Anda di halaman 1dari 25

BHD & AKTIVASI

CODE BLUE

{ Oleh: tim code blue RSJD Atma Husada Mahakam


PELAYANAN RESUSITASI
(Standar PAP 3.2)
• Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit.
• Maksud dan Tujuan PAP 3.2
• Pelayanan resusitasi diartikan sebagai intervensi klinis pada pasien
yang mengalami kejadian mengancam hidupnya seperti henti
jantung atau paru. Pada saat henti jantung atau paru maka
pemberian kompresi pada dada atau bantuan pernapasan akan
berdampak pada hidup atau matinya pasien, setidak-tidaknya
menghindari kerusakan jaringan otak.
• Resusitasi yang berhasil pada pasien dengan henti jantung-paru
bergantung pada intervensi yang kritikal/penting seperti secepat-
cepatnya dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup lanjut (advance)
yang akurat (code blue). Pelayanan seperti ini harus tersedia untuk
semua pasien selama 24 jam setiap hari.
• Sangat penting untuk dapat memberikan pelayanan intervensi yang
kritikal, yaitu tersedia dengan cepat peralatan medis terstandar,
obat resusitasi, dan staf terlatih yang baik untuk resusitasi. Bantuan
hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat diketahui ada tanda
henti jantung-paru dan proses pemberian bantuan hidup kurang
dari 5 (lima) menit.
• Hal ini termasuk review terhadap pelaksanaan sebenarnya
• Resusitasi atau terhadap simulasi pelatihan resusitasi di rumah
sakit. Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit
termasuk peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti klinis,
dan populasi pasien yang dilayani (contoh, jika rumah sakit
mempunyai populasi pediatri, peralatan medis untuk resusitasi
pediatri). (lihat PAB 3; KPS 8.1; TKP 9; MFK 8).
• Catatan: seluruh area rumah sakit tempat tindakan dan pelayanan
diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di gedung terpisah
dari gedung rumah sakit.
Elemen Penilaian PAP 3.2
• Ada regulasi pelayanan resusitasi yang tersedia dan diberikan
selama 24 jam setiap hari di seluruh area rumah sakit, serta
peralatan medis untuk resusitasi dan obat untuk bantuan hidup
dasar terstandar sesuai dengan kebutuhan populasi pasien. (lihat
PAB 3, EP 3).(R)
• Di seluruh area rumah sakit bantuan hidup dasar diberikan segera
saat dikenali henti jantung-paru dan tindak lanjut diberikan kurang
dari 5 menit. (W,S)
• Staf diberi pelatihan pelayanan resusitasi. (D,W)
D R C C A B

 Danger : Bahaya.
 Respon : Respon.
 Call For Help : Panggil bantuan.
 Circulation : Sirkulasi.
 Airway : Jalan napas.
 Breathing : Pernapasan.
Pastikan keamanan
– Aman Penolong
– Aman Lingkungan
– Aman Pasien

Menggunakan sarung tangan dan alat pelindung


diri lainnya (jika tersedia)
Cek Respon Korban
Memeriksa respon pasien dengan memanggil, menepuk bahu pasien
atau dengan rangsang nyeri

A  ALERT
V  VERBAL
P  PAIN
U  UNRESPONSIVE
CODE
BLUE..!!!
• Tetap bersama korban, gunakan handphone
untuk panggil bantuan, aktifkan speaker untuk
berkomunikasi dan mendengarkan instruksi
tenaga kesehatan.
Atau
• Jika sendirian tanpa handphone, berteriak
meminta tolong dan ambil AED (jika dapat
tersedia segera) sebelum memulai RJP.

Intra Hospital  Aktivasi sistem emergensi RS dengan


Teriak.. “CODE BLUE, ..!”
AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILLATOR
(AED)
Cek napas dan nadi bersamaan kurang dari 10 detik
 Jika nadi tidak teraba  Beri 30 kompresi dan 2 ventilasi
 Jika nadi teraba  Beri 1 ventilasi tiap 6 detik (10 kali/menit)

Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari


samping trakhea
Atur Posisi :
 Posisi Pasien :
Pasien telentang di atas permukaan
yang keras & datar
 Posisi Penolong :
• Berlutut disamping pasien
• Berdiri disamping tempat tidur
pasien

Perhatian :
Atur posisi penolong agar tangan tetap
tegak lurus dengan dada pasien
 Posisi telapak tangan
Dulu ada ini :...

AHA 2015...
Letakkan tumit telapak tangan pada pertengahan
dada (seperdua bawah sternum) dengan telapak
tangan ditumpuk dengan jari ditautkan.
UPDATED
2015

Push hard and Push fast...


Lakukan kompresi
 Kedalaman minimal 5 cm (tapi tidak
lebih dari 6 cm)
 Kecepatan 100 – 120 kali/menit

30 Kompresi  15-18 detik

Kompresi dengan lengan lurus


Cara Berhitung ?  Pilih cara yang memudahkan, prinsip  1 siklus = 30 : 2
UPDATED
Penolong Awam Tidak Terlatih
(Untrained Lay Rescuer)

 Tidak dianjurkan mengecek nadi


 Dianjurkan kompresi tanpa kombinasi bantuan napas

Hands-Only CPR
(Compression-Only CPR)
Rekomendasi AHA 2015 : Full Chest Recoil
 Meningkatkan alir balik vena
 Meningkatkan aliran darah kardiopulmonal

Hindari bertumpu (leaning) diantara kompresi

5-6 cm
1. Membuka jalan napas
2. Membersihkan jalan napas jika tampak ada benda asing
3. Maneuver look, listen dan feel tidak dikerjakan lagi, kecuali
jika tindakan pemberian napas bantuan tidak menyebabkan paru
terkembang secara baik

Gunakan teknik Jaw Thrust


Head Tilt dan Chin Lift Pada pasien curiga trauma servikal
1. Beri napas 2 kali dengan
volume tidal, dengan teknik:
• Mouth to Mouth
• Mouth to Barrier Device
• Mouth to Nose
• Mouth to Stoma
• Bag Valve Mask
2. Satu hembusan = 1 detik Teknik Mouth to Mouth
Setelah CPR 2 menit  Evaluasi pasien
Bila Nadi (+) Pernafasan (-) :
 Berikan rescue breathing setiap 6 detik (10 x/mnt)
 Tekhnik rescue breathing yang memudahkan, prinsipnya tetap setiap hembusan diberikan
tiap 6 detik
Tekhnik
Airway & Breathing Management
UPDATED

Evaluasi dilakukan tiap 2 menit


AHA 2015 tidak menyebutkan evaluasi tiap 5 siklus

• Jika napas (-) dan nadi (-)  kompresi dan ventilasi 30 : 2


• Jika napas (-) dan nadi (+)  ventilasi 10 kali/menit
• Jika napas (+) dan nadi (+),  lakukan recovery position (pra
hospital)
RJP tidak dilakukan bila
 Tanda-tanda kematian yang jelas
 Kaku mayat
 Lebam mayat
 Kepala terputus
 Badan yang sudah hancur
 Wasiat dari penderita
 Ada permintaan dari keluarga (ahli waris)
 Keselamatan penolong terancam
Kapan RJP di Hentikan
• Adanya denyut nadi dan penderita telah bernafas
• Bantuan telah datang
• Tanda kematian telah jelas
• Penolong kehabisan tenaga
• Bila dilanjutkan akan membahayakan penolong
Cth. Kebakaran di dekat penolong
• Henti jantung lebih dari 30 menit
Kontroversial
Peran Perawat Saat Code Blue
(Sebelum Tim Code Blue Datang)

Perawat 1 :
1. Cek respon pasien
2. Keluar dari kamar (tidak meninggalkan pasien), lalu teriak Code
Blue
3. Kembali ke pasien lalu cek nadi & nafas bersamaan (< 10 detik)
4. Lakukan kompresi jika tidak ada nadi
5. Posisi bergantian dengan perawat yang melakukan A&B
management jika sudah kelelahan
6. Tindakan lanjutkan sampai tim code blue datang
Peran Perawat Saat Code Blue
(Sebelum Tim Code Blue Datang)

Perawat 2 :
1. Setelah mendengar teriakan Code Blue, segera hubungi Sentral
Code Blue “119” dengan cara “Code Blue di Ruangan/Lokasi
kejadian..........”
2. Segera membawa Trolley emergency & oksigen ke tempat
kejadian Code Blue
3. Siapkan BVM dan ambil posisi di atas kepala pasien untuk
melakukan Airway & Breathing Management
4. Posisi bergantian dengan yang melakukan kompresi jika sudah
kelelahan
5. Tindakan lanjutkan sampai tim code blue datang
Komponen :
Sistem Komunikasi & Koordinasi

 Komunikasi Gedung
(Sentral) --> IGD &
Umum
• Operator
mengumumkan
“Code Blue Code Blue
Code Blue di ruangan
/ lokasi kejadian
………... (3x)
ALUR CODE
BLUE

Anda mungkin juga menyukai