Anda di halaman 1dari 28

Oleh:

SHOLICHIN, SP, MT
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Program Studi D III Gizi Cirebon
PENYEBAB MASALAH GIZI
STATUS GIZI

ASUPAN ZAT PENYAKIT PENYEBAB


LANGSUNG
GIZI INFEKSI

Ketersedia- Perawatan Pelayanan/ PENYEBAB


an Pangan Anak dan Fasilitas TAK
RT Ibu hamil Kesehatan LANGSUNG

KEMISKINAN, TKT. PENDIDIKAN RENDAH,


MASALAH
KETERSEDIAAN PANGAN DI MASY. MENURUN, UTAMA
DAN SEMPITNYA LAPANGAN KERJA

MASALAH
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
DASAR
6. Daya beli keluarga 2. Harga pangan 1. Ketersediaan pangan
di masyarakat

Distribusi
5. Pendapatan 7. Ketersediaan pangan keluarga
keluarga
3. Tingkat pendidikan

11. Jumlah ART

Produksi/impor bahan pangan


4. Kesempatan

STATUS
kerja

GIZI

9. Kebersihan lingkungan, 10. Akses ke pelayanan


higiene perorangan kesehatan

8. Pola Asuh/Perawatan Pelayanan


anggota keluarga kesehatan
KEGAGALAN Sangat SKPG UNTUK MENCEGAH
PRODUKSI dini TERJADINYA MASALAH GIZI

Ketersediaan
Pangan di Cukup
Masy kurang dini
KRISIS Ketersediaan
EKONOMI, Pangan RT Kurang
POLITIK, kurang dini
dll.
Asupan
Pendapatan
Zat gizi
menurun
kurang

Daya beli
menurun
Infeksi
Cegah
SKD: Deteksi, Cegah KURANG
dan Tanggulangi GIZI
1. Marasmus:
 Adalah penyakit kekurangan
energi yang disertai
kekurangan protein
 Marasmus umumnya terjadi
pada bayi (12 bulan pertama)
karena terlambat diberi MP
ASI, penyapihan mendadak,
susu formula encer, infeksi
gastroenteitis.
 Marasmus berpengaruh
jangka panjang terhadap fisik
dan mental yang sukar 5

diperbaiki
2. Kwashiorkor
 Adalah kekurangan protein murni
 banyak tjd pd usia 2-3 tahun yang terlambat
disapih yg mengakibatkan komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama protein
 Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi
energi cukup atau lebih

6
1. Defisiensi primer : kurang makanan krn
kemiskinan
2. Defisiensi sekunder : gangguan
absorpsi/ penggunaan/penyimpanan,
kehilangan secara berlebihan (ex
penyakit katabolik dg demam),
kebutuhan yg meningkat (hamil,
menyusui, growth spurt)
8
 Stunting adalah tinggi badan yang kurang
menurut umur (<-2SD), ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
 Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau
kegagalan pertumbuhan dimasa lalu (1000 HPK =
270 hr kehamilan + 730 hari setelah kelahiran)
dan digunakan sebagai indikator jangka panjang
untuk gizi kurang pada anak.
 Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat badan
sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan.
 Penyebab:
o Genetik Anak2 dari orangtua obes cenderung 3 – 8 x
menjadi obes dibandingkan orangtua dengan BB normal.
o Lingkungan Misal: tidak boleh makan kudapan
sebelum makanan di piring habis  banyak makan
o Psikologi  Makan berlebih akibat respon duka,
kesepian, stress
o Fisiologi  Energi yg dikeluarkan menurun seiring
bertambahnya usia
o Gaya hidup
o Hormon
 Anemia ditandai dengan rendahnya
konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit
nilai ambang batas yang disebabkan oleh:
 Rendahnya produksi sel darah merah
(eritrosit) dan Hb
 Meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis)
 Kehilangan banyak darah  operasi,
penyakit, donor darah, menstruasi
 Penyebab lain terjadinya anemia:
 Defisiensi Fe, karena Fe yang diserap tidak
memadai kebutuhan tubuh
 Rendahnya asupan Fe
 Penurunan bioavailabilitas Fe dalam tubuh
 Peningkatan kebutuhan Fe karena
perubahan fisiologis  kehamilan, proses
pertumbuhan
 Defisiensi zat gizi lain
 Kondisi non gizi
 Kelainan genetik (herediter)
 Status sosial ekonomi
 SKPG  mrp sistem informasi dan
komunikasi yang mengumpulkan data
lapangan yang bersangkutan dengan
kondisi pangan dan gizi yang
berkesinambungan dan diproses menuju
pengambilan keputusan dan intervensi
untuk menanggulangi permasalahan
pangan dan gizi yang terjadi
 Agar masyarakat suatu daerah tidak
mengalami kekurangan penyediaan pangan
dan gizi yang gawat, perlu sistem khusus
dalam jaringan SKPG yang dpt memberikan
peringatan dini (early warning) jika terjadi
gejala2 yang mengancam kondisi kekurangan
pangan dan gizi yang akut dan gawat  SIDI,
merupakan komponen khusus dari SKPG
 Kekurangan energi dan protein dapat
dicegah dengan mengkonsumsi makanan
bergizi
 Sumber protein hewani: susu, daging, ikan,
telur, unggas.
 Sumber protein nabati: kacang-kacangan
 Stunting dapat dicegah sejak dini, sejak ibu
mengandung
 KVA – konsumsi sumber Vitamin A:
Pangan hewani dan nabati, sayuran hijau
tua, sayuran dan buah-buahan berwarna
kuning-jingga
 AGB – konsumsi sumber makanan
hewani (daging, ikan, ayam, telur),
serealia tumbuk, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan buah
 GAKY – konsumsi makanan laut (ikan,
udang, kerang dan ganggang laut),
garam yang difortifikasi iodium.
Semakin jauh tanah dari laut, semakin
rendah kandungan iodium
27
Karbohidrt
Sumber Energi
Lemak
Pertumbuhan &
Mempertahanka Protein
Mineral n Jaringan

Vitamin
Regulasi Proses
dalam Tubuh
Air

Anda mungkin juga menyukai