Anda di halaman 1dari 177

MATERI ORIENTASI UMUM

 PROFIL RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH


DUREN SAWIT
 Sosialisasi Penanganan Kecelakaan Kerja
Tertusuk jarum
 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
 PATIENT SAFETY
 PERATURAN INTERNAL
 PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI
PROFIL
RUMAH SAKIT KHUSUS
DAERAH
DUREN
2019 SAWIT 2019
PROFIL
RSKD DUREN
SAWIT

Lokasi : Jl. Duren Sawit Baru no. 2


Jakarta Timur

Luas Tanah : 13.399 m2

Luas Bangunan : 9.602 m2

Jumlah Tempat Tidur : 186 bed

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


VISI
RSKD DUREN SAWIT

Sebagai Rumah Sakit Dengan Pelayanan


Kesehatan Jiwa Dan Mental Yang Berstandar
Internasional

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


MISI
RSKD DUREN SAWIT
1. Menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dan mental yang
paripurna dan terpadu berorientasi kepada keselamatan pasien;
2. Menjadi sarana pelayanan, pendidikan pelatihan dan penelitian
kesehatan jiwa dan mental yang terstandar dan berkualitas;
3. Menerapkan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang
baik dengan berbasis pada teknologi kekinian;

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


MAKNA LOGO
RSKD DUREN SAWIT

 Tanda palang hijau berarti lambang


pelayanan rumah sakit
 2 (dua) buah tangan terbuka yang
berarti kesediaan dengan disertai
keikhlasan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat

 3 (tiga) lingkaran dengan gradasi warna


yang berarti usia manusia dari bayi
hingga lanjut usia

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


DASAR HUKUM RSKD DUREN SAWIT
Rumah Sakit Duren Sawit didirikan :
a. RSKDDS diresmikan tanggal 19 Juni 2002 sebagai RSKD Duren Sawit.
b. KepMenkes RI No.330/Menkes/SK/V/2009 Tanggal 7 Mei 2009 RSKD Duren Sawit
ditetapkan sebagai RSKD dengan klasifikasi A
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Standar Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit.
d. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Khusus Daerah.
e. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 394 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi
Dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit.
f. Keputusan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) No.
13/1/10/Kes/PMDN/2017 Tanggal 29 Agustus 2017, Diberikan izin operasional RSKD
Duren Sawit sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas A

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


STRUKTUR ORGANISASI
RSKD DUREN SAWIT
DIREKTUR RSKD DUREN SAWIT

SPI

WADIR KEUANGAN DAN


WADIR PELAYANAN
UMUM

BIDANG
BAGIAN UMUM BAGIAN
BAGIAN BIDANG BIDANG
DAN KEUANGAN DAN PELAYANAN
SDM PELAYANAN PELAYANAN
PEMASARAN PERENCANAAN PENUNJANG
MEDIK KEPERAWATAN
MEDIS

1. SATPEL 1. SATPEL
1. SATPEL 1. INST RANAP 1. INST 1. SATPEL
ANGGARAN DAN KEPEGAWAIAN
KESEKRETARIATA 2. INST RAJAL LABORATORIUM KEPERAWATAN
PERENCANAAN 2. SATPEL DIKLAT
N 3. INST KESWAMAS 2. INST RADIOLOGI RAWAT INAP
2. SATPEL AKUNTANSI 3. SATPEL
2. SATPEL 4. INST REHABILITASI 3. INST FARMASI 2. SATPEL
3. SATPEL PEMBERDAYAA
PEMASARAN & PSIKOSOSIAL 4. INST GIZI KEPERAWATAN
PERBENDAHARAAN N SUMBER
HUMAS 5. INST GAWAT 5. INST RAWAT JALAN
dan VERIFIKASI DAYA MANUSIA
3. SATPEL DARURAT REHABILITASI DAN IGD
4. SATPEL SISTEM
PEMELIHARAAN MEDIK
INFORMASI
RUMAH SAKIT 6. INST REKAM
MANAJEMEN RUMAH
4. SATPEL RUMAH MEDIK
SAKIT (SIM RS)
TANGGA DAN 7. INST PENUNJANG
5. SATPEL MOBILISASI
PERLENGKAPAN MEDIK LAINNYA
DANA

Komite PPI KOMITE


Komite PPI KOMITE MEDIK KEPERAWATA KOMITE Komite Tenaga
MUTU Komite Etik dan
N Kese.Lainnya Hukum

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


Tujuan RSKD Duren Sawit

Terwujudnya pelayanan kesehatan jiwa dan mental yang terstandar internasional

Terlaksananya tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang baik
dengan berbasis pada teknologi kekinian

Nilai - Nilai RSKD Duren Sawit


Komitmen

Empati

Sopan Santun

Wawasan Luas

Amanah

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH


DUREN SAWIT
RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
SUMBER DAYA
MANUSIA
JUMLAH PEGAWAI RSKD DUREN SAWIT
TAHUN 2017 DAN 2018
Tahun 2016
Tahun 2017 Tahun 2018
NO Status (Per 31
(Per 31 Desember) (Per 31 Desember)
Desember)
1 Pegawai Negeri Sipil 122 142 138

2 Calon Pegawai Negeri Sipil 24 0 0

3 Pegawai Non PNS 255 275 282

Pegawai Kerja Waktu Tertentu


4 3 4 3
(Paruh Waktu)
Jumlah 404 421 423

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
A. Klinik Spesialis terdiri dari :
 Klinik Spesialis Anak
 Klinik Spesialis Jiwa
 Klinik Spesialis Penyakit Dalam
 Klinik Spesialis Paru
 Klinik Spesialis Saraf
 Klinik Spesialis Kulit
 Klinik Spesialis Mata
 Klinik Spesialis Rehabilitasi Medik
 Klinik Spesialis THT
 Klinik Spesialis Obgyn
 Klinik Spesialis Gizi Klinik
 Klinik Gigi
B. Klinik Psikiatri Tumbuh Kembang Anak
C. Klinik Psikosomatis
D. Klinik Psikolog

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


JUMLAH
TEMPAT TIDUR
RUANG PERUNTUK
AN 2017 2018
BERRY Perempuan 31 31
ARBEY Laki-Laki 32 32
APRICOT Perempuan 27 27
BENGKOANG KELAS L/P 8 8
1
BENGKOANG KELAS L/P 10 10
2
BELIMBING Laki-Laki 38 38
BENGKOANG VIP L/P - -
HCU L/P 6 6
DURIAN L/P 6 6
DELIMA Perempuan 12 12
DUKUH Laki-Laki 12 12
ISOLASI BERRY Perempuan 2 2
ISOLASI BELIMBING Laki-Laki 2 2
RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
JUMLAH 186 186
CAPAIAN
INDIKATOR
RSKD DUREN
SAWIT
INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018

BOR 73,62% 87,28% 88,99% 94,95% 98,55%

BTO 17 Kali 20 Kali 21 Kali 20 Kali 20

ALOS 22 Hari 24 Hari 25 Hari 15 Hari 15

TOI 5 hari 2 Hari 2 Hari 1 Hari 0,2

NDR 0,044‰ 0,044‰ 0,037‰ 0,015 % 0,012%

GDR 0,057‰ 0,068‰ 0,060‰ 0,035% 0,028%

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
RSKD DUREN SAWIT

MUTU KINERJA UNIT


TAHUN NILAI IKM PELAYANAN PELAYANAN

2018 80,421 B Baik

2017 78,5 B Baik

2016 77,09 B Baik

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


9 UNSUR LAYANAN DALAM SURVEI KEPUASAN
MASYARAKAT
NILAI NRR IKM
No. UNSUR PELAYANAN RATA- TERTIMBA KONVER
RATA NG SI
Bagaimana pendapat Saudara tentang
6
persyaratan administrasi yang Bagaimana pendapat Saudara tentang
1
3,045 0.338 8.451 (U18 3,023 0,336 8.388
dibutuhkan untuk mendapatkan kualitas sarana dan prasarana
(U1)
)
pelayanan di RS

Bagaimana pemahaman Saudara 7


2 Bagaimana pendapat Saudara tentang
tentang kemudahan prosedur 3,078 0,342 8.541 (U20 3,757 0,417 10.426
(U2) kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan
pelayanan di unit ini. )
Bagaimana pendapat Saudara tentang 8 Bagaimana pendapat Saudara tentang
3
kecepatan waktu dalam memberikan 2,990 0,332 8.298 (U21 kesesuaian pelayanan yang diberikan 3,029 0,336 8.406
(U4)
pelayanan ) dengan standar pelayanan
Bagaimana pendapat Saudara tentang Bagaimana pendapat Saudara tentang
kompetensi/kemampuan secara umum 9
4 penanganan pengaduan pengguna
petugas dalam pelayanan 3,055 0,339 8.478 (U24 3,929 0,436 10.902
(U9) layanan
)

Bagaimana pendapat saudara perilaku


5 petugas dalam pelayanan terkait
3,074 0,341 8.532 NILAI INDEKS PELAYANAN (IKM) 28.981 3,217 80.421
(U13) kesopanan dan keramahan

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
BIDANG PELAYANAN PENUNJANG
MEDIS :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Rekam Medik
5. Instalasi Rehabilitasi Medis
6. Instalasi Gizi
7. Penunjang Medis Lainnya (Unit Kes-
Ling,Loundry,Kamar Jenazah dan Unit
Sterilisasi)

RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT


Needle stick injury (NSI)

-Tim P2K3 RSDS-


Pendahuluan
 Menurut CDC (Centre of Disease Control)
 77% kecelakaan kerja di RS  tertusuk
jarum bekas pakai pasien
 Luka akibat jarum/benda tajam yang
terkontaminasi darah/cairan tubuh yang
terinfeksi: 385 ribu kejadian/tahun (US)
WHO: dari 35 juta pekerja kesehatan:
 2 juta terpajan patogen darah akibat
kecelakaan tertusuk jarum

 37,6 % hepatitis B, 39% hepatitis C dan


4,4% HIV/AIDS di kalangan pekerja
kesehatan akibat tertusuk jarum
 Kejadian tertusuk di kalangan petugas kesehatan:
pada saat penggunaan jarum infus, jarum suntik,
jarum jahit luka, pisau bedah, jarum pemeriksaan
GDS, dll
 Kejadian tertusuk sebagian besar terjadi pada saat:
 melakukan tindakan
 menutup jarum suntik dengan kedua tangan,
 jarum/benda tajam diletakkan pada tempat
yang tidak seharusnya
 saat membuang sampah jarum/benda tajam
 Pasien bergerak/gelisah pada saat dilakukan
injeksi
Pajanan bloodborne pathogen
 Perkutan/luka tusuk risiko tinggi
 Kontak antara membran mukosa
(mata, hidung, mulut) dengan cairan
tubuh yang terinfeksi risiko moderat
 Kontak antara kulit yang tidak intak
dengan cairan tubuh yang terinfeksi
Risiko Penularan
 Hepatitis B: 6-30%
 Hepatitis C: 1,8 %
 HIV/AIDS : 0,3%
 Kontak mukosa luka dengan cairan tubuh
penderita HIV: 0,09%
RISIKO TINGGI Risiko tidak diketahui RISIKO RENDAH*

Darah, serum Cairan Amnion


Semen Cairan Serebrospinalis Bahan muntahan
Cairan tubuh bercampur Cairan Pleura Tinja
Darah Cairan Peritoneal Air liur
Sekret vagina Cairan Pericardial Keringat
Cairan Sinovial Air mata
Urin

* Kecuali terlihat terinfeksi dengan darah


Risiko penularan lebih tinggi jika:
 Luka tusukan dalam
 Darah terlihat pada alat penyebab luka
 Jarum atau alat sebelumnya ditempatkan pada
pembuluh darah
 Pasien sumber mempunyai viral load HIV yang
tinggi atau pasien meninggal dalam waktu 60
hari sejak paparan
Tatalaksana Pajanan
 Tetap tenang, jangan panik
 Bersihkan luka tusukan dengan air mengalir dan
sabun atau antiseptik (jangan menekan atau
menghisap darah dari luka)
 Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan
kumur2 dengan air beberapa kali
 Jika terpercik pada mata, cuci dengan air
mengalir (irigasi) atau dengan garam
fisiologis
 Jika darah memercik ke hidung, hembuskan
keluar dan bersihkan dengan air
 Segera lapor pada atasan langsung atau jaga utama
apabila terjadi di luar jam kerja.
 Petugas terpajan melakukan pemeriksaan ke dokter
jaga IGD/ dokter jaga ruangan yang bertugas.
 Dokter jaga IGD/ruangan menyiapkan blanko
laboratorium untuk pemeriksaan darah bagi petugas
terpajan dan sumber pajanan, sbb: HBs Ag, Anti HCV, dan
Anti HIV. Bila petugas terpajan pernah mendapat vaksinasi
Hepatitis B maka pemeriksaan baginya ditambah Anti-
HBs.
 Blanko laboratorium dibubuhi keterangan “Kecelakaan
Kerja” dan tulisan CITO
 Petugas Laboratorium mengambil sampel darah petugas
terpajan dan sumber pajanan (semua pemeriksaan darah
harus CITO)
 Bagian Laboratorium secara langsung mengirimkan hasil
pemeriksaan darah petugas terpajan dan sumber pajanan
dalam amplop tertutup kepada Dokter jaga IGD/ruangan
dalam waktu < 4 jam.
 Pemberian profilaksis pasca pajanan:
 Apabila status pasien sumber HIV/AIDS (+) atau
risiko tinggi:
 Dokter jaga IGD/ dokter jaga ruangan segera
melakukan konsultasi ke dokter Spesialis Penyakit
Dalam tentang profilaksis pasca pajanan (ARV)
yang akan diberikan kepada petugas terpajan.
 Profilaksis ARV diberikan dalam 2 jam pasca
pajanan dan tidak lebih dari 24 jam. ARV
diberikan selama 28 hari.
 Apabila status pasien sumber pajanan hepatitis B (+):
 Apabila petugas belum pernah vaksinasi atau titer Anti HBs ≤ 10 : Berikan
segera injeksi hepatitis-B immunoglobulin (HBIg) 0,06 ml/kgBB IM dan
vaksinasi hepatitis B 1 ml IM tidak lebih dari 24 jam pasca pajanan.
Vaksinasi hepatitis B lanjutan (1 bulan dan 6 bulan) dilakukan di poli MCU
atau IGD.
 Apabila petugas sudah pernah vaksinasi lengkap dan titer anti-HBs
≥10: tidak perlu profilaksis.
 Apabila sumber pajanan HBsAg (-) atau tidak diketahui: bila
petugas belum pernah vaksinasi atau titer anti HBs ≤ 10, berikan
vaksinasi hepatitis B sesuai ketentuan.
 Apabila sumber pajanan Hepatitis C (+):
 Tidak ada profilaksis pasca pajanan hepatitis C
 Lakukan pemantauan Anti-HCV, SGOT, SGPT setiap
bulan selama 6 bulan

 Resep profilaksis pasca pajanan diberi keterangan


“CITO –Kecelakaan Kerja” agar segera diproses oleh
instalasi farmasi dan diberikan pada petugas terpajan.
 Laporan kejadian secara tertulis disampaikan dalam
1x24 jam kepada Tim P2K3-RS, Tim PPI dan TIM HIV-
AIDS (bila terpapar pasien HIV (+))
 Laporan insiden meliputi:
 Tanggal dan jam kejadian
 Tempat kejadian dan bagaimana paparan
terjadi
 Rincian paparan
 Kondisi sumber paparan
 Status imunisasi petugas yang terpapar
 Tatalaksana yang sudah dilakukan
 Evaluasi klinis dan laboratorium
petugas terpapar sampai 1-6 bulan
berikutnya

 akan dilakukan investigasi,


pemantauan dan konseling oleh tim
P2K3, tim PPIN, dan tim HIV-AIDS
Pencegahan
 Kewaspadaan universal (Universal Precaution): cuci
tangan, penggunaan APD

 Hindari menutup jarum dengan kedua tangan


 Segera buang sampah
jarum/benda tajam
lainnya pada tempat
khusus yang sudah
disediakan
 Saat membuang jarum,
jangan gunakan tangan
langsung
 Sampah khusus jarum
harus segera dibuang
bila sudah terisi 3/4nya
 Praktekkan cara kerja yang aman, waspada setiap
menggunakan jarum atau benda tajam
 Hati-hati dan konsentrasi dalam bekerja,
upayakan selalu ada pendamping saat tindakan
 Vaksinasi hepatitis B
 Budayakan segera
melapor setiap terjadi
insiden
 Pencegahan infeksi
adalah tanggung
jawab kita bersama
Insiden/kejadian lain yang wajib dilaporkan:
1. Kecelakaan kerja: terjatuh, tersayat, tertimpa, dll
2. Terpapar kekerasan pasien jiwa
3. Tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3)
TERIMA KASIH
ALAT
PEMADAM
API
RINGAN
[Alat Pemadam Api Ringan]

PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam kebakaran yang
dapat dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh
satu orang, berdiri sendiri, mempunyai
berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan
pada api awal.
Dengan ketepatan memilih alat pemadam maka akan
dapat dicapai pemadaman kebakaran
yang efektif dan efisien.

Dengan mengenal berbagai jenis media pemadam


diharapkan dapat memilih media pemadam yang tepat
dari satu klasifikasi kebakaran tertentu.
1. APAR Jenis Air
2. APAR Jenis Powder
3. APAR Jenis CO2
4. Busa
5. Halon.
APAR JENIS AIR
Mempunyai keuntungan sbb:
1. Mempunyai daya serap panas yang besar.
2. Mempunyai daya pengembangan menjadi
uap yang sangat tinggi
3. Pada temperatur normal, air beratnya relatif
stabil.
4. Mudah disimpan, diangkat dan dialirkan.
5. Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
6. Dapat dipancarkan dalam bentuk : jet,spray,
fog.
APAR JENIS POWDER
MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG
DIPADAMKAN,POWDER DIBAGI MENJADI 3
MACAM ;

1. Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
2. Tepung kimia MULTI PORPOSE adalah tepung
kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
kelas A,B,C.
3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah
tepung kimia yang efektif untuk memadamkan
kebakaran khusus kelas D.
DRY CHEMICAL POWDER

Prinsip :
Nyala api diselimuti oleh serbuk kimia
Sehingga menghalangi hubungan oksigen
Dengan benda yang terbakar.
APAR JENIS CO2
CO2 dipakai untuk
memadamkan kebakaran
karena mempunyai
keuntungan

1. Mudah menyebar keseluruh


areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Berat jenis CO2 1,5 kali berat
udara.
5. Efektif untuk kebakaran
kelas B dan C.
Kerugiannya: Berat,sulit
bergerak
 FOAM :
Kumpulan cairan yang berbentuk gelembung-
gelembung kecil yang berisi gas/udara yang
dapat mengapung di atas permukaan zat cair
dan mengalir di atas permukaan zat padat..
MACAM-MACAM BUSA
[Menurut Cara Terbentuknya]
1. BUSA KIMIA .
Busa yang terjadi karena adanya proses kimia.
- Tepung tunggal.
- Tepung ganda.

2. BUSA MEKANIK. Busa


yang terjadi karena adanya proses mekanis, yaitu
berupa campuran dari bahan pembuat busa yaitu :
- cairan busa.
- air.
- udara.
APAR JENIS HALON
Halon mempunyai kelebihan sbb :

1. Tidak Meninggalkan Residu.


2. Untuk Kebakaran Kelas B Dan C
3. Tidak Menghantarkan Listrik.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
KELAS A KELAS C

Kebakaran yang terjadi Kebakaran yang terjadi


pada benda PADAT pada peralatan
kecuali logam LISTRIK yang masih
(kayu,kertas.karet,kain bertegangan.
dll)
KELAS B KELAS D
Kebakaran yang terjadi pada
benda CAIR DAN GAS Kebakaran yang terjadi
(bensin,solar,minyak pada LOGAM
tanah,LPG,LNG dll)
(magnesium,zurkunium,
titanium dll)
PEMADAM API TRADISIONAL

Alat pemadam api yang penggunaan


Media / bahan dari alam secara
sederhana / tradisional.
Antara lain : Pasir,karung yang
dibasahi,Air.

DIGUNAKAN KEBAKARAN KELAS B.


SISTIM KERJA APAR
1. Type Stored Pressure.
2. Type Gas Cartridge.
3. Type Reaksi Kimia.
4. Type Pompa Tangan.
Tipe konstruksi

CO2
STORED
PRESSURE
10-15 kg/cm2
( N2 ) CARTRIDGE

Dry Chemical Powder


CARA MENGGUNAKAN APAR
( TATS )
Pin pengaman

 Tarik safety pin

 Arahkan selang ke
pusat api Tuas

 Tekan tuas apar

 Sapukankan dari
sisi ke sisi

Selang
1. Bawa APAR dibelakang arah angin.
2. Jarak dari sumber api sesuaikan jenis apar.
3. Bila cabut pen pegang leher botol.
4. Pegang nozzle diujungnya.
5. Tes APAR jarak aman 50 s/d 60 cm (TES PANCUR
/Berfungsi tidak ).
6. Tekan handle terus menerus jangan dikredit.
7. Sapukan nozzle dari arah kiri kekanan /
sebaliknya dan dari arah api yang kecil ke besar.
1. Mengidentifikasi Pasien
Dengan Benar
2. Meningkatkan Komunikasi
Yang Efektif
3. MENINGKATNYA KEAMANAN
OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
SASARAN (HIGH ALERT MEDICATIONS)
KESELAMATAN 4. TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-
LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-
PASIEN PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG
MENJALANI TINDAKAN DAN
PROSEDUR
5. DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

6. MENGURANGI RISIKO CEDERA


KARENA PASIEN JATUH
ALUR PELAPORAN KEJADIAN PATIENT SAFETY & K3
KEJADIAN
PATIENT SAFETY / K3

MENGISI FORM
LAPORAN KEJADIAN

LAPOR KE ATASAN YANG


BERSANGKUTAN

LAPOR KE SUB KOMITE LAPOR KE TIM P2K3RS


MANAJEMEN RISIKO

DIREKTUR
KNC (Kejadian Near Miss/Kejadian Nyaris Cedera):
Kejadian yang terjadi namun belum sampai terpapar
kepada pasien

KTC (Kejadian Tidak Cedera /No Harm Incident) :


Suatu kejadian insiden yang sudah terpapar ke pasien
tetapi tidak menimbulkan cedera.

KTD (Kejadian yang tidak diharapkan/Advers Events :


Kejadian yang menyebabkan cedera atau komplikasi yang
tidak diharapkan pada pasien sehingga menyebabkan
JENIS-JENIS
perawatan lebih lama, kecacatan atau kematian yang
KEJADIAN bukan disebabkan oleh kondisi penyakit pasien

Kejadian Sentinel :
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius, kehilangan fungsi secara permanen yang tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit atau
konsisi yang mendasari.
PERATURAN INTERNAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian dan Istilah-istilah

1. Peraturan pegawai adalah peraturan yang dibuat


secara tertulis yang memuat ketentuan yang mengatur
syarat-syarat kerja dan tata tertib di Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit.
2. Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit adalah
rumah sakit daerah milik Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta selaku pemberi kerja yang
selanjutnya disingkat RSKD Duren Sawit.
3. Direktur adalah pimpinan tertinggi di RSKD Duren Sawit.
4. Pegawai adalah semua orang yang terikat dalam hubungan kerja
dengan menerima gaji dan/atau tunjangan lainnya dari RSKD Duren
Sawit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
6. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh pejabat
Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
7. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
CPNS adalah pegawai yang baru lulus tes seleksi
penerimaan calon pegawai negeri sipil tahap pertama.
Calon pegawai negeri sipil belum mengikuti kewajiban
untuk memenuhi syarat sebagai pegawai negeri sipil
dengan gaji 100%.
8 Pegawai Tetap Non PNS adalah Pegawai Kerja Waktu
Tidak Tertentu merupakan pegawai yang telah memenuhi
persyaratan administrasi dan dinyatakan lulus seleksi, serta
telah menjalani masa percobaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
9 Pegawai Kontrak Non PNS adalah Pegawai Kerja Waktu
Tertentu merupakan pegawai yang telah memenuhi
persyaratan administrasi dan dinyatakan lulus seleksi serta
terikat dengan perjanjian kerja waktu tertentu yang
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Pegawai Harian Lepas adalah Pegawai Kerja Waktu
Tertentu merupakan pegawai yang melakukan
pekerjaan tertentu.
8. Isteri/Suami adalah seorang yang secara sah menjadi
suami/isteri menurut hukum dari Pegawai dan telah
didaftarkan di RSKD Duren Sawit.
9. Anak adalah anak yang lahir dari perkawinan yang sah
dari Pegawai dan/atau anak angkat dari Pegawai yang
diakui dan disahkan oleh Pejabat Pemerintah yang
berwenang berusia kurang dari 21 tahun yang belum
bekerja atau belum menikah dan telah didaftarkan di
RSKD Duren Sawit, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
13. Ahli Waris adalah istri/suami dan/atau anak-anak
Pegawai atau orang lain yang telah ditetapkan sebagai ahli
waris oleh/dalam peraturan perundang-undangan atau
agama yang diakui oleh Pemerintah.
14. BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, terdiri
dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
15. BPJS Kesehatan adalah Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial untuk Kesehatan.
16 BPJS Ketenagakerjaan adalah Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial untuk Ketenagakerjaan.
17 Hubungan kerja adalah suatu hubungan antara RSKD
Duren Sawit dengan Pegawai berdasarkan perjanjian kerja
dimana Pegawai melaksanakan pekerjaan, menerima gaji
dan/atau tunjangan lain dari pemberi kerja.
18. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara Pegawai
dengan RSKD Duren Sawit yang memuat syarat-syarat
dan ketentuan kerja, hak dan kewajiban para pihak.
19. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara Pegawai dan RSKD Duren Sawit.
20. Sistem Penghargaan Pegawai adalah sistem yang
mengatur kebijakan dalam penilaian prestasi kerja
Pegawai.
21. Alih Tugas/Mutasi adalah perpindahan Pegawai dari
satu satuan kerja ke satuan kerja lain dalam rangka
rotasi, promosi atau demosi.
22. Gaji adalah hak Pegawai yang diterima dalam bentuk
uang sebagai imbalan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
23. Kesejahteraan Pegawai adalah pemenuhan dan/atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, yang
dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan
kerja yang aman dan sehat.
24. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
25. Pelatihan Pegawai adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan serta
mengembangkan kompetensi, produktivitas, disiplin,
sikap dan etos kerja keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan kualifikasi jabatan.
26. Hak pegawai adalah segala sesuatu yang harus
didapatkan oleh setiap pegawai.
27.Kewajiban pegawai adalah segala sesuatu yang harus
dilakukan/dilaksanakan oleh setiap pegawai.
28. Hubungan keluarga adalah pertalian darah dan/atau
ikatan perkawinan dengan pegawai lainnya dengan
ketentuan sebagai berikut ; Bapak/ibu dengan anak
kandung /atau sebaliknya, Bapak/ibu dengan cucu
atau sebailknya, Kakak/adik kandung seayah/seibu
atau sebaliknya, Suami dengan istri atau sebaliknya,
Mertua dengan menantu atau sebaliknya.
 Pasal 2
 Ruang Lingkup

1. Peraturan Kepegawaian ini berlaku bagi semua Pegawai yang terikat


dalam hubungan kerja dengan RSKD Duren Sawit sepanjang
hubungan kerja dan syarat-syarat kerjanya tidak diatur secara
khusus dalam perjanjian kerja atau Surat Pengangkatan, dengan
mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Peraturan Kepegawaian ini dimaksudkan sebagai peraturan pokok
yang merupakan pegangan bagi seluruh Pegawai.
3. Rincian ketentuan, peraturan dan petunjuk pelaksanaan atas
Peraturan Pegawai akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Direktur yang merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Pegawai
ini, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
4. Semua Pegawai RSKD Duren Sawit, mempunyai dan memperoleh
hak dan kewajiban mengacu kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 3
Maksud dan Tujuan

1. Maksud peraturan Kepegawaian ini dibuat untuk merumuskan


lebih jelas hak dan kewajiban RSKD Duren Sawit maupun Pegawai
secara timbal balik dan seimbang.
2. Mengatur status kepegawaian, penerimaan pegawai, perjanjian
kerja, hak dan kewajiban, dan sanksi terhadap pelanggaran.
3.Tujuan peraturan Kepegawaian ini adalah untuk menciptakan
suasana kerja yang tetap kondusif, dinamis, harmonis, dan
mendorong timbulnya gairah kerja kreatif dan visioner dalam
memberikan pelayanan terbaik dan bermutu kepada masyarakat.
4. Peraturan Kepegawaian ini merupakan sarana untuk
meningkatkan efektivitas dan produktivitas RSKD Duren Sawit, dan
dapat menjamin kerjasama antara RSKD Duren Sawit dan Pegawai
untuk mencapai suatu daya guna dan hasil guna yang maksimal
bagi kepentingan Masyarakat, RSKD Duren Sawit, Pegawai, dan
Pemerintah.
BAB II
KEPEGAWAIAN
Pasal 4
Jenis Kepegawaian

 Jenis Kepegawaian RSKD Duren Sawit terdiri dari :
1. Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Pegawai Non PNS, terdiri dari :

A. Pegawai tetap,

B. Pegawai kontrak,
C. Pegawai harian lepas.
Pasal 5
Formasi Kebutuhan Pegawai

1 .Kebutuhan pegawai diajukan masing-masing unit


dengan memperhatikan analisis jabatan, analisis beban
kerja, dan anggaran yang tersedia.
2. Formasi kepegawaian dalam masing-masing unit
dituangkan dalam perencanaan kebutuhan pegawai
yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan, Badan
Kepegawaian Daerah, Dan Biro Organisasi Reformasi
Birokrasi Provinsi DKI Jakarta.
BAB III
PENERIMAAN PEGAWAI
Pasal 6
Kebijakan

1.Rekruitmen Pegawai dilakukan secara langsung dan terbuka.


2.Prosedur dan mekanisme rekrutmen diatur tersendiri dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.
3.Calon Pegawai yang akan diterima harus memenuhi persyaratan
administratif dan memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan oleh
RSKD Duren Sawit serta berhasil melalui proses seleksi penerimaan
Pegawai yang ditentukan oleh RSKD Duren Sawit.
4. Bagi calon Pegawai yang memenuhi persyaratan dan diterima untuk
bekerja di RSKD Duren Sawit harus menandatangani Perjanjian
Kerja.
5. Penempatan kerja sesuai dengan yang tercantum dalam Perjanjian
Kerja.
6. Untuk Pegawai Harian Lepas sistem penerimaan pegawai sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 7
Persyaratan

1. Persyaratan Umum administratif bagi calon pegawai


adalah :
a.Warga Negara Indonesia
b. Surat lamaran kerja
c. Daftar riwayat hidup
d. Fotokopi KTP
e. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian setempat
f. Surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan milik
Pemerintah
g. Bagi tenaga kesehatan harus disertakan surat tanda registrasi
dari lembaga yang berwenang
h.Fotokopi ijazah kelulusan terakhir yang telah dilegalisir, dari
perguruan tinggi yang terakreditasi (minimal B) dengan
ketentuan nilai IPK untuk perguruan tinggi negeri minimal
2,75 sedangkan untuk perguruan tinggi swasta minimal 3,00
i. Untuk batasan usia:
I. Untuk lulusan SMA/Sederajat maksimal 35 Tahun
II. Untuk lulusan D3 maksimal 35 tahun
III. S1/Sederajat maksimal 35 Tahun
j. Pas Foto terbaru berwarna ukuran 4x6 sebanyak dua lembar,
latar belakang merah.
k. Membuat surat pernyataan diatas materai tidak memiliki
Hubungan keluarga dan/atau ikatan perkawinan dengan
pegawai lainnya di RSKD Duren Sawit.
l. Membuat surat pernyataan diatas materai jika dalam
perjalanannya sebagai pegawai terjadi ikatan pernikahan, atas
dasar kesadaran sendiri untuk mengundurkan diri.
2. Persyaratan Khusus
a) Untuk setiap dokter harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang diatur dalam Hospital By Laws.
b) Untuk setiap perawat harus memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang diatur dalam Hospital By Laws.
c) Untuk setiap tenaga kesehatan lainnya harus
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang diatur
dalam peraturan dan perundang-undangan
kesehatan.
d) Untuk tenaga kesehatan seperti Dokter dan perawat
wajib mengikuti tes kredensial.
3. Dalam melaksanakan penerimaan pegawai pada ayat
(1) dan (2) dilakukan oleh Tim Penerimaan Pegawai.
Pasal 8
Alur Penerimaan
1. Tahapan seleksi Pegawai terdiri dari :
a) Seleksi administrasi;
b) Seleksi tertulis dan/atau test kompetensi;
c) Tes Psikologi;
d) Tes MMPI/Keswa;
e) Seleksi wawancara;
f) Tes Bebas Narkoba (NAPZA);
g) Khusus untuk tenaga kesehatan dan penunjang lain
wajib mengikuti tes Kredensial.
2. Masa Orientasi
a) Rumah Sakit wajib menyelenggarakan orientasi bagi
setiap Pegawai yang baru ditempatkan di Rumah
Sakit.
b) Orientasi Umum diselenggarakan oleh kepegawaian
selama 1 (satu) hari, dan Orientasi Khusus
diselenggarakan oleh masing-masing unit selama 4
(empat) hari atau sesuai kebutuhan unit.
c) Setelah selesai orientasi, Pegawai ditempatkan dalam
posisi jabatannya dengan Surat Keputusan Direktur.
3. Alur Penerimaan Pegawai Harian Lepas dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB IV
PERJANJIAN KERJA
Pasal 9
Dasar Perjanjian Kerja
1. Perjanjian Kerja dibuat secara tertulis dengan
menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa lain,
atas dasar :
a) Kesepakatan kedua belah pihak;
b) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
c) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Perjanjian Kerja yang dipersyaratkan dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 10
Isi Perjanjian Kerja

1. Perjanjian Kerja yang dibuat secara tertulis harus


memuat sekurang-kurangnya :
a. Nama Direktur dan alamat Rumah Sakit;
b. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat Pegawai;
c. Jabatan atau jenis pekerjaan;
d. Tempat pekerjaan;
e. Besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban Rumah
Sakit dan Pegawai;
g. Mulai dan jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja;
h. Penyelesaian perselisihan;
i. Tempat dan tanggal Perjanjian Kerja dibuat; dan
j. Tanda tangan pihak dalam Perjanjian Kerja.
2. Pihak pertama yang menandatangani perjanjian
kerjasama antara RSKD Duren (Sawit dan Pegawai
Harian Lepas adalah Pejabat Pembuat Komitmen atau
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3.Ketentuan dalam Perjanjian Kerja tidak boleh
bertentangan dengan Peraturan Pegawai Rumah Sakit.
4. Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) dibuat rangkap 2 (dua), yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama, serta Pegawai dan Rumah
Sakit masing-masing mendapat 1 (satu) Perjanjian Kerja.
Pasal 11
Kesepakatan Pihak

Perjanjian Kerja tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali


atas persetujuan kedua belah pihak
Pasal 12
Penetapan Status
1. Pegawai yang telah lulus melalui tahapan test rekrutmen dan
diterima ditetapkan sebagai Pegawai Non PNS dalam evaluasi
selama 3 (tiga) bulan setelah mengikuti masa orientasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2).
2. Pegawai yang telah dievaluasi oleh Kepala Bagian atau Kepala
Bidang dalam masa percobaan dan mendapatkan penilaian
dengan hasil baik dapat dilanjutkan dengan kontrak tahun
pertama
3. Pegawai yang telah dievaluasi oleh Kepala Bagian atau Kepala
Bidang dalam masa kontrak tahun pertama dan mendapatkan
penilaian dengan hasil baik dapat dilanjutkan dengan kontrak
tahun kedua.
4. Pegawai yang telah dievaluasi oleh Kepala Bagian atau
Kepala Bidang dalam masa kontrak tahun kedua dan
mendapatkan penilaian dengan hasil baik maka dapat
diangkat menjadi pegawai tetap.
5. Apabila RSKD Duren Sawit bermaksud memperpanjang
Perjanjian Kerja Pegawai Kontrak setiap tahunnya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), harus diberitahukan
secara tertulis kepada Pegawai yang bersangkutan paling
lama 7 (tujuh) hari sebelum Perjanjian Kerja berakhir.
6.Ketentuan penetapan status kepegawaian tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), (3) dan (4) dapat berubah mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
7. Ketentuan Pegawai Harian Lepas mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
HAK, KEWAJIBAN DAN SANKSI
Bagian I
Pasal 13Hak

 Hak pegawai berupa :


a. Cuti
b. Ijin
c. Penghasilan
d. Jaminan Sosial
e. Tunjangan lainnya
f. Bantuan untuk Keluarga Pegawai
Pasal 14
Cuti

1.RSKD Duren Sawit menetapkan cuti bagi pegawai


yaitu :
a. Cuti Tahunan
b. Cuti Melahirkan atau Gugur Kandungan
c. Cuti Alasan Penting
d. Cuti Ibadah
2.Setiap pelaksanaan cuti harus atas persetujuan
Atasan Langsung Pegawai yang bersangkutan
dan/atau pejabat pengganti sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.Permohonan pengambilan cuti disesuaikan dengan
rencana cuti tahunan yang telah disetujui atasan
langsung masing-masing dengan cara mengisi
formulir permohonan cuti dan harus
diajukan/diserahkan sekurang-kurangnya 1 (satu)
minggu sebelumnya kepada Bagian SDM.
4.Dalam hal yang amat mendesak atau bersifat darurat, pihak
RSKD Duren Sawit dapat memanggil Pegawai yang sedang
cuti untuk bekerja. Dalam hal demikian sisa cuti yang
bersangkutan akan diatur kembali oleh Bagian SDM.
5.Ketentuan cuti Pegawai Harian Lepas mengacu pada
peraturan perundang undangan yang berlaku.
6.Untuk cuti pegawai pada hari libur keagamaan harus diatur
jumlah pegawai yang cuti dalam bagian atau bidang tidak
boleh lebih dari 5% dari jumlah pegawai dari masing-
masing bagian atau bidang.
7.Cuti tahunan dapat diambil 12 (dua belas) hari kerja secara
terus menerus, dengan mengurangi cuti bersama.
8.Pegawai yang mengambil cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (8) diwajibkan hadir pada saat pada cuti bersama
tanpa alasan apapun dan dikenakan sanksi disiplin.
Pasal 15
Cuti Tahunan
1. Bagi Pegawai yang telah mempunyai masa kerja
selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus,
berhak atas cuti tahunan dengan tetap mendapat
gaji penuh.
2. Apabila pegawai jatuh sakit pada saat pegawai
menjalankan cuti tahunan, maka hari-hari
istirahatnya tidak bertambah dan tidak dapat
diganti, kecuali jika pegawai menjalani rawat inap
minimal 2 (dua) hari kerja di Rumah Sakit.
3. Cuti tahunan tidak dapat diganti dengan uang.
Pasal 16
Istirahat Melahirkan atau Gugur Kandungan

1. Istirahat tahunan tidak dapat diberikan jika telah


mengambil cuti melahirkan dalam tahun yang sama.
2. Pegawai perempuan yang melahirkan berhak atas
istirahat selama 3 (tiga) bulan secara total dengan tetap
mendapat gaji penuh, yaitu wajib/dapat 1 ½ (satu
setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1 ½ (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan, berdasarkan
perhitungan taksiran persalinan Dokter atau Bidan.
3. Jika pegawai perempuan tidak mengambil hak cuti 1 ½
(satu setengah) bulan sebelum melahirkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),harus membuat
surat pernyataan diatas materai
4. Lamanya istirahat dapat diperpanjang berdasarkan
surat keterangan dokter kandungan atau bidan, baik
sebelum ataupun setelah melahirkan
5. Pegawai perempuan yang melahirkan anak ke-4
(empat) dan seterusnya tidak mendapatkan gaji
dan/atau tunjangan lainnya, hanya mendapatkan cuti
melahirkan selama 3(tiga) bulan.
Pasal 17
Cuti Ibadah

1. Untuk keperluan menunaikan ibadah haji, kepada


Pegawai yang beragama Islam, diberikan Cuti Ibadah
untuk meninggalkan pekerjaan tetapi tidak lebih dari 40
(empat puluh) hari kalender dengan tetap mendapat gaji
penuh (kecuali tunjangan/insentif bulanan yang
dihitung berdasarkan kehadiran dan tidak mendapatkan
cuti tahunan.
2. Cuti Ibadah ini hanya diberikan 1 (satu) kali selama
Pegawai bekerja di RSKD Duren Sawit. Apabila Pegawai
hendak melaksanakan ibadah haji untuk yang kedua
kalinya dan seterusnya
maka akan diberikan izin diluar tanggungan RSKD
Duren Sawit dan RSKD Duren Sawit tidak wajib
membayar gaji pegawai.
3. Pegawai wajib melampirkan bukti-bukti yang
mendukung dan diserahkan selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sebelum hari keberangkatan.
Pasal 18
Cuti Besar

1. Pegawai yang tidak mengambil cuti tahunan selama 6


(enam) tahun berturut-turut berhak mendapatkan
cuti besar selama 1 (satu) bulan  (Peraturan Menteri
Tenaga Kerja tentang Istirahat Panjang pada
Perusahaan Tertentu Nomor 51)
Pasal 19
Izin

1. RSKD Duren Sawit akan memberikan izin tidak masuk


kerja berdasarkan persetujuan atasan langsung dengan
tetap mendapatkan Upah, dalam hal sebagai berikut:
2. Perkawinan Pegawai sendiri diberikan izin 3 (tiga) hari
kerja, apabila cuti tahunan pada tahun berjalan sudah
habis
3. Perkawinan anak Pegawai diberikan izin 2 (dua) hari
kerja, apabila cuti tahunan pada tahun berjalan sudah
habis
4. Isteri Pegawai melahirkan atau gugur kandungan
diberikan izin 2 (dua) hari kerja
5 Kematian isteri/suami, anak/menantu, orang
tua/mertua, saudara kandung diberikan izin 2 (dua)
hari kerja
6 Khitanan, pembaptisan anak Pegawai diberikan izin
2 (dua) hari kerja, apabila cuti tahunan pada tahun
berjalan sudah habis.
7. Jika izin tidak masuk kerja pada huruf a sampai
dengan huruf e terjadi di luar jabodetabek, maka
mendapatkan tambahan sebanyak 3 (tiga) hari
kerja.
2. Mengingat sifat keperluan yang khusus, maka izin tidak
bekerja seperti tersebut diatas wajib diambil pada hari
terjadinya peristiwa tersebut dan tidak dapat diganti atau
dialihkan pada waktu lain, apabila tidak diambil pada
waktunya dapat dinyatakan tidak diperlukan dan
dinyatakan gugur.
3. Apabila pelaksanaan izin tidak bekerja tersebut pada ayat
(1) terjadi pada saat pegawai melaksanakan cuti tahunan
atau cuti lainnya, maka izin tidak bekerja tersebut di atas
tidak berlaku.
4.Pegawai yang bermaksud izin tidak bekerja, wajib
menyampaikan permohonan secara tertulis terlebih dahulu
kepada RSKD Duren Sawit, selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu sebelumnya kecuali untuk huruf c dan d.
5.Untuk izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c dan d, dapat diajukan pertelepon kepada atasan
langsung dan bukti dapat diajukan kemudian.
6.Pegawai yang tidak hadir lebih dari waktu yang
ditentukan di atas tanpa pemberitahuan dan alasan
yang sah, dianggap mangkir dan dikenai sanksi
disiplin
Pasal 20
Izin Karena Sakit

1. Setiap Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit


wajib segera memberitahukan kepada atasannya
langsung selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)
hari berjalan.
2. Jika sakit lebih dari 1 (satu) hari Pegawai wajib
memberikan surat keterangan Dokter. Surat
Keterangan ini harus diserahkan kepada Bagian
SDM pada hari pertama pegawai masuk bekerja.
3.Pegawai yang tidak masuk kerja melebihi waktu istirahat
yang diberikan oleh Dokter, maka ketidak hadirannya
akan diperhitungkan dari hak cuti tahunannya.
4.Pegawai yang tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dengan hak cuti tahunan yang sudah habis
maka pegawai dapat meminta izin kepada atasan
langsung selama 1 (satu) hari kerja.
5. Jika pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
masuk lebih dari 1 (satu) hari harus memberikan surat
keterangan dokter, jika tidak maka pegawai tersebut
dianggap mangkir dan dikenai sanksi disiplin.
6. Bagi Pegawai yang sakit dengan rawat inap wajib
memberikan surat keterangan rawat inap.
Pasal 21
Penghasilan
1. Penghasilan Pegawai terdiri dari:
a. Gaji
b. Insentif berdasarkan kemampuan RSKD Duren Sawit dan sesuai
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku
2. Pegawai yang menderita sakit berkepanjangan secara terus menerus yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter sehingga tidak dapat bekerja,
maka gaji dibayar sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
3. Pegawai yang mampu bekerja kembali setelah sakit berkepanjangan
(terus-menerus), namun dalam waktu 4 (empat) minggu sakit kembali,
maka pegawai dianggap menderita sakit berkepanjangan sehingga
ketentuan pembayaran gaji di atas pada ayat (1) dilanjutkan.
4. RSKD Duren Sawit berhak untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja
setelah mengajukan penetapan dari Dinas Tenaga Kerja, apabila setelah
lewat 12 (dua belas) bulan pegawai tersebut belum mampu untuk bekerja
kembali.
Pasal 22
Jaminan Sosial

Pegawai berhak dilindungan dengan jaminan kesehatan dan jaminan


ketenagakerjaan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 23
Tunjangan lainnya

Pegawai mendapatkan tunjangan lainnya sesuai ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku

Pasal 24
Bantuan untuk Keluarga Pegawai

Pegawai mendapatkan Bantuan untuk Keluarga berdasarkan kemampuan


RSKD Duren Sawit dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
• Bagian kedua

 Pasal 25
 Kewajiban

I. Pegawai Wajib mentaati hal sebagai berikut:


1) Mempergunakan pakaian seragam kerja, rapi dan sopan sesuai ketentuan
pada waktu melakukan pekerjaan :
a. Seragam kerja pegawai berbahan non jeans (katun/wol, dan/atau sejenis)
b. Menggunakan sepatu sesuai dengan bidang pekerjaan.
c. Menggunakan Tanda Pengenal (ID Card) yang berlaku di RSKD Duren Sawit
2) Mendapat ijin dari atasan langsung bila ingin meningkalkan tugas
3) Datang bekerja tepat waktu dan meninggalkan tempat kerja pada jam kerja
yang telah ditentukan.
4) Mencatatkan waktu kedatangan dan kepulangan sesuai waktu/jadwal yang
telah ditentukan.
5) Menjaga kesehatannya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan
sempurna sesuai dengan yang dikehendaki oleh RSKD Duren Sawit.
6. Membaca dan mematuhi semua pengumuman, pemberitahuan
dan peraturan yang dikeluarkan oleh RSKD Duren Sawit.
Mematuhi instruksi dan petunjuk yang diberikan oleh Atasan
atau oleh Direktur
 Memenuhi prestasi kerja yang yang telah ditetapkan sesuai
standar.
 Mengikuti pemeriksaan kesehatan yang diharuskan oleh RSKD
Duren Sawit.
 Segera melaporkan setiap perubahan data pegawai (alamat,
status keluarga atau hal-hal lain) kepada Bagian SDM RSKD
Duren Sawit..
 Memelihara suasana yang baik, menjaga kesopanan bersikap dan
bertingkah laku baik terhadap atasan, sesama pegawai dan
saling bantu membantu bila diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan.
12. Turut aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di
lingkungan RSKD Duren Sawit.
13.Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugas masing-masing.
14. Menjaga nama baik RSKD Duren Sawit
15. Menandatangani pernyataan ikrar sebagai bukti
komitmen bersama untuk selalu meningkatkan kinerja,
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
16.Untuk tenaga kesehatan dan non kesehatan lainnya
mempunyai kewajiban menjunjung tinggi kode etik
profesi sesuai dengan kode etik masing masing
profesinya
17. Turut aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di
lingkungan RSKD Duren Sawit.
18. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugas masing-masing.
19.Menjaga nama baik RSKD Duren Sawit
20.Menandatangani pernyataan ikrar sebagai bukti komitmen
bersama untuk selalu meningkatkan kinerja, bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas masing-masing.
21 Untuk tenaga kesehatan dan non kesehatan lainnya mempunyai
kewajiban menjunjung tinggi kode etik profesi sesuai dengan
kode etik masing masing profesinya
22.Mematuhi pedoman Peraturan Keselamatan dan Kesehatan
kerja, termasuk pedoman dan Standar Prosedur Operasional
(SPO).
23.Memberikan keterangan yang benar kepada RSKD Duren Sawit.
24.Menjaga kerahasiaan dan/atau hal-hal yang bersifat rahasia dan
tidak membocorkannya kepada umum atau pihak lain yang
tidak berhak secara hukum.
25.Menggunakan waktu kerja sesuai ketentuan yang
berlaku
26.Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum
27.Tidak menerima pemberian gratifikasi atau fasilitas
dari siapapun dengan tujuan agar si pemberi,
diberikan keistimewaan oleh RSKD Duren Sawit atau
dilakukan sesuatu yang sifatnya dapat merugikan
RSKD Duren Sawit
28.Melakukan kewajiban lainnya yang dapat dinyatakan
setara dengan tersebut diatas.
Bagian ketiga
Sanksi

Pasal 26
Teguran Lisan

Teguran lisan diberikan oleh atasan langsung/pimpinan


unit kerja serendah-rendahnya Kepala Bagian/Kepala
Bidang yang selanjutnya dicatat dalam personal data
yang bersangkutan, sebagai berikut :
a. Tidak masuk kerja tanpa alasan atau mangkir 3 (tiga) kali
dalam sebulan tidak berturut-turut;
b. Menjual/berdagang barang-barang pada saat jam kerja.
c. Menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi tanpa
izin;
d. Menempatkan atau memakai kartu tanda pengenal bukan
ditempat yang telah ditentukan dan/atau tidak menjaga
keutuhanya;
e. Tidak mengenakan seragam kerja dan perlengkapan lainnya
yang ditentukan rumah sakit;
f. Makan atau istirahat lebih awal dan/atau terlambat kembali
ke tempat kerja dari waktu yang telah ditentukan;
g. Meninggalkan pekerjaan tanpa izin atasan;
h. Datang terlambat 187 (seratus delapan puluh tujuh) menit
dalam sebulan tidak berturut-turut.
i. Menolak perintah dari atasan.
j. Mengobrol, membicarakan sesuatu dan diskusi
ditempat kerja pada jam kerja, yang tidak
berhubungan dengan kegiatan RSKD Duren Sawit.
k. Menerima tamu pribadi pada jam kerja, yang dapat
menggangu pekerjaan tanpa izin Atasan.
l.Tidur pada saat jam kerja.
m.Mengedar, menempelkan
selebaran/pamflet/brosur/surat edaran yang tidak ada
kaitannya dengan pekerjaan tanpa seizin Direktur.
n.Mencoret, merobek, atau mengambil pengumuman
pemberitahuan yang ditempel pada papan
pengumuman tanpa seizin pihak yang berwenang.
Pasal 27
Tingkatan Sanksi

1. Ringan dan diberikan Surat Peringatan Pertama


apabila melakukan pelanggaran hal-hal, sebagai
berikut :
a. Sudah diberikan teguran lisan oleh atasan langsung
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali tetapi masih
melakukan pelanggaran yang sama atau tidak
bobotnya;
b. Mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat
menimbulkan keresahan diantara para Pegawai.
c. Melalaikan kewajiban atau prosedur kerja yang telah
ditetapkan RSKD Duren Sawit yang tidak
mengakibatkan kerusakan peralatan, kehilangan
dokumen penting, kecatatan/kematian baik diri
sendiri maupun orang lain;
d.Menolak mutasi setelah diperintahkan sampai 2 (dua)
kali;
e. Menghalangi petugas keamanan menjalankan
tugasnya dalam memelihara tata tertib dan pengaman
di lingkungan RSKD Duren Sawit.
f. Datang terlambat selama 450 menit dalam 1 (satu)
bulan.
g. Membuka aib atau mempermalukan pegawai lain di
depan orang banyak
2. Sedang diberikan Surat Peringatan Kedua apabila
melakukan pelanggaran hal–hal sebagai berikut :
a. Sudah pernah diberikan Surat Peringatan Pertama dan
masih melakukan pelanggaran yang sama atau tidak
bobotnya;
b. Melakukan rapat, propaganda, menempelkan pamplet/
poster dengan tujuan menghasut pegawai lain untuk
melakukan tindakan yang negatif di RSKD Duren Sawit.
c. Menulis berita atau informasi yang negatif tentang
keadaan RSKD Duren Sawit dalam media massa tanpa
persetujuan atau perintah tertulis.
d. Menolak diperiksa oleh petugas untuk keperluan
investigasi.
e. Mangkir 4 (empat) hari kerja berturut-turut dalam sebulan
dan/atau 6 (enam) hari kerja tidak berturut-turut dalam
sebulan;
f. Mendistribusikan informasi baik melalui electronic mail (e-mail)
maupun sarana lainnya atau materi yang bertentangan dengan
prinsip kesusilaan, seperti email porno, gambar-gambar porno,
atau tulisan-tulisan yang tidak senonoh kepada sesama pegawai;
g. Meminjamkan barang, peralatan, dokumen, perangkat lunak
atau tempat milik RSKD Duren Sawit kepada pihak lain yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan, tugas tanggungjawab
pegawai;
h. Melalaikan kewajiban atau prosedur kerja yang telah ditetapkan
RSKD Duren Sawit yang mengakibatkan kerusakan peralatan
dan/atau kehilangan dokumen penting
i. Mencatatkan waktu kedatangan dan kepulangan Pegawai
lainnya;
j. Memasuki tempat-tempat terlarang atau berbahaya dalam
lingkungan RSKD Duren Sawit tanpa seizin Direktur;
k.Menyimpan dalam harddisk gambar-gambar atau
tulisan atau browsing/mengunjungi situs internet
yang tidak senonoh (pornografi) menggunakan
fasilitas RSKD Duren Sawit;
l.Menghina atau berkata/ bersikap kasar terhadap
atasan, direktur sesama pegawai atau keluarganya,
baik didalam maupun diluar lingkungan kerja;
m.Merokok di area RSKD Duren Sawit;
3. Diberikan Surat Peringatan Ketiga apabila
melakukan pelanggaran sebagai berikut :
a. Sudah pernah diberikan Surat Peringatan Kedua namun
masih melakukan pelanggaran yang sama atau tidak
bobotnya;
b. Mengadakan pungutan liar kepada siapapun.
c. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan
suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga
mengakibatkan kerugian dan mencemarkan nama baik
atau kepercayaan RSKD Duren Sawit.
d. Menyerang, memukul, menganiaya, menampar,
berkelahi dengan atasan, direktur sesama pegawai atau
keluarganya, baik didalam maupun diluar lingkungan
kerja;
e.Mengajak, menggerakkan secara paksa,
mengendalikan dan/atau mengancam teman sekerja
untuk turut melakukan mogok kerja.
f. Mengintimidasi, menggangu, atau melakukan
pemaksaan terhadap teman sekerja maupun atasan
ataupun sebaliknya;
g. Menyalahgunakan kewenangan, mengambil barang
yang bukan miliknya termasuk hak cipta,
menyalahgunakan uang dan/atau aset RSKD Duren
Sawit, sesama pegawai serta rekanan rumah sakit;
4.Pemutusan Hubungan Kerja dengan Alasan
Mendesak
a. Sudah pernah diberikan surat peringatan ketiga
namun masih melakukan pelanggaran yang sama
atau tidak bobotnya;
b. Melalaikan kewajiban atau prosedur kerja yang telah
ditetapkan RSKD Duren Sawit yang mengakibatkan
kecatatan dan/atau kematian orang lain
c. Mengambil, memiliki, menguasai, menjual,
menggadaikan, menyewakan atau
memindahtangankan tanpa hak aset/surat-surat
berharga milik RSKD Duren Sawit, milik sesama
Pegawai maupun pihak ketiga baik yang berada di
dalam maupun di luar kekuasaannya;
d. Mabuk, membawa minuman keras yang memabukkan,
memakai dan/atau mengedarkan obat bius, narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
e. Membujuk/melakukan perbuatan asusila terhadap sesama
pegawai dan/atau dengan pasien, pengunjung di
lingkungan RSKD Duren Sawit;
f. Membantu, atau melindungi sesama pegawai atau Direktur
untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
hukum dan/atau kesusilaan;
g. Dengan sengaja merusak, membiarkan, dan/ atau
menghilangkan barang, dokumen serta fasilitas milik
RSKD Duren Sawit yang dapat menimbulkan kerugian;
h. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan berbeda
dari yang sebenarnya terkait penyidikan;
i. Membawa dan/atau menyimpan barang yang berbahaya ke
dalam wilayah kerja RSKD Duren Sawit seperti
bahan/benda yang mudah meledak, senapan, senjata tajam,
atau bahan/benda berbahaya lainya;
j. Melakukan perjudian atau menjual kupon berhadiah di
lingkungan RSKD Duren Sawit;
k. Menyalahgunakan kartu identitas pegawai atau kartu
identitas lainya untuk pengambilan gaji/pakaian dan
perlengkapan kerja dan fasilitas kerja lainnya;
l. Membuka dengan sengaja atau membocorkan rahasia RSKD
Duren Sawit yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan negara;
m. Ceroboh atau dengan sengaja membiarkan sesama
pegawai, Direktur dalam keadaan bahaya ditempat kerja;
n.Menerima pemberian uang, barang atau fasilitas dari
siapapun dengan tujuan agar si pemberi, diberikan
keistimewaan oleh RSKD Duren Sawit atau dilakukan
sesuatu yang sifatnya dapat merugikan RSKD Duren
Sawit;
o.Menghasut sesama pegawai melakukan sabotase atau
kegiatan yang sifatnya dapat membahayakan atau
merugikan RSKD Duren Sawit atau membahayakan
keamanan negara;
p.Larangan/ Pelanggaran lain yang diancam dengan
kurungan pidana maksimal 5 tahun.
Pasal 28
Pembebasan Tugas Sementara Waktu (Skorsing)
1. Skorsing ditetapkan sebagai akibat pelanggaran yang
dapat mengarah kepada Pemutusan Hubungan Kerja
yaitu :
a. Dikenakan tahanan sementara oleh pihak berwajib
karena diduga melakukan tindak pidana;
b. Skorsing diberikan dengan tujuan untuk memudahkan
proses pemeriksaan terhadap pegawai yang diduga
melakukan pelanggaran, serta menghindari timbulnya
gangguan keamanan dan ketenangan kerja.
2. Skorsing terhadap Pegawai ditetapkan dan
ditandatangani oleh Direktur;
3. Selama skorsing tetap wajib membayar upah dan hak-
hak lainnya sebagaimana biasa diterima pegawai.
BAB V
PAJAK
Pasal 29
Pajak Pendapatan

 RSKD Duren Sawit memungut dan menyetorkan


pajak penghasilan Pegawai, berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Pasal 30
Koperasi Pegawai

1. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai,


RSKD Duren Sawit berupaya meningkatkan peran
sertanya dalam mengembangkan usaha bersama
melalui pembentukan Koperasi pegawai RSKD;
2. RSKD Duren Sawit membantu untuk tumbuh dan
berkembangnya operasional koperasi pegawai sesuai
dengan kemampuan dan kondisi RSKD.
3. RSKD Duren Sawit berhak mendorong setiap
pegawainya untuk ikut secara aktif baik sebagai
anggota maupun sebagai pengurus dan tanggung
jawab penuh dalam menjalankan tugasnya masing -
masing.
Pasal 31
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah suatu pemikiran dan


tindakan nyata untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani Pegawai pada khususnya dan aset/barang
serta lingkungan pada umumnya.
2. Kecelakaan Kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga sebelumnya yang dapat mengganggu aktifitas yang
telah ditentukan dan dapat mengakibatkan kerugian baik berupa
korban manusia atau harta benda.
3. Menghindari terjadinya kecelakaan kerja merupakan tanggung-
jawab bersama dari semua pelaku proses pelayanan baik
Pegawai, RSKD Duren Sawit maupun Pihak Ketiga selaku mitra
RSKD Duren Sawit.
4. RSKD Duren Sawit dan seluruh Pegawai senantiasa meningkatkan
kerja sama untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dengan
upaya sebagai berikut:
a. Mengusahakan peningkatan pembinaan dan
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
safety meeting;
b. Melaksanakan pemeliharaan secara berkelanjutan,
pemeriksaan dan pengujian secara berkala alat-alat
kerja termasuk alat pendukungnya;
c. Meningkatkan koordinasi dengan semua bagian dalam
kesiapan proses pelayanan;
d. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat
agar dapat meningkatkan perasaan aman Pegawai dan
pihak ketiga yang dilayani pada saat bekerja.
5. RSKD Duren Sawit akan menjelaskan kondisi dan bahaya
yang mungkin timbul ditempat kerja, memberikan
penjelasan/petunjuk cara melaksanakan pekerjaan yang
aman dan benar, dan berupaya menyediakan alat-alat kerja
yang aman termasuk sarana kerja yang nyaman dan alat-
alat perlindungan diri, yang sesuai jenis dan sifat
pekerjaan.
6. Semua pegawai dalam melaksanakan tugasnya wajib
mematuhi standar kerja dan mengikuti program,
ketentuan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja,
baik secara individu maupun secara kelompok untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Pegawai wajib berpartisipasi dalam program melaksanakan
pelatihan dan pendidikan di bidang K-3, termasuk dalam
pembentukan P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) dengan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8.Pegawai berkewajiban untuk menjaga kesehatan dan
keselamatannya, teman sekerja, dan pihak ketiga serta
wajib memelihara aset/alat/barang milik RSKD Duren
Sawit.
9.Pegawai wajib secara pro-aktif melaporkan secara dini,
setiap menemukan keadaan yang membahayakan
keselamatan termasuk memungkinkan terjadi
kecelakaaan (insiden) termasuk kebakaran kepada
atasannya dan/atau unit terkait.
10.Pegawai bertanggung jawab kepada RSKD Duren Sawit
atas penggunaan yang wajar yang diberikan. Dalam hal
kerusakan atau kehilangan yang disebabkan tindakan tidak
terpuji, RSKD Duren Sawit dapat mewajibkan pegawai
untuk mengganti sepenuhnya atau sebagian bagian
penggantiannya. Dan dapat pula diikuti dengan sanksi
disiplin (pindah ke pasal sanksi)
11.Secara rinci diuraikan aturan keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan kerja
sebagai berikut :
a. Setiap pegawai baru diberi pengarahan tentang peraturan/kegiatan dan Kesehatan
Kerja oleh kepala bagian yang bersangkutan.
b. Setiap kejadian kecelakaan, sekecil apapun harus senantiasa dapat segera ditangani.
c. Peralatan kantor dilarang dioperasikan oleh mereka yang tidak berwenang termasuk
penggunaan alat pemadam kebakaran untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan
kebakaran.
d. Setiap peralatan yang dalam keadaan dipergunakan harus selalu dalam pengawasan,
dan setelah digunakan harus dalam keadaan baik dan bersih.
e. Semua pegawai wajib mematuhi tanda-tanda K3 untuk larangan ataupun perintah
yang dipasang di tempat kerja maupun diluar tempat kerja.
f. Unit/lnstalasi/Bagian/Bidang yang bersangkutan bertanggung jawab atas segala
sesuatu mengenai alat pelindung diri baik penentuan dan ketentuan pemakaian jenis
alat, penyediaan dan pembagian serta pengawasan tata tertib pemakaian.
g. Setiap pegawai yang bekerja dengan menggunakan alat dan bahan yang berbahaya
atau berada ditempat kerja yang menggunakan alat dan bahan yang berbahaya harus
sadar akan kedudukannya serta senantiasa menggunakan alat pelindung diri yang
baik dan benar.
h. Tiap alat keselamatan kerja dan pakaian pelindung diri harus selalu diperiksa secara
teratur.
i. Setiap pegawai bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan
kerjanya masing-masing, selalu terpelihara dengan baik dan bersih
termasuk dilarang meludah atau membuang apapun diluar dari
tempat yang disediakan.
j. Setiap bahaya yang diketahui oleh pegawai harus segera dilaporkan
pada atasannya dan/atau unit terkait untuk segera ditangani.
k. Letak alat pemadam kebakaran harus jelas dengan tanda-tanda
yang dapat dilihat dari jauh dan bebas dari halangan benda-benda
lainnya yang dapat menghalangi pandangan atau
kemungkinan merusaknya. Pintu-pintu dan jalur-jalur penyelamatan
darurat juga harus bebas dari halangan apapun.
l. Setiap pegawai harus mengetahui letak dan jenis alat pemadam
kebakaran, tombol alarm bahaya dan mengetahui cara
menggunakannya dengan baik dan benar.
m.Dalam keadaan darurat alarm bahaya harus dibunyikan secepatnya.
n.Apabila pegawai tidak melaksanakan sesuai dengan SOP yang
berlaku dan terjadi kecelakaan kerja maka pegawai tersebut tidak
dapat menuntut atas kelalaiannya.
Pasal 32
Kompensasi atas Pemutusan Hubungan Kerja

1. Apabila pegawai setelah diberikan surat peringatan I, II, dan
III akan diberikan kompensasi sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku.
2. Apabila pegawai diputuskan hubungan kerjanya oleh karena
alasan mendesak tidak berhak atas uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, namun diberikan penggantian hak
dan uang pisah yang besarnya 1/25 x(Gaji pokok +
tunjangan tetap)
3. Apabila pegawai diputuskan hubungan kerjanya olehkarena
dikualifikasikan mengundurkan diri tidak berhak atas uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, namun diberikan
penggantian hak dan uang pisah yang besarnya 1/25 x(Gaji
pokok + tunjangan tetap)
Pasal 33
Pensiun

1. Pegawai Non PNS yang memasuki batas usia pensiun


diberhentikan dengan hormat dengan mendapatkan
uang pengabdian sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2. Batas usia pensiun sebagai berikut :
a. 60 tahun untuk kelompok Fungsional Dokter;
b. 56 tahun seluruh pegawai tetap.
Pasal 34
Pengunduran Diri

1. Pegawai yang mengakhiri hubungan kerja atas permintaan


sendiri, wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Direktur dalam waktu sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh)
hari sebelum permintaan pengunduran diri dan berhak untuk
memperoleh uang pisah;
2. Uang pisah sebagaimana yang dimaksud ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. 1/25 x(Gaji pokok + tunjangan tetap);
b. Sisa masa cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur;
c. Hal-hal lain yang timbul dari perjanjian.
Pasal 35
Berakhirnya Kontrak Kerja

1. Kontrak kerja berakhir sesuai jangka waktu yang telah


ditetapkan dengan pemberitahuan 7 (tujuh) hari
sebelumnya;
2. Apabila salah satu pihak memutuskan hubungan kerja
sebelum masa perjanjian berakhir, maka pihak yang
memutuskan hubungan kerja tersebut diwajibkan
membayar kepada pihak yang lain sebesar gaji pokok
sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.
Pasal 36
Kesempatan Untuk Membela Diri Bagi Pegawai

Bagi pegawai yang terkena sanksi diberikan kesempatan


untuk membela diri dengan memberikan penjelasan
atas perbuatan yang disangka/diduga kepada pejabat
yang berwenang.
Pasal 37
Sistem dan Pengaturan Waktu Kerja

1. Waktu kerja pegawai terdiri dari waktu kerja biasa


dan waktu kerja bergilir
2. Waktu kerja pegawai baik waktu kerja biasa dan
waktu kerja bergilir yaitu 8 (delapan) jam kerja
setiap hari dan 40 (empat puluh) jam seminggu
sebagaimana yang ditetapkan dan tidak
menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 38
Pendidikan dan Pelatihan

1. Pendidikan penjenjangan dibedakan dalam 2 (dua)


kategori, yaitu :
a. Izin belajar : RSKD Duren Sawit memberikan izin
belajar bagi pegawai yang ingin meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Tugas belajar mengacu pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pelatihan dibedakan dalam 2 (dua ) kategori, yaitu :
a. Pelatihan yang diadakan oleh RSKD Duren sawit
dalam bentuk inhouse training : kegiatan pelatihan
yang pelaksanaannya dilakukan baik didalam RSKD
Duren sawit ataupun diluar RSKD Duren sawit dengan
jumlah peserta lebih banyak.
b. Pelatihan yang diadakan diluar RSKD Duren Sawit
dalam bentuk Exhouse Training : kegiatan pelatihan
yang pelaksaannya bukan oleh diklat RSKD Duren
sawit sesuai dengan pemberitahuan pelatihan yang
diterima dari pihak penyelenggara.
c. Ketentuan lebih lanjut tentang pelatihan dan seminar
diatur mengacu pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 39
Perjalanan Dinas

Untuk kepentingan RSKD Duren sawit,setiap pegawai
dapat ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas
keluar kota maupun keluar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 40
Pengembangan Karir

aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai RSKD


Duren sawit merencanakan karier masa depan mereka
untuk dapat mengembangkan diri secara maksimum
sesuai dengan kompentensinya sesuai dengan surat
keputusan Direktur.
BAB VI
PERALIHAN DAN PENUTUP

Pasal 41
Peralihan

1. Segala peraturan dan ketentuan lain yang berbentuk Surat


Keputusan Direktur dapat diberlakukan dengan berpedoman
pada peraturan pegawai yang berlaku di RSKD Duren Sawit;
2. Bilamana dianggap perlu, peraturan dan tata tertib RSKD
Duren sawit dapat direvisi sesuai dengan situasi dan
kondisi, selama tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
Pasal 42
Penutup

1. Peraturan pegawai RSKD Duren Sawit ini mulai berlaku


dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal sebagaimana ditetapkan dalam surat
keputusan pengesahan peraturan pegawai RSKD
Duren sawit oleh direktur RSKD Duren sawit dan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta;
2. Peraturan RSKD Duren Sawit ini akan diperpanjang
selambat lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum
peraturan RSKD Duren Sawit ini berakhir sudah
diajukan permohonan,perpanjangannya kepada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta
3. Apabila proses perpanjangan masih berlangsung,
maka peraturan pegawai RSKD Duren Sawit ini masih
berlaku hingga disahkannya peraturan yang baru.
4. Dengan berlakunya peraturan pegawai RSKD Duren
Sawit ini, maka semua ketentuan yang
bertententangan dengan peraturan pegawai yang
sebelumnya tidak berlaku lagi;
5. Peraturan pegawai ini wajib disosialisasikan kepada
seluruh Pegawai.
TIM PPI
RSKD DUREN SAWIT
PPI RUMAH SAKIT

Suatu upaya kegiatan untuk


meminimalkan atau mencegah terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung
dan masyarakat sekitar RS
TUJUAN PPI

Untuk mencegah atau mengurangi resiko


terjadinya Healthcare associated infections (
HAIs) pada pasien, petugas kesehatan dan
masyarakat RS dengan cara yang Cost Effective
KEWASPADAAN
STANDAR

KEWASPADAAN
ISOLASI

KEWASPADAAN
BERDASARKAN
TRANSMISI
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PERAWATAN PERALATAN PASIEN


KEWASPADAAN STANDAR

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANANAN


LINEN

KESEHATAN KARYAWAN/PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN

PENEMPATAN PASIEN

HYGIENE RESPIRASI / ETIKA BATUK

PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN

PRAKTEK UNTUK LUMBAL PUNKSI


KONTAK
KEWASPADAAN TRANSMISI

DROPLET

AIRBONE (UDARA)

VEKTOR (LALAT, NYAMUK, TIKUS


dsb)
5 SAAT HARUS MENCUCI TANGAN
Hand Hygiene/Kebersihan Tangan

Cuci tangan dengan air dan sabun,


Jika tangan terlihat kotor
waktu selama 40 – 60 detik

Dengan menggunakan hand rub


berbasis alkohol jika tangan tidak
terlihat kotor
Waktu selama 20-30 detik
JENIS-JENIS APD

1. Sarung tangan
2. Masker
3. Kaca mata/Pelindung wajah
4. Gaun Pelindung (Appron)
5. Sepatu karet/ bot
6. Topi
PENATALAKSANAAN LINEN
1. Transportasi dengan troley bersih dan kotor
terpisah (warna berbeda) dan tertutup.
2. Tidak boleh menghitung ulang linen kotor
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Disinfektan untuk pembersihan harus standar
-Pembersihan permukaan di sekitar pasien , harus
dilakukan secara teratur dan setiap pasien pulang.
PENANGANAN LIMBAH

Jenis - jenis Limbah :


1. Limbah Padat
2. Limbah Cair
3. Limbah Benda Tajam
LIMBAH PADAT INFEKSIUS

Limbah yang berasal dari pelayanan klinis,


perawatan, laboratorium dan atau SEMUA
BENDA yang sudah TERKONTAMINASI dengan
darah atau cairan tubuh pasien
LIMBAH PADAT NON INFEKSIUS

Limbah rumah tangga atau pembungkus alat


medik yang TIDAK TERKONTAMINASI dengan
darah atau cairan tubuh pasien
LIMBAH CAIR

1. Infeksius
Limbah cair yang berasal dari cairan tubuh

2. Non Infeksius
Limbah cair yang berasal dari kegiatan
rumah tangga seperti limbah cair dari
dapur RS
LIMBAH BENDA TAJAM
Semua benda yang mempunyai permukaan
tajam yang dapat melukai / merobek
permukaan tubuh
Penanganan Limbah Benda Tajam
 Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
 Jangan letakkan limbah benda tajam sembarang tempat
 Segera buang limbah benda tajam ke safety box yang tersedia
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan lagi jarum suntik bekas pakai dg dua tangan
 Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan

SALAH BENAR
KESEHATAN PETUGAS

1. Vaksinasi
2. MCU teratur terutama petugas yang
menangani kasus dengan penularan melalui
airborne
3. Penanganan paska pajanan yang memadai
(ada alur pajanan, sebelum 4 jam sudah
ditentukan penatalaksanaan) petugas yang
dihubungi? Pemeriksaan Laboratorium dan
melaporkannya (Tim K3 )
LAGU HAND HYGIENE
 AYO CUCI TANGAN
 MULAI PUNGGUNG TANGAN
 SELA-SELA JARI
 KUNCI JEMARIKU
 PUTAR JEMPOLMU
 BERSIHKAN KUKUMU
 INGAT-INGAT LIMA MOMENT SELALU

Anda mungkin juga menyukai