Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA SERANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANJAR AGUNG
Jl.Syech Nawawi Al-Bantani Kel.Banjar Agung Kec.Cipocok jaya Kode pos
42122 Tlp.(02 54 ) 7921489 Email : Pkm,banjaragung@gmail.com

INDIKATOR KINERJA PPI TAHUN 2023

1) INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Dasar Pemikiran 1. National healthcare safety network melaporkan angka kejadian
CAUTI sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per 10000 kateter- hari, untuk
Indonesia angka kejaidan CAUTI secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di Puskesmas Banjar Agung
2. menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan
untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat
penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2 hari
kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis sebagai
berikut:
 Demam (> 38,0 ° C)
 Nyeri tekan suprapubik
 Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
 Urgensi kemih
 Frekuensi kencing
 Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
 Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan
atau nitrit
 Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat 3
lekosit per lapangan pandangan besar (mikroskop kekutan
tinggi/1000 kali dari urine tanpa dilakukan sentrifugasi
 Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang
tidak disentrifugasi.
 Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen
yang sama < 10. 5 koloni/ml kuman patogen tunggal.
 Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan terapi
yang sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Target Pencapaian < 7,5 permil
Kriteria: Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang dipasang kateter di UPTD Puskesmas Banjar
Agung lebih dari 2 hari kalender.

Kriteria Eksklusi:
 Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
 Pasien yang dipasang kateter urine menetap di UPTD Puskesmas
Banjar Agung kurang dari 2 hari kalender.

Formula Jumlah Pasien ISK


X 1000
Jumlah lama hari pemakaian
kateter urine menetap

Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif


Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
data
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama 2 hari
kalender.
Frekuensi Pengumpulan Harian
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Semesteran
Periode Analisis Data Bulanan, Semesteran

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
2) PLEBITIS

Judul Indikator PLEBITIS


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis
akibat penggunaan kateter perifer line (infus) di Puskesmas Banjar
Agung
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada
daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda tanda merah seperti
terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun
mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis
Denumenator Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
(penyebut)
Target Pencapaian < 5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang terpasang intravena perifer
menetap Kriteria Eksklusi:
 Tidak ada
Formula
Jumlah kasus pasien Plebitis
X 1000
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
Desain Pengumpulan Prospectif
Data
Sumber Data Data Primer

Instrument pengambilan Lembar Observasi


data
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer menetap.

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Semesteran


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Semesteran

Periode Analisis Data Bulanan, Semesteran


Penyajian Data □ Tabel ƒ Grafik ƒ Run chart

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


3) INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi
Daerah Operasi (IDO) superficial - Superficial incision di Puskesmas
Banjar Agung
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan
untuk mengurangi risiko IDO
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah
infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan
infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada
tempat insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai
berikut:
 Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi
laesa
terganggu.
 Cairan purulen.
 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persen ( %)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denumenator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


 Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
 Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Superficial Incision di
UPTD Puskesmas Banjar Agung Kriteria Eksklusi:
 Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di fasilitas
kesehatan lain
Jumlah kasus IDO
Formula X100
Jumlah pasien dilakukan operasi
Superficial incisional
Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif
Data
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan data Lembar observasi

Besar Sampel Total populasi


Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Semesteran
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Semesteran
Periode Analisis Data Bulanan, Semesteran

Penyajian Data □ Tabel , ƒ Grafik , ƒ Run chart

Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI


4) ABSES GIGI

Judul Indikator Abses gigi


Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi adalah
gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%), masalah kesehatan mulut yang
mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak (abses)
(14%).
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca
tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses di Puskesmas Banjar
Agung
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi.
Definisi Operasional Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan
oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun di
gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat mengunyah
dan mengigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang, dan leher, bau
mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah.
Abses gigi menjadi indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs
(tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda
abses).
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran %
Numerator Jumlah kasus abses gigi
(pembilang)
Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada area
(penyebut) gigi dan jaringan periodontal,
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
 Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal akibat tindakan Superficial incisional
 Semua pasien yang teridentifikasi abses
gigi Kriteria Eksklusi:
 Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi dilakukan
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periodontal di FKTP lain
Jumlah kasus abses Gigi
Formula X 100% Jumlah
pasien dilakukan tindakan Superficial
incisional
pada area gigi dan jaringan periodontal
Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif
Data
Sumber Data Data Primer dan Sekunder
Judul Indikator Abses gigi
Instrument Lembar observasi langsung
pengambilan data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
5) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien


2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian
Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien

Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca


tindakan pelayanan imunisasi, di Puskesmas Banjar Agung
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko terjadinya
KIPI.
Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara
penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami
injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI Berat
 Alergi berat
 Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami
akan terlihat lemas dan tak berdaya.
Jenis Indikator Output

Satuan Pengukuran Persen ( %)

Numerator (pembilang) Jumlah kasus KIPI

Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi


(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen

Kriteria: Kriteria Inklusi:


 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi
di FKTP tersebut
Kriteria Eksklusi:
 Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
Jumlah kasus KIPI
Formula X 100
Jumlah pasien yang dilakukan
tindakan imunisasi
Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Desain Pengumpulan
Retrospectif
Data
Sumber Data
Data sekunder

Instrument pengambilan
Formulir Pelaporan KIPI
data

Besar Sampel
Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data


Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data □ Tabel


□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI

Ditetapkan, Serang 26 April 2023

Kepala Puskesmas Banjar Agung

YULINAH

Anda mungkin juga menyukai