Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI UTARA

DINAS KESEHATAN DAERAH


UPT PUSKESMAS LEE
Alamat : Jalan Trans Sulawesi Desa Lee Kecamatan Mori Atas Kode Puskesmas: 1070356
Email: puskesmaslee@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LEE


KECAMATAN MORI ATAS KABUPATEN MOROWALI UTARA
NOMOR : 445/…../SK/KAPUS-LEE/I/2023

TENTANG

INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


KEPALA UPT PUSKESMAS LEE

Menimbang a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan


:
infeksi di Puskesmas harus berorientasi pada
keselamatan pasien dan petugas kesehtan;
b. Bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
unit pelayanan Publik di UPT Puskesmas Lee yang
memberikan pelayan kesehatan dasar, Bermutu,
merata dan terjangkau perlu di susum penetapan
indikator pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan indikator
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Fasilitas
Pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Lee dalam
suatu keputusan Kepala UPT Puskesmas Lee.

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25


tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2019, tentang Puskesmas;
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 27
tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG

Kesatu : Penetapan target indikator Pencegahan dan pengendalian


infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas
Lee

Kedua : Penetapan target indikator Pencegahan dan pengendalian


infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas
Lee sebagaimana Diktum KESATU tercantum dalam
lampiran 1 keputusan ini

Ketiga : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi UPT Puskesmas


Lee bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Lee

Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lee

Pada Tanggal : Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS LEE

Trisjawati Toparena, SKM

NIP. 197003111989012002

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN


KEPALA UPT PUSKESMAS LEE
NOMOR : 445/ /SK/KAPUS-LEE/ I / 2023
TANGGAL : JANUARI 2023
TENTANG : INDIKATOR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

A. PENETAPAN INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


BIDANG UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

NO JENIS INDIKATOR TARGET


Kepatuhan petugas melakukan cuci tangan 100%
1.
sesuai indikasi 5 momen
2. Penggunaa APD saat melaksanakan tugas 100%
3. Desinfeksi tingkat tinggi dan sterilisasi 100%
Tindakan asepsis da aspirasi sebelum 100%
4.
menyuntik
5. KIE etika batuk 100%
Pembuangan jarum suntik memenuhi 100%
6.
standar

B. URAIAN INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


a. Infeksi Saluran Kemih ( ISK)

Judul Indikator Infeksi Saluran kemih ( ISK)

Dasar Pemikiran 1. National Helath care Safefty Network Melaporkan


angka kejadian CAUTI sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per
10.000 kateter per hari, untuk indonesia angka
kejadian CAUTI secara pasti belum jelas
2. Peraturan Menteri Keshatan tentang Keselamatan
pasien
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan , Efektif dan Efisien

Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP


2. Menjamin Keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi resiko infeksi
Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi
akibat penggunaan urin kateter menetap ( Indwelling
catheter) > 2 hari kalender

2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala


klinis sebagai berikut :
 Demam ( >38⁰C )
 Nyeri tekan suprapubik
 Nyeri pada sudut kosto – vertebralis
 Urgensi kemih
 Frekuensi kencing
 Disuria
3. Terdapat hasil Diagnostik
 Tes carik celup ( dipstick) positif untuk leukosit
esterase dan atau nitrit
 Piuria ( terdapat lebih dari 10 Leukosit per mil
atau terdapat 3 Leukosit per lapangan
pandangan besar ( mikroskop kekuatan tinggi /
1000 kali dari urine tanpa di lakukan
sentrifugasi
 Di temukan kuman dengan pewarnaan gram
dari urin yang tidak disentrifugasi
 Paling sedikit 2 kultur urin ulangan di dapatkan
uropatogen yang sama < 10,5 koloni/ ml kuman
patogen tunggal
 Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan
memebrika terapi sesuai untuk ISK
Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Per mil ⁰/ oo

Numerator Jumlah kasus infeksi saluran kemih ( ISK)


( Pembilang)

Danumenator Jumlah hari lama pemakaian keteter urin menetap


(penyebut)

Target pencapaian < 7,5 permil

Kriteria Kriteria Inklusi :

 Semua pasien yang dipasang keteter di FKTP


terkait lebih dari 2 kalender
Kriteria Ekslusi
 Pasien yang di pasang kateter urin di FKTP yang
lain
 Pasien yang di pasang keteter urin menetap di
FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender

Formula Jumlah pasien ISK


x 1000

Jml lama hari pemakaian

Kateter urin menetap

Desain Pengumpula Prospectif dan Retrospectif


n Data

Sumber data Data primer dan sekunder

Instrumen Observasi langsung dan bersumber dari rekam medis


pengambilan data

Besar sampel Semua pasien yang terpasang keteter urin menetap


selama 2 hari kalender

Frekuensi Harian
pengumpulan data

Periode pelaporan Bulanan, Triwulan


data

Periode analisi data Bulanan, Triwulan

Penyajian data  Tabel


 Grafik
 Run Chart
Pennaggung jawab Ketua tim PPI / Koordinator PPI
b. Plebitis

Judul Indikator PLEBITIS

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang keselamatan


pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan , Efektif dan Efisien

Tujuan 1. Melakukan Surveilans HAIs pada angka kejadian


Plebitis akibat penggunaan keteter perifer line ( infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
infus untuk mengurangi resiko infeksi
Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya
infeksi pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda
– tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebakan baik oleh iritasi kimia
maupun mekanik yang sering disebabkan oleh
komplikasi terapi intravena

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Per mil ⁰/ oo

Numerator( Pembilang) Jumlah kasus infeksi saluran kemih ( ISK)

Danumenator Jumlah hari terpasang kateter intavena perifer menetap


(penyebut)

Target pencapaian < 5 permil

Kriteria Kriteria Inklusi :

 Semua pasien yang dipasang keteter intravena


menetap
Kriteria Ekslusi
 Tidak ada
Formula Jumlah kasus plebitis
x 1000
Jml hari terpasang
Kateter intravena menetap
Desain Pengumpulan Prospectif
Data

Sumber data Data primer

Instrumen Lembar observasi


pengambilan data

Besar sampel Semua pasien yang terpasang keteter intavena menetap

Frekuensi Bulanan , triwulan


pengumpulan data

Periode pelaporan data Bulanan, Triwulan

Periode analisi data Bulanan, Triwulan

Penyajian data  Tabel


 Grafik
 Run Chart
Pennaggung jawab Ketua tim PPI / Koordinator PPI
c. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Judul Indikator INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang keselamatan


pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan , Efektif dan Efisien

Tujuan 1. Melakukan Surveilans HAIs pada angka kejadian


Infeksi Daerah Operasi (IDO ) Superficial incision
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang
alat kesehatan untuk mengurangi resiko IDO
Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection
(SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam
kurun waktu 30 hari dari infeksi tersebut hanya
melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat
insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda
sebagai berikut :

 Gejala infeksi : kemerahan, panas, bengkak, nyeri,


fungsi faesa terganggu
 Cairan purulen
 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari
jaringan superficial
Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persenl ⁰/ o

Numerator Jumlah kasus IDO


( Pembilang)

Danumenator Jumlah Pasien yang dilakukan Operasi Superficial


(penyebut) Incision

Target pencapaian < 2 persen

Kriteria Kriteria Inklusi :

 Semua pasien yang dilakukan Operasi Superficial


Incision
 Pasien terindentifikasi IDO pasca Operasi
Superficial Incision di FKTP Terkait
Kriteria Ekslusi
 Pasien dilakukan tindakan Operasi Superficial
Incision di fasilitas kesehatan lain

Formula Jumlah kasus IDO


x 100
Jml pasien dilakukan
Operasi Superficial Incision

Desain Pengumpula Prospectif dan Retrospectif


n Data

Sumber data Data primer dan Sekunder

Instrumen Lembar observasi


pengambilan data

Besar sampel Total Populasi

Frekuensi Bulanan , triwulan


pengumpulan data

Periode pelaporan Bulanan, Triwulan


data

Periode analisi data Bulanan, Triwulan

Penyajian data  Tabel


 Grafik
 Run Chart
Pennaggung jawab Ketua tim PPI / Koordinator PPI
d. Abses Gigi

Judul Indikator ABSES GIGI

Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsif terbesar


masalah gigi adalah gigi rusak/ berlubang / sakit ( 45,
3 %) masalah kesehtan mulut yang mayoritas dialami
penduduk indonesia adalah gusi bengkak ( abses) 14%
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan , Efektif dan Efisien

Tujuan 1. Melakukan Surveilans HAIs pada angka kejadian


Infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi
abses
3. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan
pelayanan gigi
Definisi Operasional  Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah
pada gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondidsi
ini bisa muncul disekitar akar gigi maupun di gusi di
tandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan menggigil, sakit giig menyebar ke
telinga, rahang dan leher, bau mulut, kemerahan
dari pembengkakan pada wajah,. Abses gigi menjadi
indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (
tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan
tanda – tanda abses).
Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persen ⁰/ o

Numerator Jumlah kasus Abses Gigi


( Pembilang)

Danumenator Jumlah Pasien yang dilakukan tindakan Superficial


(penyebut) incisional pada area gigi dan jaringan periodental.

Target pencapaian < 2 persen

Kriteria Kriteria Inklusi :

 Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area


gigi dan jaringan periodental akibat tindakan
Superficial Incisional
 Semua Pasien yang terindentifikasi abses gigi
Kriteria Ekslusi
 Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum tindakan
gigi dilakukan
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan
jaringan periodental di FKTP lain
Formula Jumlah kasus abses Gigi
x 100
Jml pasien dilakukan tindakan Superficial Incisional
Pada area gigi dan jaringan periodental

Desain Pengumpula Prospectif dan Retrospectif


n Data

Sumber data Data primer dan Sekunder

Instrumen Lembar observasi lansung


pengambilan data

Besar sampel Total Populasi

Frekuensi Bulanan , triwulan


pengumpulan data

Periode pelaporan Bulanan, Triwulan


data

Periode analisi data Bulanan, Triwulan

Penyajian data  Tabel


 Grafik
 Run Chart
Pennaggung jawab Ketua tim PPI / Koordinator PPI
e. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI)

Judul Indikator KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri kesehatan tentang keselamatan


pasien
2. Perturan Menteri Kesehatan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan , Efektif dan Efisien

Tujuan 1. Melakukan Surveilans HAIs pada angka kejadian


Infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi
resiko terjadinya KIPI
Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan Imunisasi yang
diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan tanda
– tanda infeksi antara lain :

Gejala KIPI ringan

 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang
mengalami injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI berat

 Alergi berat
 Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang
mengalami akan terlihat lemas dan tidak berdaya
Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persen ⁰/ o

Numerator Jumlah kasus KIPI


( Pembilang)

Danumenator Jumlah Pasien yang dilakukan tindakan Imunisasi


(penyebut)

Target pencapaian < 2 persen


Kriteria Kriteria Inklusi :

 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah


mendapat Imunisasi di FKTP tersebut
Kriteria Ekslusi
 Pasien yang diberikan Imunisasi di FKTP lain
Formula Jumlah kasus KIPI
x 100
Jml pasien dilakukan tindakan
imunisasi

Desain Pengumpula Retrospectif


n Data

Sumber data Data Sekunder

Instrumen Formulir Pelaporan KIPI


pengambilan data

Besar sampel Total Populasi

Frekuensi Bulanan , triwulan


pengumpulan data

Periode pelaporan Bulanan, Triwulan


data

Periode analisi data Bulanan, Triwulan

Penyajian data  Tabel


 Grafik
 Run Chart
Pennaggung jawab Ketua tim PPI / Koordinator PPI

Ditetapkan di : Lee

Pada Tanggal : Januari 2023

KEPALA UPT PUSKESMAS LEE

Trisjawati Toparena, SKM

NIP. 197003111989012002

Anda mungkin juga menyukai