Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

KECAMATAN AMANUBAN TIMUR


UNIT PELAYANAN TEKNIS
PUSKESMAS OEEKAM

1) INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Dasar Pemikiran 1. National healthcare safety network melaporkan angka kejadian CAUTI
sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per 10000 kateter- hari, untuk Indonesia angka
kejaidan CAUTI secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di Puskesmas Oeekam
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat
penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2 hari
kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis sebagai berikut:
 Demam (> 38,0 ° C)
 Nyeri tekan suprapubik
 Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
 Urgensi kemih
 Frekuensi kencing
 Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
 Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan atau
nitrit
 Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat 3 lekosit
per lapangan pandangan besar (mikroskop kekutan tinggi/1000
kali dari urine tanpa dilakukan sentrifugasi
 Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak
disentrifugasi.
 Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang
sama < 10. 5 koloni/ml kuman patogen tunggal.
 Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan terapi yang
sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Target Pencapaian < 7,5 permil
Kriteria: Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih dari 2
hari kalender.

Kriteria Eksklusi:
 Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
 Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait kurang dari
2 hari kalender.

Jumlah Pasien ISK


Formula X 1000
Jumlah lama hari pemakaian
kateter urine menetap

Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif


Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
data
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama 2 hari
kalender.
Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
2) PLEBITIS
Judul Indikator PLEBITIS
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis akibat
penggunaan kateter perifer line (infus) di Puskesmas Oeekam
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah
lokal tusukan infus ditemukan tanda tanda merah seperti terbakar, bengkak,
sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan
disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan
oleh komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis
Denumenator Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
(penyebut)
Target Pencapaian < 5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap
Kriteria Eksklusi:
 Tidak ada
Formula
Jumlah kasus pasien Plebitis
X 1000
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
Desain Pengumpulan Prospectif
Data
Sumber Data Data Primer

Instrument pengambilan Lembar Observasi


data
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer menetap.

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan


Penyajian Data □ Tabel  Grafik  Run chart

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


3) INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Daerah
Operasi (IDO) superficial - Superficial incision di Puskesmas Oeekam
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk
mengurangi risiko IDO
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi
yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut
hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi dengan
setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:
 Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa
terganggu.
 Cairan purulen.
 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen ( %)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denumenator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


 Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
 Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Superficial Incision di FKTP
terkait Kriteria Eksklusi:
 Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di fasilitas
kesehatan lain
Jumlah kasus IDO
Formula X
100
Jumlah pasien dilakukan operasi
Superficial incisional
Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif
Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan Lembar observasi
data
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel ,  Grafik ,  Run chart

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


4) ABSES GIGI

Judul Indikator Abses gigi

Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi adalah
gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%), masalah kesehatan mulut yang
mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak (abses)
(14
%).
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca


tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses, di Puskesmas Oeekam
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi.
Definisi Operasional Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan
oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun
di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang, dan
leher, bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi
menjadi indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan
pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda abses).
Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran %

Numerator Jumlah kasus abses gigi


(pembilang)
Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada area gigi
(penyebut) dan jaringan periodontal,
Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


 Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal akibat tindakan Superficial incisional
 Semua pasien yang teridentifikasi abses
gigi Kriteria Eksklusi:
 Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi dilakukan
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal di FKTP lain
Jumlah kasus abses Gigi
Formula X 100 %

Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional


pada area gigi dan jaringan periodontal
Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif
Data
Sumber Data Data Primer dan Sekunder

Judul Indikator Abses gigi


Instrument Lembar observasi langsung
pengambilan data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
5) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien


2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan
pengendalian
Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca


tindakan pelayanan imunisasi, di Puskesmas Oeekam
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko terjadinya
KIPI.
Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara
penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami
injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI Berat
 Alergi berat
 Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya.
Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen ( %)

Numerator (pembilang) Jumlah kasus KIPI

Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi


(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi
di FKTP tersebut
Kriteria Eksklusi:
 Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
Jumlah kasus KIPI
Formula Jumlah pasien yang dilakukan X 100
tindakan imunisasi
Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Desain Pengumpulan
Retrospectif
Data
Sumber Data
Data sekunder

Instrument pengambilan
Formulir Pelaporan KIPI
data
Besar Sampel
Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data


Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI

Ditetapkan di Tgl, 2023

Kepala Puskesmas

Damaris A, Tefa, A.Md.Kesling


NIP. 19840204 201001 2 025

Anda mungkin juga menyukai