Anda di halaman 1dari 22

BPH GEREJA BETHEL INDONESIA © OKTOBER 2014

© OKTOBER 2014

BAB IX
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

BADAN PEKERJA DAERAH

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA.


Pasal 72
PEMBENTUKAN BADAN PEKERJA DAERAH
© OKTOBER 2014

1. Badan Pekerja Daerah (BPD) dibentuk


apabila dalam suatu propinsi terdapat
sekurang-kurangnya 5 (lima) Pdt., yang
masing-masing menggembalakan jemaat
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

induk.
2. Dalam hal bersifat kusus, BPD dapat juga
dibentuk di daerah-daerah tertentu atas
usul BPD yang bersangkutan dan mendapat
persetujuan dari BPH
3. Daerah yang belum memenuhi syarat untuk
membentuk BPD, diatur leh BPH
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 73
PENGERTIAN DAN SUSUNAN
© OKTOBER 2014

1. BPD adalah badan yang mewakili Majelis


Daerah baik ke dalam maupun ke luar,
terhadap pemerintah serta semua
organisasi lain di daerahnya .
2. Susunan BPD terdiri dari:
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

a. Penasehat yang adalah MPL di daerah.


b. Ketua dan Wakil Ketua.
c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris
d. Bendahara dan Wakil Bendahara
e. Ketua-ketua Bidang dan Ketua
Perwakilan Wilayah Kabupaten atau Kota
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 74
PERSYARATAN KETUA
© OKTOBER 2014

Ketua BPD Sidang Majelis Daerah dengan persyaratan:


1. Seorang Pdt yang menggembalakan jemaat selama 5 (lima)
tahun.
2. Berusia sekurang-kurangnya 35 tahun.
3. Mempunyai karunia Roh Kudus seagai pemimpin gereja
yang dibuktikan dalam pelayanan
4. Mempunyai sika mengayomi dan melayani dengan penuh
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

kasih ( 1 Tes 2:11-12).


5. Loyal kepada GBI dan jujur serta setia dalam memberi
perpuluhan jemaat yang digembalakannya kepada BPH
(sepenuhnya dalam periode berjalan).
6. Mempunyai kehidupan keluarga yang baik dalam 10 tahun
terakhir tidak pernah terkena disipin gereja.
7. Memiliki rencana dan strategi misi pengembangan GBI di
daerahnya.
8. Sekurang-kurangnya berpendidikan SMA atau sederajat.

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA


Pasal 75
PROSES PEMILIHAN KETUA BPD
© OKTOBER 2014

1. Sidang MD yang diadakan untuk memilih Calon Ketua BPD GBI,


diselenggarakan paling cepat 3 bulan atau paling lambat 1 bulan
sebelum Sinode.
2. Majelis Ketua dari unsur BPH GBI, berkewajiban untuk
memimpin seluruh proses pemilihan Ketua BPD GBI yang
diadakan dalam Sidang MD terakhir.
3. Yang mempunyai hak suara dalam Sidang MD adalah Pdm.,
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

dengan memperlihatkan kartu jabatean kependetaan yang masih


berlaku.
4. Seorang Pdt., atau Pdm., hanya dapat menulis 1 nama Calon
Ketua BPD GBI di dalam kertas suara yang telah disediakan dan
memasukkannya dalam kotak suara.
5. Kertas suara yang di dalamnya tercantum lebih dari 1 nama
Calon Ketua BPD GBI, dinyatakan batal dan tidak dihitung
sebagai perolehan suara.
6. Bakal Calon Ketua BPD GBI dipilih dari nama-nama yang
diajukan secara tertulis oleh peserta Sidang MD yang mempunyai
hak suara.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 75
PROSES PEMILIHAN KETUA BPD
7. Pemilihan Calon Ketua BPD GBI dalam Sidang MD dilakukan
© OKTOBER 2014

secara bertahap, langsung, bebas dan rahasia.

8. Pada pemilihan tahap pertama Bakal Calon Ketua BPD GBI


diseleksi oleh Sidang MD sehubungan dengan persyaratan
dalam pasal 74, untuk mendapatkan 3 calon dengan suara
terbanyak, untuk disahkan sebagai Calon Ketua BPD GBI pada
tahap kedua.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

9. Jika dalam tahap kedua terdapat 2 calon dengan jumlah


suara terbanyak yang sama, maka diadakan pemilihan ulang
kepada 2 calon tersebut sampai salah seorang calon mendapat
suara terbanyak.

10. Sebelum perhitungan suara dimulai, Majelis Ketua Sidang


MD akan memilih 2 orang wakil dari peserta Sidang MD untuk
menjadi saksi dalam pembacaan dan perhitungan suara dari
nama-nama Calon Ketua BPD GBI yang masuk.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 75
PROSES PEMILIHAN KETUA BPD
© OKTOBER 2014

11. Setelah 2 orang saksi terpilih, Majelis Ketua Sidang MD akan


membacakan nama-nama Calon Ketua BPD GBI dan menghitung
jumlah suara yang didapat oleh masing-masing calon.

12. Calon Ketua BPD GBI yang memperoleh suara terbanyak,


dinyatakan dan ditetapkan sebagai Ketua BPD.

13. Ketua BPD terpilih akan dilantik oleh Ketua Umum BPH GBI
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

dalam Sinode.

14. Hasil perhitungan suara pemilihan Ketua BPD GBI, dituangkan


dalam berita acara pemilihan untuk ayat 13

15. Dalam memilih dan menyusun staf/pengurus, Ketua BPD GBI


terpilih berkonsultasi dengan aggota MPL setempat.

16. Dalam masa peralihan kepemimpinan, Ketua BPD terpilih


melakukan oreientasi tugas dengan Ketua BPD yang lama
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 76
PENGURUS LENGKAP
© OKTOBER 2014

1. Pengurus lengkap BPD terdiri dari Ketua,


Sekretaris, Bendahara dan wakil-wakilnya
serta Ketua-ketua Bidang dan Perwakilan
Wilayah Kabupaten ata Kota (Perwil) yang
ditetapkan oleh BPD melalui surat
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

keputusan.
2. Perwil dapat ditetapkan oleh BPD sesuai
kebutuhan.
3. Perwl terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA


Pasal 76
PENGURUS LENGKAP
© OKTOBER 2014

4. Tugas Perwil adalah:


a. Membantu BPD dalam mengembangkan
persekutuan pejabat di daerah yang
bersangkutan.
b. Membantu BPD dalam mengembangkan
pelayanan di daerah yang bersangkutan.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

c. Tugas-tugas tersebut dinyatakan dalam butir-


butir Surat Keputusan BPD

5. Perwil dapat mengadakanrapat atas persetujuan


Ketua BPD yang dihadiri oleh ketua/wakil ketua BPD.

6. Keperluan operasional Perwil termasuk dalam


anggaran BPD.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 77
TUGAS
© OKTOBER 2014

Badan Pekerja Daerah bertugas:


1. Mewakili BPH di daerah dan melaksanakan
segala keputusan Sinode, MPL dan Majelis
Daerah.
2. Meneliti dan menyelesaikan masalah sesuai
dengan Firman Tuhan dan Tata Gereja GBI.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

3. Membela dan membina jemaat-jemaat di


daerah demi perkembangan dan kemajuan GBI.
4. Melaksanakan program sinode, baik jangka
pendek maupun jangka panjang sesuai denga
kebutuhan daerah.
5. Menyusun laporan pertumbuhan dan
perkembangan daerah untuk BPH dan MPL.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 77
TUGAS
© OKTOBER 2014

Badan Pekerja Daerah bertugas:

6. Mengeluarkan surat keputusan penetapan gembala


jemaat, surat keputusan kependetaan untuk
Pdm., dan Pdp., serta surat pengantar untuk
memperoleh kartu jabatan.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

7. Mengadakan rapat staf sekurang-kurangnya 3 bulan


1 kali.

8. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan


oleh BPH.

9. Menyelenggarakan Sidang MD.


TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 78
MASA JABATAN
© OKTOBER 2014

1. Masa jabatan ketua BPD adalah dari satu


Sinode sampai kepada Sinode berikutnya.
2. Masa jabatan ketua BPD paling lama
adalah 2 kali masa jabatan dan dapat
dicalokan kembali setelah selang 1
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

periode berikutnya
3. Apa bila ketua BPD tidak dapat memenuhi
kewajibannya sehingga merugikan
persekutuan GBI, maka BPH
membebaskantugaskan yang
bersangkutan dari jabatan Ketua BPD.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 79
KEKOSONGAN JABATAN
© OKTOBER 2014

1. Kekosongan jabatan ketua BPD yang


terjadi karena tidak dapat melaksanakan
tugas dengan baik, maka BPH
mengangkat seorang pejabat sementara
untuk menggantikannya sampai sidang
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

MD berikutnya.
2. Apabila seorang anggota pengurus BPD
tidak menunaikan tugas dengan baik,
Ketua BPD dapat menggantikannya
dengan pejabat lain dan kemudian
melaporkan kepada BPH.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
© OKTOBER 2014

BAB XI
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

DISIPLIN GEREJA

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA.


Pasal 84
PENGERTIAN DISIPLIN GEREJA
© OKTOBER 2014

1. Disiplin gereja: Sarana pembinaan;


pemulihan; pemurnian yang dilaksanakan
dengan kasih untuk pendewasaan dan
menjaga kekudusan gereja.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

2. Disiplin gereja ialah sanksi yang


dijatuhkan berdasarkan pelanggaran
terhadap ‘ajaran dan peraturan dari GBI’
yang harus ditaati oleh setiap pejabat GBI

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA


Pasal 85
DASAR DISIPLIN GEREJA
© OKTOBER 2014

Demi kemajuan dan kemurnian pelayan


Tuhan, maka gereja menjalankan Disiplin
Gereja berdasarkan:
1. Alkitab
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

2. Pengkuan Iman, Pengajaran, Tata


Gereja GBI
3. Etika Kependetan.
4. Peraturan yang berlaku di daerah
setelah disetujui oleh MD dan disahkan
oleh MPL.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 86
JENIS SANKSI DISIPLIN
© OKTOBER 2014

1. Peringatan tertulis.
2. Pemutusan persekutuan sementara sehingga
tidak mendapatkan pelayanan secara organisasi.
3. Pembebasan tugas sementara sebagai pejabat
GBI untuk suatu waktu tertentu secara tertulis
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

dan diumumkan
4. Penurunan jenjang kependetaan dan jabatan
kepengurusan dalam GBI secara tertulis dan
diumumkan.
5. Pembebasan tugas secara tetap (Pemecatan)
sebagai pejabat GBI dan diumukan kepada selurh
pejabat GBI, serta tidak diperkenankan melayani
di lingkungan jemaat-jemaat GBI
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 87
PROSEDUR PENJATUHAN SANKSI DISIPLIN
© OKTOBER 2014

1. Pejabat yang menemukan pelanggaran dari


pejabat lainnya dapat memberitahukan kepada
BPD yang disertai bukti-bukti dan penyampaian
tembusan kepada BPH, anggota MPL di daerah
dan pendeta pembina.
2. BPD memanggil pejabat yang bersangkutan dan
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

atau bersama pendeta pembinanya untuk


melakukan klarifikasi dan pembinaan
3. Apabila pejabat yang bersangkutan menolak
pembinaan yang diberikan, maka BPD dapat
mengeluarkan surat keputusan penjatuhan sanksi
peringatan tertulis atau pemutusan persekutuan
sementara, sehingga tidak mendapat pelayanan
secara organisasi dan memberikan tembusan
kepada BPH GBI
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 87
PROSEDUR PENJATUHAN SANKSI DISIPLIN
© OKTOBER 2014

4. BPD bersama dengan anggota MPL di daerah yang


bersangkutan dapat menjatuhkan sanksi
pembebasan tugas sementara sebagai pejabat
GBI untuk suatu waktu tertentu secara tertulis
dan dumumkan.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

5. Apabla pejabat tersebut belum bertobat, maka BPD


menyerahkan masalahya kepada BPH

6. BPH melakukan penelitian terhadap pejabat


tersebut untuk menetapkan keputusan disiplin
pelanggaran organisasi, maka pembinaan sanksi
dilakukan oleh pejabat struktural di atasnya.
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 88
REHABILITASI DAN PEMULIHAN
© OKTOBER 2014

1. Pejabat yang terkena disiplin gereja dan kemudian


teryata tidak bersalah akan direhabilitasi oleh BPD atau
BPH.
2. Pejabat yang terkena disiplin gereja berhak mendapat
pembinaan untuk pemulihan yang dilakukan oleh BPD
atau BPH.
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

3. Pejabat yang terkena disiplin gereja dapat dipulihkan


oleh BPD atau BPH apabila memenuhi syarat:
a. Telah sngguh-sungguh bertobat dan menghasilkan
buah pertobatan yang disaksikan oleh jemaat dan
sesame pejabat GBI di daerah ybs
b. Mendapat rekomendasi dari BPD berdasarkan
musyawarah dengan anggota MPL di daerah ybs
c. Mentaati semua ketentuan yang disebutkan dalam
keputusan BPH tentang disiplin
TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA
Pasal 88
REHABILITASI DAN PEMULIHAN
© OKTOBER 2014

4. Pejabat yang terkena pembebasan


tugas secara tetap dapat menjadi
anggota jemaat GBI, apabila yang
bersangkutan ingin kembali melayani
BPH GEREJA BETHEL INDONESIA

dapat diproses sesuai Tata Dasar dan


Tata Tertib GBI

5. Surat keputusan rehabilitasi dikeluarkan


oleh BPH

TATA GEREJA - GEREJA BETHEL INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai