Anda di halaman 1dari 10

Apakah Hakikat Manusia?

Teori Barat (kaum materialisme) menyamakan manusia


seperti hewan
Darwin (1809-1882): Manusia adalah bentuk akhir dari
pada evolusi hayat, sedang hewan bersel satu
sebagai awal evolusi- Manusia adalah hasil evolusi
dari bentuk kera
Thomas Hobbes (1588-1679): Sifat dan tabiat manusia
sama dengan binatang dalam teori sosiologinya:
homo homini lupus (manusia yang satu adalah
srigala buat manusia lainnya)
MAKHLUK

FISIKA NON FISIKA

MALAIKAT JIN
ORGANIS/HIDUP ANORGANIS/MATI

VEGETATIF/NABATI HEWANI

ANIMAL/BINATANG HUMAN/MANUSIA
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MANUSIA DAN HEWAN

PERSAMAAN: PERBEDAAN:
• Mempunyai hidup dan laku • Faktor volume, manusia
vegetatif mampu mengembangkan
• Melakukan penginderaan dan mengerahkan naluri-
• Mempunyai perasaan dan naluri itu. Sedangkan hewan
kemauan serta berpikir tidak
• Naluri makan dan minum • Akal
• Naluri mempertahankan diri
• Naluri keturunan
• Norma dan etika
(perbedaan fundamental)
• Naluri takut dan benci
Apa yang mampu memberi kode etik dan
moral secara Absolut?

AGAMA (ISLAM)
• Di Swedia 93% hubungan sex di luar nikah dianggap
biasa
• Tindak kriminal (pemerkosaan, perampokan dll) di
Newyork dalam satu hari sama yang terjadi di Arab
Saudi dalam setahun
• Angka bunuh diri di Amerika dan Jepang setiap
tahunnya meningkat
Manusia Dalam Pandangan Agama-agama
• Hindu: Manusia terlahir dalam kasta-kasta: Brahmana
(pendeta), Ksatria (pemerintah), Waisya (tani) dan sudra
(budak)
• Buddha: Meniadakan kesenangan dan kenikmatan duniawi
utk mencapai nirwana
• Syinto: Raja sebagai wakil Tuhan di bumi
• Nasrani: manusia lahir dalam keadaan dosa. Yesus sebagai
tebusan terhadap dosa manusia. Keselamatan manusia
tergantung atas iman pada penyaliban Yesus. Paus adalah
tokoh yang paling suci
• Yahudi: Menganggap bangsa selainnya ghyum (budak)

Bagaimana dengan Islam?


Manusia Dalam Pandangan Islam
• Manusia dilahirkan dalam keadaan suci (tidak berdosa) (al-hadits)
• Kedudukan manusia sama, yang membedakan adalah taqwanya (QS. Al-
Hujurot[49]: 13
• Manusia sama-sama mempunyai tugas sebagai khalifah untuk
memakmurkan bumi (QS. Hud [11]: 61)
• “Dengarlah dan taatilah walaupun yang diangkat menjadi pimpinan atas
kamu itu seorang hamba bangsa Habsyi (ethiopia) yang kepalanya
bagaikan buah anggur kering, selama dia menegakkan kitab Allah
padamu” (HR: Bukhori)
• Sessungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari pada kejadian
yang paling baik. Kemudian Kami kembalikan dia pada derajat yang paling
rendah. Kecuali orang-orang yangberiman dan beramal shalih, maka bagi
mereka adalah ganjaran yang tak terhingga (QS. At-Tien [95]: 4-6)
Unsur-unsur Pada Manusia

RUH HATI KEPUTUSAN IBADAH

AMANAH

BALASAN
AKAL ILMU/INFORMASI
MANUSIA

TANAH JASAD/FISIK AMAL/AKTIFITAS


KHILAFAH

Al-Ghazali: Rasulullah saw:


Hati bagai raja yang memutuskan keputusan Ketahuilah, bahwa di dalam tubuh ada
Akal bagai menteri yang memberikan masukan segumpal darah. Bila ia baik, maka
dan informasi baiklah seluruh tubuh. Jika ia buruk,
Jasad/Fisik bagai tentara yang melaksanakan maka buruklah seluruh tubuh.
titah perintah Ketahuilah; dia adalah HATI
KESEIMBANGAN KEBUTUHAN

ZAHIR
RUH/HATI IBADAH/ZIKIR

MAKANAN/GIZI

NIKMAT
AKAL ILMU/BELAJAR
MANUSIA

JASAD/FISIK MAKAN & MINUM


BATIN

Firman Allah SWT:


“Dan Dia-lah yang telah meletakkan keseimbangan. Janganlah kalian
melampaui batas keseimbangan (QS.Ar-Rahman: 6-7)
Potensi Dasar Manusia
PENDENGARAN AMANAH

TANGGUNG JAWAB
TIDAK MEMILIKI SCR HAKIKI

MENGGUNAKAN SESUAI
POTENSI PENGLIHATAN KEINGINAN SANG PEMILIK
MANUSIA
TIDAKMELANGGARI
BATAS-BATAS

HATI & AKAL KHIYANAT

SEPERTI SEPERTI SEPERTI SEPERTI SEPERTI SEPERTI


HEWAN ANJING KERA BATU LABA-LABA KELEDAI
Kesanggupan berpikir menurut Ibn Khaldun ada
beberapa tingkatan, yaitu : (1) akal pembela (al-‘aql ut-
tamyizi). Akal ini membantu manusia memperoleh
segala sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya,
memperoleh penghidupannya, dan menolak segala
yang sia-sia bagi dirinya, (2) akal eksperimental (al-
‘aql at-tajribi). Ialah pikiran yang melengkapi manusia
dengan ide-ide dan perilaku yang dibutuhkan dalam
pergaulan dengan orang-orang di bawahnya dan
mengatur mereka. Pemikiran semacam ini kebanyakan
berupa appersepsi-appersepsi (tashdiqat), yang dicapai
satu demi satu melalui pengalaman, hingga benar-
benar dirasakan manfaatnya, (3) akal spekulatif (al-‘aql
an nadzari) adalah pikiran yang melengkapi manusia
dengan pengetahuan (‘ilm) atau pengetahuan hipotesis
(dzann) mengenal sesuatu yang berada di belakang
persepsi indera tanpa tindakan praktis yang
menyertainya.

Anda mungkin juga menyukai