dengan masalah yang
dimaksud
- Bandingkan dengan “BENCHMARK”
NHSN/NNIS/atau RS yang setipe
• Laporan sistematik, tepat waktu, informatif
• Disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting mudah
dianalisa dan di interpretasi.
• Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan
diri sendiri
Tujuan untuk:
– Memperlihatkan pola infeksi HAIs dan perubahan
yang terjadi (trend)
– Memudahkan analisis dan interpretasi data
• Komunikasi/Pelaporan dengan narasi
singkat,rekomendasi, tindak lanjut
Bentuk Pelaporan

insiden rate infeski daerah operasi RS Tresna Putra Bulan Juli tahun 2016
Jumlah Pasien Opearsi
Angka kejadian infeksi ( %)
No Jenis Operasi Bersih Bersih Tercemar
1CABG 80 2 2,5
2Mitral Valve Replacement(MVR) 40 1 2,5
3ASD/VSD 20 1 5
4SC 100 5 5
5Apendiktomi 150 7 4,6

Insiden Rate InfeksiDaerah Operasi(IDO) RS Tresna Putra


Bulan Juli Tahun 2016
5 5
4.6
5
Insiden Rate (%)

4
2.5 2.5
3 CABG
2 Mitral Valve Replacement(MVR)
1 ASD/VSD
0 SC
Apendiktomi

Jenis Operasi
Cara penyajian data bisa dalam bentuk
• tabel:biasanya menunjukkan frekuensi
kejadian dengan kategori yang berbeda atau
sub bagian suatu variable,
• bentuk grafik :menggambarkan kecenderungan
menurut waktu,
• diagram batang : menggambarkan
perbandingan,
• diagram Pie : menggambarkan proporsi
• Laporan dibuat secara periodik,
tergantung institusi bisa setiap
bulan, triwulan, tahunan.
• Laporan dilengkapi dengan
rekomendasi tindak lanjut bagi
pihak terkait dengan peningkatan
infeksi.
• Laporan didesiminasikan kepada
pihak-pihak terkait

• Tujuan diseminasi agar pihak terkait


dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi
pengendalian infeksi .
 Audit proses tahapan
 Ketepatan data
 Kualitas data
 Ketepatan analisa
 Outcome Assesment
 Apakah system surveilans sesuai objektif
Contoh Formulir FORMAT SURVEILANS IDO Berdasarkan Startifikasi
Bulan ……………..Tahun:…………………

No Nama Dr Tgl Jeni Antibio Tangg Hasil Stratifikasi Risiko IDO


Pasien Bedah op s Op tika al
Infeks Kultur Kategori Operasi ASA T Time
i
Bersih Bersih Kotor/ Total 1 s/d 3 s/d total < > Total
Terce konta Score 2 5 Score waktu Waktu Score
mar minasi
Formulir Surveilans SSI Bulanan
Bulan :…………….. Tahun :………

Tgl Jumlah Ps Operasi Jenis Operasi Jumlah Infeksi

SC App Hernia Lapa CA MVR Cranitm SC App Hernia Lapa CA MVR Cranito
ratomi BG ratomi BG mi

Total
INDIKATOR MUTU
INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI ( IDO )
Kategori Indikator Area Klinik
Dimensi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tujuan Menurunnya kejadian infeksi daerah operasi 1,5 %
Dasar Pemikiran / Definisi surveilans CDC tahun 2013, Buku Pedoman Surveilans Infeksi Kementrian Kesehatan RI, tahun
Literatur 2011
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi adalah nfeksi yang terjadi pada daerah insisi daerah operasi dalam waktu 30
hari tanpa implant dan 90 har idenga nimplan pasca bedah terdapat paling sedikit satu keadaan berikut :
 Pus keluardarilukaoperasiatau drain yang dipasangdiatas fascia,
 Biakanpositifdaricairan yang keluardarilukaataujaringan yang diambilsecara aseptic ,
 Sengajadibukaolehdokterkarenaterdapattandaperadangankecualihasilbiakannegatif
 Paling sedikitterdapatsatudaritanda – tandainfeksiberikutini : nyeri, bengkaklokal,
kemerahandanhangatlokaldandokter yang menanganimenyatakanterjadiinfeksi
Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang terjadi infeksi setelah dilakukan pembedahan jantung dan pembuluh darah serta
PPM
Kriteria Eksklusi Kejadian infeksi daerah operasi setelah lebih 90 hari
Tipe Indikator Proses
Jenis Indikator Percent ( %)
Numerator Jumlah kejadian infeksi daerah operasi dalam satu bulan
Denumerator Jumlah pasien operasi dalam satu bulan
Cara Pengukuran /
Formula (Numerator/Denumerator) x 100
Target 1,5 %
Sumber Data Laporan Surveilans Infeksi RS
Target Sampel Populasi sesuai kriteria inklusi
Ukuran Sampel 100 % (Total Population Sampling)
Wilayah Pengamatan Seluruh area Perawatan dan poliklinik
Metodologi Pengumpulan
Data Surveilans
Pengumpul Data IPCN
Frekuensi Penilaian Data Satu bulan
Periode Waktu Pelaporan Setiap bulan
Rencana Analisis Grafik Batang, Grafik Garis
Publikasi Hasil Dashboard Mutu RS
Alat atau File Audit Formulir Surveilans
Act PLAN
Penerapan kegiatan sesuai dengan hasil study dan
melakukan modifikasi bila perlu agar dicapai hasil Menurunkan angka IDO dengan
secra maksimal melakukan evaluasi terhadap faktor –
faktor penyebab terjadinya IDO
terutama pada pasien dengan nilai
kategori risk rendah

PDSA
Study Do :
IPCN mengumpulkan data
Hasil analisa data akan dipergunakan untuk
Persiapan operasi, proses intra
menyusun rencana perbaikan sistem.
operasi,perawatan pasca operasi
Pelaksanaan bundles IDO
surgical hand washing,
lingkungan kamar bedah
Proses dekontaminasi peralatan
Kelengkapan fasilitas dan sarana
Pelaksanaan surveilans IDO merupakan kegiatan
yang penting dan luas dalam program PPI
Pelaksanaan surveilans HAIs dilaksanakan oleh
individu yang profesional
Metode observasi langsung merupakan golden
standard
Pelaksanaan surveilans meliputi perencanaan
pengumpulan data,analisa,interpretasi,komunikasi
dan evaluasi
Proses survailans yang baik akan menghasilkan data yang baik dan
dapat di gunakan untuk kepentingan perbaikan mutu rumah sakit
Sumber Bacaan

1. Pedoman Survailans KeMenKes RI tahun 2011


2. Safety in surgical services,joint comission international,2015
3. Best Practices for Surveillance of Health Care-associated Infections,In Patient and Resident
Populations, 3rd edition,Provincial Infectious Diseases Advisory Committee (PIDAC), 2013
4. Surgical Site Infection Surveillance Service (SSISS) Protocol for surveillance of surgical site infection 2009
5. Protocol for the Surveillance of Surgical Site Infection Surgical Site Infection Surveillance Service 2013

Anda mungkin juga menyukai