Anda di halaman 1dari 59

LIFTING PROCESS

HRCP 08
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini peserta harus mampu:
1. Memahami bahaya pengoperasian alat angkat angkut dan
mampu mengidentifikasi bahayanya di lapangan
2. Memahami resiko pengoperasian alat angkat angkut
3. Memahami peralatan/aksesoris angkat
4. Memahami prosedur pengoperasian alat angkat angkut
untuk mencegah terjadinya kecelakaan
5. Memahami golden rules pengoperasian alat angkat angkut
DEFINISI DAN FUNGSI ALAT ANGKAT

UMUM
Memindahkan beban atau barang dari satu
Pengertian Alat Angkat : tempat
ketempat yang lain
• Semua peralatan mekanis KHUSUS
untuk mengangkat 1. Mengangkat beban secara tegak
• Dengan penggerak mesin lurus
2. Memindahkan beban secara
/ motor maupun manual mendatar
• Termasuk alat angkat, 3. Meletakkan beban secara tegak
lurus
peralatan pengangkat dan
TENAGA PENGGERAK
perlengkapannya
Penggerak Utama Sistem Penggerak
» Disel dan Gas » Mekanis + Pneumatis
» Uap (Steam) » Hidrolis
» Generator » Elektris
PIC ALAT ANGKAT

1. Lifting Leader (Group Leader & Koordinator alat angkat)


 Kompeten & ditunjuk
 IBPR & Membuat Lifting Plan
 Inspeksi alat angkat dan asesorisnya
 Observasi proses pengangkatan
 Training & Administrasi

2. Operator / pengguna (mekanik/orang yang kompeten)


 Sudah terlatih & kompeten
 Autority (SIO), diberikan wewenang

3. Rigger / Helper (kompeten)


 Kompeten
 Rigger harus orang yang pernah mendapatkan pelatihan rigger
 Pengikatan barang atau bahan (juru ikat)
 Pemberi aba-aba
 Membantu operator  pemilihan alat bantu angkat, inspeksi kondisi pengikatan
aman, perawatan alat bantu angkat
Permen No. 9 Tahun 2010 tentang operator dan petugas peralatan angkat & angkut
Bahaya dan Resiko Proses
Pengangkatan (Lifting)

Identifikasi Bahaya Resiko


Dioperasikan tanpa wewenang Fatal karena kejatuhan
Kerugian barang / bangunan
Overload / kelebihan beban Alat, barang dan bangunan rusak
Penggunaan sling yang salah hingga putus Beban jatuh menimpa orang di bawahnya
saat mengangkat Lecutan sling mengenai orang
Chain block rubuh karena lantai labil Kerugian barang / bangunan
Lecutan rantai mengenai orang
Terkena gerakan beban Cedera kepala
Mobile crane rubuh karena tanah labil Fatal karena kejatuhan
Kerugian barang / bangunan
Beban jatuh karena pemakaian aksesoris Fatal karena kejatuhan
(lifting eye, eyebolt) yang salah Kerugian barang / bangunan
Sling / rantai putus saat mengangkat / Fatal karena kejatuhan
memindah Kerugian barang / bangunan
Menabrak sesuatu karena komunikasi dengan Fatal karena kejatuhan
rigger yang salah Kerugian barang / bangunan
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO

Pengendalian Contoh Aplikasi


Eliminasi/Dihilangkan Aktivitas pengangkatan dekat dengan tegangan listrik tinggi
(100%) dieliminasi
Subtitusi/Penggantian Sling, hook dan assessoris alat angkat yang rusak diganti
(75%) dengan masih bagus
Mengisolasi lokasi/demarkasi pengangkatan dengan
Separasi/ Pemisahan menggunakan safety line dan daerah restricted untuk area
(50%) pengangkatan/hanya orang yang berhubungan dengan
aktivitas tersebut yang dapat masuk area
Sanksi bagi seseorang yang mengoperasikan alat angkat
Administratif (30%)
tidak memiliki SIMPER/SIO, Lifting Plan, Prelift Assesment
Training/ Pelatihan Pelatihan Hand Code untuk mekanik, rigger dan operator
(20%) alat angkat sehingga meminimalkan miss komunikasi
Alat Pelindung Diri Gunakan kacamata, rompi, sepatu safety, sarung tangan
(10%) helm saat pengangkatan beban
KESELAMATAN ALAT ANGKAT
(LIFTING EQUIPMENT)

LANDASAN PERATURAN
PERATURAN MENTERI TENAGA
KERJA REPUBLIK INDONESIA NO.:
PER. 05/MEN/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang
digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan
atau barang atau orang secara vertikal dan atau horisontal dalam
jarak yang ditentukan.
PER. 05/MEN/1985 BAB I (KETENTUAN UMUM) Pasal 1 ayat 10
KESELAMATAN ALAT ANGKAT
(LIFTING EQUIPMENT)

Syarat Operator Alat Angkat


1. Memiliki SIMPER dan SIO yang dikeluarkan oleh
ESDM.
2. Pendidikan minimal setingkat SLTA.
3. Memiliki pengalaman mengoperasikan unit alat
angkat minimal 1 tahun (untuk subkon dan labour
supply) memiliki SIMPER yang sesuai dengan
kewenangan pengoperasiannya dari kepala teknik
tambang KTT.
4. Memiliki kemampuan mental untuk menerima beban
kerja yang ada.
PROSEDUR AMAN MENGOPERASIKAN
OVER HEAD CRANE (OHC)

OHC adalah Crane yang beroperasi di atas kepala dengan batang topang ganda yang dapat bergerak,
dimana ditempatkan unit pengangkatnya (trolley) yang tetap atau dapat bergerak pula

• Terpasang pada struktur yang kuat


• Dilengkapi alarm suara dan lampu rotary
• Dilengkapi emergency brake atau
emergency stop
• SWL tertera dengan jelas
• Standar indikator pergerakan OHC
• Hook dilengkapi dengan safety latch
• KIP dan inspeksi kuartal alat angkat
(BKPM)
• Remote dilengkapi tanda/stiker arah,
larangan bagi yg tidak ada wewenang
PROSEDUR AMAN MENGOPERASIKAN
OVER HEAD CRANE (OHC)

 Hindari pergerakan tiba-


tiba guna menghidari
beban kejut (shock
 Memiliki autority OHC loading)
 Melakukan P2H sebelum operasi  Jangan menggunakan
 Hook & safety latch, Sling, tangan untuk
Alarm, Rotary, Break/emergency
stop, remote menyeimbangkan beban
 Buat dan sosialisasikan JSA
 gunakan tagline/tali
sebelum pengangkatan  Mengikuti aba-aba dari
 Buat dan sosialisasikan Lifting Plan Rigger jika saat
(pengangkatan >5T) sebelum pengangkat beban,
pengangkatan
operator tidak dapat
 Area pengangkatan bebas dari
orang & barang melihat arah pengangkatan
 Kapasitas beban sesuai
dengan kapasitas OHC
(sesuai SWL)
PROSEDUR AMAN MENGOPERASIKAN
OVER HEAD CRANE (OHC)
PROSEDUR AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

• Terdapat logo dan nomor


armada
• Rotary lamp & radio
• APAR  tipe POWDER 6 kg
• SWL tertera dengan jelas
• Hook, sling, hidrolik, out
rigger, boom dan alat bantu
angkat dalam kondisi aman
• Panel, sistem kontrol, brake
dan safety device dalam
kondisi aman
• Terdapat load chart
• Inspeksi kuartal (BKPM)
PROSEDUR AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

JARAK AMAN BOOM CRANE


TERHADAP JALUR LISTRIK TEGANGAN
TINGGIVOLTASE JARAK (L)
• Lifting Plan, JSA, ada observasi GL &
demarkasi area 300-8700 6 KAKI
• Posisikan di areal yang rata, keras dan 8700-15000 8 KAKI
stabil 15000-35000 10 KAKI
• Semua outrigger harus dipasang jika
35000-50000 12 KAKI
perlu dialasi pelat logam
• Beban dan boom harus sedekat 50000-100000 15 KAKI
mungkin 100000-132000 17 KAKI
• Areal swing harus bebas aktifitas orang
dan barang
• Angin dan cuaca
• Helper / rigger harus membantu jika
perlu
• Untuk menyeimbangkan beban,
gunakan tagline
PROSEDUR AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

PENGARUH KECEPATAN ANGIN PADA


PERKIRAAN KECEPATAN ANGIN OPERASI MOBILE CRANE
MIL / JAM KM / JAM KONDISI INDIKASI
Apabila kecepatan angin
0-1 0-1,5 TENANG ASAP MEMBUMBUNG KE ATAS
melebihi 10 mil/jam (16 km /
1-3 1,5-4,5 CERAH UDARA / ASAP MELAYANG
jam) sudah perlu
4-7 6-11 AGAK SEPOI- DAUN BERGERAK
SEPOI dipertimbangkan, untuk
8-12 12-19 SEPOI-SEPOI DAUN & RANTING KECIL
BERGERAK
kecepatan angin 20 mil / jam
13-18 20-29 SEDANG DEBU DAN KERTAS (32 km / jam) atau harus lebih
BERTERBANGAN

SILIR-SILIR POHON KECIL BERGOYANG


dipertimbangkan daya angkat
19-24 30-39
KENCANG DAHAN-DAHAN BESAR
dan stabilitas crane. Bila
25-31 40-50
BERGERAK kecepatan melebihi 30 mil / jam
32-38 51-61 LEBIH SULIT BERJALAN / BATANG
KENCANG POHON CONDONG MIRING (48 km / jam) semua kegiatan
39-46 62-74 CUACA BURUK RANTING-RANTING PATAH crane dihentikan
47-54 75-87 BADAI ATAP TERANGKAT

55-63 88-100 TOPAN POHON-POHON BERTERBANGAN


PROSEDUR AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

Pastikan crane berada posisi yang rata sehingga perlu


pemilihan crane yang tepat, pembenahan lokasi
penempatan dan cara membuat crane berpijak rata.
Jika pijakan crane tidak stabil, Plat sebagai landasan perlu
ditambahkan
PROSEDUR TIDAK AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

PENYEBAB KECELAKAAN MOBILE CRANE


1. Keadaan tanah tempat beroperasi crane labil, tidak rata dan
kurang keras
2. Kelebihan beban (Over load) Crane stabilitas /
keseimbangannya tidak baik
3. Informasi dari pekerjaan tidak akurat dan tidak terkoordinasi
dengan baik.
4. Komunikasi antara operator dan pemberi aba-aba tidak jelas
5. Operator yang tidak terlatih (tidak mengeluarkan out rigger,
6. memperpanjang radius kerja tidak sesuai dengan SWL beban di
Load Chart
7. Kerusakan dan ketidak tepatan kerja dari Safe Loading
Indicator
8. Pemakaian alat bantu angkat yang salah
9. Terkena instalasi listrik, pipa gas bertekanan dan lain-lain
10. Lokasi kerja beresiko tinggi (mengapung di laut, angin
kencang)
11. Tidak adanya observasi GL Plant
12. Tidak adanya JSA
PROSEDUR TIDAK AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

PENYEBAB KECELAKAAN MOBILE CRANE


PROSEDUR TIDAK AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

PENYEBAB KECELAKAAN MOBILE CRANE


PROSEDUR TIDAK AMAN OPERASI
MOBILE CRANE

PENYEBAB KECELAKAAN MOBILE CRANE


• Bekerja pada landasan yang miring akan merubah
besarnya sudut boom sebesar dua kali dari sudut kemiringan
landasan.

• Merubah radius kerja menyebabkan boom terbalik ke


belakang atau crane terjungkit hingga terguling

Gambar di bawah menunjukan:


• Bekerja pada landasan yang miring adalah sangat
berbahaya, Apabila crane di putar (swing) ke arah permukaan
landasan yang lebih tinggi dapat menyebabkan beban muatan
membentur boom dan boom dapat terbalik ke belakang.

• Pada arah kebalikannya menyebabkan radius


bertambah jauh dan akan menyebabkan crane terjungkal ke
depan
PROSEDUR AMAN OPERASI FORKLIFT

• Seat belt, Brake, steering


• Rotary lamp (Biru dan Kuning)
• Hidrolik system
• Fork/garpu
• Logo dan nomor unit
• SWL tertera jelas
• APAR
• Buggy whip jika berinteraksi
dengan unit besar
• Inspeksi kuartal (BKPM)
PROSEDUR AMAN OPERASI FORKLIFT

• P2H sebelum digunakan


• Pakai seatbelt
• Sesuaikan beban dan daya
angkat (SWL)
• Atur penumpukan
• Berat dan besar diletakkan
bawah
• Gunakan palet jika beban bisa
menggelinding
• Gunakan special attachment jika
perlu
• Beban serendah mungkin waktu
travel
• Dilarang menumpang
• Atur kecepatan dan parkir pada
posisi aman
PROSEDUR AMAN OPERASI
MANITOU / BASKET CRANE

• Seat belt, Brake, steering • P2H sebelum • Untuk pengangkat orang


 pastikan gunakan
• Rotary lamp & radio mengoperasikan
basket dg handrail
• Hidrolik system dan boom • Pakai seat belt • Demarkasi area
• Fork/garpu/basket • Posisikan di areal yang • Safety harness
• Logo dan nomor unit rata, keras dan stabil • JSA dan permit
• Semua outrigger harus • Observasi GL
• SWL tertera jelas dipasang jika perlu dialasi
• APAR pelat logam
• Buggy whip jika • Beban dan boom harus
berinteraksi dengan unit sedekat mungkin
besar • Boom harus setinggi
• Inspeksi kuartal (BKPM) mungkin
• Outrigger dan tyre • Angin dan cuaca
PROSEDUR AMAN OPERASI
TYRE HANDLER

PERINGATAN

• Logo dan nomor unit


• APAR
• SWL
• Inspeksi pada
attachment tyre handler
• Seat belt, brake dan
steering
• Rotary lamp (Biru dan
Kuning)
• Radio komunikasi
PROSEDUR AMAN OPERASI
HANDLIFT

• Sesuaikan beban dan daya


angkat
• Atur penumpukan
• Berat dan besar diletakkan
bawah
• Gunakan palet jika beban
bisa menggelinding
• Lantai harus kuat dan rata
• Tarik bukan didorong
PROSEDUR AMAN OPERASI
CHAIN BLOCK & LEVER BLOCK

• KIP & SWL


• Kondisi aman & tidak berkarat 
Hook, safety latch, & sling
• Lantai harus kuat, rata dan stabil
• Cermati Nip Point
• Gunakan sarung tangan waktu
menarik rantai
• Jangan bekerja saat beban
tergantung, letakkan pada support /
stand
PROSEDUR AMAN OPERASI
STAND DAN JACK STAND

• Lakukan inspeksi rutin


dengan update KIP dan
BKPM
• SWL tertera dengan jelas
STAND
• Nomor peralatan disetiap
stand
• Gunakan sesuai dengan
fungsinya
• Cermati Nip Point

JACK STAND
SAFE WORKING LOAD

• SWL harus ada di setiap


alat angkat
• SWL terbaca dengan
jelas
• Harus dipatuhi, tidak Besarnya beban total yang dapat
dibolehkan mengangkat ditanggung sebuah alat angkat
beban melebihi SWL tergantung pada:
• SWL alat angkat
• SWL peralatan pengangkat (lifting
appliance)
• Cara pembebanan
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN HOOK

• Dilengkapi label SWL


• Dilengkapi safety / hook latch (sejauh
dilengkapi)
• Pemeriksaan berkala 3 bulanan
• Distorsi seperti bending, atau terpuntir
tidak melebihi 10° dari hook dalam keadaan
rata.
• Bukaan throatnya tidak melebihi 15%.
• Keausan tidak melebihi 10% dari ukuran
awalnya
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN HOOK

100 % 88 80 70 40
• Rumus menghitung: SWL = %
1/4 %
1/2 %
3/4 %
Point
Balanced Load
0.46 x D2x 1 tonne (D dalam off center off off Loading
center center
cm)
• Contoh : untuk hook diameter
1.59 cm.
• D = 1.59 cm, D2 = 2.52 cm2
• SWL= 0.46 x 2.52 cm2x 1
tonne = 1.16 tonnes
Cara penggunaan Hook akan mempengaruhi besar dari SWL nya
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN SHACKLE

• Ring dan pin dalam keadaan baik

• Diperiksa sebelum dipakai

• Cara penggunaannya harus tepat

• Tidak boleh menggunakan shackle buatan atau


mengganti pin dengan mur biasa

• Ring harus dibuat dari logam tempa dan tanpa


sambungan las

• Shackle pin harus terpasang bebas tanpa bengkok.


(screw pin harus bisa dilepas dengan tangan setelah
diputar 1.5 kali dengan tangan)

• shackle tidak mengalami perubahan bentuk yang bisa


mengganggu penggunaannya.

• Shackles dan rings untuk pengangkat kritikal harus


sudah dites awal sebesar 2x SWL (minimum).

• Setiap sebelum dipakai ring harus diperiksa dari


kerusakan, karat, aus, retak, terpuntir atau melar.
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN SHACKLE

Rumus menghitung:
SWL = 0.417 X D2 X 1 tonne
• Contoh : D= 1.59cm
• D2= 2.52
• SWL = .417 x 2.52 x 1 tonne
• SWL = 1.05 tonnes

Diameter Shackle diukur dari


diameter logam Ring di bagian
lengkungannya bukan dari
ukuran pin.
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN SHACKLE

Penggunaan yang Baik Penggunaan yang Tidak Baik


Penggunaan yang Tidak Baik
Pasang washers pada pin Jangan memposisikan shackle
Jangan memposisikan sling pada
untuk menyeimbangkan tertarik pada bagian sudutnya
Shackle seperti di gambar. Jika beban
shackle pada karena akan menyebabkan kaki
Bergeser, sling akan memutar pin shackle
shackle melebar (memelar)
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN EYEBOLT

• Dipasang kuat, lurus dan menancap


sempurna pada benda
• Dibebani tegak sejajar arah eyebolt
• Digunakan kombinasi dengan hook dan lifting
bar / beam jika perlu
• Tidak boleh menggunakan eyebolt buatan
• Inspkesi visual harus dilakukan secara hati-
hati pada setiap eyebolt. Eyebolt yang retak,
bengkok atau ulirya rusak harus
dimusnahkan.
• Shank (ring) eyebolt tidak boleh rusak dan
harus mulus melingkar pada shoulder.
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN EYEBOLT

• Ukuran lubang harus diperiksa agar


tepat sebelum dipasang. Kondisi ulir
harus diperiksa sehingga shoulder bisa
dipasang dan dapat masuk, tepat dan
pas.

• Saat dipasang, shoulder eyebolt harus


rata dengan permukaan. Apabila
eyebolts tidak bisa dipasang dan
dipaskan satu sama lain, sebuah washer
spacer baja yang tidak lebih dari tebal
satu ulir boleh dipasang. Ulir harus
terpasang sempurna, washer yang
dipakai diameter luarnya harus sama
dengan diameter shoulder dan diameter
dalamnya sama dengan diamater ulir
eyebolt.
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN
SLING/STEEL WHIRE

• P2H  Keadaan baik Kawat putus dan


pemasangan talurit
• Terdapat identitas sling
• KIP selalu diupdate
• Tidak boleh berkarat, Pemasangan
tidak terdapat timbel
sambungan, tidak
terdapat simpul,belitan,
Mata timbel
kusut, berjumbai dan
terkelupas. Alur timbel
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN
WIRE ROPE

WIRE ROPE DINYATAKAN RUSAK APABILA :

• Keausan ≤ 33% pada tiap


pilinan
• Kawat-kawat putus ≤ 10%
dalam 8 kali diameter tali
• Dimodifikasi, disambung atau
diikat dengan kawat atau cara
lain
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN
BULDOG GRIP

• Gunakan ukuran yang


sesuai
• Baut “U” dipasang di ujung
dan sadel dipasang di
bagian yang menahan
beban
• KIP update

PEMASANGAN BULLDOG GRIP YANG BENAR


PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN
SLING TALI SERAT ( WEBBING SLING )

Sling jenis ini umumnya dipergunakan


mengangkat pipa atau beban yang
berbentuk silinder, S.W.L ditentukan
pabrik
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN
SLING TALI SERAT ( WEBBING SLING )
PROSEDUR AMAN MENGGUNAKAN RANTAI

CONTOH KERUSAKAN SLING RANTAI


• Dalam keadaan baik dan Link Master
telah diinspeksi
• Tidak boleh ada mata
rantai yang bengkok,
Identitas
melar, retak atau tertakik Retak
Batangan rantai

• Tidak boleh dimodifikasi,


disambung, dilas atau
diikat dengan kawat Bengko
k Terpelinti
• Sudut rantai Bengko
k r
mempengaruhi daya
angkat
PROSEDUR PENGIKATAN YANG AMAN DAN
BENAR

EFISIENSI SLING

Menentukan Efisiensi Sling


• Cara pembuatan mata sling
• Jumlah kaki sling
• Berat beban yang ditanggung setiap kaki sling
• Kemampuan sling yang hilang akibat tekukan pada tepi barang
PROSEDUR PENGIKATAN YANG AMAN DAN
BENAR

RUMUS EFISIENSI SLING

Sudut Kaki Sling Prosentase Faktor Perkalian


Tegangan (f)
00 1% 1
300 3% 1.04
600 15% 1.16
900 40% 1.40
1200 100% 2
PROSEDUR PENGIKATAN YANG AMAN DAN
BENAR

PENGIKATAN LANGSUNG (BRIDLE HITCHES)


PROSEDUR PENGIKATAN YANG AMAN DAN
BENAR
RIGGING AND RIGGER

Permenaker No. 9 Tahun 2010 tentang


Operator & petugas pesawat angkat angkut

Pasal 32
• Juru ikat (rigger) sebagaimana dimaksud
berwenang melakukan:
– Pengikatan barang atau bahan sesuai dengan
prosedur pengikatan; dan
– Pemberian aba-aba pengoperasian pesawat
angkat dan angkut.
RIGGING AND RIGGER

Permenaker No. 9 Tahun 2010 tentang Operator & KOMUNIKASI DENGAN RIGGER
petugas pesawat angkat angkut ( ISYARAT TANGAN )

Pasal 34
• Juru ikat (rigger) berkewajiban untuk:
• Melakukan pemilihan alat bantu angkat sesuai
dengan kapasitas beban kerja aman;
• Melakukan pengecekan terhadap kondisi
pengikatan aman dan alat bantu angkat yang
digunakan;
• Melakukan perawatan alat bantu angkat;
• Mematuhi peraturan dan melakukan tindakan
pengamanan yang telah ditetapkan; dan
• Mengisi buku kerja dan membuat laporan harian
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan.
RIGGING AND RIGGER

ABA ABA TANGAN (HAND SIGNALS) PADA CRANE


STANDAR AMERIKA (ANSI)
RIGGING AND RIGGER

ABA ABA TANGAN (HAND SIGNALS) PADA CRANE


STANDAR AMERIKA (ANSI)
RIGGING AND RIGGER

ABA ABA SUARA DAN CAHAYA ( Sound & Light Signals)


STANDAR AMERIKA (ANSI)
RIGGING AND RIGGER

ABA ABA TANGAN PADA FORKLIFT


STANDAR AMERIKA (ANSI)
PENGOPERASIAN
ALAT ANGKAT

• Sling dilindungi dari sudut tajam


• Periksa keseimbangan
• Rangkaian harus tepat di atas beban
• Periksa beban dan jhalur yang akan dilalui
• Atur power, tidak bergerak dengan kejutan
• Tidak boleh ada orang pada dan di bawah
beban
• Tidak boleh ditinggal saat beban
tergantung
• Bersihkan dan parkir setelah dipakai
CEDERA PADA MANUSIA

NIP POINT INJURY

Disebabkan karena :
• Terjepit waktu memasang hook
pada lifting bolt
• Terjepit waktu menurunkan dan
mengatur benda ke lantai atau
dudukannya
• Terjepit waktu mengatur
gerakan benda
• Terjepit di antara benda dengan
struktur (tembok, tiang dll)
• Waktu hook dilepas, dan benda
bergerak menjepit tangan
SUSPENDED LOAD INJURY

Disebabkan karena :
• Rantai putus, beban terlalu
berat, rantai sudah rusak
• Pembebanan tidak
seimbang
• Lifting bolt lepas / loose
• Menggunakan V-belt / tali /
benda lain selain sling
angkat
• Perubahan gerakan tiba-tiba
sehingga beban swing
• Rem gagal bekerja
WARNING

DILARANG
MELEWATKAN BEBAN
DI ATAS ORANG
PENGOPERASIAN
ALAT ANGKAT

• Diparkir / disimpan dengan baik pada posisi middle jika • Mengecat peralatan dan asesorinya
tidak dipakai pada tempatnya
• Menggunakan alat tanpa wewenang
• Semua alat angkat, peralatan dan asesorinya dalam
keadaan baik dan bersih, bebas dari karat • Mengangkat beban di atas orang
• Semua peralatan local made harus di JSA dan • Membiarkan beban menggantung tanpa
dibuatkan change management sebelum digunakan pengawasan
• Periksa kondisinya sebelum digunakan (emergency
button) dengan 4 langkah keselamatan
• Merubah arah jika beban belum stabil

• Perkirakan beban dengan kemampuan • Menggunakan sling yang rusak

• Rencanakan pengangkatan, pengangkutan dan • Menyambung sling / rantai, gunakan shackle


peletakan sebelum pekerjaan dimulai
• Memasang kait pada rantai
• Gunakan tools, pinch bar atau guide pin. JANGAN
menggunakan jari/tangan
GOLDEN RULES

• Forklift, Crane dan Overhead Crane hanya boleh


dioperasikan oleh pemilik License to Operate
• Berat beban harus kurang dari SWL
• Semua pengangkatan beban > 5 ton harus diawasi
atasan
• Hanya gunakan asesori standar bukan
buatan/modifikasi
KESIMPULAN

1. Alat angkat hanya boleh dioperasikan oleh orang yang


memiliki authority dan SIO
2. Lakukan JSA dan Lifting Plan sebelum melakukan
pengangkatan > 5 Ton
3. Lakukan P2H alat angkat dan inspeksi peralatan angkat
sebelum digunakan
4. Resiko pengoperasian alat angkat sangat tinggi, maka
operasikan alat angkat sesuai dengan prosedur yang ada
CATATAN

……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai