Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PROVINSI LAMPUNG
KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA TIPE A1 KOTABUMI
JL. ALAMSYAH RPN KM. 3, KOTABUMI 34513; TELEPON (0724) 21738; FAKSIMILI (0724) 21446; SUREL :
KPPN116@GMAIL.COM; LAMAN : WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KPPN/KOTABUMI

Nomor : S-168/WPB.08/KP.03/2021 31 Maret 2021


Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Langkah-langkah Peningkatan Nilai IKPA Tahun 2021 berdasarkan PER-
4/PB/2021 tentang Petunjuk Teknis Penilaian IKPA Belanja Kementerian
Negara/Lembaga

Yth. Para Kuasa Pengguna Anggaran Satker Mitra Kerja KPPN Kotabumi
Di tempat

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-


4/PB/2021 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja
Kementerian Negara/Lembaga pada tanggal 8 Maret 2021, bersama ini disampaikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan PMK Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga, Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara (BUN) mengukur kualitas kinerja belanja dengan menggunakan IKPA.
2. Dalam rangka mewujudkan belanja K/L yang lebih berkualitas, lebih baik (spending better),
dan sesuai dengan tata kelola yang baik (good governance), serta memberikan penilaian
IKPA yang lebih transparan dan akuntabel, sesuai PER-4/PB/2021 telah ditetapkan
Reformulasi IKPA 2021 dengan perubahan bobot sebagai berikut:
No Indikator Bobot TA 2020 Bobot TA 2021
1 Penyerapan Anggaran 15% 15%
2 Data Kontrak 15% 10%
3 Penyelesaian Tagihan 12% 10%
4 Capaian Output 10% 17%
5 Pengelolaan UP dan TUP 8% 8%
6 Revisi DIPA 5% 5%
7 Deviasi Halaman III DIPA 5% 5%
8 LPJ Bendahara 5% 5%
9 Perencanaan Kas (Renkas) 5% 5%
10 Kesalahan SPM 5% 5%
11 Retur SP2D 5% 5%
12 Pagu Minus 5% 5%
13 Dispensasi SPM 5% 5%
TOTAL 100% 100%
3. Perlu Bapak/Ibu ketahui bahwa sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.01/2021
hal Tata Cara Pemberian Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi atas Kinerja Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga, hasil capaian IKPA Satker secara kumulatif akan bermuara
pada IKPA Kementerian Negara/Lembaga memiliki bobot 40% dan sangat berpengaruh
dalam Pemberian Penghargaan dan/atau pengenaan Sanksi kepada Kementerian
Negara/Lembaga.
4. Khusus untuk penilaian IKPA Tahun 2021, penilaian indikator kinerja Deviasi Halaman III
DIPA dan indikator kinerja Capaian Output mulai dinilai pada periode triwulan II, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) Pengesahan revisi anggaran atas pemutakhiran Rencana Penarikan Dana (RPD)
Halaman III DIPA untuk triwulan II 2021 paling lambat tanggal 15 April 2021, dan hari
kerja kesepuluh pada awal triwulan berikutnya.
b) Pelaporan data Capaian Output pada level RO oleh Satker dimulai dari capaian bulan
Januari dan Februari 2021 yang disampaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2021, dan
hari kerja kesepuluh untuk bulan-bulan berikutnya.
5. Sehubungan dengan itu, diminta agar para Kuasa Pengguna Anggaran mengambil langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Meningkatkan koordinasi dan sinergi internal satker antara KPA, PPK, PPSPM,
Bendahara, Operator dengan mengadakan pertemuan & evaluasi rutin setiap bulan
(setiap tanggal 5). Dalam pertemuan tersebut, KPA dapat menerima laporan,
memonitoring dan mengevaluasi penyelesaian kewajiban satker ke KPPN pada bulan
berjalan benar-benar telah diselesaikan, antara lain:
1) Penyampaian LPJ Bendahara (paling lambat tanggal 10);
2) Upload Data Capaian Output (paling lambat tanggal 10);
3) Pengajuan SPM Gaji Induk (paling lambat tanggal 15);
4) Penyampaian Hardcopy SPM (paling lambat tanggal 20);
5) Pengajuan SPM Penghasilan PPNPN Induk (pada tanggal 21 s.d. 26).
6) Pemutakhiran rencana penarikan dana pada Halaman III DIPA melalui Revisi
DIPA (paling lambat tanggal 10 di setiap awal triwulan berikutnya).
b) Memastikan penyerapan anggaran triwulanan sudah sesuai target (15%-40%-60%-
90%) dengan cara menyegerakan pencairan dan pelaksanaan kegiatan terutama
belanja Modal yang memerlukan proses PBJ.
c) Memastikan ADK Kontrak disampaikan ke KPPN paling lambat 5 (lima) hari kerja
setelah penandatanganan kontrak;
d) Memperhatikan norma waktu penyelesaian tagihan non belanja pegawai (17 hari kerja)
dan memberikan teguran apabila terdapat pihak yang terlambat mengajukan tagihan;
e) Menggunakan UP dan TUP secara efektif dan mempercepat revolving UP dengan
mengajukan SPM GUP minimal 1 (satu) kali dalam 30 hari;
f) Penyampaian ADK Renkas Harian ke KPPN untuk nilai SPM sebesar 5 milyar keatas;
g) Meningkatkan kedisiplinan penyampaian data Rekonsiliasi pada Aplikasi E-rekon-LK;
h) Meminta PPK dan PPSPM untuk memastikan ulang penulisan Nomor dan Nama
Rekening di SPM sudah sesuai dengan buku tabungan untuk menghindari retur SP2D;
i) Meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan KPPN Kotabumi terkait pelaksaaan
APBN.
6. Bersama ini kami sampaikan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
4/PB/2021 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk dipedomani.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor Pelayanan


Perbendaharaan Negara Tipe A1
Kotabumi

Ditandatangani secara elektronik


Subur Bahariyanto

Tembusan:
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 4 /PB/2021
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN
INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

TATA CARA PENGUKURAN DAN PENILAIAN INDIKATOR KINERJA


PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA

KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

/
FORMULA PERHITUNGAN NILAI KINERJA PADA INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN (IKPA)
BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEM BAGA

1. Perhitungan Nilai IKPA K/L/Unit Eselon I/Satker


Nilai IKPA pada Aplikasi OM-SPAN untuk K/L/Unit Eselon I/Satker diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai kinerja indikator
dikalikan dengan bobot masing-masing indikator pada tingkat K/L/Unit Eselon I/Satker. Dalam hal pada salah satu atau beberapa indikator
kinerja yang tidak memiliki transaksi, maka nilai akhir IKPA K/L/Unit Eselon I/Satker dihitung dengan mengalikan konversi bobot IKPA.
13

Nilai IKPA = ^^(Nilai Indikator n x Bobot Indikator n) : Konversi Bobot *)


n=l

*) Keterangan:
a. Konversi bobot bernilai 100 persen apabila K/L/Unit Eselon I/Satker memiliki seluruh data transaksi atas indikator yang dinilai.
b. Konversi bobot bernilai di bawah 100 persen apabila pada Satker tidak terdapat data transaksi untuk indikator tertentu.

2. Perhitungan Nilai IKPA per Indikator

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

Rasio Revisi DIPA triwulanan (RRev): Nilai IKPA Revisi DIPA:


a. Indikator kinerja Revisi DIPA dihitung
berdasarkan frekuensi revisi DIPA yang 1
RRev n = x 100 Ef=i RRev n
dilakukan oleh Satker dalam satu triwulan. IKPA Rev =
1. Revisi DIPA Frekuensi Revisi n 5 n

/
- 2 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

b. Dalam rangka penilaian IKPA yang optimal, Keterangan: Keterangan:


frekuensi revisi DIPA adalah satu kali dalam
rentang triwulanan dan tidak bersifat RReVn Rasio Revisi DIPA triwulan IKPA Rev = Nilai IKPA
ke-n
kumulatif. Revisi DIPA
c. Jika frekuensi revisi DIPA Satker melebihi satu triwulan ke-n
kali dalam satu triwulan, maka pencapaian
Frekuensi Frekuensi Revisi DIPA n
nilai kinerja menjadi tidak optimal. Jumlah
Revisi n pada triwulan ke-n
d. Jenis revisi DIPA yang diperhitungkan adalah Triwulan
revisi dalam kewenangan pagu tetap yang
disahkan oleh Kementerian Keuangan (DJA,
Direktorat Pelaksanaan Anggaran, Kantor
Wilayah DJPb).
e. Revisi yang menjadi kewenangan Kuasa
Pengguna Anggaran, serta revisi dalam rangka
penghematan atau refocusing anggaran yang
menjadi kebijakan Pemerintah dikecualikan
dalam perhitungan.
f. Nilai IKPA Revisi DIPA untuk level Unit Eselon
I dan K/L (agregasinya) merupakan nilai rata-
rata dari Nilai IKPA Satker yang ada di bawah
kewenangannya (konsolidasi lokasi: average).

a. Indikator kinerja Deviasi Halaman III DIPA, Nilai IKPA Deviasi Hal III
Deviasi Halaman III DIPA bulanan:
Deviasi Halaman dihitung berdasarkan rata-rata kesesuaian DIPA:
2. 5
III DIPA antara realisasi anggaran terhadap rencana WRealisasi n - RPDn\\ IKPA DevDIPAn =
penarikan dana (RPD) bulanan. DevDIPA n = x 100
RPDn EiLi DevDIPAn
100-
n
/
-3 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

b. Deviasi Halaman III DIPA dihitung Keterangan: Keterangan:


berdasarkan rasio antara nilai
DevDIPAn Deviasi Hal III DIPA bulan
penyimpangan/deviasi realisasi anggaran IKPA Nilai IKPA
ke-n Deviasi Hal III
terhadap RPD. DevDIPAn =
DIPA bulan
c. Nilai IKPA Deviasi Halaman III DIPA ke-n
Realisasi n = Realisasi Anggaran bulan
memperhitungkan rata-rata deviasi antara
ke-n
realisasi anggaran dengan RPD setiap bulan.
DevDIPA bulan
d. Nilai RPD yang diperhitungkan adalah nilai DevDIPAn =
RPDn Rencana Penarikan Dana ke-n
RPD yang dikunci setiap awal triwulan.
bulan ke-n
e. Batas akhir pemutakhiran RPD pada Halaman
n Bulan ke-n
III DIPA dalam rangka penilaian IKPA adalah
sampai dengan sepuluh hari kerja pertama
pada setiap triwulan.
f. Khusus untuk triwulan I, batas akhir
pemutakhiran RPD pada Halaman III DIPA
adalah sampai dengan 10 hari kerja pertama
bulan Februari.
g- Penguncian data RPD pada Halaman III DIPA
dilakukan berdasarkan tanggal posting DIPA
hasil revisi pada sistem.
h. Nilai deviasi yang dihitung mulai periode
Januari sampai dengan November.
-4-

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

a. Indikator kinerja Pagu Minus dihitung Rasio Pagu Minus: Nilai IKPA Pagu Minus:
berdasarkan rasio antara total nilai pagu minus
(realisasi yang melebihi pagunya) terhadap Pagu Minus 100 - Rasio Pagu Minus
pagu DIPA. Rasio Pagu Minus = x 100
Pagu DIPA
b. Nilai pagu minus mengacu pada nilai pagu
minus pada level akun (6 digit) pada pada
Pagu Minus Keterangan:
3. semua jenis belanja. 5
c. Satker yang tidak memiliki Pagu Minus, maka
nilai kinerja diberikan sebesar 100 (seratus). Pagu Minus = Nominal Pagu Minus
d. Penilaian akhir indikator kinerja Pagu Minus
didasarkan pada nominal pagu minus DIPA per Pagu DIPA = Nominal Pagu DIPA
tanggal 31 Desember yang belum diselesaikan.

a. Indikator kinerja Penyampaian Data Kontrak Rasio Ketepatan Waktu Penyampaian Nilai IKPA Penyampaian
dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu Data Kontrak: Data Kontrak:
penyampaian data perjanjian/kontrak Sesuai dengan nilai Rasio
terhadap seluruh data perjanjian/kontrak DKTW Ketepatan Waktu
RKDK = x 100
yang didaftarkan ke KPPN. DK Penyampaian Data Kontrak
b. Data perjanjian/kontrak yang dihitung dalam Keterangan: (RKDK)
Penyampaian Data
4. penilaian adalah data perjanjian/kontrak
Kontrak RKDK 10
Rasio Ketepatan Waktu
dengan nilai di atas Rp50.000.000,- yang
Penyampaian Data
disampaikan ke KPPN dan data/perjanjian
Kontrak
kontrak tahun jamak yang didaftarkan pada
Jumlah Data Kontrak
tahun pertama masa kontrak.
DKTW yang disampaikan tepat
c. Data perjanjian/kontrak rilis untuk tahun
waktu
jamak (multiyears) tidak termasuk dalam
penilaian kinerja.
- 5 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

DK Jumlah Data Kontrak


yang disampaikan ke
KPPN

Nilai IKPA Pengelolaan UP


a. Indikator kinerja Pengelolaan UP dan TUP, Ketepatan Waktu Pertanggungjawaban UP
dan TUP:
dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu dan TUP:
Sesuai dengan Rasio
pertanggungjawaban UP Tunai dan TUP Tunai GUPTUP TW
terhadap seluruh pertanggungjawaban UP RKWUP = *100 Ketepatan Waktu
GUPTUP
Tunai dan TUP Tunai. Pertanggungjawaban UP dan
TUP
b. Basis perhitungan indikator kinerja Keterangan:
Pengelolaan UP dan TUP berdasarkan pada:
RKWUP Rasio Ketepatan Waktu
1) Tanggal SP2D UP ke tanggal SP2D GUP Isi
Pertanggungjawaban UP
dan/atau SP2D GUP Nihil;
Pengelolaan UP dan TUP
5. 2) Tanggal SP2D TUP ke tanggal SP2D TUP 8
dan TUP
Nihil; dan/atau GUPTUP TW = Jumlah SP2D GUP dan
3) Tanggal SP2D GUP Isi ke tanggal SP2D PTUP yang Tepat Waktu
GUP Isi berikutnya.
c. Indikator ini mempertimbangkan sisa dana UP GUPTUP Jumlah SP2D GUP dan
dan TUP yang belum disetor pada akhir tahun TUP yang diajukan ke
(31 Desember) sebagai penalti nilai kinerja. KPPN
d. Pinalti kinerja dilakukan dengan mengubah
status pertanggungjawaban UP dan TUP
terakhir dari status tepat waktu menjadi
terlambat.
- 6 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

e. Ketepatan waktu pertanggungjawaban UP dan


TUP dapat dipantau pada Kartu Pengawasan
(Karwas) UP dan TUP pada OM SPAN.
f. Jenis UP dan TUP yang diperhitungkan dalam
IKPA adalah UP Tunai dan TUP Tunai yang
bersumber dari dana Rupiah Murni (RM), tidak
termasuk UP dan TUP yang menggunakan
Kartu Kredit Pemerintah (KKP) dan yang
bersumber dari dana Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP).
g. Dalam hal tanggal batas akhir
pertanggungjawaban UP dan/atau TUP
berikutnya jatuh pada hari libur, maka nilai
kinerja Pengelolaan UP dan TUP berdasarkan
pada SP2D UP dan/atau TUP (baik Isi maupun
Nihil) yang diterbitkan oleh KPPN pada hari
kerja sebelumnya.

a. Indikator kinerja Penyampaian LPJ Bendahara Rasio Ketepatan Waktu LPJ Bendahara: Nilai IKPA LPJ Bendahara:
dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu
penyampaian LPJ oleh Bendahara LPJB TW Sesuai dengan Rasio
Penyampaian LPJ RKLPJ = x 100
6. Pengeluaraan terhadap seluruh kewajiban LPJB 5 Ketepatan Waktu LPJ
Bendahara
penyampaian LPJ. Bendahara Pengeluaran

J/
-7-

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

b. Batas waktu penyampaian LPJ Bendahara Keterangan:


Pengeluaran ke KPPN (paling lambat tanggal 10
RKLPJ Rasio Ketepatan Waktu
bulan berikutnya).
Penyampaian LPJ
c. Dalam hal tanggal 10 bulan berikutnya jatuh
Bendahara Pengeluaran
pada hari libur, maka LPJ Bendahara
Pengeluaran disampaikan pada hari kerja
Jumlah LPJ Bendahara
sebelumnya.
LPJTW Pengeluaran yang
disampaikan tepat waktu

Jumlah LPJ Bendahara


LPJB Pengeluaran yang
disampaikan ke KPPN

Subkriteria Nilai
a. Indikator kinerja Dispensasi Penyampaian SPM
0 SPM 100
dihitung berdasarkan jumlah SPM yang
mendapatkan dispensasi keterlambatan 1 - 5 SPM 95
pengajuan SPM melebihi batas waktu yang 6 - 10 SPM 90
ditentukan sebagaimana diatur dalam
11-20 SPM 85
Dispensasi ketentuan mengenai pedoman penerimaan dan Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang
7. 5
Penyampaian SPM pengeluaran negara pada akhir tahun mendapat dispensasi.
anggaran.
b. Nilai IKPA diberikan secara bertingkat sesuai
dengan jumlah kumulatif atas SPM yang telah > 20 SPM 80
diberikan dispensasi oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.

/
-8 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

a. Indikator kineija Penyerapan Anggaran Nilai Kineija Penyerapan Anggaran Nilai IKPA Penyerapan
dihitung berdasarkan rata-rata nilai kinerja Triwulanan: Anggaran:
penyerapan anggaran pada setiap triwulan. g=lyVKP4n
( IKPA - PAn =
b. Nilai kinerja penyerapan anggaran setiap NKPAn= xlOO n
triwulan dihitung berdasarkan rasio antara
tingkat penyerapan anggaran terhadap target Keterangan:
Keterangan:
penyerapan anggaran pada setiap triwulan.
c. Target penyerapan anggaran ditetapkan per NKPAn = Nilai Kinerja Penyerapan IKPA-PAn = Nilai IKPA
Anggaran triwulan ke-n Penyerapan
triwulan dengan ketentuan:
1) Triwulan I sebesar 15 persen; Anggaran
Penyerapan PAn Penyerapan Anggaran
8. 2) Triwulan II sebesar 40 persen; 15 Triwulan ke-n
Anggaran triwulan ke-n
3) Triwulan III sebesar 60 persen; dan
4) Triwulan IV sebesar 90 persen.
Target Penyerapan
d. Pagu DIPA yang menjadi basis perhitungan
adalah Pagu DIPA yang berlaku pada akhir TAn Anggaran Triwulan ke-n

triwulan berkenaan.
e. Terhadap Satker/Eselon I/KL dengan tingkat
realisasi di atas target penyerapan triwulanan,
maka nilai kinerja diberikan secara maksimal
sebesar 100.

Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan: Nilai IKPA Penyelesaian


a. Indikator kinerja Penyelesaian Tagihan dihitung Tagihan:
berdasarkan rasio ketepatan waktu ( SPM LS TW
Penyelesaian RKPT = xlOO
9. penyelesaian tagihan dengan mekanisme SPM- SPM LS 10 Sesuai dengan rasio
Tagihan
LS Kontraktual terhadap seluruh SPM-LS ketepatan waktu
Kontraktual yang diajukan ke KPPN. penyelesaian tagihan
-9-

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot (%) Perhitungan IKPA

b. Penyampaian SPM LS Kontraktual yang tepat Keterangan:


waktu adalah paling lambat 17 (tujuh belas)
Rasio Ketepatan Waktu
hari kerja dari tanggal Berita Acara Serah RKPT
Penyelesaian Tagihan
Terima (BAST) atau Berita Acara Pembayaran
Pekerjaan (BAPP) sampai dengan tanggal SPM
Jumlah SPM LS
LS Kontraktual diterima oleh KPPN pada saat
SPM LS TW= Kontraktual Non Belanja
proses konversi.
Pegawai yang tepat waktu
c. Tanggal BAST berlaku apabila pekerjaan
disampaikan ke KPPN
(barang/jasa) telah diserahterimakan
seluruhnya.
Jumlah SPM LS
d. Tanggal BAPP berlaku apabila pekerjaan
SPM LS Kontraktual Non Belanja
(barang/jasa) dilakukan secara bertahap atau
Pegawai yang
pembayaran berdasarkan termin.
disampaikan ke KPPN

a. Indikator kinerja Capaian Output dihitung Nilai Kinerja Rincian Output (RO) Nilai IKPA Capaian Output:
berdasarkan rasio antara total nilai kinerja Triwulanan:
Rincian Output (RO) terhadap jumlah RO yang
IKPA COn =
dikelola oleh Satker. Capaian RO n
b. Nilai kinerja RO dihitung berdasarkan rasio NKROn= x 100 Total NKROn
Target RO n x 100
antara capaian atau realisasi RO terhadap Total RO
10. Capaian Output Keterangan: 17
target RO. Keterangan:
NKROn = Nilai Kinerja Capaian RO
IKPA COn= Nilai IKPA
Triwulan ke-n
Capaian
Output
Capaian RO n Realisasi/capaian RO Triwulan ke-n
sesuai status tahapan RO
pada triwulan ke-n
/
- 10 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

c. Target capaian RO diproksikan sama dengan Target Target RO sesuai status Total Total kumulatif
target penyerapan anggaran triwulanan kecuali ROn tahapan RO pada triwulan
ke-n NKROn dari NKCO
untuk triwulan IV, dengan ketentuan:
pada Triwulan
1) Triwulan I sebesar 15 persen; ke-n
2) Triwulan II sebesar 40 persen;
3) Triwulan III sebesar 60 persen; dan Total RO Jumlah RO
4) Triwulan IV sebesar 100 persen.
yang dikelola
d. Perhitungan nilai kinerja atas capaian RO
Satker
ditentukan berdasarkan pada status tahapan
pelaksanaan RO sampai dengan periode
pelaporan capaian RO setiap bulan.
e. Status tahapan capaian RO adalah sebagai
berikut:
Kode Status
Nilai Kinerja
Status Tahapan
Persiapan/ 0
(1) Proses PBJ
Sesuai rasio
Proses PCRO dengan
(2) Pelaksanaan Target PCRO
Sesuai rasio
(3) Selesai RVRO dengan
Target RO
Keterangan:
1) PCRO: Progres Capaian Rincian Output
2) RVRO: Realisasi Volume Rincian Output

/
- 11 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

f. Khusus pada bulan Desember, Nilai Kinerja


Capaian Output akan dihitung berdasarkan
rasio antara capaian RO terhadap target RO.
g. Terhadap capaian RO yang melebihi target,
maka nilai kinerja Capaian Output diberikan
maksimal sebesar 100 (seratus).
h. Dalam rangka penilaian indikator kinerja
capaian output, Satker menyampaikan data
capaian output paling lambat 10 hari kerja
pada bulan berikutnya melalui sistem
informasi yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
i. Data capaian output yang disampaikan oleh
Satker paling kurang meliputi: Realisasi
Volume Rincian Output (RVRO), Progres
Capaian Rincian Output (PCRO), dan
Keterangan.

Rasio Retur SP2D: Nilai IKPA Retur SP2D:


Retur SP2D
RRSP2D = *100
SP2D 100 - Rasio Retur SP2D
Retur Surat Indikator kinerja Retur SP2D dihitung
berdasarkan rasio antara jumlah SP2D yang Keterangan:
Perintah
11. mengalami retur terhadap jumlah SP2D yang telah 5
Pencairan Dana RRSP2D = Rasio Retur SP2D
diterbitkan.
(SP2D)
Jumlah SP2D yang
Retur SP2D = diretur

SP2D Jumlah SP2D yang


diterbitkan
- 12 -

No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Bobot(%) Perhitungan IKPA

Rasio Kesalahan SPM: Subkriteria Nilai


a. Indikator kinerja Pengembalian/Kesalahan
0% 100
SPM dihitung berdasarkan rasio antara SPM Salah
RKSPM = xlOO
pengembalian/kesalahan SPM oleh KPPN SPM >0,00%- 1,50% 95
terhadap seluruh SPM yang diajukan oleh Keterangan:
> 1,50% - 3,00% 90
Satker ke KPPN.
Pengembalian/ b. Pengembalian/Kesalahan SPM merupakan > 3,00% - 5,00% 85
Kesalahan Surat SPM yang ditolak atau dikembalikan pada saat > 5,00% 80
12. proses konversi di front office KPPN 5
Perintah
Membayar (SPM) berdasarkan data pada Payment Management RKSPM Rasio Kesalahan SPM
Resume Tagihan (PMRT) atau kesalahan
formal, dan/atau penolakan pada saat validasi
SPM Salah Jumlah SPM yang ditolak
tagihan oleh middle office KPPN atau kesalahan
oleh sistem
substantif.

SPM Jumlah SPM yang


disampaikan ke KPPN

Rasio Ketepatan Waktu Renkas:


a. Indikator kinerja Renkas dihitung berdasarkan Nilai IKPA Renkas:

rasio antara Renkas/RPD Harian yang RenTW


RKRen = xlOO Sesuai dengan Rasio
disampaikan secara tepat waktu terhadap Renkas

kewajiban Renkas/RPD Harian yang diajukan Ketepatan Waktu Renkas


Perencanaan Kas Keterangan:
13. ke KPPN. 5
(Renkas)
b. Penilaian kinerja Renkas tidak mengecualikan RKRen Rasio Ketepatan Waktu
dispensasi penyampaian SPM tanpa Renkas Renkas
oleh KPPN.
- 13 -

Indikator Uraian Indikator Kalkulasi m Bobot (%) Perhitungan IKPA


No. V

Jumlah Renkas yang


Renkas disampaikan ke KPPN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

5.

is
*
A. HADIYANTO

Anda mungkin juga menyukai