Disusun Oleh :
Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi
2022
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Daftar Isi ii
SK Direktur Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi iii
1. PENDAHULUAN 1
2. SUMBER INFEKSI 2
Faktor Resiko Terjadinya ISK 2
Klasifikasi Dan Definisi ISK 2
3. REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH ISK 2
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI
Nomor : 181/KEP/III.6.AU/D/2013
Tentang:
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DI RUMAH SAKIT YASMIN BANYUWANGI
Mengingat :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit Yasmin
Banyuwangi.
2. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. SK Menkes RI nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya.
5. SK Menkes RI nomor 436/3993 tentang “Berlakunya Standar Rumah Sakit
dan Standar Pelayanan Medis di Indonesia”.
6. SK Direktur nomor tentang Pedoman Pengorganisasian
PPI di Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi.
7. SK Direktur nomor tentang Pedoman Pelayanan PPI di
Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi.
MEMUTUSKAN
RS YASMIN BANYUWANGI
Tembusan :
1. Komite Medis Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi
2. Manager Departemen Terkait
3. Tim PPI
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi
Nomor :
Tentang : Pemberlakuan Kebijakan Dan Prosedur Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Rumah Sakit Yasmin
Banyuwangi
A. PENDAHULUAN
Saluran kemih adalah tempat yang paling sering timbul infeksi nosokomial. Lebih
kurang 600.000 pasien per tahun atau lebih dari 40 % dari total infeksi nosokomial di
Amerika Serikat yang terkena infeksi tersebut (CDC’81). Infeksi saluran kemih sebagian
besar terjadi dalam perawatan pasien di Rumah Sakit, karena kebanyakan terjadi setelah
dilakukan tindakan pemasangan kateter. Dari penelitian terjadi resiko infeksi 1-5 % setelah
satu kali pemasangan dalam waktu singkat, dan resiko sekitar 100 % setelah empat hari
pemasangan sistem terbuka. Mikroorganisme yang paling sering adalah E. Coli, Klebsiella,
Enterococus, Pseudomonas, Serratia, Candida.
B. SUMBER INFEKSI
Penyebaran ISK terbesar bersumber dari luar tubuh pasien atau kontaminasi silang :
Metode kateterisasi
Lamanya kateterisasi
Jenis kateter
Kualitas pemeliharaan kateter
Status Immunologi pasien
o Pasien tua
o Debil
o Post partum
Patogenesis
1. Klasifikasi :
a. Infeksi Saluran Kemih Simtomatis
b. Infeksi Saluran Kemih Asimtomatis
c. Infeksi Saluran Kemih Lainnya
2. Definisi :
a. ISK simtomatis harus memenuhi kriteria berikut ini :
Ditemukan paling sedikit satu dari tanda-tanda berikut tanpa ada penyebab lain :
o Demam (>38°C)
o Anyang-anyangen (nikuri)
o Polakisuri
o Disuri
o Nyeri supra pubik
o Hasil biakan urin aliran tengah (midstream) > 10 kuman per ml urin dengan
jumlah kuman tidak dari 2 spesies. (kriteria 1)
Selain dari tanda-tanda diatas juga ditemukan paling sedikit satu dari tanda
berikut :
o Rtes carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterasi dan/atau nitrit.
o Piurit (terdapat ≥ 10 lekosit per ml atau terdapat ≥ 3 lekosit per LPB dari urin
tanpa dilakukan sentrifugasi).
o Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urin yang tidak
disentrifugasi
o Biakan urin paling sedikit dua kali berturut-turut memperlihatkan jenis
kuman yang sama, (kuman gram – negatif atau S. Saphophyticus) dengan
jumlah > 100 koloni kuman per ml urin yang diambil dengan kateter.
o Biakan urin menunjukan satu jenis uro patogen dengan jumlah > 10 per ml
pada pasien yang telah mendapatkan pengobatan antimikroba yang sesuai
o Di diagnosis infeksi saluran kemih olek dokter yang menangani dan telah
mendapatkan obat antimikroba yang sesuai. (kriteria II)
Pada pasien berumur ≤ 1 tahun didapatkan paling sedikit satu dari
tanda-tanda/gejala berikut tanpa penyebab lain :
o Demam > 38°C
o Hipotermi (< 37°C)
o Apnea
o Bradicardia < 100 x / menit
o Letargia
o Muntah-muntah
o Hasil biakan urin 10 kuman per ml urin dengan tidak lebih dari 2 jenis
kuman. (kriteria II)
Pada pasien berumur ≤ 1 tahun, selain satu tanda-tanda diatas juga ditemukan
paling sedikit satu dari tanda berikut :
o Tes carik celup positif untuk lekosit esterasi dan/nitrit
o Piuria (terdapat ≥ 3 lekosit per LPB dari urin yang tidak disentrifuge)
o Hasil biakan urin paling sedikit 2 x berturut-turut menunjukan jenis kuman
yang sama. ( kuman gram negatif atau S. Saphrophyticus ) dengan jumlah >
100 koloni kuman per ml urin yang diambil dengan kateter.
o Biakan urin menunjukan satu jenis uropatogen dengan jumlah > 10 per ml
pada penderita yang telah mendapatkan pengobatan antimikroba yang sesuai.
o Di diagnosa oleh dokter yang menangani dan telah mendapatkan pengobatan
anti mikroba yang sesuai. (kriteria II)
b. ISK asimtomatik
ISK asimtomatik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Pasien pernah memakai kateter urin dalam waktu tujuh hari sebelum biakan
urin.
Ditemukan dalam biakan gejal-gejala/keluhan demam, suhu > 38°C,
polakisuria, nikuria, diuria dan nyeri supra pubik. (kriteria I)
Pasien tanpa kateter urin menetap dalam 7 hari sebelum biakan pertama positif.
Kultur urin 2 x berturut-turut ditemukan tidak > 2 jenis kuman yang sama
dengan jumlah < 10 per ml.
Tidak terdapat gejala/keluhan demam, suhu > 38°C, polakisuria, nikuria, diuria
dan nyeri supra pubik. (kriteria II)
c. Infeksi saluran kemih yang lain
Harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut :
o Ditemukan kuman yang tumbuh dari biakan cairan bukan urin atau jaringan
yang diambil dari lokasi yang dicurigai terinfeksi. (kriteria I)
o Ada abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat, secara pemeriksaan
langsung selama pembedahan atau melalui pemeriksaan histopatologis.
(kriteria II)
o Terdapat dua dari tanda berikut :
Demam ( > 38°C )
Nyeri lokal
Nyeri tekan pada daerah yang dicurigai terinfeksi
Dan terdapat paling sedikit satu dari gejala berikut :
o Keluar pus atau aspirasi purulen dari tempat yang dicurigai terinfeksi
o Ditemukan kuman pada biakan darah yang sesuai dengan tempat yang
dicurigai
o Pemeriksaan radiologi, misalnya ultrasound, CT Scan, MRI, radiolabel scan
(gallium, technetium) abnormal, memperlihatkan gambar infeksi.
o Diagnosis infeksi oleh dokter yang menangani.
o Dokter yang manangani memberikan pengobatan antimikroba yang sesuai.
(kriteria III )
o Pada pasien berumur ≤ 1 tahun ditemukan sedikit satu tanda/tanda berikut
tanpa ada penyebab lainya :
Demam (> 38°C)
Hipotermi (< 37°C)
Apnea
Bradicardia < 100 x / menit
Letargia
Muntah-muntah
RS YASMIN BANYUWANGI