Anda di halaman 1dari 53

Kuliah Mesin Fluida

POMPA
JENIS-JENIS POMPA
Pompa perpindahan positif

Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya


beroperasi: cairan diambil dari salah satu ujung dan
pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap
putarannya. Pompa perpindahan positif digunakan
secara luas untuk pemompaan fluida selain air,
biasanya fluida kental.
Pompa perpindahan positif

Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan


cara perpindahannya:

ß Pompa Reciprocating jika perpindahan dilakukan oleh maju


mundurnya jarum piston. Pompa reciprocating hanya digunakan
untuk pemompaan cairan kental dan sumur
minyak.
ß Pompa Rotary jika perpindahan dilakukan oleh gaya putaran
sebuah gir, cam atau baling-baling dalam sebuah ruangan
bersekat pada casing yang tetap. Pompa rotary selanjutnya
digolongkan sebagai gir dalam, gir luar, lobe, dan baling-baling
dorong dll. Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan
khusus dengan kondisi khusus yang ada di
lokasi industri.
Pompa Dinamik

Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa


tersebut beroperasi: impeler yang berputar mengubah
energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang
diperlukan untuk memompa fluida.
Pompa Dinamik

Terdapat dua jenis pompa dinamik:


ß Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat
umum digunakan untuk pemompaan air dalam
berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75%
pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa
sentrifugal
ß Pompa dengan efek khusus terutama digunakan
untuk kondisi khusus di lokasi industri.
Pompa Dinamik

Bagaimana sebuah pompa sentrifugal bekerja??


ß Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir,
karena tekanan di dalam pompa menjadi vakum oleh putaran
impeler.
ß Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan,
sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan
impeler pada kecepatan tinggi.
ß Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa
turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin
diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi
tekanan.
Pompa Tekanan Statis

Pompa jenis ini bekerja dengan menggunakan


prinsip memberi tekanan secara periodik pada
fluida yang terkurung dalam rumah pompa.
Pompa ini dibagi menjadi dua jenis.

a. Pompa Putar ( rotary pump )


Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap,
kemudian dikurung di antara ruangan rotor,
sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan
dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe
pompa ini adalah : screw pump, gear pump dan
vane pump
b. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

Pompa torak ini mempunyai bagian utama


berupa torak yang bergerak bolak-balik dalam
silinder. Fluida masuk melalui katup isap
(Suction valve) ke dalam silinder dan
kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan
statis fluida naik dan sanggup mengalirkan
fluida keluar melalui katup
tekan (discharge valve).

Contoh tipe ini adalah : pompa diafragma dan


pompa plunyer.
Pompa Tekanan Dinamis
Pompa tekanann dinamis disebut juga
rotodynamic pump, turbo pump atau impeller
pump. Pompa yang termasuk dala kategori ini
adalah : pompa jet dan pompa sentrifugal

Ciri - ciri utama dari pompa ini adalah :


Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa
roda dengan sudu-sudu sekelilingnya yang
sering disebut dengan impeler. Melalui sudu -
sudu, fluida mengalir terus menerus, dimana
fluida berasal diantara sudu-sudu tersebut.
Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energi
mekanis dari luar diberikan pada poros untuk
memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada
dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu akan
terlempar menuju saluran keluar.

Pada proses ini fluida akan mendapat percepatan


sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik.
Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan
berkurang dan energi kinetik akan berubah menjadi
energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam
rumah pompa.
Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal
adalah poros, impeler dan rumah pompa
Komponen-komponen Pompa Sentrifugal
Komponen utama dari pompa sentrifugal adalah
komponen berputar dan komponen statis.
Komponen berputar terdiri dari poros dan impeler,
sedangkan komponen yang tetap adalah rumah
pompa (casing), penutup casing, dan bantalan
(bearing).
Bagian utama pompa sentrifugal
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk
mencegah kebocoran pada daerah
dimana poros pompa menembus
casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan
mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros.
Biasanya terbuat dari asbes atau
teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan
momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian-
bagian berputar lainnya
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus
menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.

I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian
gesek menjadi kecil.

K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan
menjadi energi dinamis (single stage).
Menurut jenis aliran dalam impeler

a. Pompa aliran radial


Pompa ini mempunyai konstruksi
sedemikian sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan tegak lurus poros
pompa (arah radial).

b. Pompa aliran aksial


Aliran zat cair yang meninggalkan impeler
akan bergerak sepanjang permukaan
silinder (arah aksial).
c. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu
meninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan kerucut (miring)
sehingga komponen kecepatannya berarah
radial dan aksial.
Menurut jenis impeler
a. Impeler tertutup
Sudu – sudu (kipas) ditutup oleh dua buah
dinding yang merupakan satu kesatuan,
digunakan untuk pemompaan zat cair yang
bersih atau sedikit mengandung kotoran.

b. Impeler setengah terbuka


Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk
(depan) dan tertutup disebelah belakangnya.
Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit
mengandung kotoran misalnya, air yang
mengandung pasir.
c. Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan
maupun dibelakang. Bagian belakang ada
sedikit dinding yang disisakan untuk
memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan
untuk pemompaan zat cair yang banyak
mengandung kotoran.
Menurut bentuk rumah pompa

a. Pompa volut
Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal.
Aliran fluida yang meninggalkan impeler secara
langsung memasuki rumah pompa yang
berbentuk volut (rumah siput) sebab
diameternya bertambah besar.

b. Pompa difuser
Konstruksi pompa ini dilengkapi dengan sudu
pengarah (diffuser) di sekeliling saluran keluar
impeler. Pemakaian diffuser ini akan
memperbaiki efisiensi pompa.
c. Pompa vorteks

Pompa ini mempunyai aliran campur dan


sebuah rumah volut seperti tergambar
pada Gambar. Pompa ini tidak
menggunakan diffuser, namun memakai
saluran lebar berbentuk cincin. Dengan
demikian pompa ini tidak mudah
tersumbat dan cocok untuk pemakaian
pada pengolahan cairan limbah.
Menurut jumlah tingkat
a. Pompa Satu Tingkat (Single-stage pump)
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head
total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu
impeler, jadi relatif rendah.

b. Pompa Bertingat Banyak (Multi-stage pump)


Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang
dipasang secara berderet (seri) pada satu poros.
Zat cair yang keluar dari impeler pertama
dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya
hingga impeler terakhir. Head total pompa ini
merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan
oleh masing‐masing impeler sehingga relatif tinggi.
Centrifugal Pumps
• Horizontal
– Drive shaft is horizontal
– Often used when pumping from a surface source
(pond, lake, stream, etc.), Or for boosting the
pressure in an irrigation pipeline (booster pump)
– Usually sold as completely assembled units
Typical Horizontal Centrifugal Pump Installation
Horizontal Centrifugal Pumps
Centrifugal Pumps, Contd...
• Vertical Turbine
– drive shaft is vertical
– used when pumping from a well
– normally custom built from components (with
multiple stages)
– submersible: electric motor below the lowest
stage
Vertical Turbine Pump
Single-Stage Vertical Turbine Pump

Water Flow Path


Through a One-Stage
Vertical Turbine Pump
Two-Stage Vertical Turbine Pump

Water Flow Path


Through a Two-Stage
Vertical Turbine Pump
(Discharge Heads)

Gearhead for
engine drive

Holloshaft electric
motor
Submersible Water
Pumps
- Same as vertical turbine
pump design
- Driven from below by
electric motor
- Good for deep wells
- High efficiency
- Wells as small as 4”
diameter
SKEMA INSTALASI
 Aliran steady
Aliran Incompressible
Aliran turbulen berkembang
penuh
P1 = P2 = Patm
V1 = V2 = 0, Areservoir >> Apipa
Diameter pipa konstan
HUKUM I THERMODINAMIKA
(KEKEKALAN ENERGI)
Persamaan Umum Hukum I Thermodinamika :

= 0 (2) = 0 (1) = 0 (3)

  
 W
Q  W
s

shear  W
other 
t 
CV
ed  
CS
(e  pv) V  dA

V2
eu  gz
2
1. W other  0

2. W shear  0(meskipun tegangan geser ada pada dinding elbow, namun kecepatan
aliran sama dengan nol pada dinding)
3. Aliran Steady
4. Aliran incompressible
5. Energi dalam dan tekanan seragam pada penampang 1 dan 2
Head Loss Total (hLT) :
p p 
 u2  u1   m
Q  W S  m  g z2  z1 
  2  1   m
   
V22 V22
 A  V2 dA2   A  V1 dA1
2 2 1 2

   V 2  V 2 
 u2  u1   m  g z2  z1   m
p p
Q  W S  m   2    m
1  2 2  1 1 
    2 2 

Q  2V22 1V12
 u2  u1    g z 2  z1  
dW p2 p1
  
dm dm   2 2
p V 2  dW  p V 2   Q 
 1  1 1  gz1     2  2 2  gz1    u2  u1  
  2  dm   2   dm 
   

p1 V12 p2 V22
 1  gz1  H p   2  gz1  hlT
 2  2
Menentukan Head Pompa (Hp) :
p1 V12 p2 V22
 1  z1  H p   2  z2  hlT 12
 2g  2g

hlT12  hl12  hl m12

L1 2 V 2  Le V 2
hl12  f hl m12  2 f  K entrance  K ball valve  K exit 
D 2g  D  2g

Asumsi berdasarkan skema instalasi di atas :


p1  p2  patm
V1  V2  0

H p  z2  z1   hLT12

V 2  L1 2 
H p  z2  z1  
Le
f 2f  K entrance  K exit  K ball valve 
2 g  D pipe D 

8Q 2  
H p  z2  z1    L1 2 Le
f 2f  K entrance  K exit  K ball valve 
 2 D 4pipe g  D pipe D 

Menentukan Daya Pompa (P) :

 gQ H p
P Watt  1 HP = 746 Watt
 pompa

 gQ H p
P Horse Power 
746  pompa

Dimana :
 = densitas fluida (kg/m3)
g = 9,8 m/s2
Q = debit aliran fluida (m3/s)
Hp = Head Pompa (m)
pompa = Effisiensi Pompa
KURVA UNJUK KERJA POMPA SENTRIFUGAL
INSTALASI POMPA

Static Lift: Pompa ditempatkan di Static Head: Pompa ditempatkan di


atas tangki hisap bawah tangki hisap
INSTALASI POMPA

Tidak ada head statis – Seluruhnya Head statis positif


akibat gesekan (friction)
INSTALASI POMPA

Head statis negatif Mayoritas Head Angkat – Head akibat


gesekan dapat diabaikan
Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair
yang sedang mengalir, karena tekanannya turun
sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Ketika
zat cair terhisap pada sisi isap pompa, tekanan
pada permukaan zat cair akan turun,
Bila tekanannya turun sampai pada tekanan uap
jenuhnya, maka cairan akan menguap dan
membentuk gelembung uap.

Selama bergerak sepanjang impeler, kenaikan


tekanan akan menyebabkan gelembung uap pecah
dan menumbuk permukaan pompa. Jika permukaan
saluran/pipa terkena tumbukan gelembung uap
tersebut secara terus menerus dalam jangka lama
akan mengakibatkan terbentuknya lubang-lubang
pada dinding saluran atau sering disebut erosi
kavitasi. Pengaruh lain dari kavitasi adalah
timbulnya suara berisik, getaran dan turunnya
performansi pompa
Net Positive Suction Head (NPSH)
Kavitasi banyak terjadi pada sisi isap pompa,
untuk mencegahnya nilai head aliran pada sisi
isap harus di atas nilai head pada tekanan uap
jenuh zat cair pada temperatur bersangkutan.

Pengurangan head yang dimiliki zat cair pada


sisi isapnya dengan tekanan zat cair pada
tempat tersebut dinamakan Net Positif Suction
Head (NPSH) atau nilai head positif neto. Ada
dua macam NPSH yaitu NPSH tersedia pada
instalasi dan NPSH yang diperlukan pompa
Net Positive Suction Head Available (NPSH yang
tersedia) adalah head yang dimiliki oleh zat cair
pada sisi hisap pompa dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut.
Besarnya NPSH yang tersedia dapat dituliskan
dalam persamaan :

dimana, NPSHA = NPSH yang tersedia (m)


pa = tekanan pada permukaan cairan (kgf/m2)
pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)
 = berat jenis zat cair (N/m3)
hs = head isap statis (m)
hls = kerugian head dalam pipa isap (m)
Tekanan suction pompa bila dikurangi dengan
penurunan tekanan di dalam pompa harus lebih
tinggi daripada tekanan uap zat cair, sehingga tidak
terjadi penguapan zat cair. Head tekanan yang
besarnya sama dengan penurunan tekanan ini
disebut NPSH yang diperlukan atau Net Positive
Suction Head Required (NPSHR).

Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami


kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan berikut :
NPSH tersedia > NPSH yang diperlukan
NPSH yang diperlukan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
dimana HN adalah head total pompa pada titik
efisiensi maksimun, dan  disebut koefisien
kavitasi Thoma. Dalam hal ini  dapat
ditentukan dari Gambar
Kecepatan spesifik sisi hisap (S) dapat juga
digunakan sebagai pengganti koefisien kavitasi
Thoma dalam menghitung NPSH yang
diperlukan. Hubungannya dapat dilihat pada
persamaan :

Dimana kapasitas pompa QN pada titik


efisiensi maksimun yang dinyatakan dalam
m3/min, NPSHR dalam m, dan n dalam rpm
maka harga S untuk pompa-pompa umum
adalah sebesar 1200.
Unit Penggerak Pompa
Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga
jenis yaitu:
a. Motor bakar
b. Motor listrik, dan
c. Turbin
Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak
ekonomis untuk perencanaan pompa karena
konstruksinya berat, besar dan memerlukan sistem
penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan
dan pembuangan gas hasil pembakaran.
Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana
konstruksinya kecil dan sederhana, sehingga dapat
digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam
rumah pompa.
Dasar-dasar Pemilihan Pompa

Dasar pertimbangan pemilihan pompa,


didasarkan pada sistem ekonomisnya, yakni
keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut
digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan
pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang
direncanakan.

Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan


jenis pompa adalah fungsi terhadap instalasi
pemipaan, kapasitas, head, viskositas,
temperature kerja dan jenis motor penggerak.
Kondisi yang diinginkan dalam
perencanaan

a. Kapasitas dan head pompa harus


mampu dipenuhi.
b. Fluida yang mengalir secara kontinu.
c. Pompa yang dipasang pada kedudukan
tetap.
d. Konstruksi sederhana.
e. Mempunyai efisiensi yang tinggi.
f. Harga awal relatif murah juga
perawatannya.

Anda mungkin juga menyukai