Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis
teks sejarah yang baik: tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang
diceritakan. Reorientasi boleh ada, boleh tidak.
Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau Terserah kehendak penulis teks cerita sejarah.
pembuka dari teks cerita sejarah.
Kita bisa membaca buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal
yang berjudul “Door Duistermis tox Licht, (Habis Gelap Terbitlah Terang)". Surat-surat
yang dituliskan kepada sahabat - sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi
bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari
diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan
hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas kertas tapi dibuktikan
dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang.
Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaumnya di
berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan bertumbuh di
berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum
memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh
pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami
sendiri, dan lain sebagainya.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak
mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita,
juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman - temannya
yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita - wanita Belanda,
akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah
kebiasan kurang baik itu. Pada saat itu, Raden Ajeng Kartini yang lahir di
Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, ini sebenarnya sangat
menginginkan bisa memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, namun
sebagaimana kebiasaan saat itu dia pun tidak diizinkan oleh orang tuanya.
Sejak saat itu, dia pun berkeinginan dan bertekad untuk memajukan wanita
bangsanya, Indonesia. Dan langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa
dicapai melalui pendidikan. Untuk merealisasikan cita - citanya itu, dia
mengawalinya dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah
kelahirannya, Jepara. Di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit,
menyulam, memasak, dan sebagainya. Semuanya itu diberikannya tanpa
memungut bayaran alias cuma - cuma.
Bahkan demi cita - cita mulianya itu, dia sendiri berencana mengikuti
Sekolah Guru di Negeri Belanda dengan maksud agar dirinya bisa menjadi
seorang pendidik yang lebih baik. Beasiswa dari Pemerintah Belanda pun
telah berhasil diperolehnya, namun keinginan tersebut kembali tidak tercapai
karena larangan orangtuanya. Guna mencegah kepergiannya tersebut,
orangtuanya pun memaksanya menikah pada saat itu dengan Raden Adipati
Joyodiningrat, seorang Bupati di Rembang.
Berbagai rintangan tidak menyurutkan semangatnya, bahkan pernikahan
sekalipun. Setelah menikah, dia masih mendirikan sekolah di Rembang di
samping sekolah di Jepara yang sudah didirikannya sebelum menikah.
Apa yang dilakukannya dengan sekolah itu kemudian diikuti oleh wanita-
wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di tempat masing-
masing seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan
Cirebon.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati
kita dengan segala cita - cita, tekad, dan perbuatannya. Ide - ide besarnya telah
mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang
tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia
mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah
menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum
berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak
adil terhadap perempuan.
Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama yang oleh
sebagian orang baik oleh pria yang tidak rela melepaskan
sifat otoriternya maupun oleh sebagian wanita itu sendiri
yang belum berani melawan kebiasaan lama. Namun
kesadaran telah lama ditanamkan kartini, sekarang
adalah masa pembinaan.
Menganalisis Teks Sejarah RA.KARTINI
MENGANALISIS STRUKTUR TEKS
ORIENTASI
KETERANGAN
Raden Adjeng tentang
berisi penjelasan Kartini latar
(lahirwaktu
di Jepara,
dan Jawa
Tengah,cerita
situasi 21 April
yang 1879 – meninggal
akan diceritakan di Rembang,
yaitu
Jawa Tengah,
pada masa 17 kelahiran
waktu September RA1904 pada umur 25
KARTINI.
tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden
Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan
Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal
sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Ia lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan oleh
sebab itu ia memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng)
di depan namanya, gelar itu sendiri (Raden Ajeng)
dipergunakan oleh Kartini sebelum ia menikah, jika
sudah menikah maka gelar kebangsawanan yang
dipergunakan adalah R.A (Raden Ayu) menurut
tradisi Jawa. Beliau dikenal sebagai salah satu
pahlawan nasional yang dikenal gigih
memperjuangkan emansipasi wanita kala ia hidup.
a
KETERANGAN
Pada bagian ini menyajikan peristiwa awal yang
menjadi penyebab munculnya permasalahan
dalam cerita
Pengungkapan peristiwa
Ibu R.A Kartini yaitu M.A. Ngasirah sendiri bukan keturunan
bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa saja, oleh karena itu
peraturan kolonial Belanda ketika itu mengharuskan seorang Bupati
harus menikah dengan bangsawan juga, hingga akhirnya ayah
Kartini kemudian mempersunting seorang wanita bernama Raden
Adjeng Woerjan yang merupakan seorang bangsawan keturunan
langsung dari Raja Madura ketika itu.
KETERANGAN
Pada bagian akhir penulis memberikan pernyataan tentang
peristiwa yang terjadi.
Nilai Moral
Perjuangan RA.KARTINI yang pantang menyerah dalam
memperjuangankan emasipasi wanita
Nilai Pendidikan
Walaupun RA.KARTINI hanyalah lulusan Sekolah Dasar
(SD),tetapi ia tak pantang menyerah untuk mendidik
para wanita pribumi
TEXT HERE
NILAI BUDAYA
RA.KARTINI yang langsung menikah setelah
lulus SD
NILAI SOSIAL
RA.KARTINI memperjuangkan emasipasi
wanita
UNSUR KEBAHASAAN
Namun yang lebih ekstrim mengatakan,
UNSUR KEBAHASAAN masih ada pahlawan wanita lain yang lebih
Menggunakan banyak kalimat lampau hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka,
wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di
Jika diurutkan dari asal usul silsilah maka keluarga Kartini Jepara dan Rembang saja
yang dari ayahnya merupakan trah keturunan dari Sultan
Hamengkubuwono IV. Menggunakan Banyak Kata
Sejarah perjuangan RA. Kartini berawal saat beliau berumur Kerja Yang Menyatakan
12 tahun. Saat itu beliau ingin melanjutkan pendidikannya ke Perasaan
jenjang yang lebih tinggi namun dilarang oleh orang tuanya.
dia pun berkeinginan dan bertekad untuk
memajukan wanita bangsanya, Indonesia
Menggunakan banyak kaliamat yang
mengutaran waktu
Saat itu beliau ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi namun dilarang oleh orang tuanya.