Anda di halaman 1dari 26

ORGAN LIMFOID

Dr. Dian Aviyanti, M.Kes


TIMUS

UMUM
 Organ limfosid primer yang esensial untuk
perkembangan limfosit T.
 Organ limfoid primer pada mamalia.
 Mulai tumbuh sejak embrio.
 Letak di mediastinum superior.
 Berat mencapai 30 - 40 gram pada masa pubertas,
kemudian mengalami involusi sampai akhirnya hanya
berupa jaringan lemak.
 Terdiri dari limfosit B dan limfosit T.
 Fungsi imunitas tubuh.
HISTOLOGIK
 Setiap lobus terdiri dari lobulus.
 Lobulus terdiri dari jaringan parenkhim
berbentuk polihedral.
 Unsur utama adalah sel limfosit, sel
retikulum, makrofag.
 Parenkim timus terdiri dari sel retikulum
stelata. Kerangka parenkim (stroma
retikulum) terdiri dari sel stelata.
 Lobulus cepat berkembang seuai dengan
perkembangan limfosit.
Korteks
 Parenkim dibungkus selapis sel epitel.
 Terdiri dari : sel epitel tipe 2 dan sel epitel tipe 3.
 Sel tipe 2 : inti pucat besar, sitoplasma pucat
mengandung berkas tono filamen, Golgi besar
dikelilingi vesikel.
 Sel tipe 3 : inti tidak teratur, sitoplasma banyak
filamen,
 Kedua sel membentuk MHC (histokompatibel
mayor) bersama dengan limfosit T membentuk
respon imun.
Medula
 Bentuk tidak teratur dan mengandung lebih sedikit
ribosom dan sitoplasma.
 Mengandung limfosit kecil, eosinofi, granulosit, tapi
tidak mengandung sel plasma, granulosit dan
eosinofil sedikit.
 Sel epitel tipe 4 : inti tidak teratur, sitoplasma kasar
dengan gumpalan heterokromatin. Tersebar di hampir
seluruh korteks.
 Sel epitel tipe 5 : terdapat diperbatasan korteks –
medula.
 Sel epitel tipe 6 : bentuk bulat, inti eukromatik.
 Badan Hassal terbentuk dari ke 3 jenis sel tersebut.
Khas pada medula.
 PEMBULUH DARAH & SARAF
 Cabang arteri torakalis interna.
 Endotel pada venul tinggi.
 Lumennya dipenuhi limfosit.
 Dipersarafi oleh cabang n. vagus dan n.
simpatis.
HISTOFISIOLOGI

 Limfosit T merupakan sel helper : Ada 2


jenis yaitu : CD – 4 MHC II dan CD – 8
MHC I.
 Virus HIV tipe I dapat dikenali dan diikat
oleh CD 4 MHC II, sehingga kekurangan
sel helper akan menyebabkan timbulnya
sindrom defisiensi imun (AIDS).
 Sel timus atau timosit dalam timus masih
imatur, kemudian akan matur setelah
keluar dari timus. Pematangan ini dibantu
oleh timotaksin dan timopoetin.
 Proliferasi dan diferensiasi sel
timosit dipengaruhi oleh sitokin
yang dihasilkan oleh sel epitel dam
makrofag. Sel epitel menghasilkan
sitokin II – I dan II – 4, makrofag
sitokin II – 1, II -2, II – 4, TNF.
 Hipersekresi hormon steroid
adrenal dan gonadotropin dapat
mengurangi jumlah sel limfosit di
timus.
Pematangan timosit berlangsung secara
teratur sesuai urutan tergantung pada
lingkungan dan jenis sel limfoid yang ada :
 migrasi prekusor sel T ke korteks
 spesifitas kelas MHC
 penyusunan rantai reseptor
 sintesis reseptor T
 seleksi negatif : eliminasi sel reaktif self
 seleksi positif : ekspansi klonal sel yang
bereaksi terhadap non self
 pembesaran limfosit T imunokompeten
LIMPA
UMUM
 Letak antara fundus lambung dan diafragma,
kuadran kiri atas rongga perut.
 Berat 150 gr.
 Terdiri dari jaringan limfoid yang berfungsi
imunologik.
 Pembuluh darah khusus karena bisa langsung
kontak dengan makrofag.
 Pembuluh darah dan saraf masuk ke limpoa
melalui jaringan lienorenal.
 Fungsi : menyaring zat renik dan eritrosit tua ;
imunitas tubuh.
HISTOLOGIK
Pulpa putih
 Membentuk selubung limfoid periarterial (PALS)
sekitar arteri.
 Terdiri dari pusat germinal.
 Selubung terdirir dari limfosit T.
 Pusat germinal terdiri dari limfosit B.
 Susunan hampir sama dengan korteks pada
limfonodus.
 Kerangka serat retikuler longgar, sel retikulosit,
celah diisi limfosit kecil dan sedang.
 Pada saat respon imun limfosit besar, limfoblas,
dan plasma imatur berkumpul ditepi.
Zona marginal
 Peralihan pulpa putih dan pulpa
merah.
 Lebar 80 – 100 um.
 Anyaman retikular padat, diisi limfosit
kecil dan plasma.
 Sebagai tempat muara arteri dan vena
limpa.
Pulpa merah
 Terdiri dari anyaman sinus venosus.
 Tempat muara vena pulpa.
 Sinus diisi oleh korda limpa dan korda pulpa.
 Korda limpa : sel darah, serat retikuler, sel
retikuler stelata.
 Korda pulpa : makrofag, sel plasma, eritrosit,
trombosit.
 Pulau jaringan hemopoetik (metaplasia
mieloid) terbentuk pada infeksi, lekemia,
keracunan, anemia.
Simpai dan trabekel
 Pembungkus limpa adalah jaringan
mesotel ( lanjutan dari peritonium perut).
 Simpai dan trabekel terletak dibawahnya.
 Terdiri dari serat elastin.
 Unsur utama sel fibroblas.
Arteri
 Cabang arteri lienalis terkecil masuk kedalam
trabekel.
 Termasuk arteri muskularis dengan tunika
adventitia longgar.
 Arteri sentralis dilapisi jaringan limfoid tinggi,
endotel tinggi, sel otot polos.
 Penisili adalah cabang arteri sentralis yang
sangat langsing yang masuk kedalam pulpa
putih.
 Selubung Schweigger – Seidel atau elipsoid
adalah kapiler berselubung cabang dari penisili.
 Kapiler berselubung terdiri dari sel fusiform.
Sinus dan vena limpa
 Sinus adalah sistem pembuluh darah tipis dan
luas pada pulpa merah.
 Diameter lumen 40 um.
 Lapisan sinus : endotel fusiform, tidak memiliki
sel otot, lamina basal tidak utuh,
 Vena pulpa : endotel, lamina basal utuh,
lapisan otot polos tipis, serat elastin.
Pembuluh limf dan saraf
 Pembuluh limf ditemukan disekitar hilus.
 Jalinan saraf berasal dari pleksus celiaka,
terdiri dari serabut saraf tanpa mielin
HISTOFISIOLOGI
Limpa berfungsi :
 menyaring darah untuk membersihkan zat renik.
 memantau kualitas sel darah. Sel darah rusak
atau tua dihancurkan di pulpa merah
 sebagai penyaring sel abnormal.
 ikut serta dalam mendaur ulang zat besi dalam
tubuh.
 pada mamalia berfungsi sebagai gudang tempat
menimbun eritrosit, yang dapat dikeluarkan pada
keadaan darurat.
 sebagi respon imun tubuh terhadap virus,
bakteri, antigen lainnya  limfosit T dan limfosit
B.
Proses daur ulang :
hemoglobin  heme dan globin.
hem membebaskan besi  ferritin/hemosiderin
 hemoglobin baru oleh eritoblast dalam sstl.
Setelah heme membebaskan besi  dirombak
oleh makrog menjadi bilirubin  dilepaskan
kedalam darah bergabung dengan albumin
dibawa ke hati  dikonjugasi dengan asam
glukuronat  dieksresi dalam empedu.
TONSIL
 Tonsila palatina : adalah kumpulan jaringan
limmfoid berbentuk lonjong yang terletak
dibawah membran mukosa.
 Tonsila faringeal terletak di atap dan dinding
posterior nasofaring.
 Letak antara glossopalatina dan faringopalatina.
 Tersusun atas epitel berlapis gepeng.
 Membentuk 15 atau kripta tonsila.
 Infiltrasi limfosit sangat banyak.
 Jaringan limfoid terdiri dari limfonouli yang
terletak dibawah epitel sepanjang kripti.
 Memiliki pusat germinal yang sangat mencolok.
 Epitel yang menutupi adalah epitel bertingkat
kolumnar bersilia, dibawahnya jaringan limfoid
difus dan nodular.
 Limfosit banyak terdapat pada puncak
lipatan/kripta.
 Tonsil tiak memiliki sinus dan tidak menyaring
darah.
 Berkembang maksimal pada anak – anak.
Involusi pada usia 15 tahun. Atrofi pada
dewasa.

Anda mungkin juga menyukai