Anda di halaman 1dari 6

Pentingnya Memperkaya Literasi

Pembuka (Tesis)

Literasi merupakan salah satu modal utama yang harus terus ditingkatkan dalam menghadapi era
revolusi 4.0 ini. Apalagi Indonesia sedang dalam keadaan darurat literasi. Hal tersebut
dibuktikan melalui penelitian PISA yang menempatkan Indonesia menjadi urutan ke 62 dalam
minat membaca.

Isi (Rangkaian Argumen)

Di zaman yang serba cepat dan instan ini kebutuhan akan pengetahuan yang kaya menjadi
sangatlah penting. Literasi adalah kunci utama untuk mendapatkannya. Jika tidak, saya pikir kita
akan dengan mudah tertinggal oleh zaman yang sedang terus berlari kencang melalui teknologi
informasi dan komunikasi.

Kecepatan media teknologi informasi dan komunikasi juga membuat informasi mampu
menyebar dengan cepat pada semua lapisan masyarakat. Tanpa literasi yang kaya, sesesorang
akan mudah terhasut oleh berita bohong yang dapat menyebar jauh lebih cepat dari pesan
kebaikan.

Literasi juga menjadi gerbang utama dalam menggapai masa depan abad ini. Bagaimana tidak,
percepatan industri yang tak terkendali ini akan menumbuhkan ekonomi dengan cepat namun
akan banyak memberikan permasalahan yang menggemingkan.

Mengapa demikian? Karena sesuatu yang dikerjakan secepat mungkin akan jauh lebih rawan
untuk mendapatkan masalah purna produksi. Maka dari itu, problem sovling atau pemecahan
masalah adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki untuk menghadapinya. Dari mana
kita mendapatkannya? lagi-lagi: literasi.

Penutup

Oleh karena itu pemahaman akan suatu wawasan dalam teks pengetahuan; literasi haruslah terus
ditingkatkan. Kita tidak dapat hanya mengandalkan internet untuk mengetahui sesuatu. Wawasan
itu untuk dikuasai, bukan untuk diingat apalagi “diketahui” melalui satu klik saja. Wawasan
semacam itu justru hanya menyesatkan dan tidak dapat memberikan dampak baik bagi
perkembangan diri.
Kaidah Kebahasaan “Pentingnya Memperkaya Literasi”

Kaidah Kebahasaan Bukti Kata/Kalimat


Jika tidak, saya pikir kita akan dengan mudah
kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata tertinggal oleh zaman yang sedang terus berlari
ganti orang kedua jamak sebagai sapaan kencang melalui teknologi informasi dan
komunikasi.
Literasi merupakan salah satu modal utama
kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan
yang harus terus ditingkatkan dalam
topik yang dibahas
menghadapi era revolusi 4.0 ini.
Mengapa demikian? Karena sesuatu yang
kata-kata yang menunjukan hubungan sebab dikerjakan secepat mungkin akan jauh lebih
akibat atau argumentasi rawan untuk mendapatkan masalah purna
produksi.
Bagaimana tidak, percepatan industri yang tak
terkendali ini akan menumbuhkan ekonomi
kata kerja mental
dengan cepat namun akan banyak memberikan
permasalahan yang menggemingkan.
Oleh karena itu pemahaman akan suatu
kata-kata persuasif wawasan dalam teks pengetahuan; literasi
haruslah terus ditingkatkan

 
Bahaya Sebenarnya dari Narkoba

Narkoba atau singkatan dari narkotika dan obat berbahaya adalah benda yang dapat
menghancurkan kehidupan seseorang yang akan memberikan efek domino pada orang lain pula.
Narkoba sudah sepatutnya untuk dijauhi dan bahkan ditinggalkan sepenuhnya tanpa alasan
apapun.

Narkoba merupakan permasalahan yang sangat memperihatinkan. Bahaya utama dari benda ini
bukan terletak pada daya penghancur zat beracunnya saja. Namun pada ketergantungan tubuh
ketika mengonsumsinya. Sehingga para penyalahgunanya kesulitan untuk berhenti menyakiti
dirinya sendiri.

Bahaya lainnya adalah benda haram ini memiliki brand kuat yang melabeli dirinya sendiri
sebagai benda yang dapat membawa kesenangan, menghilangkan kepenatan, dan menaikan
status sosial seseorang. Padahal kenyataannya jauh dari label tersebut.

Padahal dampak euforia seperti itu hanya bisa didapatkan melalui cara yang benar. Contoh efek
euforia yang didapatkan oleh seorang pelari marathon ketika mencapai batas tenaganya. Opsi
lain yang lebih sederhana dan praktis adalah dengan mendapatkan hiburan baik itu bacaan, film,
musik, hingga video games.

Bahaya sebenarnya dari narkoba adalah bagaimana ia mampu menyebar dengan cepat lewat label
palsu yang melekat di dalamnya. Label yang dapat dengan mudah menjerumuskan orang pada
kesengsaraan yang kekal jika tidak segera ditolong.

Maka dari itu salah satu usaha yang harus dilakukan bukan hanya menyerukan yel sederhana
yang mengajak masyarakat untuk menjauhinya. Usaha yang dilakukan harus jauh lebih
sistematis dari hal itu. Kita harus mengupayakan agar brand atau label kesenangan, penghilang
duka dan status sosial kuat yang melekat di dalamnya benar-benar hancur hingga ke akarnya.

Bagaimana caranya? Anda semualah yang mengetahuinya. Anda yang merupakan generasi
penerus bangsa yang sudah paham betul mengenai bahaya narkoba. Saya mohon sekali lagi, mari
kita jauhi bahaya narkoba, terutama bahaya sebenarnya yang membuat seakan narkoba itu
tampak keren atau hal yang menyenangkan untuk diikuti. Padahal bahayanya sangat pasti dan
pidana pasti menanti.
Struktur Teks Ceramah

Secara struktur, teks ini dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu pembuka, isi, dan penutup. Pembukaan
atau pendahuluan berisi pengenalan masalah, isu, ataupun pandangan pembicara tentang topik
yang akan ia bahas dalam ceramah.

Sementara itu, isi merupakan materi penjelasan atau rangkaian argumen pembicara yang
berkaitan dengan pendahuluan. Isi juga dilengkapi dengan fakta-fakta yang mendukung argumen
pembicara.

Kaidah Kebahasaan

Selain struktur, teks ceramah juga dapat diidentifikasi berdasarkan kaidah bahasa yang
digunakan di dalamnya. Pertama, teks umumnya menggunakan kata ganti orang pertama atau
orang kedua jamak di dalamnya. Contoh kata ganti orang pertama adalah ‘saya’ dan ‘aku.’
Sementara itu, kata ganti orang kedua jamah adalah ‘kami.’ Teks ceramah juga sering
memasukkan kata-kata sapaan yang ditujukan kepada pendengar, contohnya adalah ‘bapak-
bapak,’ ‘ibu-ibu,’ dan ‘hadirin sekalian.’

Tak hanya itu, umumnya teks ini juga menggunakan istilah atau kata-kata teknis yang berkaitan
dengan materi yang dibahas. Misalnya jika ceramah sedang membahas kebahasaan, tidak heran
jika konsep-konsep tata krama, kesantunan berbahasa, sarkastis, dan eufemisme turut dibahas.

Untuk mengaitkan antara argumen dengan fakta-fakta, teks ceramah menggunakan kata-kata
yang menunjukkan hubungan argumentasi, seperti hubungan sebab-akibat dan hubungan
temporal serta perbandingan atau pertentangan.

Contoh kata-kata yang menunjukkan hubungan sebab-akibat adalah ‘jika,’ ‘maka,’ ‘sebab,’
‘karena,’ ‘dengan demikian,’ ‘akibatnya,’ dan ‘oleh karena itu.’ Sementara itu, kata-kata yang
menunjukkan hubungan temporal dan perbandingan/pertentangan adalah ‘sebelum itu,’
‘kemudian,’ ‘pada akhirnya,’ ‘sebaliknya,’ ‘berbeda halnya,’ dan ‘namun.’

Teks ceramah juga umumnya memuat kata-kata kerja mental dan persuasif. Kata kerja mental
menunjukkan respons pembicara terhadap sesuatu. Kata kerja mental di antaranya adalah
‘memprihatinkan,’ ‘memperkirakan,’ ‘mengagumkan,’ ‘menduga,’ ‘mendapat,’ ‘berasumsi,’ dan
‘menyimpulkan.’

Sementara itu, kata persuasif digunakan untuk mendorong serta mengajak pendengar untuk
melakukan sesuatu. Kata-kata persuasif contohnya adalah ‘hendaklah,’ ‘sebaiknya,’
‘diharapkan,’ ‘perlu,’ ‘ayo,’ dan ‘harus.’
Struktur teks ceramah Secara struktur, teks ceramah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Pembuka
Isi Penutup

Pembuka Pembuka disebut juga pendahuluan atau tesis. Pembuka berupa pengenalan isu,
masalah, atau pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahas. Bagian pembuka dalam
teks ceramah sama dengan isi dalam teks ekposisi yang disebut isu. Intinya, tesis berisi isu,
permasalahan, pandangan umum penulis.

Isi Isi dalam teks ceramah berupa rangkaian argumen. Rangkaian argumen pembicara berkaitan
dengan pendahuluan atau tesis.

Pada bagian isi dikemukakan pendapat-pendapat dan fakta. Tujuannya untuk memperkuat
argumen-argumen pembicara. Penggunaan fakta dan data pada bagian isi untuk meyakinkan
audiensi. Penutup Penutup berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Penutup berisi simpulan dan rangkuman. Simpulan sebagai hasil penalaran dari penjelasan
sebelumnya. Ditandai dengan kata-kata berupa saran yang disertai alasan.

Penutup Penutup berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya. Penutup


berisi simpulan dan rangkuman. Simpulan sebagai hasil penalaran dari penjelasan sebelumnya.
Ditandai dengan kata-kata berupa saran yang disertai alasan.

Kaidah kebahasaan teks ceramah Kaidah kebahasaan teks ceramah adalah: Menggunakan kata
ganti orang pertama dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama
(tunggal) adalah saya, aku, kami. Kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan yang ditujukan
pada orang banyak adalah hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara. Menggunakan kata-
kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Contoh jika fokus topik
pembahasan adalah kebahasaan maka istilah-istilah yang muncul dalam teks ceramah adalah
sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.

Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat). Contoh kata-
kata sebab akibat adalah jika, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu,
oleh sebab itu. Selain itu menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal atau
perbandingan/pertentangan. Contoh sebelum itu, kemudian, namun, sebaliknya, pada akhirnya,
berbeda halnya. Menggunakan kata-kata kerja mental. Kata-kata kerja mental adalah diharapkan,
memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi,
menyimpulkan. Menggunakan kata-kata persuasif. Contoh kata-kata persuasif adalah sebaiknya,
diharapkan, perlu, harus, hendaknya, hendaklah.

Anda mungkin juga menyukai