Anda di halaman 1dari 21

1. Bagaimana penilaian kamu tentang adanya janji Kaiso , tentang Kemerdekaan Indonesia ?

* Menurut pendapat saya mengenai perjanjian Kaiso yang memberikan kemerdekaan bagi
Indonesia itu hanyalah sebuah janji saja dan tentu pada saat itu pasti membuat bangsa
Indonesia senang , akan tetapi janji hanyalah sebuah janji :) Janji itu di buat agar rakyat
Indonesia tidak menuntut macam-macam dan Jepang juga sedang dalam saat-saat yang
mendesak hingga membuat janji tersebut
2. Mengapa terjadi perbedaan antara para pemuda dengan Sukarno - Hatta dan mengapa
terjadi peristiwa Rengasdengklok ?
* Terjadinya perbedaan pada saat itu di sebab kan karena golongan tua masih ingin
membaca situasi dan tidak ingin gegabah dalam mengambil suatu tindakan. Bisa jadi
golongan tua juga takut akan ancaman bangsa penjajah hingga terjadilah peristiwa
Rengasdengklok
3. Bagaimana kira-kira perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial , ekonomi , politik ,
dan budaya setelah terjadi kemerdekaan ?
* Dalam segi kehidupan sosial dan budaya tentu masih belum banyak yang berubah sejak
kemerdekaan , namun seiring berjalannya waktu pengaruh budaya asing mulai terasa bagi
rakyat Indonesia ini, Sedangkan dalam segi ekonomi dan politik sepertinya belum ada
perubahan . Indonesia masih sama hanya saja tata caranya saja yang mulai berbeda.
4. Jelaskan pentingnya NKRI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ?
* Pentingnya NKRI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah agar tidak
terpecah belah dan kembali di jajah. Indonesia juga agar dapat selalu menjadi satu bukan
terpecah-pecah
5. Lakukan identifikasi departemen dan nama-nama menterinya , serta pembagian
provinsinya !
6 . Mengapa pada awal kemerdekaan kondisi perekonomian bangsa Indonesia dikatakan
sangat memprihatinkan ?
* Karena pada masa awal kemerdekaan kondisi perekonomian bangsa Indonesia ini masih
banyak yang perlu di benahi atau di perbaiki oleh karena itu di katakan sangat
memprihatinkan.
7. Apa peran dan posisi KNIP dalam struktur ketatanegaraan Indonesia pada awal
kemerdekaan ?
* Peran dan posisi KNIP dalam struktur ketatanegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan
adalah untuk membantu tugas presiden sementara waktu sebelum sistem pemerintahan
Indonesia di bentuk
8. Jelaskan , menagapa perlu partai politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia ?
* Karena bagaimana pun partai politik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi suatu
bangsa terutama Indonesia dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara.
9. Rumuskan nilai-nilai kejuangan yang berkaitan dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia , 17 Agustus 1945 !
* Tolerasi , Patah Semangat , Rela Berkorban , Semangat Juang , Saling Menghargai , dan lain
sebagainya
10. Buatlah biogradi singkat tentang tokoh Sukarno dan Moh Hatta !
* Sukarno : Sukarno atau Bungkarno , lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901 , aktif dalam
berbagai kegiatan sejak tahun 1927 dan mendirikan PNI
* Moh Hatta : Drs. Moh Hatta , lahir di Bukitinggi tanggal 12 Agustus 1902 , Aktif dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak menjadi mahasiswa di luar negeri. Beliau aktif di
PNI bersama Sukarno , setelah di bubarkan kemudian beliau aktif di PNI Baru
akibat adanya penyerangan oleh sekutu dengan membom atom di pusat kota industri milik
jepang yg mengakibatkan kedudukan jepan yang semakin terdesak di seluruh front mulai
menurunkan moral pasukan jepang akibatnya muncul krisis ekonomi dan politik di dalm
negeri jepang sendiri.
jenderal hideki tojo MELETAKAN JABATANNYA SEBAGAI PERDANA MENTRI PADA TANGGAL 17
JULI 1994 DAN KEMUDIAN DI GANTIKAN OLEH jenderal kunaiki koiso, dalam situasi seperti ini
jenderal kunaiki koiso mempunyai tugas besar dalam memulihkan kewibawaan jepang di

mata seluruh bangsa di dunia khususnya di mata bangsa asia.


karna hal tersebut perdana mentri koiso pada tgl 7 septmber 1944 mengeluarkan
pernyataan bahwa indonesia akan memperoleh kemerdekaan di kemudian hari dan
pernyataan tersebut tekenal dengan nama janji koiso.
adapun tujuan janji koiso tersebut adalah agar rakyat indonesia tidak melakuakan
perlawanaan terhadap jepang dan hal itu d nyatakan di depan sidang teikoku
ginkai(parlemen jepang).
pengertian janji kaiso adalah janji yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso
pada tanggal 7 September 1944 dihadapan sidang ke-85 parlemen kerajan bahwa Hindia
Timur (Indonesia) akan diberikan kemerdekaan di kemudian hari.

JANJI PERDANA MENTERI KAISO


Pada awal perang dunia II , jepang selalu mendapat kemenangan melawan sekutu,
tetapi pada tahun 1942 jepang mulai mendapatkan kekalahan dari sekutu seperti
pertempuran di laut karang ( mei 1942) , pertempuran midway (juni1942). Jepang yang
semula berjaya mengusai Asia selatan dan Asia tenggaramulai berdesak oleh pasukan
sekutu . (Tahun 1942 merupakan titik balik jalannya perang Asia Timur Raya).
Pada tahun 1944, kedudukan jepang dalam perang Asia Timur Raya semakin terdesak.
Dengan jatuhnya pulau Saipan(Juli1944) ke tangan Amerika Serikat (Sekutu),
mengakibatkan kekalahan Jrpang di Asia Pasifik tinggal menunggu waktu. Pada situasi
demikian perlawanan rakyat semakin menyala. Keadaan tersebut tersebut di perburuk oleh
turunnya moril prajurit, krisis ekononi, dan politik di dalam negeri Jrpang sendiri.
Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatan sebagai perdana
menteri. Ia di gantikan oleh Jenderal Kuniaki Kaiso. Kaiso mempunyai tugas berat
memulihkan kewajiban Jepang di mata bangsa-bangsa Asia.karena itu ia menjanjikan
kemerdekaan kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Pada tanggal 7 september 1944 Jenderal Koiso memberi janji kemerdekaan kepada
Indonesia di kelak kemudian hari. Janji itu di sampaikan di depan sidang Teikoku Qinkai
(Perlemen Jepang).
Tujuannya agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.
Sejak diikrarnya janji kemerdekaan, di kantor-kantor boleh di kibarkan sang merah putih
yang berdampingan berdera Jepang(Hinomaru). Dan diperbolehkan mengginakan bahasa
Indonesia (di kantor, di sekolah, dan di media massa).
Janji Perdana Menteri Koiso Kemerdekaan merupakan dambaan hidup bagi setiap bangsa,
karena dalam kehidupan yang bebas dan merdeka itulah setiap bangsa dapat menunjukkan
kemampuannya untuk membangun diri, bangsa dan negaranya menuju kehidupan yang
lebih cerah dan sejahtera. Peristiwa yang dinanti-nantikan rakyat Indonesia akhirnya terjadi
juga.
Atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 tersebut
merupakan alat hukum internasional untuk memberitahukan kepada dunia luar bahwa sejak
saat itu bangsa Indonesia telah menjadi bangsa merdeka yang sejajar dengan bangsabangsa lain di dunia.
Janji Perdana Menteri Koiso
Kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sejak tahun 1944. Pada tahun
1944 garis pertahanan Jepang dapat ditembus oleh pasukan Sekutu. Beberapa wilayah
pendudukan Jepang di Indonesia mengalami kerusakan akibat serangan dan pemboman
yang dilakukan oleh pasukan Sekutu.
Oleh karena itu, Jepang menerapkan beberapa kebijakan baru yang lebih lunak di daerahdaerah yang didudukinya. Kebijakan-kebijakan baru tersebut memberi peluang bagi usahausaha mempersiapkan kemerdekaan di daerah yang didudukinya.
Pada tanggal 5 September 1943, Saiko Shikikan Kumaikici Haiada mengeluarkan Osamu
Seirei No. 36 dan 37 tentang Pembentukan Chuo Sangi In (Dewan Penasihat Pusat) dan Shu
Sangi Kai (Dewan Penasihat Daerah)
Chuo Sangi In bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saiko shikikan
(panglima tentara) dalam hal politik dan pemerintahan. Keanggotaan Chuo Sangi In terdiri
dari hal-hel berikut :
1. Yang diangkat oleh saiko shikikan berjumlah 23 orang.
2. Yang dipilih dari antara dan oleh anggota Shu Sangi Kai dan Tokubetsu Shu Sangi Kai
(Dewan Pertimbangan Kotapraja). Dari masing-masing shu dan tokubetsu masingmasing seorang, sehingga semua berjumlah 18 orang.

3. Yang diusulkan oleh kooti/koci berjumlah 2 orang (Surakarta 1 orang dan Jogjakarta 1
orang).
Pada tanggal 15 November 1943, delegasi Chuo Sangi In yang diwakili oleh Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta dan Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang. Pada saat bertemu dengan Perdana
Mentei Tojo, delegasi Chuo Sangi In minta agar Indonesia diizinkan mengibarkan bendera
Sang Saka Merah Putih, diizinkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta
mendesak agar Indonesia disatukan dalam satu pemerintahan.Namun permintaan tersebut
ditolak Perdana Menteri Tojo menyatakan belum dapat memberikan jaminan kepada Ir.
Soekarno kecuali Jepang sudah memenangkan perang.Pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal
Hideki Tojo meletakkan jabatan sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Jenderal
Kuniaki Koiso. Jenderal Koiso mempunyai tugas berat dalam memulihkan kewibawaan Jepang
di mata bangsa Asia. Salah satunya dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah
negara termasuk Indonesia.Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944
mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari.
Pernyataan Koiso tersebut kemudian terkenal dengan sebutan Janji Koiso.Janji Koiso
tersebut dikemukakan di depan sidang Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang).Adapun tujuan
dikeluarkan Janji Kosio tersebut agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan
terhadap Jepang. Bukti kesungguhan Janji Koiso tersebut adalah dengan diperbolehkan
mengibarkan bendera Merah Putih di kantor-kantor pemerintah, tetapi bendera Merah Putih
harus berdampingan dengan bendera Jepang (Hinomaru).
Pada tanggal 10 September 1944 pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia menambah
anggota Chuo Sangi In dari 23 orang yang diangkat oleh saiko shikikan ditambah 5 orang
lagi, sehingga menjadi 28 orang anggota.Lima orang tambahan tersebut adalah : R.
Abikusno Cokrosuyoso, R. Margono Joyoadikusumo, Mr. R.W. Sumanang, M.R. Sujono, dan R.
Gatot Mangkuprojo. Pada tanggal 17 November 1944 anggota Chuo Sangi In ditambah lagi
12 orang.
1. Bagaimana penilaian kamu tentang adanya janji Kaiso , tentang Kemerdekaan Indonesia ?

Menurut pendapat saya mengenai perjanjian Kaiso yang memberikan kemerdekaan


bagi Indonesia itu hanyalah sebuah janji saja dan tentu pada saat itu pasti membuat
bangsa Indonesia senang , akan tetapi janji hanyalah sebuah janji :) Janji itu di buat
agar rakyat Indonesia tidak menuntut macam-macam dan Jepang juga sedang dalam
saat-saat yang mendesak hingga membuat janji tersebut

2. Mengapa terjadi perbedaan antara para pemuda dengan Sukarno - Hatta dan mengapa
terjadi peristiwa Rengasdengklok ?

Terjadinya perbedaan pada saat itu di sebab kan karena golongan tua masih ingin
membaca situasi dan tidak ingin gegabah dalam mengambil suatu tindakan. Bisa jadi
golongan tua juga takut akan ancaman bangsa penjajah hingga terjadilah peristiwa
Rengasdengklok

3. Bagaimana kira-kira perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial , ekonomi , politik ,
dan budaya setelah terjadi kemerdekaan ?

Dalam segi kehidupan sosial dan budaya tentu masih belum banyak yang berubah
sejak kemerdekaan , namun seiring berjalannya waktu pengaruh budaya asing mulai
terasa bagi rakyat Indonesia ini, Sedangkan dalam segi ekonomi dan politik
sepertinya belum ada perubahan . Indonesia masih sama hanya saja tata caranya
saja yang mulai berbeda.

4. Jelaskan pentingnya NKRI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ?

Pentingnya NKRI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia adalah agar
tidak terpecah belah dan kembali di jajah. Indonesia juga agar dapat selalu menjadi
satu bukan terpecah-pecah

5. Lakukan identifikasi departemen dan nama-nama menterinya , serta pembagian


provinsinya !

a. Departemen Dalam Negeri dikepalai R.A.A. Wiranata Kusumah


b. Departemen Luar Negeri dikepalai Mr. Ahmad Subardjo
c. Departemen Kehakiman dikepalai Prof. Dr. Mr. Supomo
d. Departemen Keuangan dikepalai Mr. A.A Maramis
e. Departemen Kemakmuran dikepalai Surachman Cokroadisurjo
f. Departemen Kesehatan dikepalai Dr. Buntaran Martoatmojo
g. Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan dikepalai Ki Hajar

Dewantara
h. Departemen Sosial dikepalai Iwa Kusumasumantri
i. Departemen Pertahanan dikepalai Supriyadi
j. Departemen Perhubungan dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
k. Departemen Pekerjaan Umum dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
l. Departemen Penerangan dikepalai Mr. Amir Syarifudin
1.

Jawa Barat, gubernurnya Sutarjo Kartohadikusumo

2.

Jawa Tengah, gubernurnya R. Panji Suroso

3.

Jawa Timur, gubernurnya R.A. Suryo

4.

Borneo (Kalimantan), gubernurnya Ir. Pangeran Muhammad Noor

5.

Sulawesi, gubernurnya Dr. G.S.S.J. Sam Ratulangi

6.

Maluku, gubernurnya Mr. J. Latuharhary

7.

Sunda Kecil (Nusa Tenggara), gubernurnya Mr. I. Gusti Ktut Pudja

8.

Sumatra, gubernurnya Mr. Teuku Mohammad Hassan

6 . Mengapa pada awal kemerdekaan kondisi perekonomian bangsa Indonesia dikatakan


sangat memprihatinkan?

Karena pada masa awal kemerdekaan kondisi perekonomian bangsa Indonesia ini
masih banyak yang perlu di benahi atau di perbaiki oleh karena itu di katakan sangat
memprihatinkan.

7. Apa peran dan posisi KNIP dalam struktur ketatanegaraan Indonesia pada awal
kemerdekaan ?

Peran dan posisi KNIP dalam struktur ketatanegaraan Indonesia pada awal
kemerdekaan adalah untuk membantu tugas presiden sementara waktu sebelum
sistem pemerintahan Indonesia di bentuk

8. Jelaskan , menagapa perlu partai politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia

Karena bagaimana pun partai politik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi suatu
bangsa terutama Indonesia dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara.

9. Rumuskan nilai-nilai kejuangan yang berkaitan dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan


Indonesia , 17 Agustus 1945 !

Tolerasi , Patah Semangat , Rela Berkorban , Semangat Juang , Saling Menghargai ,


dan lain sebagainya

10. Buatlah biogradi singkat tentang tokoh Sukarno dan Moh Hatta !

Sukarno : Sukarno atau Bungkarno , lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901 , aktif
dalam brrbagai kegiatan sejak tahun 1927 dan mendirikan PNI

Moh Hatta : Drs. Moh Hatta , lahir di Bukitinggi tanggal 12 Agustus 1902 , Aktif dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia sejak menjadi mahasiswa di luar negeri. Beliau
aktif di PNI bersama Sukarno , setelah di bubarkan kemudian beliau aktif di PNI Baru

Para pemuda mendesak soekarno hatta untuk segera melaksanakan kemerdekaan. mereka
juga tidak mau kemerdekaan indonesia dibantu oleh jepang. rengasdengklok terjadi karena
para tokoh membawa soekarno hatta untuk mendesak mereka dan menjauhkan mereka dari
pengaruh jepangPerbedaan terjadi karena pd awalnya tdk ada ksepaktn waktu plaksanaan
proklamasi kmerdekaan
para pmuda m'inginkn u/ sgra dilaksanakn smntra soekarno-hatta mngusulkn u/ mnunggu
jepang yg sudah mjanjikn kmrdekaan
Oleh krna itu para pemuda mbawa soekarno-hatta k rengasdengklok, tmpat yg dianggap
aman untuk mnjauhkn beliau dr pengaruh jepang

Karena pada saat terjadinya kekosongan kekuasaan terdapat perbedaan sudut pandang
antara golongan muda dan tua yang menyangkut waktu pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan indonesiaKarena pada saat itu golongan tua dan golongan muda memiliki
pendapat yang berbeda, berdasarkan pemikiran golongan tua proklamasi akan diumumkan
pada saat pemerintah jepang telah menyetujui, tetapi golongan muda berpendapat kalau
proklamasi haus segera diumumkan dibawah tangan jepang, golongan tua menolak kerena
golongan tua takut akan terjadinya pertumpahan darah antara jepang dan rakyat indonesia.
terjadinya peristiwa rengasdengklok berhubungan dengan perbedaan pendapat golongan
tua dan muda, golongan muda mengancam soekarno hatta untuk segera mencetuskan
proklamasi tetapi soekarno menolak maka dari itulah golongan muda menculik soekarno
hatta ke sebuah desa atau kota yang yaitu rengasdengklok
Perbedaan Pendapat Antara Golongan Muda Dan Golongan Tua Tentang Proklamasi
Berita tentang kekalahan Jepang diketahui oleh sebagian golongan muda melalui
radio siaran luar negeri. Pada malam harinya, Sultan Syahrir menyampaikan berita itu
kepada Moh. Hatta. Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia
sehubungan dengan peristiwa tersebut. Moh. Hatta berjanji akan menanyakan hal itu
kepada Gunseikanbu. Setelah yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu, Moh.
Hatta mengambil keputusan untuk segera mengundang anggota PPKI.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga
Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Rapat dilaksanakan pada tanggal 15
Agustus 1945, pukul 20:30 waktu Jawa. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh itu
menghasilkan keputusan kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia
sendiri, tak dapat digantungkan pada orang dan negara lain. segala ikatan dan hubungan
dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diadakan
perundingan dengan golongan muda agar mereka diikutsertakan dalam pernyataan
proklamasi.
Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22:30 waktu
Jawa kepada Ir. Soekarno di rumahnya, Jln. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua utusan itu
segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir. Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan
Wikana yang disertai ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah jika Ir. Soekarno tidak
menyatakan proklamasi keesokan harinya telah menimbulkan ketegangan. Ketegangan itu
juga disaksikan oleh golongan tua lainnya, seperti Drs. Moh Hatta, Dr. Buntaran, Dr Samsi,
Mr. Ahmad Subardjo, dan Iwa Kusumasumantri.
`Dalam diskusi antara Darwis dan Wikana, Moh. Hatta berkata Dan kami pun tak
dapat ditarik-tarik atau didesak supaya mesti juga mengumumkan proklamasi itu. kecuali
jika saudara-saudara memang sudah siap dan sanggup memproklamasikan. Cobalah! Saya
pun ingin melihat kesanggupan Saudara-saudara! Utusan itu pun menjawab Kalau begitu
pendirian Saudara-saudara berdua, baiklah! Dan kami para pemuda-pemuda tidak dapat
menanggung sesuatu jika besok siang proklamasi belum juga diumumkan. Kami pemudapemuda akan bertindak dan menunjukkan kesanggupan yang saudara kehendaki itu!
Golongan muda yang diwakili oleh Chairul Saleh, Wikana, Sukarni, Hanafi, dll,
bertekad untuk dipercepatnya pembacaan Proklamasi oleh Bung Karno.
Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan
pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda,
sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi
Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah
Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat
perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya,
berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika
tetap bekerjasama dengan Jepang. Karena itu, untuk memproklamasikan
kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta,
dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ).
Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari
ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan
pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.
Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi
Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur
tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekananpenekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka
melakukan aksi penculikan terhadap diri Soekarno-Hatta .

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok
pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan
Lasmidjah Hardi ( 1984:58 ); Ahmad Soebardjo ( 1978:85-87 ) sebagai berikut:
Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi ! kata Chaerul
Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap
mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. Kita harus segera merebut
kekuasaan ! tukas Sukarni berapi-api. Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !
seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan;
Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat
terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju
Wikana sambil berkata: Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah
leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !. Hatta kemudian
memperingatkan Wikana; Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi
Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara
tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap
dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak
memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk
melakukan hal itu ?
Namun, para pemuda terus mendesak; apakah kita harus menunggu hingga
kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah
menyerah dan telah takluk dalam Perang Sucinya !. Mengapa bukan rakyat itu sendiri
yang memproklamasikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan
kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?. Dengan lirih, setelah amarahnya reda,
Soekarno berkata; kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan
bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada
saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu
untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan
kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau
Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri . Demikian
jawab Bung Karno dengan tenang.
Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan
kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah
berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa
memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda
mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara
lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak
lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat
diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban
jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka
mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan
maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.
Perbedaan pendapat tersebut sebagai berikut:
a.

Golongan Muda
Menghendaki Proklamasi Kemerdakaan Indonesia diselenggarakan secepatnya tanggal 16
Agustus 1945

Menghendaki Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terlepas dari pengaruh Jepang

Menganggap PPKI buatan Jepang

Menganggap golongan tua sangat lamban

b.

Golongan Tua
Menghendaki cepat atau lambat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak penting, tetapi
pada dasarnaya Proklamasi harus disiapkan secara matang

Menghendaki Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah

Menghendaki proses Proklamasi Kemerdekaan melalui rapat PPKI

Golongan tua lebih bersikap hati - hati


PERISTIWA- PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945

A. Perbedaan perpektif antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia


1. Jepang Menyerah Kepada Sekutu
Kedudukan Jepang dalam perang Asia Pasifik / PD II sampai akhir 1944 semakin terdesak
Sekutu, menyadari segera kalah maka Jepang berjanji akan memberi kemerdekaan kepada
Bangsa Indonesia melalui Jenderal Koiso.
2. Perwujudan janji kemerdekaan dari Jepang kepada bangsa Indonesia :
a. dibentuk BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai ( 1 Maret 1945 )
b. dibentuk PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai ( 7 Agustus 1945)
c. para tokoh PPKI yaitu Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan dr.Radjiman Wedyodiningrat
diundang Jendral Besar Terauchi ke Dalat , Vietnam untuk dilantik menjadi ketua dan wakil
ketua PPKI ( 9 12 Agustus 1945 ) dan memutuskan akan memberi kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia untuk diumumkan jika persiapannya sudah selesai.
d. Pada pertemuan para tokoh PPKI dengan Jenderal Besar Terauchi,mengumumkan :
1). Pemerintah Jepang memutuskan memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
2). Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI
3). Pelaksanaan kemerdekaan dilakukan setelah persiapan selesai dan dilakukan berangsurangsur dari pulau Jawa kemudian disusul pulau lainnya.
4). Wilayah Indonesia seluruh bekas jajahan Hindia Belanda.
3. Peristiwa yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II
Perang Asia Pasifik, ada 6 yaitu :
a. Kota Hiroshima ( 6 Agustus 1945 ) dan Kota Nagasaki ( 9 Agustus 1945 ) di bom atom oleh
USA
b. Uni Sovyet menyatakan perang kepada Jepang, diawali dengan menyerang pulau
Manchuria
c. Wilayah-wilayah yang semula dikuasai Jepang dapat direbut Sekutu melalui pertempuan
d. Moral/semangat masyarakat Jepang mulai turun
e. Produksi peralatan perang merosot
f. Kekurangan bahan logistik / makanan.
4. Perbedaan Pendapat Golongan Tua dengan Golongan Muda
a. Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu ( 14 Agustus 1945 ) :
1). Berita penyerahan ditutupi Jepang di Indonesia, tetapi didengar bangsa Indonesia oleh
Syahrir melalui siaran radio USA.
2). Akibatnya di Indonesia terjadi Vacum of Power artinya tidak ada pemerintahan yang
berkuasa ( kekosongan kekuasaan )
3). Peristiwa ini dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk segera memprklamasikan
kemerdekaan.
b. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan menimbulkan perbedaan pendapat antara
Golongan Tua dengan Golongan Muda :
1). Golongan Tua : berpendapat bahwa Proklamasi dilaksanakan melalui sidang PPKI,
alasannya mereka tidak bersedia melepaskan tanggungjawabnya sebagai anggota PPKI
terdiri dari Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Mr.Iwa Kusuma Sumantri,
dr.Buntaran, dr.Samsi, Ahmad Soebardjo
2). Golongan Muda : berpendapat bahwa Proklamasi dilaksanakan secepat mungkin tanpa
siding PPKI, alasannya jika melalui PPKI berarti kemerdekaan Indonesia adalah hadiah
Jepang ( karena PPKI buatan Jepang )
terdiri dari Sutan Syahrir, Chairul Saleh, Sukarni, Sayuti Melik, Darwis,Wikana, Sudiro,
B.M.Diyah.
c. Peristiwa Rengasdengklok ( 16 Agustus 1945 ) :
1). Merupakan puncak perbedaan pendapat golongan muda dengan golongan tua.
1). yaitu peristiwa penculikan Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta oleh para pemuda untuk dari
Jakarta ke Rengasdengklok ( kota di kabupaten Kerawang, Jawa Barat )
2). sebab terjadinya karena perbedaan pendapat golongan tua dengan golongan muda
tentang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
3). tujuannya adalah agar Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta tidak mendapat pengaruh dan
tekanan dari Jepang.
4). Saat peristiwa Rengasdengklok, di Jakarta terjadi kesepakatan antara Ahmad Soebardjo
(golongan tua) dengan Wikana ( golongan muda ) :
a). bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta

b).Pelaksanaan perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda


karena besedia menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya ( Jl.Imam Bonjol
no.1 Jakarta ) dan bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
5). arti pentingnya adalah terjadi kesepakatan antara golongan tua dengan golongan muda
bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945 di
Jakarta.
B. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia :
a. dilaksanakan di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda 16 Agustus 1945 pukul 23.00
WIB sampai 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB
b. Para tokoh yang hadir yaitu Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Ahmad Soebardjo, anggota PPKI,
tokoh muda seperti Sukarni, Sayuti Melik, Sudiro.
c. Perumusnya ada 3 orang, yaitu :
Ir.Soekarno : : menulis naskah Proklamasi
Ahmad Soebardjo : menyampaikan ide kalimat I Kami bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaan Indonesia
Drs.Moh.Hatta : menyampaikan ide kalimat ke II Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
2. Peranan para tokoh yang dilakukan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :
a. Chairul Saleh : pemimpin rapat pemuda di Lembaga Bakteriologi, Pegangsaan Timur,
Jakarta
b. Darwis dan Wikana : menyampaikan hasil rapat pemuda kepada Ir.Soekarno
c. Sukarni,Yusuf Kunto, dan Singgih :
membawa Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta ke Rengasdengklok
d. Cudanco Subeno : komandan kompi tentara PETA di Rengasdengklok
e. Ahmad Soebardjo : tokoh golongan tua yang berhasil menengahi perbedaan pendapat
antara golongan tua dengan golongan muda
f. Laksamana Muda Maeda :
Kepala perwakilan AL Jepang di Jakarta yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa
Indonesia, menyediakan rumahnya sebagai tempat perumusan teks proklamasi dan
menjaman keselamatannya g. Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan Ahmad Soebardjo :
sebagai perumus teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
h. Sukarni, Sayuti Melik, B.M.Diah, dan Sudiro :
adalah tokoh muda yang menyaksikan perumusan teks proklamasi kemerderkaan
I. Sayuti Melik : pengetik naskah proklamasi
J. Sukarni : mengusulkan Soekarno-Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama
bangsa Indonesia.
k. Ibu Fatmawati : Penjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan tanggal 17 Agustus 1945
setelah proklamasi dibacakan.
l. Suhud dan Latief Hendraningrat :
Pengibar bendera Merah Putihdi Jl.Pegangsaan Timur no.56 Jakarta
m. Soekarna-Hatta : Proklamator kemerdekaan RI.
3. Perbedaan teks Proklamasi antara Naskah Konsep dengan Naskah Outentik :
a. Naskah Konsep : 1). Proklamasi
2). Hal 2
3). tempoh
4). Djakarta,17-8-05
5). Wakil-wakil bangsa Indonesia
6). belum ditandatangani
7). Ditulis tangan oleh Ir.Soekarno
b. Naskah Outentik : 1). PROKLAMASI
2). Hal-hal
3). Tempo
4). Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
5). Atas nama bangsa Indonesia
6). Ditandatangani oleh Soekarno-Hatta
7). Diketik oleh Sayuti Melik.

4. Pembacaan teks proklamasi :


a. acara semula di lapangan IKADA, tetapi karena sudah berkumpul tentara Jepang dengan
senjata lengkap, kemudian dipindahkan dikediaman Ir.Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur
no.56 Jakarta.
b. tujuan pemindahan tempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
pertumpahan darah.
c. dihadiri lebih kurang 1000 orang dan dijaga oleh para pemuda yang tergabung dalam
Barisan pelopor.
d. Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan urutan :
1). Sambutan oleh Bung hatta.
2). Pembacaan teks Proklamasi oleh Ir.Soekarno.
3). Pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat.
4). Sambutan walikota Suwiryo.
5. Arti penting/makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada 4 yaitu :
a. dengan tekad dan kekuatan sendiri, bangsa Indonesia bebas dari penjajahan bangsa asing
b. sebagai titik puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
c. menjadi pelopor bangsa-bangsa di benua Asia dan Afrika berjuang mencapai
kemerdekaan,
karena merdeka pertama kali setelah PD II selesai.
d. sebagai tonggak/awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
C. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Teks proklamasi berhasil diselundupkan ke kantor pemberitaan radio Jepang, Domei oleh
Syahrudin ( 17 Agustus 1945 pukul 18.30 WIB ) diterima kepala bagian Waidan B.Palenewen,
kemudian diudarakan F.Wuz untuk diudarakan melalui pemancar radio.
2. Pada tanggal 20 Agustus 1945, pemancar radio, kantor berita Domei disegel Jepang, dan
para pegawai dilarang masuk, tetapi para pemuda tidak kehilangan akal dengan cara
membuat pemancar baru dibantu para teknisi radio (Sukarman, Sutamto, Susiloharjo, dan
Suhandar). Peralatan pemancar diambil dari kantor berita Domei, kemudian berita
proklamasi disebarluaskan.
3. Proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarluakan melalui :
a. siaran radio
b. surat kabar ( Harian Soeara Asia di Surabaya yang I kali dan Harian Cahaya di Bandung)
c. Pamflet, poster, corat-coret pada tembok dan gerbong kereta api
d. cerita dari mulut ke mulut.
4.Pemerintah RI menugaskan para gubernur (dilantik 2 September 1945) untuk
menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di wilayahnya, yaitu :
a. Teuku Moh.Hasan di Sumatera
b. Sam Ratulangi di Sulawesi
c. Ktut Pudja di Nusa Tenggara
d. Ir.Moh.Noor di Kalimantan.
5. Para tokoh yang berjasa menyebarkan berita proklamasi melalui siaran radio :
a. Maladi (memprakarsai didirikan RRI, 11 Septetember 1945).
b. M.Yusuf Ronodipuro.
c. Sakti Alamsyah.
d. Suryodipuro.
e. Syahrudin.
f. Bachtiar Lubis.
g. Suprapto.
6. Syahrudin seorang wartawan Domei berhasil memasuki ruang siaran radio Hoso Kanri
Kyoku (sekarang RRI) tanggal 17 Agustus 1945 pukul 18.30 WIB dan berhasil menyiarkan
berita proklamsi pukul 19.00 WIB sehingga rakyat di seluruh pelosok tanah air dan luar
negeri mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka.
7. Akibat berita proklamasi yang tersebar luas yaitu :
a. rakyat diberbagai daerah menyambut gembira dengan memberi dukungan sepenuhnya
terhadap proklamasi kemerdekaan.

b. muncul tindakan heroik di berbagai tempat di Indonesia untuk mempertahankan


kemerdekaan.
D. Proses terbentuknya negara dan pemerintah RI melalui sidang PPKI
1. Sidang PPKI I (18 Agustus 1945), keputusannya :
a. mengesahkan UUD 1945.
b. memilih Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Drs.Moh.Hatta sebagai Wakil Presiden.
c. untuk sementara waktu tugas Presiden dibantu oleh Komite Nasional.
2. Sidang PPKI II (19 Agustus 1945), keputusannya :
a. menetapkan susunan kabinet terdiri dari 12 kementrian.
b. wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi dan menunjuk gubernurnya.
c. membentuk suatu tentara kebangsaan.
3. Sidang PPKI III (22 agustus 1945), keputusannya :
a. membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI).
b. membentuk Badan Keamanan rakyat (BKR).
c. Partai ansionalIndonesia (PNI) sebagai satu-satunya partai di ndonesia, tetapikeputusan
ditunda pada tanggal 31 Agustus 1945.
E. Sambutan Rakyat di berbagai daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :
1. Pernyataan dukungan Sri Sultan Hamengkubuwono IX (5 September 1945), ada 3 yaitu :
a. Yogyakarta berciri kerajaan adalah daerah istimewa dari RI
b. Sebagai kepala daerah, Sri Sultan memegang kekuasaan pemerintahan daerah di Yogyakarta.
c. Sri Sultan bertanggungjawab langsung kepada presiden RI.
Arti penting pernyataan tersebut adalah :
turut menggalang persatuan dan kesatuan diberbagai daerah untuk mendukung
proklamasi kemerdekaan RI.
2. Rapat raksasa di lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta, sebelah selatan Monas
sekarang) di Jakarta tanggal 19 September 1945 :
a. Dipelopori para pemuda yang tergabung dalam Komite Van Aksi, terdiri dari :
Angkatan Pemuda Indonesia ( API )
Barisan Rakyat Indonesia ( BARA )
Barisan Buruh Indonesia ( BBI )
Mereka mengeluarkan manifesto politik Suara Rakyat no.1 berisi :
1). NKRI telah berdiri 17 Agustus 1945 dan rakyat telah merdeka
2). Semua kekuasaan harus berada ditangan bangsa Indonesia
3). Jepang sudah kalah sehingga tidak berhak memerintah Indonesia
4). Rakyat Indonesia harus merebut senjata dari Jepang
5). Segala kantor, alat-alat komunikasi, alat angkutan umum, pabrik dan perusahaan
yang semula dikuasai Jepang harus direbut kembali rakyat.
b. Tujuannya :
untuk membulatkan tekad menyambut kemerdekaan Indonesia.
c. Rapat dihadiri ratusan ribu orang, tetapi dijaga ketat tentara Jepang sehingga Presiden
Soekarno menyampaikan amanat agar tidak banyak terjadi korban, intinya yaitu :
meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah RI.
memnuntut rakyat untuk mematuhi setiap kebijakan pemerintah dengan disiplin.
memerintahkan rakyat bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
d. Arti penting atau maknanya :
membuktikan kewibawaan pemerintah terhadap rakyat
menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan
kekuatan sendiri
rakyat mendukung pemerintahan yang baru terbentuk ( buktinya setiap instruksi
pemimpin
mereka laksanakan ).
berhasil mempertemukan pemimpin pemerintah RI dengan rakyatnya.
3. Tindakan Heroik diberbagai daerah di Indonesia :
a. Komite Van Aksi sejak September 1945 mempelopori pengambilalihan sarana angkutan
KA, bengkel KA, stasiun KA, dan pemancar radio di Jakarta.

b. Para pemuda bergerak merebut senjata Jepang diberbagai markas Jepang menimbulkan
banyak jatuh korban, mempunyai 3 tujuan :
1). Untuk memperoleh senjata sebagai modal perjuangan selanjutnya
2). Mencegah agar senjata tidak jatuh / dikuasai Sekutu atau Belanda
3). Mencegah agar senjata tidak digunakan Jepang untuk membunuh rakyat Indonesia.
c. Tujuan dibentuk Komite Van Aksi, ada 2 yaitu :
1). Melucuti senjata Jepang
2). Mengambilalih kekuasaan dari tangan Jepang
d. Tindakan heroik menyambut proklamasi diberbagai daerah terjadi di :
1). Jakarta ( 19 September 1945 ) :
BKR menyerbu gudng senjata Jepang di Cilandak, Jakarta.
2). Bandung :
Para pemuda berhasil merebut lapangan terbang Andir,di Bandung.
3) Surabaya :
Para pemuda yang tergabung dalam BKR berhasil merebut komplek penyimpanan
senjata Jepang dan pemancar radio di Embong Malang, Surabaya.
4). Surakarta :
rakyat mengepung markas Kempetai milik Jepang untuk merebut senjata , dalam
pertempuran gugur seorang pemuda bernama Arifin. Untuk mengenang jasanya
diabadikan menjadi sebuah nama jembatan di Surakarta.
5). Semarang ( 15 20 Oktober 1945 ):
Pertempuran lima hari Semarang terjadi antara para pejuang Indonesia dengan pasukan Jepang di Semarang.
peristiwa diawali dengan pemindahan tawanan tentara Jepang sebanyak 400 orang
oleh polisi Indonesia dari penjara Jatingaleh ke penjara Bulu di Semarang, tetapi
tentara Jepang melakukan perlawanan.
Sebab pertempuran lima hari di Semarang :
Terbunuhnya dr.Karyadi saat memeriksa cadangan air minum di desa Candi
daerah Semarang karena ada desas-desus diracuni Jepang.
dalam pertempuran 2000 orang Indonesia gugur dan 100 tentara Jepang tewas.
untuk mengenang peristiwa tersebut di Semarang dibangun monumen Tugu Muda
dan dr.Karyadi dijadikan nama sebuah RSU dr.Karyadi di Semarang.
6). Yogyakarta ( 26 September 1945 ) :
para pegawai pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melakukan mogok kerja.
7). Bogor :
para pemuda melucuti senjata polisi Jepang
Para pemuda menyita 9 gerbong bahan pakaian milik Jepang yang akan diangkut ke luar
kota
8). Tasikmalaya :
para pemuda dapat mengusir Jepang dari lapangan terbang dan merebut beberapa
pesawat pemburu.
9). Banyumas :
Kesatuan-kesatuan tentara PETA dipimpin Daidanco Sudirman berhasil melucuti seluruh
tentara Jepang tanpa perlawanan.
10). Aceh ( 6 Okober 1945 ) :
terjadi perlucutan senjata di Sigli, Seulimeun, Langsa dan Lhokseumawe
para pemuda dan tokoh masyarakat membentuk API untuk merebut dan mengambil
alih kantor-kantor pemerintahan Jepang
11). Medan ( 4 Oktober 1945 ) :
Barisan Pemuda Indonesia ( BPI ) dipimpin Ahmad Tahir mengambila alih gedunggedung pemerintahan dan merebut senjata Jepang.
12). Lampung :
BKR dan para pemuda melucuti senjata milik Jepang di Teluk Betung, Kalianda, dan
Menggala.
13). Bali ( 13 Desember 1945 ) :
Angkatan Muda Indonesia ( AMI ) dan Pemuda Republik Indonesia ( PPI ) merebut
kekuasaan dari Jepang secara serentak, tetapi gagal.
14). Makassar :
para pemuda beusaha merebut gedung-gedung vital seperti studio radio,dan tangsi

polisi, tetapi mengalami kegagalan.


15). Gorontalo ( 13 September 1945 ) :
terjadi perebutan terhadap markas-markas tentara Jepang.
Perbedaan Pendapat dan Penculikan - Momen Rengasdengklok adalah sejarah bagi
indonesia karna momen rengasdengklok awal lahirnya alias Tahap dari Proses dalam
Kemerdekaan Indonesia, Mengapa??.karna Momen Rengasdengklok tonggak lahirnya
Kemerdekaan Indonesia yang digaungkan oleh para pemuda-pemudi indonesia untuk segera
memerdekakan indonesia, Momen Rengasdengklok adalah momen-momen penting yang
mengawarnai kemerdekaan indonesia dimana terkesan beberapa usaha-usaha yang
diperbuat para pemuda-pemudi indonesia hingga-sampai presiden dan wakil presiden diculik
untuk fokus dalam memerdekaan indonesia supaya terhindar dari pengaruh negara luar.
Untuk mengenal Sejarah Momen Rengasdengklok dan Usaha-Usaha yang diperbuat para
pemuda-pemudi dalam Kemerdekaan indonesia dan apa tujuan dari Momen Rengasdengklok
, mari kami lihat pembahasannya yang dirangkum dalam Postingan Sejarah Momen
Rengasdengklok semacam yang ada dibawah ini.
Momen Rengasdengklok dikarenakan oleh adanya perbedaan pendapat antara golongan tua
dan golongan muda berkaitan dengan waktu yang cocok untuk mengumandangkan
Proklamasi kemerdekaan. Menurut pendapat golongan tua, untuk memproklamasikan
kemerdekaan, Indonesia wajib menantikan waktu yang diberbagi oleh pemerintah Jepang
sebab mereka sudah memberbagi janji kemerdekaan, sedangkan menurut golongan muda,
secepat mungkin dilaksanakan Proklamasi kemerdekaan dengan mekegunaaankan
kekosongan kekuasaan alias vacuum of power. Dampak munculnya perbedaan pendapat
tersebut, maka golongan pemuda meperbuat penculikan kepada golongan tua, yaitu Ir.
Soekarno dan Mohammad Hatta yang diasingkan di Rengasdengklok.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi Jalan Cikini 74 Jakarta, golongan muda
mengadakan rapat yang dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Shudanco
Singgih dan Paidan Peta Jakarta. Rapat ini membikin keputusan untuk mengasingkan Ir.
Soekarno dan Mohammad Hatta ke luar kota dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dan
segala pengaruh Jepang. Untuk menghindari kecurigaan dari pihak Jepang, Shudanco
Singgih memperoleh kepercayaan untuk melaksanakan rencana tersebut.
Rencana tersebut berlangsung lancar sebab mendapat dukungan perlengkapan tentara Peta
dan Cudanco Latief Hendraningrat jadi cocok pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30,
Ir.Soekarno, Mohammad Hattaa, dan sekelompok golongan pemuda tiba di Rengasdengklok.
Atasan mereka mengangkat Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta untuk mengamankan
mereka dari situasi genting yang terjadi di bunda kota. Di Rengasdengklok, akhirnya In.
Soekarno dan Mohammad Hatta bersedia untuk menyebutkan kemerdekaan seusai kembali
ke Jakarta.
Sementara itu, di Jakarta terjadi perundingan antara golongan tua dan golongan muda.
Golongan tua diwakili oleh Ahmad Subardjo, sedangkan golongan muda diwakili Wikana.
Dan perundingan tersebut, diperoleh kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan wajib
dilaksanakan di Jakarta. Ahmad Subardjo bersedia memberiikan jaminan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia bakal diumumkan pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945,
maka Komandan Kompi Peta Rengasdengklok Cudanco Subeno bersedia melepaskan Ir.
Soekarno dan Mohammad Hatta.
KONDISI EKONOMI, POLITIK SOSIAL-BUDAYA, PENDIDIKAN DAN HISTORIOGRAFI INDONESIA
PASCA PROKLAMASI
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami
kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup
mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan
mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga
dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank dan perkebunan perkebunan asing milik swasta
asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak
memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan
menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah
perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh
pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi
ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan
produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan
administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali
mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan

pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa
jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat
PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk
presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian
rapat terus berlanjut dengan agenda agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat
perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI
atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan
kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya
pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang
telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di
proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum
kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah
masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi
bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi
utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di
pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang
juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
4. Bidang Pendidikan
Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
sungguh menarik dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda yang menduduki
Indonesia dengan misi gold, glory dan gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan
iedeologi dengan doktrin-doktrin Barat. Akan tetapi kita sepatutnya bangga dengan
perjuangan para tokoh Muslim pada masa itu yang berupaya sekuat tenaga untuk
mengajarkan Islam dengan cara mendirikan lembaga lembaga pendidikan Islam seperti
madrasah, pesantren, majlis taklim dan sebagainya. Dari lembaga inilah kemudian lahir
tokoh-tokoh muslim yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan dan
membelarisalah Islam. Materi yang dipelajari menggunakan referensi dan kitab-kitab
kuningberbahasa Arabseperti safinah, Bulughul Marom, dan sebagainya selain itu ilmujiwa,
ilmu hitung pun dipelajari. Pada saat itudisamping menuntut ilmu mereka harus berjuang
melawan penjajah. Itulah sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda
dan Jepang.Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa mampu menghirup angin segar di
negerinya sendiri karena telah terlepas dari penjajahan. Akan tetapi, sikap, watak dan
mental bangsa yang terjajah akan menjadi kendala tersendiri bagi perkembangannegara,
khususnya pendidikan Islam di Indonesia.
Pendidikan Islam pada masa Kemerdekaan ini dapat kita bagi menjadi beberapa periode:
1.Pendidikan Islam Pada Masa Orde Lama
2.Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru
3.Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
4.Pendidikan Islam Masa depan
Seiring dengan perkembangan zaman,persoalan yang dihadapi pun semakin bertambah
seperti sistem pendidikan yang sesuai dengan tujuan, visi dan misi negaraitu. Masuknya
pemikiran-pemikiran barat yang secara tidak langsung meracuni pemikiran-pemikiran Islam
dan berbagai krisis yang melanda negeri ini menjadibagian dari polemik dunia pendidikan
khususnya pendidikan Islam saat ini
5. Historiografi di Indonesia
Penulisan sejarah pada masa pasca kemerdekaan didominasi oleh penulisan mengenai
peristiwa-peristiwa yang masih hangat waktu itu, yaitu mengenai perjuangan bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Pada masa ini
penulisan sejarah meliputi beberapa peristiwa di Indonesia yang ditulis oleh orang Indonesia
sendiri. Tentu saja objektivitasnya dapat dipertanggung jawabkan karena menulis sejarah
adalah orang yang berada pada saat peristiwa tersebut terjadi. Sehingga dapat dilihat
perkembangan Indonesia-sentris yang mulai beranjak. Dan tentu saja hal ini sangat
berpengaruh bagi perkembangan sejarah itu sendiri.
Pada masa ini penulisan sejarah meliputi beberapa peristiwa penting, misalnya proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan pembentukan pemerintahan Republik Indonesia. Kejadiankejadian sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia yang meliputi sebab-sebab serta
akibatnya bagi bangsa ini merupakan sorotan utama para penulis sejarah. Fokus penulisan
sejarah pada masa ini biasanya mengangkat tentang tokoh-tokoh pahlawan nasional yang
telah berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan tokoh-tokoh politik yang
berpengaruh pada masa itu. Bahkan banyak biografi-biografi tokoh pahlawan nasional yang

diterbitkan misalnya saja Teuku Umar, Pangeran Diponegoro, atau Imam Bonjol. Selain
biografi tentang pahlawan nasional, banyak juga ditemui tulisan mengenai tokoh pergerakan
nasional seperti Kartini, Kiai Haji Wahid Hayim. Biografi-biografi tersebut diterbitkan
dimungkinkan karena alasan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme diantara kalangan
masyarakat. Pada kondisi dimana sebuah Negara baru berdiri, nasionalisme sangatlah
penting mengingat masih betapa rapuhnya sebuah Negara tersebut seperti bayi yang baru
lahir, sangat rentan terhadap penyakit baik dari dalam maupun dari luar. Dan nasionalisme
menjaga keutuhan sebuah Negara tersebut agar tetap tegar dan tumbuh menjadi sebuah
Negara yang makmur dikemudian hari.
Tetapi pada masa ini juga terdapat terobosan baru, yaitu munculnya peranan-peranan
rakyat kecil atau wong cilik sebagai pelaku sejarah yang dipelopori oleh Prof. Sartono
Kartodirjo. Semenjak itu khasanah historiografi Indonesia bertambah luas.
Perkembangan yang terlihat pada penulisan sejarah Indonesia adalah kata-kata
pemberontakan yang dahulu sering ditulis oleh para sejarawan Eropa, kini berganti
menjadi perlawanan atau perjuangan. Hal tersebut logis karena sebagai bangsa yang
terjajah tentu saja harus melawan untuk mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan.
Histtoriografi pasca kemerdekaan yang Indonesia-sentris merupakan antitesis dari sejarah
Neerlandosentris. Apabila versi arus utama Belanda mengenai sejarah Hindia-Belanda
mengagung-agungkan pasifikasi dan kemajuan. Sebaliknya, narasi nasionalis berpusat pada
perjuangan untuk mewujudkan negara demokrasi sekuler yang berakar dalam identitas
bersama (dan baru). Sementara, dari sisi hal yang ditekankan dan struktur, sebenarnya
kedua perspektif sejarah itu sebagian besar identik satu sama lain. Hal yang dilukiskan
sebagai keburukan (kejahatan atau fanatik) dalam narasi Belanda menjadi kepahlawanan
dalam versi nasionalis (perjuangan tanpa pamrih). Namun, fokus utama tetap sama, yakni
negara dan pengalaman kolonial (Sutherland, 2008:40). Sebagaimana visi Neerlandosentris,
visi Indonesiasentris juga mencari legitimasi dengan cara menjanjikan pembangunan.
Wujud sejarah Indonesiasentris dalam sejarah Indonesia bermetamorfosis menjadi Sejarah
Nasional. Sejarah nasional menggunakan dekolonisasi sebagai prinsip dasar dari
Indonesiasentrisme untuk membangun wacana sekaligus perspektif yang menjadikan
historiografi sekedar sebagai alat penghujat dan menggunakan masa lalu sebagai tameng
pembenaran (Purwanto, 2006). Segala yang berbau kolonial adalah salah, dan segala yang
bercitarasa nasional adalah kebenaran.
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami
kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup
mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan
mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga
dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank dan perkebunan perkebunan asing milik swasta
asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak
memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan
menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah
perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh
pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi
ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan
produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan
administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali
mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan
pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa
jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat
PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk
presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian
rapat terus berlanjut dengan agenda agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat
perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI
atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan
kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya
pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang
telah di rencanangkan.

3. Bidang sosial dan budaya

Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di
proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum
kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah
masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi
bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi
utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di
pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang
juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
4. Bidang Pendidikan
Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
sungguh menarik dan memiliki proses yang amat panjang. Belanda yang menduduki
Indonesia dengan misi gold, glory dan gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan
iedeologi dengan doktrin-doktrin Barat. Akan tetapi kita sepatutnya bangga dengan
perjuangan para tokoh Muslim pada masa itu yang berupaya sekuat tenaga untuk
mengajarkan Islam dengan cara mendirikan lembaga lembaga pendidikan Islam seperti
madrasah, pesantren, majlis taklim dan sebagainya. Dari lembaga inilah kemudian lahir
tokoh-tokoh muslim yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan dan
membelarisalah Islam. Materi yang dipelajari menggunakan referensi dan kitab-kitab kuning
berbahasa Arab seperti safinah, Bulughul Marom, dan sebagainya selain itu ilmu jiwa, ilmu
hitung pun dipelajari. Pada saat itu disamping menuntut ilmu mereka harus berjuang
melawan penjajah. Itulah sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman penjajahan Belanda
dan Jepang. Setelah merdeka, bangsa Indonesia merasa mampu menghirup angin segar di
negerinya sendiri karena telah terlepas dari penjajahan. Akan tetapi, sikap, watak dan
mental bangsa yang terjajah akan menjadi kendala tersendiri bagi perkembangan negara,
khususnya pendidikan Islam di Indonesia.
Pendidikan Islam pada masa Kemerdekaan ini dapat kita bagi menjadi beberapa periode:
1.Pendidikan Islam Pada Masa Orde Lama
2.Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru
3.Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
4.Pendidikan Islam Masa depan
Seiring dengan perkembangan zaman,persoalan yang dihadapi pun semakin bertambah
seperti sistem pendidikan yang sesuai dengan tujuan, visi dan misi Negara itu. Masuknya
pemikiran-pemikiran barat yang secara tidak langsung meracuni pemikiran-pemikiran Islam
dan berbagai krisis yang melanda negeri ini menjadibagian dari polemik dunia pendidikan
khususnya pendidikan Islam saat ini
5. Historiografi di Indonesia
Penulisan sejarah pada masa pasca kemerdekaan didominasi oleh penulisan mengenai
peristiwa-peristiwa yang masih hangat waktu itu, yaitu mengenai perjuangan bangsa
Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Pada masa ini
penulisan sejarah meliputi beberapa peristiwa di Indonesia yang ditulis oleh orang Indonesia
sendiri. Tentu saja objektivitasnya dapat dipertanggung jawabkan karena menulis sejarah
adalah orang yang berada pada saat peristiwa tersebut terjadi. Sehingga dapat dilihat
perkembangan Indonesia-sentris yang mulai beranjak. Dan tentu saja hal ini sangat
berpengaruh bagi perkembangan sejarah itu sendiri.
Pada masa ini penulisan sejarah meliputi beberapa peristiwa penting, misalnya proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan pembentukan pemerintahan Republik Indonesia. Kejadiankejadian sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia yang meliputi sebab-sebab serta
akibatnya bagi bangsa ini merupakan sorotan utama para penulis sejarah. Fokus penulisan
sejarah pada masa ini biasanya mengangkat tentang tokoh-tokoh pahlawan nasional yang
telah berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan tokoh-tokoh politik yang
berpengaruh pada masa itu. Bahkan banyak biografi-biografi tokoh pahlawan nasional yang
diterbitkan misalnya saja Teuku Umar, Pangeran Diponegoro, atau Imam Bonjol. Selain
biografi tentang pahlawan nasional, banyak juga ditemui tulisan mengenai tokoh pergerakan
nasional seperti Kartini, Kiai Haji Wahid Hayim. Biografi-biografi tersebut diterbitkan
dimungkinkan karena alasan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme diantara kalangan
masyarakat. Pada kondisi dimana sebuah Negara baru berdiri, nasionalisme sangatlah
penting mengingat masih betapa rapuhnya sebuah Negara tersebut seperti bayi yang baru
lahir, sangat rentan terhadap penyakit baik dari dalam maupun dari luar. Dan nasionalisme
menjaga keutuhan sebuah Negara tersebut agar tetap tegar dan tumbuh menjadi sebuah
Negara yang makmur dikemudian hari.

Tetapi pada masa ini juga terdapat terobosan baru, yaitu munculnya peranan-peranan
rakyat kecil atau wong cilik sebagai pelaku sejarah yang dipelopori oleh Prof. Sartono
Kartodirjo. Semenjak itu khasanah historiografi Indonesia bertambah luas.
Perkembangan yang terlihat pada penulisan sejarah Indonesia adalah kata-kata
pemberontakan yang dahulu sering ditulis oleh para sejarawan Eropa, kini berganti
menjadi perlawanan atau perjuangan. Hal tersebut logis karena sebagai bangsa yang
terjajah tentu saja harus melawan untuk mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan.
Histtoriografi pasca kemerdekaan yang Indonesia-sentris merupakan antitesis dari sejarah
Neerlandosentris. Apabila versi arus utama Belanda mengenai sejarah Hindia-Belanda
mengagung-agungkan pasifikasi dan kemajuan. Sebaliknya, narasi nasionalis berpusat pada
perjuangan untuk mewujudkan negara demokrasi sekuler yang berakar dalam identitas
bersama (dan baru). Sementara, dari sisi hal yang ditekankan dan struktur, sebenarnya
kedua perspektif sejarah itu sebagian besar identik satu sama lain. Hal yang dilukiskan
sebagai keburukan (kejahatan atau fanatik) dalam narasi Belanda menjadi kepahlawanan
dalam versi nasionalis (perjuangan tanpa pamrih). Namun, fokus utama tetap sama, yakni
negara dan pengalaman kolonial (Sutherland, 2008:40). Sebagaimana visi Neerlandosentris,
visi Indonesiasentris juga mencari legitimasi dengan cara menjanjikan pembangunan.
Wujud sejarah Indonesiasentris dalam sejarah Indonesia bermetamorfosis menjadi Sejarah
Nasional. Sejarah nasional menggunakan dekolonisasi sebagai prinsip dasar dari
Indonesiasentrisme untuk membangun wacana sekaligus perspektif yang menjadikan
historiografi sekedar sebagai alat penghujat dan menggunakan masa lalu sebagai tameng
pembenaran (Purwanto, 2006). Segala yang berbau kolonial adalah salah, dan segala yang
bercitarasa nasional adalah kebenaran.
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami
kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup
mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan
mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga
dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan perkebunan perkebunan asing milik
swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua
itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda
dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar
200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah
perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh
pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi
ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan
produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan
administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali
mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan
pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa
jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat
PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk
presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian
rapat terus berlanjut dengan agenda agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat
perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI
atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan
kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya
pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang
telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di
proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum
kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah
masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi
bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi
utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di

pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang
juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
KONDISI KEHIDUPAN POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA PADA AWAL KEMERDEKAAN
1. Kondisi Politik
Setelah memeproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kondisi politik
dan keamanan dalm negeri Indonesia masih rawan dan sangat labil. Pengambilan kekuasaan
dari tangan tangan Jepang sering menimbulkan bentrokan bersenjata. Situasi ini bertambah
parah setelah kedatangan pasukan Sekutu (AFNEI) yang diboncengi tentara NICA (Belanda).
Sementara itu, dalam sistem pemerintah dalam negeri mulai berkembang ke arah
penyimpangan UUD 1945. hal ini diawali dengan kemenangan kelompok sosialis yang
dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Amir Syarifudin yang berhasil memebentuk Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP).
2. Kondisi Ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan sangat parah, untuk mengatasi
keadaan ekonomi yang tidak menentu tersebut, pemerintah mengambil kebijaksanaan salah
satunya ialah dengan menyelenggarakan konferensi ekonomi dan berhasil menghapus
sistem autarki lokal warisan Jepang, kemudian menggantinya dengan sistem sentralisasi.

3. Kondisi Sosial Budaya


sesudah proklamasi kemerdekaan, terjadi perubahan dalam kehidupan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Semula rakyat Indonesia adalah masyarakat kolonial dengan
diskriminasi ras sebagai ciri pokoknya. Kemerdekaan telah berhasil menghapus segala
bentuk diskriminasi terhadap seluruh warga negara Indonesia. Pemerintah RI menghapus
semua perbedaan perlakuan berdasarkan ras (warna kulit), keturuna, agama dan
kepercayaan yang dianut warganya.
Kronologi Kemerdekaan Indonesia
Berikut adalah kronologis proklamasi kemerdekaan RI:
6 Agustus 1945
Pesawat terbang B-29 milik Amerika Serikat yang terbang di atas kota Hiroshima
pada 6 Agustus 1945 sekitar pukul 08.15 pagi melepaskan sebuah bom atom yang populer
dengan sebutan little boy. Sepersejuta detik kemudian, pijaran api menjilat udara. sebuah
bola api raksasa berdiameter sekitar 280 m membumbung ke langit.
Setelah sedetik ledakan, suhu udara di permukaan tanah di bawahnya mencapai 5.000 C.
Sampai radius 600 m, suhu masih berkisar 2.000 C. Seluruh kota Hiroshima hancur lebur.
Sekitar 85 persen bangunan, tumbuhan, dan lanskap kota hancur lebur, rata dengan tanah
akibat sapuan gelombang panas.
7 Agustus 1945
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
dalam bahasa Jepang Dokuritzu Zyunbi Tjoosakai yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat dibubarkan diganti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau dalam bahasa Jepang Dokuritzu Zyunbi Iinkai.
Anggota BPUPKI berjumlah 62 orang dan dilantik pada 28 Mei 1945. BPUPKI menggelar dua
kali sidang. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei1 Juni 1945 untuk membahas
rumusan Undang-Undang Dasar dan dasar negara. Sidang kedua berlangsung pada 10-17
Juli 1945 yang fokus membahas rumusan Undang-Undang Dasar negara Indonesia.
9 Agustus 1945
Pesawat B-29 Superfortress milik Amerika Serikat yang bertolak dari Pulau Tinian
menjatuhkan bom atom berjuluk Fat Man di kota Nagasaki. Dalam sekejap bom itu
meluluhlantakkan Nagasaki dan membunuh sekitar 80 ribu orang penduduknya. Bom atom
kedua ini menyebabkan Jepang sangat terpukul dan kehilangan kekutan untuk terus
berperang melawan pasukan Amerika Serikat dan sekutunya.
Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno dan Hatta selaku pimpinan PPKI serta Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan
ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka mendapatkan penegasan bahwa pasukan Jepang sedang
di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
10 Agustus 1945
Di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio siaran luar negeri
yang saat itu terlarang bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah
tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan

yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang
dijatuhkannya pengeboman Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari
Sekutu untuk menyerah. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama
para pendukung Syahrir.
12 Agustus 1945
Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno,
Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari,
tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
14 Agustus 1945
Tatkala Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air, Syahrir mendesak agar
Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat sebagai tipu muslihat Jepang. Pasalnya. Syahrir berargumen, Jepang setiap saat pasti
menyerah kepada Sekutu.
Syahrir juga menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan siap melucuti
senjata pasukan militer Jepang di Indonesia. Syahrir juga telah menyusun teks proklamasi
dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.
Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang telah menyerah. Menurut Soekarno, jika
proklamasi kemerdekaan RI dipaksakan saat itu, maka dapat menimbulkan pertumpahan
darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Soekarno juga mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan
kemerdekaan karena itu adalah hak PPKI.
Di lain pihak Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang. Karena itu jika
proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh PPKI maka kemerdekaan Indonesia hanya
merupakan hadiah dari Jepang.
15 Agustus 1945
Jepang secara resmi menyatakan menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan
Laut Jepang yang berkuasa di Indonesia telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan
Indonesia ke tangan Belanda.
Setelah mendengar kabar tersebut, para pemuda Indonesia mendesak golongan tua untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin
terburu-buru. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Soekarno dan Hatta
mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di
Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo lantas menemui Laksamana Maeda, di kantornya di
Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas
keberhasilan negosiasi mereka di Dalat sambil menegaskan bahwa ia masih menunggu
instruksi dari Tokyo.
Sesudah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada
tanggal 16 Agustus keesokan harinya di Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan UUD.Malam harinya, perwakilan pemuda yaitu Darwis
dan Wikana menemui Soekarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta dan kembali
mendesak agar mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945.
Namun keduanya tetap menolak ide tersebut dan bersikukuh bahwa kemerdekaan harus
dibicarakan oleh PPKI. Suasana bahkan sempat tegang saat Soekarno memersilakan para
pemuda untuk membunuhnya jika ia dipaksa untuk melakukan ide tersebut.
16 Agustus 1945
Pada dini hari 16 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat di Asrama
Baperpi, Jalan Cikini 71 Jakarta dengan keputusan untuk membawa Soekarno dan Hatta
keluar dari kota Jakarta agar tidak terkena pengaruh Jepang. Saat itu pula, selepas Soekarno
dan Hatta menikmati santap sahur, mereka diculik oleh Soekarni, Yusuf Kunto, dan
Syodanco Singgih ke Rangasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi batal dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta
tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi penculikan terhadap keduanya.
Pada sore harinya, Ahmad Soebarjo _ember jaminan bahwa selambat-lambatnya 17 Agustus
1945 Soekarno-Hatta akan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Syodanco Subeno
lantas (komandan kompi tentara PETA di Rengasdengklok) memperbolehkan Soekarno-Hatta
kembali ke Jakarta.
17 Agustus 1945
17 Agustus dini hari, Soekarno dan Hatta melakukan perundingan antara golongan
muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Teks
proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad

Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M
Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani
teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah
hadir para tokoh pergerakan dan Wakil Walikota Jakarta saat itu yakni Soewirjo. Acara
dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung
pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu
Fatmawati dikibarkan, disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok merupakan kejadian penting yang mendorong percepatan
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kejadian ini juga menunjukkan konflik dan perbedaan
pendapat antarkelompok, terutama golongan tua dan golongan muda dalam menentukan
waktu proklamasi. Namun, konflik tersebut berakhir dengan sikap saling menghargai di
antara mereka. Tanpa peran golongan muda, Indonesia mungkin belum memproklamasikan
secepat itu. Hal itu menunjukkan bahwa para pemuda Indonesia mampu merespon keadaan
secara sigap. Para pemuda pun tetap menghormati golongan tua, dengan tetap
memerhatikan para tokoh yang perlu dihormatiPara pemuda berpendapat bahwa Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Menurut mereka, PPKI adalah buatan Jepang
setelah mendengar Jepang menyerah kepada sekutu, Sutan Syahrir yang merupakan
tokoh pemuda segera menemui Moh. Hatta di kediamannya. Syahrir mendesak agar Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang dapat disebut golongan tua belum bersedia. Mereka
yakin bahwa bagaimanapun Indonesia tidak lagi tetap akan merdeka.Pada Rabu, 15 Agustus
1945 sekitar jam 20.00, para pemuda mengadakan pertemuan di sebuah ruangan di
belakang Laboratorium Biologi Pegangsaan Timur 17 (sekarang FKM UI). Pertemuan dihadiri
oleh Chaerul Saleh, Darwis, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono,
Aidit Sunyoto, Abubakar, E. Sudewo, Wikana, dan Armansyah.
Pertemuan yang dipimpin Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa "kemerdekaan
Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan
pada orang atau kerajaan lain. Untuk menyatakan bahwa Indonesia sudah sanggup
merdeka, dan sudah tiba saat merdeka, baik menurut keadaan atau kodrat maupun
histroris. Dan jalannya hanya satu, yaitu: dengan proklamasi kemerdekaan oleh bangsa
Indonesia sendiri, lepas dari bangsa asing, bangsa apapun juga". Segala ikatan dan
hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan. Sebaliknya diharapkan
diadakannya perundingan dengan Soekarno dan Hatta agar mereka diikutsertakan
menyatakan Proklamasi mengingat usaha Sutan Syahrir belum berhasil.Untuk
menyampaikan hasil putusan Perundingan Pegangsaan ini kepada Soekarno, maka pada
pukul 22.00 Wikana dan Darwis datang ke rumah Sukarno di Pegangsaan Timur 56. Namun
Soekarno tetap pada pendiriannya bahwa Jepang masih berkuasa secara de facto. Soekarno
bahkan mengingatkan bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi Belanda yang pasti
segera datang setelah Jepang menyerah. Akhirnya pada pukul 24.00 para pemuda
meninggalkan kediaman Soekarno. Akibat perbedaan tersebut, maka terjadilah peristiwa
Rengasdengklok.Mereka langsung mengadakan pertemuan di Jl. Cikini 71 Jakarta (seperti
Sukarni, Yusuf Kunto, Chairul Saleh, dan Shodanco Singgih). Rapat memutuskan, seperti
diusulkan Djohar Nur, "Segera bertindak, Bung Karno dan Bung Hatta harus kita angkat dari
rumah masing-masing" . Chaerul Saleh yang memimpin rapat, menegaskannya sebagai
keputusan rapat dengan berkata, "Bung Karno dan Bung Hatta kita angkat saja. Selamatkan
mereka dari tangan Jepang dan laksanakan Proklamasi tanggal 16 Agustus 1945." Rencana
mengamankan Sukarno dan Moh. Hatta pun disepakati. Shodanco Singgih ditunjuk untuk
memimpin pelaksanaan rencana tersebut.
Kronologis Peristiwa Rengasdengklok
Pada dinihari sekitar pukul 03.00 itu terjadilah sepeti yang mereka rencanakan. Peristiwa ini
kemudian terkenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Segera kelompok yang diberi tugas
mengamankan Soekarno melaksanakan tugasnya. Singgih meminta Bung Karno ikut
kelompok Pemuda malam itu juga. Bung Karno tidak menolak keingingan para pemuda dan
minta agar Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) serta Moh. Hatta
ikut serta. Menjelang subuh (sekitar 04.00) tanggal 16 Agustus 1945 mereka segera menuju
Rengasdengklok. Perjalanan ke Rengasdengklok dengan pengawalan tentara Peta dilakukan
sesudah makan sahur, sebab waktu itu memang bulan Puasa. Para pemuda memilih
Rengasdengklok sebagai tempat membawa Soekarno dan Moh. Hatta dengan pertimbangan
bahwa daerah itu relatif aman. Hal itu karena ada Daidan Peta di Rengasdengklok yang
hubungannya sangat baik dengan Daidan Jakarta. Para pemuda menyadari Soekarno dan
Moh. Hatta adalah tokoh penting sehingga keselamatannya harus dijaga. Jarak
Rengasdengklok, sekitar 15 km dari Kedunggede, Kerawang. Sesampainya di
Rengasdengklok, Sukarno dan Rombongan ditempatkan di rumah seorang keturunan
Tionghoa Djiaw Kie Siong. Beliau adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa yang
merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan tersebut. Rumah Djiaw Kie Siong
berlokasi di RT 001/09 Nomor 41 Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Para pemuda berharap tanggal 16 Agustus 1945 itu Bung

Karno dan Bung Hatta bersedia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan. Ternyata Sukarno
tetap pada pendiriannya. Soekarno tidak memenuhi ultimatum para pemuda yang
menginginkan proklamasi kemerdekaan tanggal 16 Agustus. Namun, para pemuda inipun
tidak memaksakan kehendak. Mereka mengamankan kedua tokoh itu agar bisa berdiskusi
secara lebih bebas, dan sedikit memberikan tekanan tanpa bermaksud menyakiti kedua
tokoh.Pada 16 Agustus 1945 semestinya diadakan pertemuan PPKI di Jakarta, tetapi
Soekarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh
tersebut. Setelah bertemu Yusuf Kunto dan kemudian Wekana terjadilah kesepakatan,
Ahmad Subarjo diantara ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto. Mereka tiba di
Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Kemudian Ahmad Subarjo berbicara kepada para pemuda
dan memberikan jaminan, bahwa proklamasi akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus
sebelum pukul 12.00. Akhirnya Shodanco Subeno mewakili para pemuda melepas Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta, maka berakhirlah
Peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok
Pembahasan Sejarah kali ini tentang sebuah peristiwa penting bersejarah yang mengawali
Proklamasi Kemerdekaan di Indonesia.Mari kita mengenal dan mempelajari lebih dalam lagi
tentang peristiwa ini.
Apa itu Peristiwa Rengasdengklok? Kenapa dan kapan terjadinya?untuk menjawab
pertanyaan itu, coba simak penjelasan dibawah ini tentang peristiwa Rengasdengklok.
Latar belakang
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom
oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9
Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita
kekalahan Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu
mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa
syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta
oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh,
Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan
para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami
kekosongan kekuasaan (vacuum of power)
Kronologis Peristiwa
Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda
dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan muda
menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu antara
lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul
Saleh. Sedangkan golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan
dulu dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad
Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi
diPegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut
dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan
muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat
Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan
dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan
dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam
menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili
kelompok muda
mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau
memproklamasikan kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk
tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda
berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00
WIB menjelang
tanggal 16 Agustus 1945. Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat
tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus
diamankandari pengaruh Jepang.
Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:
a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas
dari segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat ditemukan di Jakarta.
Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan

Syudanco Singgih,pada malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air)


di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah Utara Karawang.
Kenapa dipilih Rengasdengklok ?
Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada
perhitungan militer.
Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya melakukan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya
terpencil, sehingga dapat
dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara Jepang yang menuju
Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah.
Akhir Peristiwa
Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya
danterpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan
secepat mungkin.Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa
ke Jakarta.Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera
menuju Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.
Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalamperistiwa kembalinya Soekarno Hatta ke
Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan
akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB,nyawanya sebagai
jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersediamelepaskan
Soekarno Hatta ke Jakarta

Anda mungkin juga menyukai