Anda di halaman 1dari 12

KASUS PELANGGARAN HAM

DI INDONESIA
“KONFLIK SAMPIT”

KELOMPOK 4 :
1. ASLINDA DWI .C (06)
2. MARGARETHA .C.I (15)
3. PAVITA SALMA .A (20)
4. SEPTIANA NUR .S (27)
5. SHEVANYA .S .P (28)
Pengertian HAM

 Hak Asasi Manusia adalah sebuah konsep hukum


dan normatif yang menyatakan bahwa manusia
memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia
adalah seorang manusia.Hak Asasi Manusia
berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada
siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada
prinsipnya tidak dapat dicabut.
Undang - undang tentang HAM

 Pasal 28 A mengatur tentang hak hidup.


 Pasal 28 B mengatur tentang hak berkeluarga.
 Pasal 28 C mengatur tentang hak memperoleh
pendidikan.
 Pasal 28 D mengatur tentang kepastian hukum.
 Pasal 28 E mengatur tentang kebebasan beragama.
 Pasal 28 F mengatur tentang komunikasi dan
informasi.
 Pasal 28 G mengatur hak perlindungan diri.
 Pasal 28 H mengatur tentang kesejahteraan dan
jaminan sosial.
 Pasal 28 I mengatur hak - hak basic asasi manusia.
 Pasal 28 J mengatur tentang penghormatan HAM.
KRONOLOGI

Konflik sampit adalah pecahnya


kerusuhan antar etnis di • Konflik ini terjadi antara suku
Indonesia, berawal pada Februari Dayak asli dan warga transmigran
2001 dan berlangsung sepanjang Madura dari pulau Madura.
tahun itu. Konflik ini dimulai di
kota Sampit, Kalimantan Tengah
dan meluas ke seluruh provinsi,
termasuk ibu kota Palangkaraya.
Konflik tersebut pecah pada 18 Februari
2001 ketika dua warga Madura diserang
oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 100.000 warga
Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak
warga Madura yang ditemuka dalam
keadaan terpenggal oleh suku Dayak.
Sedikitnya, 100 warga Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak
selama konflik ini. Suku Dayak memiliki sejarah praktik ritual pemburuan
kepala (Ngayau), meski praktik ini dianggap musnah pada awal abad ke-20.
URUTAN PERISTIWA
18-19 Februari 2001
Kerusuhan bermula di Sampit

20 Februari 2001
Orang Dayak dari luar Sampit masuk kota dan mebersihkan orang Madura

21 Februari 2001
Konflik melebar ke Palangkaraya

6 Maret 2001
Komnas HAM membentuk komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Sampit (KPP HAM Sampit)

22 Agustus 2001
Pengungsi Madura di Sampang siap berdamai dengan orang Dayak

26 Agustus 2001
KPP HAM Sampit tidak menemukan bukti pelanggaran HAM berat di Sampit & Palangkaraya

27 November 2001
Pemerintah pusat dan Pemda Kalteng memulai tahap rekonsiliasi
PENYEBAB PERANG SAMPIT
Tidak ada rasa hormat suku
Madura pada suku Dayak

Pembakaran rumah seorang


Persoalan tanah
suku Dayak

Penebangan hutan yang


Kecemburuan sosial akibat
menyebabkan suku Dayak
datangnya suku pendatang
semakin terdorong ke dalam
baru yang lebih maju
hutan
DAMPAK

Banyak korban jiwa yang


Hilangnya harta benda Menghambat kerjasama
berjatuhan

Retaknya hubungan antar suku


PENYELESAIAN

Jika Pemerintah harus


permasalahnnya lebih peka dan
Memberikan Pemerintah harus
karena miss adil dalam
Toleransi yang lebih telaten
communication pembuatan
tinggi terhadap Menghargai dalam mengurusi
bisa dengan peraturan-
kebudayaan yang suku,agama,dan masalah-masalah
mengadakan peraturan agar
berbeda ras yang berbeda. yang ada di sudut-
mediasi antar tidak ada yang
dengan kebudaya sudut Negara,
kepala suku atau merasa di anak
an kita. tidak hanya
kepala daerah tirikan dan merasa
terpaku pada ibu
yang ada di tidak di
kota saja.
daerah sampit. perdulikan oleh
pemerintah.
HAK YANG DILANGGAR

Perang Sampit merupakan pelanggaran terhadap Pasal 28B ayat (2)UUD 1945,yang
menyatakan setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminsi. Dalam Perang Sampit,
pastilah ada korban yang masih anak-anak, yang tewas dalam perang tersebut. Selain
itu, Perang Sampit juga merupakan pelanggaran terhadap Pasal 28H ayat (1) 1945
yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam Perang Sampit, masyarakat yang
tinggal di sana merasa tidak aman dan tidak nyaman. Perang Sampit juga merupakan
pelanggaran terhadap Pasal 28A UUD 1945, karena didalamnya terdapat
pembantaian terhadap suatu etnis.

Anda mungkin juga menyukai