Anda di halaman 1dari 31

TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN

ABK 2017 (PMK 175/2016)


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
1. PENGHITUNGAN JAM KERJA

2. TAHAPAN PENYUSUNAN ABK

3. TEKNIS PENGISIAN FORMULIR ABK

4. PENGUMPULAN LAPORAN ABK

5. INFORMASI TAMBAHAN

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
JAM KERJA EFEKTIF (Perubahan)
JAM KERJA EFEKTIF
= JAM KERJA
- WAKTU LUANG (25%)

Senin s.d Kamis  07.30 – 12.15 (4 jam 45 menit) x 4 = 19 jam Jam Kerja Efektif per minggu
 13.00 – 17.00 (4 jam) x 4 = 16 jam 2.565 menit – (25% x 2.565)
Jum’at  07.30 – 11.30 (4 jam) = 4 jam 1.923,75 menit = 32 jam
 13.15 – 17.00 (3 jam 45 menit) = 3 jam 45 menit Jam Kerja Efektif per hari
= 42 jam 45 menit 1.923,75 menit / 5
2.565 menit 385 menit = 6 jam 25 menit

JAM KERJA
= JAM KERJA REGULER + JAM KERJA RAMADHAN

Jam Kerja Efektif per minggu Senin s.d Kamis  07.30 – 12.00 (4 jam 30 menit) x 4 = 18 jam
2.355 menit – (25% x 2.355)  12.30 – 16.00 (3 jam 30 menit) x 4 = 14 jam
1.766,25 menit = 29,4 jam Jum’at  07.30 – 11.45 (4 jam 15 menit) = 4 jam 15 menit
Jam Kerja Efektif per hari  13.00 – 16.00 (3 jam) = 3 jam
1.766,25 menit / 5 = 39 jam 15 menit
353 menit = 5 jam 53 menit 2.355 menit

Jam Kerja Efektif per tahun = (214 hr (reguler) x 385 menit + 21 hr (Rmdn) x 353 menit )
= 1.497 jam (pembulatan)
3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
TAHAPAN PENYUSUNAN ABK

TAHAPAN ABK Form A

Form B

Form C
1. Pengumpulan
data

FP. 2 Ditinjau
Ditinjau
kembali:
kembali:
FP. 3
-Tabel
-Tabel EJ/EU
EJ/EU
2. Pengolahan data -Kenyataan
-Kenyataan
FP. 4

3. Penyusunan
laporan
-Form
-Form A,
A, Form
Form B,
B, Form
Form CC (softcopy)
(softcopy)
-FP.2, FP.3, FP.4
-FP.2, FP.3, FP.4
4 -Penjelasan
-Penjelasan kuantitatif
kuantitatif && kualitatif
kualitatif Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
1. PENGHITUNGAN JAM KERJA

2. TAHAPAN PENYUSUNAN ABK

3. TEKNIS PENGISIAN FORMULIR ABK

4. PENGUMPULAN LAPORAN ABK

5. INFORMASI TAMBAHAN

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGUMPULAN DATA (FORM A-PERUBAHAN)
Tusi atau Non Tusi  PMK 234/2015 (KP DJBC ) dan PMK 188/2016 (Instansi Vertikal)
Form A

CONTOH

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGUMPULAN DATA (FORM B-PERUBAHAN)
Tusi atau Non Tusi  PMK 234/2015 (KP DJBC ) dan PMK 188/2016 (Instansi Vertikal)
Form B

CONTOH

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGUMPULAN DATA (FORM C)
Form C

Dibuat menjadi 3
layer (Analis,
Pengolah Data,
Pengadm umum)

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGOLAHAN DATA (FP.2-PERUBAHAN)
Form FP.2

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGOLAHAN DATA (FP.3-PERUBAHAN)
Menghitung kebutuhan pegawai, efisiensi jabatan, dan efektivitas jabatan
FP.3 melalui FP.3
Membuat rekapitulasi kebutuhan pegawai unit dengan cara menjumlahkan
FP.4 kebutuhan Pegawai dalam satu unit organisasi serta efisiensi unit dan
efektivitas unit melalui FP.4

Efisiensi
Kerja Jabatan EJ.1

Efisiensi Kerja Jabatan (EJ.1) adalah perbandingan antara Beban Kerja jabatan dan
Jam Kerja Efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi suatu jabatan serta
tugas lainnya.

Efektifitas
Kerja Jabatan EJ.2
Efektivitas Kerja Jabatan (EJ.2) adalah persentase perbandingan antara Beban
Kerja sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan dengan Beban Kerja jabatan secara
keseluruhan yang dilaksanakan.

10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGOLAHAN DATA (FP.3-PERUBAHAN)

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENGOLAHAN DATA (FP.4-PERUBAHAN)

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
ATENSI HASIL EU
EJ harus
diberikan
penjelasan yang
komprehensif
apabila nilai
yang dihasilkan
• < 0, 75 (lebih
kecil dari nol
koma tujuh
lima)
• > 1 , 25 (lebih
besar dari satu
koma dua
lima)

13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
SNW PRODUK BERDASARKAN NORMA PELAYANAN
(PERUBAHAN)

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PROYEKSI (FORM D)
Proses ABK organisasi yang mengalami perubahan beban kerja pada tahun berjalan

Reorganisasi:
 Baru
 Bergabung
 Naik
Tipologi

CONTOH

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PROYEKSI (FORM D)

16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
RINCIAN KEKURANGAN PEGAWAI
(FORM E-TAMBAHAN)
CONTOH : Diketahui dari Form FP.3 terdapat kekurangan 33 pegawai maka :

17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
1. PENGHITUNGAN JAM KERJA

2. TAHAPAN PENYUSUNAN ABK

3. TEKNIS PENGISIAN FORMULIR ABK

4. PENGUMPULAN LAPORAN ABK

5. INFORMASI TAMBAHAN

18 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PENYUSUNAN LAPORAN ABK
Penyusunan
Laporan ABK Teknik dan Tools ABK

 Alat ukur beban kerja: Penjelasan singkat terkait alat ukur yang dipergunakan, diantaranya hari
kerja efektif dan jam kerja efektif dalam setahun.
 Waktu pelaksanaan pengukuran beban kerja: Kurun waktu dan jadwal pelaksanaan ABK.
 Teknik pengumpulan data beban kerja: Penjelasan singkat teknik pengumpulan data beban kerja
yang dipergunakan.
 Teknik pengolahan data beban kerja: Penjelasan singkat teknik pengolahan data beban kerja yang
dipergunakan.
Penyusunan
Laporan ABK Hasil Pengukuran ABK
 Tugas dan fungsi unit eselon II;
 Tabel FP.4 unit eselon II;
 Narasi (dari hasil perhitungan ABK), sekurang-kurangnya meliputi:
 Jumlah Produk/kegiatan yang dihasilkan baik dari Formulir A maupun dari Formulir B.
 Daftar Produk/kegiatan dengan beban kerja terbesar atau terkecil dengan masing-masing
sejumlah 10 (sepuluh) produk.
 Hambatan.
 Kebutuhan pegawai unit organisasi disertai kualifikasi pendidikan/pengalaman.
 Antisipasi/Rencana Aksi tahun yang akan datang;
 Dimensi yang menggambarkan besaran kuantitatif.

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


19
Kementerian Keuangan RI
SISTEMATIKA LAPORAN ABK
Pelaporan Sistematika Penyusunan Laporan ABK
Ringkasan  Latar belakang: Dasar yang melatarbelakangi perlunya
eksekutif dilakukan ABK di lingkungan Kementerian Keuangan.
memuat  Tugas dan Fungsi: Tugas dan fungsi unit organisasi
ringkasan (setingkat unit eselon I) sesuai dengan yang tertuang
utama laporan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
ABK Ringkasan
organisasi dan tata kerja Kementerian Keuangan.
Eksekutif
 Kesimpulan  Tujuan dan manfaat: Tujuan dan manfaat yang
Pendahuluan
 Saran dihasilkan melalui pelaksanaan ABK.
Penutup  Obyek dan pelaksanaan: Unit organisasi yang turut
Lampiran serta melaksanakan ABK dan proses tahapan
pelaksanaannya.
 Bagan proses kegiatan: Alur proses pelaksanaan ABK
Laporan ABK yang dimulai pengumpulan data Beban Kerja,
dikirimkan pengolahan data Beban Kerja, analisis hasil
dalam format  FORM A, B, C,pengolahan
D, dan E + narasi terlampir
data Beban softcopy
Kerja, penyusunan laporan
softcopy dan  FP.4 Unit Eselon I
ABK; dan penetapan dan penggunaan hasil analisis
hardcopy  FP2, FP.3 dandata
FP.4 Beban
masing-masing
Kerja Unit Eselon II

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


20
Kementerian Keuangan RI
Pengumpulan ABK Satker
Kompilasi ABK Kanwil

• SEMUA
DIJADIKAN
SATU FOLDER
• SETIAP
KANTOR
DIBUAT SATU
FOLDER

21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pengumpulan ABK Satker
Kompilasi ABK Satuan Kerja

• SEMUA
DIJADIKAN SATU
FOLDER
• SEMUA FORM
DIJADIKAN SATU
FILE PER UNIT

22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pengumpulan ABK Satker
File Pengumpulan dan pengolahan data pada tiap unit

FORM A Form B Form C FP2 FP3 FP4 Form E


(Penamaan sheet sesuai produk)

23 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Pengumpulan ABK Satker
File FP. 4 Gabungan pada Satuan Kerja

Form Form E Form


FP.4 Gabungan FP.3

24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
Penyampaian ABK Satker
Kanwil yang membuat Form D (Proyeksi)

25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
OUTLINE
1. PENGHITUNGAN JAM KERJA

2. TAHAPAN PENYUSUNAN ABK

3. TEKNIS PENGISIAN FORMULIR ABK

4. PENGUMPULAN LAPORAN ABK

5. INFORMASI TAMBAHAN

26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
KESALAHAN DALAM
PENGISIAN ABK

1. Form A, B, C dan FP 2, 3, 4 TIDAK dibuat dalam satu file

SEHARUSNYA....

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
KESALAHAN DALAM
PENGISIAN ABK

2. Pengisian kolom waktu yang TIDAK WAJAR/KONSISTEN.

CONTOH :
• Waktu apel tidak sama untuk
seluruh pegawai (dilaksanakan
bersamaan oleh seluruh pegawai)
• Waktu pelaksanaan kegiatan yang
tidak masuk akal

28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
NORMA WAKTU KHUSUS

Kegiatan Norma
Waktu
(menit)
Menerima (pekerjaan, surat, disposisi), Mendisposisi, 1
Memerintahkan, Menugaskan,
Mendistribusikan, Mengarsip, Menatausahakan 3
(Administrasi)
Membuat konsep surat dinas (template) 5
Menerima, meneliti, memaraf konsep (Atasan langsung 5
pelaksana)
Menerima, meneliti, menandatangani konsep (Pejabat 3
eselon IV/III)
Menandatangani konsep (Kepala Satker) 1
Menginput data pada aplikasi (per berkas) 3

29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
NORMA WAKTU KHUSUS

Kegiatan Norma Waktu (menit)

Kegiatan Pengawasan yang memerlukan waktu lebih 480


dari waktu normal (385 menit per hari)
Kegiatan Pelayanan 24/7 385
kelebihan 5 jam (300 menit)
dihitung lembur (dg catatan
keesokan harinya pegawai
mendapat libur penggant)
Kegiatan Patroli Laut 480
Kegiatan Pegawai Kumandah Pada TPB (Pelayanan 480
dan Pengawasan melebihi jam kerja normal)

Hasil Rapat Dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sesuai dengan S-1496/BC.011/2016 tanggal
03 Mei 2016 hal Undangan rapat pembahasan terkait pemberian masukan pada Draft PMK pengganti
PMK Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Departemen
Keuangan.

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
TERIMA KASIH

31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai