Anda di halaman 1dari 27

Kebutuhan Dasar Neonatus,

Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah

Poltekkes Denpasar
Kebidanan
2013
ASIH

Asih (kebutuhan emosional)


adalah kasih sayang dari orang
tua akan menciptakan ikatan
yang erat dan kepercayaan
dasar untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik
maupun mental.
A. Ikatan Kasih Sayang
Bounding attachment adalah ikatan
kasih sayang antara ibu dan anak yang
kuat yang menyebabkan ibu memberi
pengorbanan untuk melindungi,
mengasihi, mencium, menatap, dan
memberi rasa aman pada bayinya.
Bounding Attachment pada
neonatus:
a. Pemberian ASI ekslusif
5 keuntungan pemberian ASI adalah:
1. Bayi mendapat terapi psikologis berupa
ketenangan dan kepuasan.
2. Tertanamnya kepercayaan pada ibu dan
bayi.
3. Bayi akan terlatih sejak dini bahwa untuk
mendapatkan sesuatu harus ada upaya.
4. Oksitosin akan keluar lebih banyak
sehingga perdarahan dapat diatasi.
5. Oleh karena kontraksi yang baik dari hasil
kerja hormone oksitosin, proses involusi
akan lebih cepat terjadi.
Bounding Attachment pada
neonatus:
b. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (early
infant mother bounding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
Hal ini sangat mempengaruhi
perkembangan psikologis bayi
selanjutnya, karena kehangatan tubuh
ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi.
Bounding Attachment pada
neonatus:
c. Kontak Mata (Eye to eye contact)
d. Suara (Voice)
e. Aroma/ Odor (bau badan)
f. Gaya bahasa (Entrainment)
g. Bioritme (Biorhythmicity)
h. Inisiasi dini
Bounding Attachment pada bayi:
Adapun tahap-tahap bonding attachment
adalah sebagai berikut:
a. Perkenalan (acquaintance) dengan
melakukan kontak mata, memberikan
sentuhan, mengajak berbicara, dan
mengeksplorasi segera setelah
mengenal bayinya
b. Keterikatan (bonding)
c. Attachment, perasaan sayang yang
mengikat individu dengan individu lain
Bounding Attachment pada bayi:
Elemen-elemen bonding attachment
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Sentuhan
b. Kontak mata
c. Suara
d. Aroma
e. Hiburan
f. Bioritme
g. Kontak dini
Bounding Attachment pada bayi:
Prinsip-prinsip dan upaya bonding
attachment :
a. Bonding attachment dilakukan dimenit
pertama dan jam pertama
b. Orang tua merupakan orang yang
menyentuh bayi pertama kali
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
d. Orang tua ikut terlibat dalam proses
persalinan
e. Persiapan (perinatal care)
f. Cepat melakukan proses adaptasi
g. Kontak sedini mungkin sedini mungkin
Bounding Attachment pada bayi:
h. Tersedianya fasilitas untuk kontak
lebih lama
i. Penekanan pada hal-hal positif
j. Adanya perawat maternitas khusus
(bidan)
k. Libatkan anggota keluarga lainnya
l. Pemberian informasi bertahap
mengenai bonding attachment
Bounding Attachment pada balita:
a. Berikan rangsangan positif kepada
balita.
b. Tanggap terhadap kebutuhan balita.
c. Ajak anak bermain
d. Sengaja meluangkan waktu bersama
anak
e. Terima anak apa adanya dengan tulus
dan ikhlas
f. Jangan bersikap kasar, kesal dan
menunjukkan kemarahan pada anak.
Bounding Attachment pada anak
prasekolah:
Kebutuhan asih ini meliputi :
a. Kasih sayang orangtua
b. Rasa aman
c. Harga Diri
d. Dukungan/dorongan
e. Mandiri
f. Rasa memiliki
g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan
kesempatan, dan pengalaman
Bounding Attachment pada anak
prasekolah:
Berikut ini merupakan hal- hal yang dapat
dilakukan oleh ibu dalam memberikan kasih
sayang pada anak :
a. Memperlakukan anak secara positif
b. Memberi dukungan pada tingkah laku anak
c. Menciptakan kondisi rumah yang penuh
dengan kasih sayang
d. Jangan lupa melibatkan anak pada kegiatan
yang bisa memberi pengalaman
e. Berikan rangsangan positif
f. Tanggap terhadap kebutuhan anak.
g. Terima anak apa adanya dengan tulus dan
ikhlas.
Peran bidan dalam hal ini adalah :
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara
ibu dan bayi
b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga
untuk memberikan respon positif tentang bayinya
c. Sewaktu ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk
menyentuh dan meraba perutnya.
d. Mendorong ibu untuk selalu mengajak janin
berkomunikasi
e. Mensupport ibu agar meningkatkan kemampuan
dan keterampilannya dalam merawat anak,
f. Bidan tidak memisahkan ibu dan bayi melainkan
Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran
ibu untuk mengetahui keadaan bayinya
B. Sibling Rivalry
Sibling Rivalry adalah bentuk prilaku
anak yang memiliki adik baru. Anak
cenderung bersikap lebih nakal karena
merasa cemburu dan tersaingi atas
kehadiran adiknya.
Sibling rivalry atau perselisihan yang
terjadi pada anak- anak tersebut adalah
hal yang biasa bagi anak-anak usia
antara 5-11 tahun.
B. Sibling Rivalry
Menurut Boyle, pencetus timbulnya
sibling rivalry ada dua yaitu:
a. Usia
Jarak antara kakak beradik yang dekat
cenderung menimbulkan adanya sibling
rivalry.
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin yang berbeda antara kakak
adik cenderung jarang menimbulkan
persaingan dibanding anak yang
memiliki jenis kelamin yang sama.
B. Sibling Rivalry
Selain faktor diatas, ada beberapa faktor lain yang
dapat menyebabkan sibling rivalry, yaitu :
a. Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak
pertama dengan anak kedua
b. Anak bersaing untuk menentukan pribadi
mereka,
c. Merasa kurang mendapatkan perhatian
d. Merasa hubungan dengan orang tua mereka
terancam
e. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun
emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama
lain.
f. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau
letih sehingga memulai pertengkaran.
B. Sibling Rivalry
g. Anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian
atau memulai permainan dengan saudara mereka.
h. Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
i. Pemikiran orang tua tentang agresi dan
pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.
j. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul
bersama dengan anggota keluarga.
k. Orang tua mengalami stres dalam menjalani
kehidupannya.
l. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
m. Cara orang tua memperlakukan anak dan
menangani konflik yang terjadi pada mereka.
B. Sibling Rivalry
Tanda – Tanda Sibling Rivalry:
a. Melakukan kekerasan baik secara fisik
maupun psikis
b. Peningkatan upaya menarik perhatian
orang tua
c. Regresi pada anak yang lebih tua
d. Displacement
e. Anak mengalami gangguan dalam tidur
f. Anak mengalami depresi atau menderita
kegelisahan akan perpisahan.
B. Sibling Rivalry
Dampak untuk anak:
Dengan adanya persaingan dalam diri anak,
tertanam asumsi bahwa saudara kandung
adalah saingannya.
Dampak untuk orangtua:
Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah
laku yang ditunjukan anak-anak
Dampak untuk masyarakat:
Perilaku psikologis yang merusak yang dapat
berupa perilaku agresif atau perilaku
kriminal tertentu yang mengganggu
masyarakat.
B. Sibling Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai
pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:
a. Mendorong anak untuk mengatasi
perbedaan dengan mengembangkan
beberapa keterampilan penting.
b. Cara cepat untuk berkompromi dan
bernegosiasi.
c. Mengontrol dorongan untuk bertindak
agresif.
B. Sibling Rivalry
Cara beradaptasi agar tidak terjadinya sibling
rivalry antara lain:
a. Merubah pola tidur bersama anak-anak
pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
b. Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan
anak dengan menanyakan perasaannya
terhadap kehadiran anggota baru.
c. Mengajarkan pada orang tua untuk
menerima perasaan yang ditunjukkan oleh
anaknya.
d. Memperkuat kasih-sayang terhadap
anaknnya.
B. Sibling Rivalry
Cara Mengatasi Sibling Rivalry:
a. Tidak membandingkan antara anak satu
sama lain.
b. Membiarkan anak menjadi diri pribadi
mereka sendiri.
c. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-
anak Anda.
d. Membuat anak-anak mampu bekerja sama
daripada bersaing antara satu sama lain.
e. Memberikan perhatian setiap waktu atau
pola lain ketika konflik biasa terjadi.
B. Sibling Rivalry
f. Mengajarkan anak cara positif untuk
mendapatkan perhatian satu sama lain.
g. Bersikap adil sangat penting, tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan anak.
h. Merencanakan kegiatan keluarga yang
menyenangkan bagi semua orang.
i. Meyakinkan setiap anak mendapatkan
waktu yang cukup dan kebebasan mereka
sendiri.
j. Orang tua tidak perlu langsung campur
tangan kecuali saat tanda-tanda akan
kekerasan fisik.
B. Sibling Rivalry
k. Orang tua harus berperan memberikan
otoritas kepada anak-anak.
l. Orang tua dalam memisahkan anak-anak
dari konflik tidak menyalahkan satu sama
lain.
m. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang
negatifnya sifat anak.
n. Kesabaran dan keuletan serta contoh-
contoh yang baik dari perilaku orang tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-
anak untuk menghindari sibling rivalry
yang paling bagus.
B. Sibling Rivalry
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry,
antara lain:
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan
antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.
b. Memberikan dorongan pada ibu dan
keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya, baik melalui sikap
maupun ucapan dan tindakan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai