Presentasi Radar - FIX
Presentasi Radar - FIX
Presentasi Radar - FIX
QLCS dan squall line memiliki pola sistem konvektif yang serupa
yaitu linier, dengan demikian teori terkait QLCS dapat
dihubungkan dengan teori squall line (Akhirta, 2018).
Bluestain dan Jain (1985 dan 1987), 4 Tipe
pembentukan Quasi-Linear Convective Systemyan
Yang diidentikkan dengan squall line .
1 Broken Line
2 Back Building
3 Broken Areal
4 Embedded Areal
Sumber : Bluestein, H. B., dan Jain, M. H., 1985, Formation of Mesoscale Lines
of Precipitation: Severe Squall Lines in Oklahoma during the Spring, Monthly
Weather Review, vol. 42, no. 16. hal. 1711–1732.
Metode
Lokasi Penelitian
Wilayah yang dikaji dalam penelitian ini adalah wilayah Jakarta, Palembang, Lampung dan Bengkulu, dengan menggunakan radar cuaca yang
terdapat di empat kota tersebut. Adapun lokasi Radar cuaca Jakarta (6.16°LS 106.65°BT ), Palembang ( 2.91°LS 104.7°BT ), Lampung
( 5.21°LS 105.17°BT ), dan Bengkulu ( 3.80°LS 102.34°BT )
Data Penelitian
Data radar cuaca pada keempat tempat tersebut diperoleh melalui Pusat Citra Radar Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada kurun waktu sebagai berikut :
Data radar EEC Jakarta menggunakan data pada tanggal 3 Desember 2016
Data radar EEC Lampung menggunakan data pada tanggal 1 Februari 2018
Data radar Gematronik Palembang menggunakan data pada tanggal 30 Maret 2018
Data radar Gematronik Bengkulu menggunakan data pada tanggal 1 April 2018
Metode Penelitian
Memasukkan rawdata radar ke dalam aplikasi Rainbow 5 melalui fitur RainDART perlokasi dan disesuaikan dengan
tanggal terpilih.
Memilih produk radar yang akan ditampilkan untuk membantu analisis QLCS. Tinjauan terkait bentuk, tipe, fase hidup,
lokasi, dan durasi dari fenomena QLCS dibantu oleh produk MAX/CMAX (dBz), sedangkan untuk meninjau arah dan
kecepatan maksimum QLCS digunakan overlay produk CMAX, CM, dan HWIND.
Citra radar produk MAX/CMAX dianalisis secara visual/kualitatif untuk melihat secara langsung awan melalui bentuk,
warna/reflektivitas yang ditampilkan.
Arah propagasi QLCS serta kecepatan maksimum angin dianalisis menggunakan produk CM dan HWIND kemudian di-
overlay dengan data reflektivitas (Z) pada produk CMAX.
Pembuatan analisis dengan metode deskriptif analitik untuk mengambil kesimpulan dari karakteristik kejadian QLCS
pada masing-masing lokasi wilayah penelitian
QLCS dapat dikenali melalui produk MAX/CMAX dengan syarat reflektivitas minimal mencapai 35 dBz. Bentuk QLCS juga
memiliki ciri khas sebagai garis/linier yang memanjang dengan perbandingan 5:1 antara panjang dan lebarnya, serta
dapat berbentuk bow echo.
Fase QLCS juga ditampilkan melalui reflektivitas dari produk MAX/CMAX. Fase inisiasi ditandai dengan ditampilkannaya
reflektivitas radar kurang dari 35 dBz, fase matang memiliki reflektivitas ≥35 dBz, dan fase disipasi diindikasikan dengan
reflektivitas yang menurun yaitu kurang dari 50 dBz (Lambrado dan Colle, 2012).
Tipe pembentukan QLCS dianalisis melalui produk MAX/CMAX dengan mengacu pada penelitian Bluestain dan Jain
(1985). Tipe pembentukan tersebut meliputi tipe broken line, back building, broken areal, dan embedded areal. Semua
tipe pembentukan QLCS tersebut dikenali secara visual.
Hasil dan Pembahasan
Jakarta
1
Jakarta
Bentuk Visual QLCS
• Panjang : 61 kilometer