Anda di halaman 1dari 32

BANTUAN HIDUP DASAR

PELATIHAN KEPERAWATAN INTENSIF KOMPREHENSIF


HIMPUNAN PERAWAT CRITICAL CARE INDONESIA
JAWA TENGAH
TUJUAN PEMBELAJARAN

• TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti pembelajaran peserta pelatihan diharapkan
mampu memahami tentang tindakan Bantuan Hidup Dasar
(BHD).

• TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pembelajaran peserta pelatihan mampu :
1. Memahami konsep D-R-S-C-A-B
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala henti nafas dan henti
jantung.
3. Mampu melakukan tindakan RJP (resusitasi jantung paru)
pada kasus henti nafas dan henti jantung.
PENGERTIAN

Bantuan Hidup Dasar (BHD)


adalah Serangkaian usaha awal
untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada
seseorang yang mengalami henti
nafas dan atau henti jantung
(Cardiac Arrest).
Adapun tindakan yang dilakukan
adalah dengan melakukan RJP.
Chain of survival (AHA 2020)
ALGORITMA BHD (AHA 2015)

1. D = danger (identifikasi bahaya)


2. R = respons (cek respons korban)
3. S = shout for help (teriak minta tolong)
4. C = compression (Kompresi segera)
5. A = airway (bebaskan jalan nafas)
6. B = breathing (cek pernafasan)
Step 1.
Danger (identifikasi bahaya)

• Unchanged
• Sebelum melakukan pertolongan
pastikan dulu “3A”
1. Aman penolong (gunakan APD : hanscoon,
masker, dll).
2. Aman lingkungan.
3. Aman pasien.
Step 2.
Respons (cek respons pasien/korban)
• Unchanged
• Teriak ‘‘bangun pak/bu’’ atau ‘’buka mata
pak/bu’’ dan tepuk bahu dan/atau beri
rangsang nyeri.
• Alert
• Verbal
• Pain
• Unrespons

• Hati-hati adanya kemungkinan trauma


leher !!!
Step 3.
Shout for help (teriak minta bantuan)
• Updated 2015
Tetap bersama korban, gunakan
handphone untuk memanggil bantuan.
Aktifkan speaker untuk berkomunikasi
dan mendengarkan instruksi dari
tenaga kesehatan
Atau jika sendirian tanpa handphone,
berteriak minta tolong dan ambil AED
(automated external defibrilator) (jika
dapat tersedia segera) sebelum
memulai RJP.
Step 4.
Circulation and Compression (cek nadi & kompresi).

• Updated 2015
Cek nadi dan pernafasan secara bersamaan kurang dari 10
detik.
Jika nadi tidak teraba “berikan kompressi dan ventilasi”
dengan perbandingan 30:2 selama 2 menit.
Jika nadi teraba “beri ventilasi 1 kali setiap 6 detik”.
Kompresi Dada

• Rekomendasi AHA 2015 :


1. Kecepatan kompresi 100-120 x/mnt.
No Kecepatan kompresi ( x / mnt ) Proporsi berkurangnya kedalaman kompresi
(%)

1 100 -119 35
2 120 -139 50
3 > 140 70

2. Kedalaman kompresi minimal 2 inci (5 cm) tapi tidak lebih


dari 2.4 inci (6 cm).
3. Rekoil dada (tulang dada kembali pada posisi normal saat
fase dekompresi).
4. Meminimalkan jeda saat kompresi dada (< 10 detik).
Anjuran Dan Larangan BLS Untuk RJP
Berkualitas Tinggi Dewasa
Penolong Harus Penolong Tidak Boleh
Melakukan kompresi dada pada kecepatan Mengkompresi pada kecepatan kurang dari
100-120 kali per menit. 100 x/ mnt atau lebih dari 120 x/mnt.

Mengkompresi ke kedalaman minimum 2 Mengkompresi ke kedalaman kurang dari 2


inci (5 cm) tidak lebih dari 2,4 inci (6 cm) inci (5cm) atau lebih dari 2.4 inci (6cm).

Membolehkan rekoil penuh setelah setiap Bertumpu diatas dada diantara kompresi
kali kompresi. yang dilakukan.

Meminimalkan jeda dalam kompresi. Menghentikan kompresi lebih dari 10 detik.


Memberikan ventilasi yang cukup (2 kali Memberikan ventilasi berlebihan (misal :
nafas buatan setiap 30 kali kompresi, setiap terlalu banyak nafas buatan atau
nafas buatan diberikan lebih dari 1 detik, memberikan nafas buatan dengan kekuatan
setiap kali diberikan dada akan terangkat. berlebihan).
Bagi Penolong Awam Tidak Terlatih
(Untrained Lay Rescuer)

• Tidak dianjurkan
mengecek nadi.
• Dianjurkan kompresi
tanpa kombinasi nafas
buatan. (kombinasi
kompresi dan ventilasi
membingungkan
penolong awam).
AHA 2015 2020
Ringkasan Langkah-Langkah RJP
Algoritme Henti Jantung
Step 5.
Airway (bebaskan jalan nafas)
• Unchanged
• Manajemen jalan nafas terdiri
dari 2 tahap :
1. Membersihkan jalan nafas
(misal : finger swap).
2. Membuka jalan nafas
[head tilt-chin lift
(trauma), jaw thrus (non
trauma)].
• Penolong awam lebih
direkomendasikan melakukan
manual immobilization
dibandingkan dengan device
immobilization (updated).
Step 6.
Breathing (bantuan nafas)
• Unchanged
• Berikan bantuan nafas 2 kali setiap setelah 30 kompresi
dengan volume tidal cukup (± 500 ml)
• Teknik pemberian bantuan nafas, meliputi :
1. Mouth to mouth
2. Mouth to barier device
3. Mouth to nose
4. Mouth to stoma
5. Bag Valve mask
• Pemberian bantuan nafas harus kurang dari 10 detik.
Evaluasi

• Updated
• Evaluasi dilakukan setiap 2 menit (guideline tidak
menyebutkan setelah 5 siklus).

• AHA 2015 tidak menyebutkan tiap 2 siklus


Jika nafas (-) dan nadi (-) : kompresi dan ventilasi 30:2
Jika nafas (-) dan nadi (+) : ventilasi 10 kali/menit
Jika nafas dan nadi (+) : beri recovery posision
Posisi Pemulihan Post RJP
Algoritme ROSC
Resusitasi Jantung Paru Pada Kehamilan

• Perlu adanya penangan yang bersifat khusus


• Saat hamil :
COP meningkat sebesar 50%
Denyut jantung , isi sekuncup dan keb.oksigen ibu hamil akan naik.
Saat telentang, uterus yang gravid akan menenkan vena kava. inferior,
vena iliaka, dan aorta abdominalis → COP turun 25%.
Penyebab Henti Jantung Pada Ibu Hamil

• Emboli cairan amnion


• Eklampsia
• Sekunder akibat penyakit lain :
Kardiomiopati kongestif
Diseksi aorta
Emboli paru
Perdarahan akibat kehamilan
CPR Pada Ibu Hamil
Posisi RKP Pada Wanita Hamil
• Letakkan
penderita
pada posisi
lateral kiri
Teknik Alternatif Dan Perangkat
Tambahan Untuk CPR
• ITD (Impendance Threshold Device) /atau Perangkat ambang impedensi →
adalah perangkat non-invasif sederhana yang memberikan terapi regulasi
tekanan intratoraks (IPR) selama CPR bantuan hidup dasar atau lanjutan
untuk meningkatkan perfusi. ITD menurunkan tekanan intratoraks selama
fase CPR dengan secara selektif membatasi aliran udara yang tidak perlu ke
dalam dada.
• Vakum ini meningkatkan preload, menurunkan tekanan intrakranial (ICP),
dan meningkatkan aliran darah ke otak dan organ vital.
• Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika dikombinasikan dengan CPR
berkualitas tinggi, ITD:
Menggandakan aliran darah ke jantung 1
Meningkatkan aliran darah ke otak dengan 50% 2
Meningkatkan kelangsungan hidup dari serangan jantung sebesar 25% atau lebih 3
1 Langhelle A, dkk. Resusitasi. 2002;52:39-48.
2 Lurie KG, dkk. Dada. 1998;113(4):1084-1090.
3 Yannopoulos D, dkk. Resusitasi. 2015;94:106-113.
• Perangkat kompresi dada mekanis → bukti yang ada tidak
menunjukkan adanya manfaat dari penggunaan alat ini
dibandingkan kompresi manual pada serangan jantung.
• Kompresor dada mekanis bermanfaat pada kondisi khusus/
atau pada kondisi yang membahayakan penolong. (jumlah
penolong terbatas, RJP berkepanjangan, RJP pada serangan
jantung hipotermik, RJP pada ambulan bergerak, RJP dalam
kumpulan angiografi, RJP saat persiapan ERCP berlangsung).
• Teknik ekstra-korporeal dan perangkat perfusi invasif
Melibatkan kanulasi darurat pada arteri dan vena besar
Proses kompleks
Memerlukan tim yang terlatih
Peralatan khusus
Dukungan multidisiplin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai