Anda di halaman 1dari 13

KELOPAK BUNGA ROSELLA

UNTUK PEMBUATAN KERTAS


INDIKATOR ASAM - BASA
ALTERNATIF

Kelompok 1
1. Eka Putri K (4001417033)
2. Annisa Wahidatul M (4001417035)
3. Desinta Ramadhani (4001417052)
4. Tri Aji S (4001417068)
5. Putri Setyaningrum (4001417070)
Dasar teori

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari tanaman


alternatif yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Wad-kar
et.al (2008) melakukan penelitian terhadap bunga Careya arboreaatau
dalam bahasa In-donesia dikenal dengan bunga Pokok Putat Kedang dari
familia Lecythidaceae tersebut sebagai bahan utama indikator asam-
basa. Hasil ekstraksi menunjukkan indikator dari bunga Careya
arboreamenghasilkan warna perubahan yang spesifik yakni kuning pada
larutan asam kuat dan warna cokelat pada laru-tan basa kuat. Namun,
pada asam-basa lemah indikator tersebut kurang menunjukkan peru-
bahan warna yang nyata.
Sedangkan Patrakar (2010) berhasil mengekstraksi Jacaranda
acutifoliaatau bunga dari tumbuhan Jacaranda dari familia
Bignoniaceaesebagai indikator asam-basa. Indikator Jacaranda
menunjukkan warna spesifik hijau tua pada larutan basa dan hijau muda
hingga tidak berwarna pada larutan asam. Kemudian Jadhav et.al (2009)
berhasil pula menunjukkan pada bunga Ixora cinensis dari familia
Rubiaceaedapat dijadikan bahan
Dasar Teori

Indikator alami dalam titrasi asam -basa. Di Indonesia


sendiri, Siregar (2009) telah melakukan pembuatan kertas
indikator dari maserasi kembang sepatu (H. rosa sinensis). Uji
lanjutan dengan pengamatan warna dalam larutan asam dan
basa menunjukkan warna yang dihasilkan masih tetap sama,
yakni merah (larutan asam) dan berubah menjadi hijau (larutan
basa). Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan
keanekaragaman flora yang tinggi, termasuk untuk jenis-jenis
pada suku Malvaceae. Untuk dapat mengidentifikasi asam basa
diperlukan senyawa kimia pengikat asam dan basa. Pada
Kembang Sepatu yang sudah dikembangkan zat kimia tersebut
adalah antosianin dan beberapa senyawa khusus yang dapat
mengidentifikasi asam maupun basa. Berdasarkan kandungan
tersebut, kelopak bunga Rosela memiliki potensi sebagai bahan
pembuat indikator pH.
Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
• kertas label • Kelopak rosella kering
• gunting • Aquades
• cutter • Etanol 70%
• Toples • Trayek pH
• Baskom
• beaker glass 50 ml
• gelas ukur 100 ml
• pengaduk
• plastik ziplock
• timbangan
• Lakban
• tisu
Bahan-Bahan

Aquades

Alkohol 70%
Rosella kering dipotong kecil-kecil

Larutan Pb Asetat
Cara Kerja

• Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


• Memilih kelopak Rosela kering yang bentuknya
utuh
• Memperkecil ukuran bunga ± 3 cm x 3 cm
• menimbang bagian-bagian bunga yang sudah
terpotong-potong sebanyak 200 gram untuk
alkohol 70% dan aquades.
• Memasukkan bunga ke dalam baskom yang
berlainan dan berisi 100 mL aquades dan
alkohol 70%
Cara Kerja

Uji keberhasilan pembuatan kertas dilakukan dengan


menggunakan indikator asam dan basa yaitu
menggunakan trayek pH 1-14. Dengan cara mencelupkan
kertas indikator ini ke dalam larutan yang sudah siap
digunakan tadi sampai mengalami perubahan warna.
Cara Kerja

• Setelah perlakuan mencapai waktu yang sudah ditentukan


yaitu 30 menit, lalu memisahkan hasil maserasi dengan
cara menyaring kemudian mengamati kepekatan
warnanya, jumlah sari bunga yang terekstrak berbanding
lurus dengan tingkat kepekatannya.

• Merendam kertas saring ke dalam masing masing larutan


maserasi selama 40 menit, kemudian kertas diangkat dan
dikeringkan
Perubahan warna

Berdasarkan panduan jurnal, pengujian pada


asam kuat, basa kuat, asam lemah, dan basa
lemah. Perubahan warna yang terjadi yaitu

Asam kuat : merah


Asam lemah : merah
Basa lemah : hijau kumula
Basa kuat : hijau tua
Pembahasan pada Kertas Saring+
Alkohol 70%

sebelum ditetesi larutan pH 1-14 setelah ditetesi larutan pH 1-14


Pembahasan pada Kertas Saring+
aquades

Sebelum ditetesi larutan pH 1-14 Setelah ditetesi larutan pH 1-14


Pembahasan

• Metode pembuatan ekstrak: Maserasi


• Variasi yang dilakukan: jenis pelarut indikator
a. Aquades
b. Alkohol 70%

Kedua jenis pelarut tersebut menunjukkan hasil


perubahan yang sama ketika ditetesi larutan pH 1-14. yakni
hanya mengalami perubahan warna pada kertas lakmus di pH
14 saja

• Kesalahan selama percobaan: tidak menunggu kertas lakmus


setelah direndam selama 40 menit untuk digunakan sebagai
indikator.
Daftar Pustaka

Hadyana.2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai pustaka


Petrakar, Ramling.2010.”Flower Ekstract of Jacaranda
acutifolia Used as a Natural Indicator in acid
base tiotration”. International journal.vol 2, no
3 pp 1954-1957

Anda mungkin juga menyukai