Anda di halaman 1dari 38

Aplikasi Vector

Kontrol
Alberth Teddy kasmarandi 04084821820009
Ahmad Reiman 04084821820060
Muhammad Rizky Surya 04084821820038
Pika Ranita Annisaa 04054821820136
Widya Audisti 04084821820043
• Istilah :
• Vector Eradication yaitu sapu bersih; pemusnahan semua vektor.
• Pengendalian vektor (vektor kontrol) yaitu mengurangi atau menekan
populasi manjadi serendah-rendahnya sehingga tidak berbahaya lagi
sebagai penular penyakit pada manusia.
• Yang mungkin dilakukan manusia hanyalah kontrol bukan eradikasi.
Pengendalian vektor (vector control)
terhadap Arthropoda dapat dibagi atas :
1. Kontrol secara alami = Natural
Alam sebagai ciptaan Allah telah mengadakan pembatasan dari
populasi Arthropoda yaitu malalui
• Iklim
• Panas : udara terlalu panas
• Dingin : suhu terlalu dingin
• Angin : yang terlalu kencang
• Cahaya matahari langsung
• Hujan lebat terus menerus atau tidak pernah turun
• Air yang terlalu banyak, kadar garan terlalu tinggi, kadar oksigen terlalu
rendah
• Gunung yang tinggi/sungai terlalu deras
• Laut/danau tak bisa berkembang Arthropoda
• Padang rumput, ada Arthropoda yang tak suka.
• Predator
• Ada Arthropoda yang bersifat kanibal terhadap sesamanya
• Parasit yang memakan Arthropoda, ada burung, katak, cicak
• Jamur yang memakan telur/larva Arthropoda
• Bakteri/virus pemangsa Arthropoda
• Ada tumbuhan pemakan Arthropoda
2. Kontrol buatan = Artifisial
Ini adalah usaha atau kerja manusia untuk
membatasi/melenyapkan atau mengurangi populasi
Arthropoda tsb. Beberapa Artifisial control adalah:
• Pengendalian mekanikal
Ini adalah cara langsung dengan tangan /alat bisa juga secara tidak
langsung seperti dengan umpan atau pakai lampu dapat juga dengan
pemusnahan breeding place dari Arthropoda
• Enviromental control atau kontrol dengan pengendalian lingkungan.
Cara ini adalah pengedalian lingkungan , mengobah atau memanipulasi
lingkungan sehinggalingkungan tersebut tidak cocok untuk Arthropoda
tersebut.
Ada 2 cara modifikasi dan manupulasi lingkungan
• Modifikasi lingkungan yaitu dengan merobah sarana fisik
dari lingkungan tersebut yang bersifat permanen seperti
mengatur sistem irigasi, tempat sampah, menghilangkan rawa
dan sebagainya.
• Manipulasi lingkungan mengadakan pemeliharaan dan
pembersihan lingkungan yang terus menerus misalnya
melenyapkan tumbuhan air melancarkan jalan air tersebut.
3. Kontrol secara Biologis
• Ini adalah cara yang paling baik dan bereaksi spesific.
Caranya dengan mengembangkan organisme yang jadi
pemangsa dari vektor tersebut.
• Beberapa organisme : ada yang jadi musuh alami , ada
beberapa jenis ikan , larva nyamuk , cacing Nematoda,
Crustacea. Ada beberapa bakteri,jamur yang makanannya
adalah larva nyamuk .
• Beberapa jenis ikan pemangsa larva nyamuk seperti ikan
gabus, ikan kepala timah. Larva nyamuk Toxorhychities,larva
capung, larva Crustacea yang makannya adalah larva nyamuk
4. Kontrol secara genetika
• Disini dilakukan di laboratorium dengan cara merobah sifat
genetika sekelompok serangga dengan radiasi, bahan kimia
atau merubah sifat DNA serangga tersebut, lalu dilepaskan
kembali ke alam sehingga yang mandul tadi tidak
mengasilkan keturunan dari Arthropoda yang bisa jadi
vektor . Atau Arthropoda yang sudah mandul tersebut
dikawinkan dengan serangga lain yag tidak berbahaya.
5. Kontrol secara Legal (Legal Control)
• Ini adalah kontrol dengan membuat aturan / undang –
undang oleh pemerintah yang kuat yang bersifat nasional
/internasional dengan sangsi hukum yang berat.
• Disini aparat harus bersih dan berwibawa sehingga benar –
benar dilaksanakan dengan murni.
• Peraturan /undang – undang yang dibuat berlaku
terhadap pesawat terbang, kapal laut atau
pendatang dari luar negeri yang disangka
membawa vektor penyakit yang disangsikan ke
negara kita.
• Begitu juga terhadap penduduk/warganegara
yang melanggar peraturan undang – undang yang
telah dikeluarkan pemerintah /Departemen
Kesehatan.
6. Kontrol secara kimiawi
• Disini diunakan bahan kimia dimana bahan kimia
ini berfungsi untuk membunuh segala bentuk
serangga (Arthropoda) baik dewasa, telur, larva
maupun pupanya. Disamping itu juga bahan kimia
yang mencegah serangga mendekat dan menggigit
manusia.
• Bahan kimia yang membunuh dinamakan insektisida
dan yang mencegah menggigit/hisap darah disebut
repellent.
• Insektisida dapat dipakai dalam daerah yang luas dan hasilnya
segera terlihat, tetapi keburukannya dapat merusak ternak,
tanaman, dan lingkungan serta matinya ternak dan binatang
lain yang berguna, juga manusia sendiri.
• Insektisida yang membunuh larva disebut larvasida,
membunuh telur disebut ovisida, membunuh dewasa disebut
adultsida, membunuh mite disebut mitisida, membunuh
pediculus disebut lousisida
7. Kontrol secara fisik
• Ini adalah cara pengendalian vektor dengan
cara fisika, seperti melakukan pendinginan,
pemanasan, pembekuan, baik dengan listrik
maupun kipas angin, lampu kuning dan
sebagainya, sehingga Arthropoda tak bisa
beraktivitas atau hidupnya terganggu.
• Bagaimana keampuhan kerja suatu
insektisida dalam membunuh serangga
tergantung pada :
1. Bentuk dari insektisida
2. Sifat kimia dari insektisida
3. Cara masuknya insektisida ke dalam tubuh
Arthropoda.
• Menurut bentuknya dapat dibagi atas :
• Bentuk padat :
• Serbuk (dust), ukurannya 35-200 µ dan tembus 20 mesh screen
• Granule, ukuran sebesar butir pasir dan tidak tembus 20 mesh
screen (sebesar gula pasir)
• Pellet, berukuran 1-3 cm

• Bentuk cair (larutan) :


• Aerosol dan fog, ukurannya 0,1-50 µ
• Kabut (mist) ukuran 50-100 µ
• Spray, ukuran 100-500 µ
• Gas :
• Asap (fumigan) = fumes = smokes, ukuran 0,001-0,1 µ
• Uap (vapours), berukuran < 0,001 µ
• Berdasarkan kimianya, insektisida dibagi atas :
• Organik alam = natural organic insecticidae
• Berasal dari tumbuhan : piretrum, rotenon, nikotin, sabadila.
• Berasal dari bumi : minyak tanah, minyak pelumas, minyak solar
• Organik sintetik
• Organik klorin (DDT, dieldrine, klorden, BHC, lindane)
• Organik fosfor : malation, paration, diazinon, fenitrotion, temefos,
DDVP, diptereks
• Organik nitrogen : dinitrofenol
• Golongan sulfur : karbamat, Baygon
• Golongan tiosianat : letena, tanit
• Anorganik
• Terdiri dari golongan sulfur dan merkuri, yaitu SO2,
SO4, HG Cl, Arsenikum, paris green dan ada juga
golongan Fluor.
• Berdasarkan cara masuknya ke tubuh :
• Racun kontak (contact poisons)
• Yaitu insektisida yang masuk ke tubuh serangga
melalui eksoskeleton
• Bisa juga melalui alat pernapasan, darah, atau kulit
• Umumnya racun kontak digunakan untuk membunuh
serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.
• Racun perut (stomach poisons)
• Insektisida masuk ke tubuh Arthropoda melalui mulut
atau dimakan, jadi serangga itu mempnyai mulut
menggigi, mengerat dan mengisap.

• Racun pernapasan (Fumigants)


• Racun masuk ke tubuh serangga melalui alat
pernapasan (spiracle)
• Insektisida ideal adalah :
• Daya bunuhnya besar dan cepat serta tidak berbahaya
pada manusia dan ternak
• Sifat kimianya stabil dan tidak mudah terbakar
• Mudah digunakan dan mudah larut
• Mudah didapat dalam jumlah besar dan harganya
murah
• Tidak berwarna, tidak berbau atau wangi.
• Insektisida organik sintetik
1.Organik klorin
- DDT
- Diedrin
- Klordena
- BHC
- Lindena
2. Organik Fosfor
- Malation
- Paration
- Diazinon
- Fenitrotion
- Abate
- DDVP
- Diptareks
3. Organik Sulfur
- Baygon
- Sevin
4. Organik Nitrogen
- Dimitrofenol
- Prolan
5. Tiosianat
- Letene
- Tanit
REPELLENT
• Minyak sereh
• Dimetil talat
• Dietil toluamide
• Rutgers 612
• Benzil benzoat
• Puretrum
KHASIAT INSEKTISIDA DALAM
MEMBUNUH SERANGGA
Bergantung pada:
1. Bentuk dari insektisida
2. Cara masuk
3. Macam bahan kimia
4. Konsentrasi
5. Jumlah dosis
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Spesies Serangga
2. Ukuran besar
3. Susunan tubuh
4. Bentuk tubuh
5. Habitat
6. Perilaku
7. Kebiasaan makan
1.DDT (Dichloro Diphenil Trichloroethane)

• Kristal putih
• Masuk organik klorin
• Kimia stabil
• Harga termurah
• Daya residu lama 3 – 6 bulan
• Tidak larut dalam air
• Larut dalam pelarut organik
• Daya bunuh besar
• Tidak terlalu toksik terhadap mamalia
• Bersifat serbaguna
• Dosis 2 gram/ml 3 tahan 6 bulan
• Digunakan untuk: Lalat,nyamuk,Tuma,Pinjal,Cimex

Di Jawa – Sumatera 1964-1958


Pemberantasan Malaria Vektor
2. Abate
• Masuk organo Fosfor
• Dijual dalam bentuk “Sand granules”
• Sangat toxic terhadap larva nyamuk
• Tidak toxic terhadap manusia
• Populer terhadap Aedes aegypti
• Nama lain: Temepos
• Dosis : 10 gram/ 100 liter air
3. Baygon
• Gol. Karbamat
• Sedikit berbau
• Dipakai sebagai “Residual Spray”
• aerosol
• Tahan 5 bulan
• Kurang toxic terhadap manusia,ternak
• Dipakai terhadap: Lipas,Lalat,Nyamuk,Laba-laba
• Bisa sebagai Repllent
4.Dieldrin
• Dipakai sebagai “Residual spray”
• Lebih toxic dari pada DDT
• Residu lebih pendek (1-3 bulan)
• Masuk kelompok Klordena = “Klordena series”
• Digunakan terhadap serangga yang resisten terhadap
DDT untuk bunuh lalat,nyamuk,semut,lipas
5. Piretrum
• Berasal dari kepala bunga matahari
(Chrysanthema Spp)
• Daya bunuh terhadap serangga besar
• Bersifat neurotoxic serangga +
• Larut dalam minyak,dalam bentuk serbuk
• Tidak toxic terhadap mamalia sebagai repellent
Resistensi terhadap Insektisida
Yaitu kemampuan suatu populasi serangga untuk
bertahan terhadap pengaruh suatu Insektisida yang
biasanya mematikan
I. Resistensi bawaan
Populasi serangga
Anggota yang resisten
Anggota Gen – Mutasi
Keturunan
Resistensi seluruhnya
A.Resistensi Fisiologik Bawaan
O.K. hal – hal :
1.Daya absorbsi yang terlalu lambat
serangga tidak mati
2. Insektisida di tumpuk disimpan di jaringan lemak
Jaringan vital terhindar
Serangga tidak mati
3.Insektisida cepat di eksresi
4.Detoksifikasi
B.Resistensi Kelakuan Bawaan
Ini O.K. hal – hal :
1. Perubahan habitat serangga

Keturunannya
2. Sifat menghindar dari pengaruh insect
“AVOIDANCE”
II. Resistensi Didapat
Suatu populasi serangga

Anggota yang rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh insektisida

tidak mati
keturunannya

POPULASI BARU YANG RESISTEN


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai