Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KREBET
Jalan Raya Gawang Utara No.55, Telp. 0351-386379
M A D I U N

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS KREBET
NOMOR : 445/ /SK/402.102.25/2023

TENTANG
INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
UPT PUSKESMAS KREBET

KEPALA UPT PUSKESMAS KREBET,

Menimbang : a. bahwa puskesmas merupakan sarana pelayanan


kesehatan tingkat pertama yang diharapkan dapat
memberikan dan memenuhi standar pelayanan dengan
memperhatikan terhadap upaya pencegahan
kemungkinan terjadinya penularan infeksi;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
melaui preventif dan kuratif maka perlu disusun
indikator pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan b, maka perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Indikator
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 Tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
71 Tahun 2013 Tentang FKTP;
3. Undang - Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG INDIKATOR


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

KESATU : Indikator pencegahan dan pengendalian


infeksi Puskesmas Kebonsari sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan ini dibebankan pada dana opersional
Puskesmas Kebonsari;
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Madiun
Pada tanggal : 2023

Kepala UPT Puskesmas Krebet,

dr. Erlina Sri Orbaningwati


LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
KREBET
Nomor : 445/ /SK/402.102.25/2023
Tanggal :

INDIKATOR KINERJA PPI

PUSKESMAS KREBET

A. INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

JUDUL INDIKATOR INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Definisi Operasional 1. Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi


akibat penggunaan urine kateter menetap
(indwelling chateter)

2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau


gejala:

 Demam

 Nyeri tekan suprapubik

 Nyeri pada sudut kosto-vertebralis

 Urgensi kemih

 Frekuensi kencing

 Disuria

3. Terdapat hasil test diagnostic

 Tes carik celup (dipstick) positif untuk


leukosit esterase dan atau nitrit

 Piuria (terdapat lebih dari 10 leukosit per


ml atau terdapat 3 leukosit per lapang
pandang besar)

 Ditemukan kuman dengan perwarnaan


gram dari urine yang tidak disentrifugasi

 Paling sedikit 2 kultur urine ulangan


didapatkan uropatogen yang sama <10.5
koloni/ml kuman pathogen tunggal

 Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan


memberikan terapi yang sesuai untuk ISK

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Per mill (%)

Numerator (Pembilang) Jumlah Kasus ISK

Denumerator (Penyebut) Jumlah lama hari pemakaian kateter urine


menetap

Target Pencapaian <7,5 permill

Kriteria Kriteria Inklusi:

 Semua pasien yang dipasang kateter di


Puskesmas Krebet lebih dari 2 hari
kalender

Kriteria Eksklusi:

 Pasien yang dipasang kateter urine di


FKTP lain

 Pasien yang dipasang kateter urine


menetap di Puskesmas Krebet kurang dari
2 hari kalender

Formula Jumlah Pasien ISK X1000

Jumlah Lama Hari Pemakaian Kateter


Urine Menetap

Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif


Data

Sumber Data Data Primer dan Sekunder

Instrumen Pengambilan Observasi langsung atau Rekam Medis


Data

Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine


menetap selama 2 hari kalender

Frekuensi Pengumpulan Harian


Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data Tabel

Grafik

Run chart

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI

B. PLEBITIS

JUDUL INDIKATOR PLEBITIS

Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan


adanya infeksi pada daerah local tusukan infus
ditemukan tanda-tanda merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik
oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering
disebabkan oleh komplikasi terapi intravena

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Per mill (%)

Numerator (Pembilang) Jumlah Kasus pasien phlebitis

Denumerator (Penyebut) Jumlah lama hari terpasang kateter intravena


perifer menetap

Target Pencapaian <5 permill

Kriteria Kriteria Inklusi:

 Semua pasien yang terpasang kateter


intravena perifer menetap

Kriteria Eksklusi:

 Tidak ada

Formula Jumlah Pasien Plebitis X1000


Jumlah Lama Hari Terpasang Kateter
Intravena menetap

Desain Pengumpulan Prospectif


Data

Sumber Data Data Primer

Instrumen Pengambilan Lembar Observasi


Data

Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter intravena


perifer menetap

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan


Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data Tabel

Grafik

Run chart

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI

C. INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

JUDUL INDIKATOR IINFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang


terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan
infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan
subkutan pada tempat insisi dengan setidaknya
ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:

 Gejala infeksi: kemerahan, panas,


bengkak, nyeri fungsi laesa terganggu

 Cairan purulent

 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda


dari jaringan superfisial

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persen (%)

Numerator (Pembilang) Jumlah Kasus IDO

Denumerator (Penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan operasi


superficial incision

Target Pencapaian <2 persen

Kriteria Kriteria Inklusi:

 Semua pasien yang dilakukan operasi


superficial incision

 Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi


superficial incision di Puskesmas Krebet

Kriteria Eksklusi:

 Pasien dilakukan tindakan operasi


superficial incision di faskes lain

Formula Jumlah kasus IDO X1000

Jumlah pasien yang dilakukan


operasi superficial incision

Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif


Data

Sumber Data Data Primer dan sekunder

Instrumen Pengambilan Lembar Observasi


Data

Besar Sampel Total Populasi

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan


Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data Tabel


Grafik

Run chart

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI

D. ABSES GIGI

JUDUL INDIKATOR ABSES GIGI

Definisi Operasional Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah


pada gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini
bisa muncul disekitar akar gigi maupun digusi
ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit
saat mengunyah dan menggigit, sakit gigi menyebar
ketelinga, rahang dan leher, bau mulut, kemerahan
dan pembengkakakn pada wajah. Abses gigi menjadi
indicator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs
(tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan
tanda-tanda abses)

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persen (%)

Numerator (Pembilang) Jumlah Kasus Abses Gigi

Denumerator (Penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan tindakan


superficial incision pada area gigi dan jaringna
periodontal

Target Pencapaian <2 persen

Kriteria Kriteria Inklusi:

 Semua pasien yang dilakukan tindakan


pada area gigi dan jaringan periodontal
akibat tindakan superficial incision

 Pasien teridentifikasi abses gigi

Kriteria Eksklusi:

 Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum


tindakan gigi dilakukan
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area
gigi dan jaringan periodontal di FKTP lain

Formula Jumlah kasus abses gigi X1000

Jumlah pasien yang dilakukan


tindakan superficial incision pada area gigi
dan jaringan periodontal
Desain Pengumpulan Prospectif dan Retrospectif
Data

Sumber Data Data Primer dan sekunder

Instrumen Pengambilan Lembar Observasi Langsung


Data

Besar Sampel Total Populasi

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan


Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data Tabel

Grafik

Run chart

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI

E. KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)

JUDUL INDIKATOR KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)

Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang


diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan
tanda-tanda infeksi antara lain:

Gejala KIPI Ringan:

 Nyeri

 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang


mengalami injeksi pasca imunisasi
 Gatal

 Demam

 Sakit kepala

 Lemas

Gejala KIPI Berat:

 Alergi berat

 Jumlah trombosit menurun

 Kejang

 Hipotonia atau sindrom bayi lemas

Jenis Indikator Output

Satuan pengukuran Persen (%)

Numerator (Pembilang) Jumlah Kasus KIPI

Denumerator (Penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan tindakan


imunisasi

Target Pencapaian <2 persen

Kriteria Kriteria Inklusi:

 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang


telah mendapat imunisasi di Puskesmas
Krebet

Kriteria Eksklusi:

 Pasien yang diberikan imunisasi di Faskes


Lain

Formula Jumlah kasus KIPI X100

Jumlah pasien yang dilakukan


tindakan imunisasi
Desain Pengumpulan Retrospectif
Data

Sumber Data Data sekunder

Instrumen Pengambilan Formulir Pelaporan KIPI


Data

Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi

Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan


Data

Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan

Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan

Penyajian Data Tabel

Grafik

Run chart

Penanggung Jawab Ketua Tim PPI

Kepala Puskesmas Krebet

dr. Erlina Sri Orbaningwati


NIP. 19680120 200212 2 003

Anda mungkin juga menyukai