Anda di halaman 1dari 38

KESETIMBANGAN KIMIA PERTEMUAN 6-7

KONSEP KESETIMBANGAN
Kesetimbangan:
Laju reaksi sama ke dua arah  [reaktan] & [produk] secara neto tidak berubah.

(a) Kesetimbangan fisika: melibatkan 1 zat dalam 2 fase yang berbeda

Contoh: H2O(l)  H2O(g)

(b) Kesetimbangan kimia: melibatkan zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk

Contoh: N2O4(g) (tak berwarna)  2NO2(g) (cokelat gelap)

Liquid water in equilibrium


with its vapor in a closed
system at room temperature
Change in the concentrations of NO2 and N2O4 with time, in three situations.
(a) Initially only NO2 is present. (b) Initially only N2O4 is present. (c) Initially
a mixture of NO2 and N2O4 is present. In each case, equilibrium is established
to the right of the vertical line.
JENIS KESETIMBANGAN

(a) Kesetimbangan homogen: hanya melibatkan 1 fase

Contoh: C2H4(g) + H2(g)  C2H6(g)

Dikenal reaksi fase gas, fase cair, atau fase padat bergantung pada fase yang terlibat
dalam kesetimbangan. Contoh di atas merupakan reaksi fase gas.

(b) Kesetimbangan heterogen: melibatkan >1 fase zat

Contoh: 2 Hg(l) + Cl2(g)  Hg2Cl2(s)

Fase cair (l, liquid) dianggap satu fase dengan larutan berair (aq, aqueous).
In (a) and (b) the equilibrium pressure of CO2 is the same at the same
temperature, despite the presence of different amounts of CaCO3
(represented by orange color) and CaO (represented by green color).
Tetapan Kesetimbangan (K)

N2O4(g)  2NO2(g)

[ ] awal [ ] kesetimbangan Nisbah [ ] saat kesetimbangan


[NO2] [N2O4] [NO2] [N2O4] [NO2]/[N2O4] [NO2]2/[N2O4]
0,000 0,670 0,0547 0,643 0,0851 4,65  10-3
0,050 0,446 0,0457 0,448 0,1020 4,66  10-3
0,030 0,500 0,0475 0,491 0,0967 4,60  10-3

[NO 2 ] 2
Nisbah yang nilainya relatif konstan disebut tetapan kesetimbangan (K).
[N2 O 4 ]
(aC ) c (a D ) d
Secara umum, untuk reaksi a A + b B  c C + d D: K
(a A ) a (a B ) b
a = aktivitas, yang nilainya dapat diperkirakan sebagai berikut:

(a) Untuk padatan (s) dan cairan (l), a =1


(b) Untuk gas (g) (anggaplah gas ideal): a = tekanan, P (dalam atm)

(c) Untuk komponen di dalam larutan (anggaplah ideal bila keadaan standar 1 M): a=
konsentrasi molarnya

Dikenal 2 macam nilai K, yaitu KC dan KP:

(a) Rumus KC hanya memasukkan molaritas dari fase g dan aq.

(b) Rumus KP hanya mengikutsertakan tekanan parsial dari fase g.


Contoh:
[NO 2 ] 4 [H2 O] 6
(1) 4 NH3(g) + 7 O2(g)  4 NO2(g) + 6 H2O(g) KC 
[NH 3 ] 4 [O 2 ] 7
( pNO 2 ) 4 ( pH 2 O) 6
KP 
( pNH 3 ) 4 ( pO 2 ) 7
[CH 3 COOCH 3 ][H2 O]
(2) CH3OH(l) + CH3COOH(l)  CH3COOCH3(l) + H2O(l) KC 
[CH 3 OH][CH 3 COOH]
(3) CaCO3(s)  CaO(s) + CO2(g) K C  [CO 2 ] K P  p(CO 2 )
[NaCl]
(4) BaCl2(aq) + Na2SO4(aq)  BaSO4(s) + NaCl(aq) KC 
[BaCl 2 ][Na 2 SO 4 ]

Tidak ada KP untuk reaksi (2) dan (4), karena tidak ada zat yang berfase gas.
Contoh 1:

Tuliskan rumus Kc dan KP untuk reaksi-reaksi berikut:

(a) 2 ZnS(s) + 3 O2(g)  2 ZnO(s) + 2 SO2(g)

(b) 2 HCrO4-(aq)  Cr2O72-(aq) + H2O(l)

Apakah reaksi-reaksi di atas termasuk kesetimbangan homogen atau heterogen?

Jawab:

[SO 2 ] 2 p(SO 2 ) 2
(a) KC  KP  Kesetimbangan heterogen
[O 2 ] 3 p(O 2 ) 3
2-
[Cr2 O 7 ]
(b) KC  - 2
Tidak ada KP Kesetimbangan homogen
[HCrO 4 ]
Contoh 2:

(a) Pada suhu tertentu, untuk reaksi N2O4(g)  2NO2(g) pada saat kesetimbangan terdapat
0,1 mol N2O4 dan 0,06 mol NO2 dalam volume 2 L. Hitunglah nilai Kc.

Jawab:
[NO 2 ] 2 (0,06 mol/2 L) 2
Kc    1,8  10 -2
[N2 O 4 ] (0,1 mol/2 L)
(b) Pada suhu yang sama, ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 0,8 mol N2O4. Hitunglah
konsentrasi zat-zat dalam reaksi pada kesetimbangan yang baru.

Jawab:
N2O4(g)  2 NO2(g)
Mula-mula 0,8 mol
Reaksi –x +2x
Setimbang 0,8 – x 2x
(2 x mol/2 L) 2
Kc 
(0,8 - x) mol/2 L
2x 2
1,8  10 -2   x2 + 0,009x – 0,0072 = 0
(0,8 - x)
x = 0,0809 mol
Jadi, pada saat kesetimbangan tercapai
[NO2] = 2x mol/2L = 0.0809 M
[N2O4] = (0,8 – x) mol/2 L = 0,7191 mol/2 L = 0,3595 M
Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai K

(1) Jenis reaksi

K >> 1  reaksi lebih banyak ke arah produk (kesetimbangan berada di kanan).

Contoh: 2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(g) KC = 9,1  1080


K << 1  reaksi lebih banyak ke arah reaktan (kesetimbangan terletak di kiri).

Contoh: N2O4(g)  2 NO2(g) KC = 4,63  10-3


(2) Suhu

Reaksi endoterm  kenaikan suhu meningkatkan nilai K.

Contoh: CH4(g) + H2O(g)  CO(g) + 3 H2O(g) K = 1,78  10-3 (800 °C)

K = 4,68  10-2 (1000 °C)


K = 5,67 (1500 °C)

Reaksi eksoterm  kenaikan suhu justru menurunkan nilai K.

Contoh: H2(g) + I2(g)  2 HI(g) K = 49,5 (440 °C)

K = 54,3 (430 °C)


Hubungan-hubungan yang Melibatkan K

(a) K dipangkatkan n jika reaksi dikalikan n.

(b) K akan menjadi kebalikannya bila arah reaksi berbalik

(c) K untuk reaksi keseluruhan dapat diperoleh dengan mengalikan nilai-nilai K dari
setiap tahapan dalam reaksi tersebut.

Contoh:
[SO 3 ] 2
(a) 2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g) K1   7  10 25

[SO 2 ] 2 [O 2 ]

[SO 3 ] 4
K2    
2
4 SO2(g) + 2 O2(g)  4 SO3(g) K 4,9 10 51

[SO 2 ] 4 [O 2 ] 2
1

[SO 3 ]
SO2(g) + ½ O2(g)  SO3(g) K3  1
 K 1  8 ,36  10 12

[SO 2 ][O 2 ] 2
[NO 2 ] 2
(b) N2O4(g)  2 NO2(g)
K1   4,63  10 -3
[N2 O 4 ]

[N2 O 4 ] 1
2 NO2(g)  N2O4(g) K2  2
  416
[NO 2 ] K1
[N2 O] 2
(c) 2 N2(g) + O2(g)  2 N2O(g) K1 
[N2 ] 2 [O 2 ]
[NO 2 ] 4
2 N2O(g) + 3 O2(g)  4 NO2(g) K2 
[N2 O] 2 [O 2 ] 3

[NO 2 ] 4 [N2 O] 2 [NO 2 ] 4


2 N2(g) + 4 O2(g)  4 NO2(g) K 2 4
 
[N2 ] [O 2 ] [N2 ] [O 2 ] [N2 O] 2 [O 2 ] 3
2

 K1  K 2
Contoh:
Hitunglah nilai K untuk reaksi H2O(g) + CO(g)  CO2(g) + H2(g) pada suhu 25 °C bila pada
suhu tersebut diketahui

(a) 2 CO(g) + O2(g)  2 CO2(g) K1 = 3,3  1091


(b) 2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(g) K2 = 9,1  1080

Jawab:

Reaksi (a) dibagi 2 : CO(g) + ½ O2(g)  CO2(g) K3 =


K1
Reaksi (b) dibalik & dibagi 2: H2O(g)  H2(g) + ½ O2(g) K4 =
1
K2
K1
H2O(g) + CO(g)  CO2(g) + H2(g) K= K3  K 4 
K2
K = 1,9  105
Hubungan KP dengan KC

Untuk reaksi fase gas: a A(g) + b B(g)  c C(g) + d D(g)

[C] c [D] d ( pC) c ( pD) d


KC  a b dan KP 
[A] [B] ( pA) a ( pB) b

Menurut hukum gas ideal: pV = nRT  p = (n/V)RT = [ ] RT


Karena itu,

( pC) c ( pD) d [C] c (RT) c [D] d (RT) d [C] c [D] d ( c  d ) -( a b )


KP    (RT)
( pA) a ( pB) b [A]a (RT) a [B]b (RT) b [A]a [B]b
ng
K P  K C (RT) dengan ng =  koef gas produk –  koef gas reaktan
Contoh 1:

Hitunglah Kp untuk reaksi berikut:

N2(g) + 3 H2(g)  2 NH3(g) KC = 1,2 pada 375 oC


Jawab: Kp = Kc (RT)n = 1,2  {0,0821  (375+273)}2–(1+3) = 4,24  10-4
Perhatikan nilai R yang digunakan, dan suhu dinyatakan dalam K.

Contoh 6.18:
Di antara 2 reaksi di bawah ini, manakah yang memiliki nilai Kp = KC?
(a) H2(g) + I2(g)  2 HI(g) KC = 54,3 pada 430 oC
(b) N2O4(g)  2 NO2(g) KC = 4,63  10-3 pada 25 oC

Jawab: Agar nilai KP = KC, jumlah koefisien gas pada sisi kiri dan kanan harus sama (ng =
0), dan syarat ini hanya dipenuhi oleh reaksi (a).
Contoh 2

Reaksi PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g) mempunyai Kp = 1,05 pada 250 °C.


(a) Hitunglah tekanan parsial Cl2 bila pada suhu tersebut tekanan parsial PCl5 dan PCl3 saat
kesetimbangan ialah 0,875 dan 0,463 atm.
(b) Hitunglah nilai Kc reaksi itu pada 250 °C.

Jawab:
(a)
PPCl3 PCl 2 K p PPCl5 (1,05)(0,8 75)
Kp   PCl 2   = 1,98 atm
PPCl5 PPCl3 (0,463)
(b)
Δng KP 1,05
K P  K C ( RT )  KC  ng
 = 0,024
( RT ) [0,0821( 250  273 )] (11)-1
Arah Reaksi

Pada Contoh di atas arah reaksi mudah diduga karena


G
mula-mula, hanya terdapat reaktan. Apabila juga
terdapat produk, arah reaksi dapat diduga dengan
menghitung kuosien hasil reaksi (Q).
Q<K
ΔG < 0

Rumus Q = K, tetapi nilainya belum tentu sama:

Q = K  reaksi dalam keadaan setimbang Q>K


ΔG > 0
Q < K  produk < reaktan; reaksi bergeser ke
kanan (ke arah produk)
Kesetimbangan
ΔG = 0
Q > K  produk > reaktan; reaksi bergeser ke
Reaktan Produk
kiri (ke arah reaktan) murni murni
Contoh:

Reaksi H2(g) + I2(g)  2 HI(g) mempunyai nilai K = 49,5 pada suhu 440 °C. Jika pada suhu
tersebut ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 5 mol H2, 2 mol I2, dan 4 mol HI.
Tentukan: (a) arah reaksi
(b) konsentrasi masing-masing zat saat kesetimbangan tercapai

Jawab:
2
 4 mol 
(a)
[HI] 2  2 L 
Q   = 1,6
[H 2 ][I 2 ]  5 mol  2 mol 
 2 L  2 L 
  
Q < K  reaksi berlangsung ke kanan

(b) Karena reaksi berlangsung ke kanan, H2 dan I2 berkurang, HI bertambah.


H2(g) + I2(g)  2 HI(g)
Mula-mula 5 mol 2 mol 4 mol
Reaksi –x –x +2x
Setimbang (5 – x) (2 – x) (4 + 2x)
2
 (4  2 x) mol 
[HI] 2  2 L 
KC      49,5
[H 2 ][I 2 ]  (5 - x) mol  (2 - x) mol 
 2 L  2 L 
  
(4 + 2x)2 = 49,5 (5 – x)(2 – x)

16 + 8x + 4x2 = 495 – 346,5x – 49,5x2

45,5x2 – 362,5x + 479 = 0

x1 = 1,672 mol
x2 = 6,29 mol (tidak mungkin, melebihi mol H2 dan mol I2 mula-mula)
Jadi, konsentrasi setiap senyawa pada kesetimbangan:

[HI] = (4 + 2x) mol/2 L = (4 + 3,344) mol/2 L = 3,672 M

[H2] = (5 – x) mol/2 L = (5 – 1,672) mol/2 L = 1,664 M

[I2] = (2 – x) mol/2 L = (2 – 1,672) mol/2 L = 0,164 M


Hubungan Go dengan K
Penguapan air tidak berlangsung spontan pada 25 oC dalam keadaan standar:

H2O(l, 1 atm)  H2O(g, 1 atm) Govap = 8,58 kJ mol-1


(pada 298,15 K)

Apa yang terjadi jika kita ubah tekanan sistem sehingga kondisi tidak standar lagi?

Kondensasi Keadaan Penguapan


spontan setimbang spontan
 BACK
Untuk keadaan tak standar berlaku hubungan berikut: G = Go + RT ln Q

Pada keadaan setimbang: G = 0 dan Q = K, maka Go = – RT ln K

Contoh:
Suatu campuran dari 0,5 mol N2O(g) dan 0,5 mol O2(g) dimasukkan ke dalam wadah
bervolume 4 L pada suhu 250 oC dan dibiarkan mencapai kesetimbangan:
2 N2O(g) + 3 O2(g)  4 NO2(g)
Setelah tercapai kesetimbangan, jumlah N2O menjadi 0,45 mol.
Hitunglah nilai KC, KP, dan perubahan energi bebas Gibbs-nya.
Jawab:
2 N2O(g) + 3 O2(g)  4 NO2(g)
Mula-mula 0,5 mol 0,5 mol
Reaksi – 0,05 –3/20,05 +4/20,05
Setimbang 0,45 0,425 0,1
4
 0,1 mol 
4  4 L 
KC 
[NO 2 ]
    2,57  10 -2

[N 2 O]2 [O 2 ]3  0,45 mol  2  0,425 mol  3


 4 L   4 L 
   
Δng
K P  K C ( RT )  2,57 10 -2 [0,0821(25 0  273)] 4-(2 3)  5,99 10 -4
Go = – RT ln KC = – (8,314  10-3 kJ mol-1 K-1)(250 + 273) ln (2,57  10-2)
= –15,9 kJ mol-1
H. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesetimbangan Kimia

 Dalam contoh-contoh sebelum ini, telah kita bahas bagaimana suatu sistem yang tak
setimbang menuju kesetimbangan.

 Sistem yang telah setimbang juga dapat diganggu oleh perubahan kondisi sistem.

 Terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah reaktan atau produk, bergantung pada


perubahan yang dilakukan, sampai tercapai kesetimbangan yang baru (prinsip Le
Chatelier).

 Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesetimbangan ini meliputi konsentrasi, tekanan,


volume, suhu, dan katalis.
1. Perubahan Konsentrasi

[Produk] , [Reaktan]   Q > K  Kesetimbangan bergeser ke kiri


[Produk] , [Reaktan]   Q < K  Kesetimbangan bergeser ke kanan

Contoh:

Besi(III) tiosianat [Fe(SCN)3] larut dalam air membentuk larutan berwarna merah:

FeSCN2+  Fe3+ + SCN-


merah kuning tak
muda berwarna

+ NaSCN atau Fe(NO3)3  warna merah larutan semakin pekat


+ H2C2O4 (yang mengikat kuat Fe3+)  warna merah larutan memudar
(a) Larutan Fe(SCN)3: campuran warna merah FeSCN2+ dan warna kuning Fe3+

(b) Setelah penambahan NaSCN: kesetimbangan bergeser ke kiri

(c) Setelah penambahan Fe(NO3)3: kesetimbangan juga bergeser ke kiri

(d) Setelah penambahan H2C2O4: kesetimbangan bergeser ke kanan; warna


kuning berasal dari ion Fe(C2O4)33-
2. Perubahan Volume dan Tekanan

Hanya berpengaruh terhadap fase gas; tidak memengaruhi fase cair dan padat.

V , P   Q < K  Kesetimbangan bergeser ke  koef gas terbesar


V , P   Q > K  Kesetimbangan bergeser ke  koef gas terkecil

Contoh: N2O4(g)  2 NO2(g)

Volume wadah diperbesar  [N2O4] maupun [NO2] mengalami pengenceran.


(tekanan diperkecil)

[NO 2 ] 2
Q  penurunan pembilang > penyebut karena [NO2] dipangkatkan 2  Q
[N2 O 4 ] < K  kesetimbangan bergeser ke kanan
Contoh:

Ke arah manakah reaksi di bawah ini bergeser bila pada suhu yang tetap, tekanan
diperbesar (volume diperkecil)?
(a) CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (c) H2(g) + CO2(g) → H2O(g) + CO(g)
(b) PCl5(g) → PCl3(g) + Cl2(g) (d) N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)

Jawab:

Bila tekanan ditingkatkan, kesetimbangan akan bergeser ke sisi dengan  koefisien gas
paling kecil:
(a) ke kiri (c) tidak bergeser
(b) ke kiri (d) ke kanan
3. Perubahan Suhu

Tidak seperti perubahan konsentrasi, volume, atau tekanan, perubahan suhu tidak hanya
menggeser kesetimbangan, tetapi juga mengubah nilai K.

T   Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm


T   Kesetimbangan bergeser ke arah reaksi eksoterm

Contoh 1: N2O4(g)  2 NO2(g) Ho = 58,0 kJ atau


Setiap bola berisi
N2O4(g)  2 NO2(g) – 58,0 kJ campuran gas NO2
dan N2O4
Reaksi pembentukan NO2 dari N2O4 endoterm; reaksi
sebaliknya eksoterm. Pemanasan akan memperbesar [NO2]
(warna makin cokelat), pendinginan akan memperbesar
[N2O4] (warna cokelat memudar).
Dalam air es Dalam air
panas
Contoh 2: CoCl42- + 6 H2O  Co(H2O)62+ + 4 Cl-
biru merah muda

Reaksi pembentukan CoCl42- endoterm:


larutan berwarna biru jika dipanaskan dan
merah muda jika didinginkan.
Contoh 3:

Perhatikan kesetimbangan berikut:


N2F4(g)  2 NF2(g) Ho = 38,5 kJ
Prediksikan arah pergeseran kesetimbangan jika
(a) Campuran dipanaskan pada volume konstan
(b) Gas NF2 diambil dari campuran pada suhu konstan
(c) Tekanan diturunkan pada suhu konstan
(d) Gas lembam seperti He ditambahkan ke dalam campuran pada volume dan suhu
konstan
Jawab:

(a) Reaksi pembentukan NF2 endoterm (Ho > 0), maka pemanasan akan menyukai-nya
(reaksi bergeser ke kanan).

(b) Pengambilan gas NF2 menurunkan konsentrasi produk, maka Q < K dan jumlah produk
harus ditambah agar Q = K (reaksi bergeser ke kanan).

(c) Penurunan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke arah koefisien gas yang lebih besar,
yaitu ke arah pembentukan NF2 (reaksi bergeser ke kanan).

(d) Penambahan gas lembam tidak akan menggeser kesetimbangan, karena reaksi akan
dipercepat sama besar ke dua arah.
Kesetimbangan Pengionan

jumlah mol zat yang mengion


Derajat pengionan () =
jumlah mol zat total.
(a) Elektrolit kual :  = 1 (mengion seluruhnya)
MgCl2  Mg2+ + 2 Cl-
(b) Elektrolit lemah :0<<1
CH3COOH  CH3COO- + H+
(c) Nonelektrolit :  = 0 (sama sekali tidak mengion)
C12H22O11 (sukrosa)
1. Efek Ion Senama (Common Ion Effect)

Dalam campuran suatu elektrolit lemah dengan garam yang mengandung ion yang sama
seperti pada elektrolit tersebut (disebut ion senama), kesetimbangan pengionan elektrolit
akan digeser ke kiri ( menurun), karena garam terionkan dengan lebih sempurna daripada
elektrolit.

Contoh: Dalam campuran bufer CH3COOH-NaCH3COO, ion asetat dari garam Na-asetat
menjadi ion senama yang menghambat pengionan asam asetat.

NaCH3COO → Na+ + CH3COO-


Konsentrasi ion asetat
dalam kesetimbangan
CH3COOH  H+ + CH3COO-
meningkat
Kesetimbangan pengionan
asam asetat bergeser ke
kiri
2. Hukum Pengenceran Ostwald

Nilai  dari suatu larutan elektrolit lemah akan meningkat jika diencerkan.

CH3COOH  CH3COO- + H+
Mula-mula C
Reaksi –C +C +C
Setimbang C(1–) C C

[CH 3 COO - ][H ] (C )(C ) C 2


K    C 2 jika  << 1
[CH 3 COOH] C (1 -  ) (1 -  )
Karena K konstan, jika larutan diencerkan (C ), derajat pengionan () harus .

Anda mungkin juga menyukai