Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANTARUJEG
Alamat : Jl. Talaga - Bantarujeg Desa Wadowetan
Kode Pos : 45464
Email: uptdpuskesmasbantarujeg@gmail.com

PROFIL INDIKATOR PPI


Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Dasar 1. National Healthcare safety network melaporkan angka kejadian
Pemikiran CAUTI sekitar 3,1-7,5 infeksi per 10000 kateter/hari.Untuk Indonesia
angka kejadian CAUTI secara pasti belum jelas. Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat Kesehatan untuk
mengurangi risiko infeksi.

Definisi 1. Infeksi Saluran Kemih adalah anfeksi yang terjadi akibat penggunaan
Operasional urine kateter menetap (indwelling catheter) >2 hari kalender.
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis sebagai
berikut :
o Demam (>38,0 0C)
o Nyeri tekan suprapubic
o Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
o Urgensi kemih
o Frekuensi kencing
o Dysuria
3. Terdapat hasil tes diagnostic
o Test carik celup (dipstick) positif untuk leukosit esterase dan atau
nitrit
o Pyuria (terdapat lebih dari 10 leukosit per ml atau terdapat 3
leukosit per lapangan pandangan besar (mikrosop kekuatan
tinggi/1000 kali urine tanpa dilakukan sentrifugasi
o Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak
disentrifugasi.
o Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang
sama <10,5 kolon/ml kuman pathogen tunggal
o Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan terapi yang
sesuai untuk ISK.

Jenis Indikator Output


Satuan Per mil (o/00)
Pengukuran
Numerator Jumlah Kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(pembilang)
Denumerator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
Target < 7,5 permil
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
o Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih dari 2 hari
kateter.

Kriteria ekslusi :
o Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain.
o Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait
kurang dari 2 hari kalender.

Formula Jumlah pasien ISK


X 1000
Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
Desai Prospectif dan Retrospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data promer dan sekunder
Intrumen Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
Pengambilan
data
Besar Sample Semua pasien yang terpassang kateter urine menetap selama 2 hari.
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Analisis data
Penyajian Data Table, grafik, Run chart.
Penanggung Ketua Tim PPI
Jawab
Judul Indikator PLEBITIS
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehata tentang Keselamatan Pasien.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis akibat
penggunaan kateter perifer line (infus).
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk
mengurangi risiko infeksi.

Definisi Phlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada
Operasional daerah local tusukan infus ditemukan tanda merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulent atau
mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun
mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan Per mil (o/00)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus pasien plebitis
(pembilang)
Denumerator Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
(penyebut)
Target < 5 permil
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
o Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap

Kriteria ekslusi :
o Tidak ada

Formula Jumlah kasus pasien Plebitis


x 1000
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap

Desain Prospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer
Intrumen Lembar Observasi
Pengambilan
data
Besar Sample Seluruh pasien yang terpassang kateter intravena perifer menetap.
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Analisis data
Penyajian Data Table, grafik, Run chart.
Penanggung Ketua Tim PPI
Jawab
Judul Indikator INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehata tentang Keselamatan Pasien.
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan da
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Daerah
Operasi (IDO) superficial- superficial incision.
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk
mengurangi risiko infeksi IDO.

Definisi Infeksi daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah
Operasional infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi
tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi
dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut :
o Gejala infeksi, kemerahan, panas, bengkak, nyeri fungsi laesa
terganggu
o Cairan purulent.
o Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial.

Jenis Indikator Output


Satuan Persen (o/0)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus IDO
(pembilang)
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan operasi superficial incision
(penyebut)
Target < 2 persen
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
o Semua pasien yang dilakukan operasi superficial incision
o Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi superficial incision di
FKTP terkait.

Kriteria ekslusi :
o Pasien dilakukan Tindakan operasi superficial incision difasilitas
Kesehatan lain.

Formula Jumlah kasus IDO


X 1000
Jumlah pasien dilakukan operasi Superficial Incisional

Desai Prospectif dan Retrospectif


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Intrumen Lembar Observasi
Pengambilan
data
Besar Sample Total populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Analisis data
Penyajian Data Table, grafik, Run chart.
Penanggung Ketua Tim PPI
Jawab
Judul Indikator ABSES GIGI
Dasar 1. Hasil Riskesdas menyatakan prporsi terbesar masalah gigi adalah gigi
Pemikiran rusak/ berlubang/ sakit (45,3%). Masalah Kesehatan mulut yang
mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak (abses)
(14%).
2. Peraturan Menteri Kesehata 62 Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
pasien

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi pasca
Tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi.

Definisi Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan
Operasional oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul disekitar akar gigi maupun di
gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan
menggigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang, dan leher, bau mulut,
kemerahan dan pembengkakan pada
wajah. Abses gigi HAIs (Tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak
ditemukan tanda abses)
Jenis Indikator Output
Satuan Persen (o/0)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus abses gigi
(pembilang)
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan superficial incisional pada
(penyebut) area gigi dan jaringan periodontal.
Target < 2 persen
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
o Semua pasien yang dilakukan Tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal akibat Tindakan superficial incisional.
o Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi.

Kriteria ekslusi :
o Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum Tindakan gigi dilakukan
o Pasien yang dilakukan Tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal di FKTP lain.

Formula Jumlah kasus abses gigi


x 100%
Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial Incisional pada area gigi
dan jaringan periodontal

Desai Prospectif dan Retrospectif


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Intrumen Lembar Observasi langsung
Pengambilan
data
Besar Sample Total populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Analisis data
Penyajian Data Table, grafik, Run chart.
Penanggung Ketua Tim PPI
Jawab
Judul Indikator KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehata Tentang Pencegahan dan
Pemikiran pengendalian infeksi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 2. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi pasca
Tindakan pelayana imunisasi.
3. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko
terjadinya KIPI.

Definisi Infeksi yang terjadi setelah Tindakan imunisasi yang diberikan secara
Operasional penyuntikan, dimana ditemukan tanda-tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
o Nyeri
o Kemerahan dan bengkak didaerah tubuh yang mengalami injeksi pasca
imunisasi
o Gatal
o Demam
o Sakit kepala
o Lemas

Gejala KIPI Berat


o Alergi berat
o Jumlah trombosit menurun
o Kejang
o Hypotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami akan
terlihat lemas dan tar berdaya

Jenis Indikator Output


Satuan Persen (o/0)
Pengukuran
Numerator Jumlah kasus KIPI
(pembilang)
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi
(penyebut)
Target < 2 persen
Pencapaian
Kriteria Kriteria inklusi :
o Semua pasien yang teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi
di FKTP tersebut

Kriteria ekslusi :
o Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain.

Formula Jumlah kasus KIPI


X100
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi
Desai Retrospectif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Data sekunder
Intrumen Formular Pelaporan KIPI
Pengambilan
data
Besar Sample Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan
Analisis data
Penyajian Data Table, grafik, Run chart.
Penanggung Ketua Tim PPI
Jawab

Anda mungkin juga menyukai