Anda di halaman 1dari 94

Slide 6

Rekonsiliasi Fiskal

Dwi Martani
Slide by : Jayu Pramudya
Departemen Akuntansi FEUI

1
Sistematika

1. Pajak Perusahaan

2. Konsep Rekonsiliasi

3. Rincian Item Rekonsiliasi

4. Kasus dan Ilustrasi


Pajak Perusahaan

3
Pajak Perusahaan (1)
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
 Dibayar langsung oleh perusahaan.
• Angsuran pajak (PPh 25).
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/ 29).
 Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22,
23).
 Diungkapkan di Laporan Laba Rugi sehingga
mempengaruhi jumlah beban pajak; serta di
Laporan Posisi Keuangan (Utang pajak atau
Pajak dibayar di muka).

 Kewajiban Memotong Pajak Pihak Lain


(Withholding Tax)
 Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain4
Pajak Perusahaan (2)
 Pajak Lainnya
 PPN
 PPnBM.
 PBB
Dikenakan atas tanah dan bangunan,
dibayar setiap tahun.
 Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB).
Dikenakan pada pembeli saat melakukan
pengalihan hak. menambah harga
perolehan dari tanah dan bangunan
yang dibeli.
 Pajak Daerah (misalkan Pajak Reklame).5
Pajak Perusahaan yang
Diangsur (PPh 25)
 Perusahaan setiap bulan harus
mengangsur pajak.
 Angsuran diperhitungkan dari pajak
tahun sebelumnya (untuk
perusahaan baru ada cara
perhitungan sendiri)
 Angsuran pajak akan dicatat sebagai
pembayaran pajak dimuka dan akan
diperhitungkan dalam pajak akhir
tahun
Pajak Perusahaan Dipotong
Pihak Lain
 Pajak Final
 Tidak boleh diperhitungkan sebagai kredit pajak
dan penghasilan tersebut tidak dimasukkan dalam
SPT.
 Sering tidak dimasukkan dalam pencatatan
sehingga akan dicatat pendapatan sebesar nilai
setelah pajak.
 Misal untuk pendapatan bunga deposito sering
langsung dimasukkan setelah pajak.
 Pajak tidak final
 Potongan pajak dimasukkan sebagai kredit pajak
dan penghasilannya dimasukkan dalam SPT.
 Pajak yang dibayar dicatat sebagai pembayaran
pajak dimuka.
Pajak Penghasilan Pihak
Ketiga
 Pajak yang dipotong bukan
merupakan pajak perusahaan,
melainkan pajak pihak ketiga.
 Pihak ketiga dapat mengkreditkan
pajak yang telah dipotong jika pajak
yang dipotong bukan pajak final.
 Pencatatan yang dibuat saat
memotong pajak
Beban gaji 1.000.000
Utang PPh 21 karyawan
PPN (1)

 PPN dikenakan atas setiap


penyerahan barang kena pajak yang
dilakukan oleh Pengusaha Kena
Pajak.
 PPN dikenakan pada setiap level
distributor
 PPN akan ditambahkan dari harga
jual, sehingga jumlah yang dibayar
oleh konsumen adalah harga jual
ditambah dengan PPN.
PPN (2)

 Ketika melakukan pembelian barang


atau barang yang yang dipergunakan
untuk produksi, perusahaan harus
membayar PPN kepada supplier.
 PPN yang dibayarkan pada saat
pembelian disebut sebagai PPN
masukan.
 Pencatatan yang dilakukan pada saat
melakukan pembelian
Pembelian/ Persediaan 200.000
PPN (3)

 Tidak semua pajak masukan boleh


dikreditkan.
 Jika pajak masukan yang tidak dapat
dikreditkan akan langsung dicatat
menambah harga perolehan aktiva.
 Misalnya PPN masukan atas pembelian
kendaraan direksi.
 PPN yang dibayar oleh perusahaan
adalah selisih atas pajak keluaran
dengan pajak masukan.
PPN (4)

 Pencatatan yang dilakukan pada saat


pengakuan utang:
PPN keluaran 30.000
PPN masukan 20.000
Utang PPN 10.000
 Pencatatan yang dilakukan pada saat
pembayaran utang:
Utang PPN 10.000
Kas 10.000
 Jika PPN masukan lebih besar
perusahaan mengajukan
PPnBM

 Dikenakan hanya satu kali yaitu pada


:
 Produsen penghasil barang mewah.
 Importir barang mewah.
 PPnBM tidak boleh dikreditkan
dengan pajak yang lain.
 PPnBM akan ditambahkan dari harga
jual yang telah ditetapkan oleh
produsen atau importir
 Jumlah pajak yang dibayar oleh
pembeli akan dicatat sebagai utang
Konsep
Rekonsiliasi

14
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaa
n Penyesuaian
Perbedaan diperlukan agar
pembukuan
timbul laba yang
berdasar
terkait diperhitungkan
kebijakan
pengakuan secara akuntansi
akuntansi
pendapatan dapat
perusahaan
dan beban diperlakukan
menyimpan
di laporan sebagai laba atau
g dari
laba rugi. penghasilan kena
ketentuan
perpajakan. pajak.
Rekonsilias Teknik Rekonsiliasi

Rekonsiliasi Pembenaran

Koreksi
melakukan dilakukan
pembenaran terhadap laba
atas setiap item akuntansi,
pendapatan dengan
dan beban melakukan
sehingga sesuai penambahan
i

dengan atau (koreksi


ketentuan positif)
perpajakan.
Di dunia pengurangan
praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih
Metode ini (koreksi
banyak digunakan. Untuk memenuhi
memudahkan negatif), hanya
kebutuhan Catatan Atas Laporan
proses Keuangan,
berdasar
Trade Off Akuntansi -
Perpajakan
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab
akan menarik minat
pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka
akan memprioritaskan
kepentingan ini.
Tingginya
Laba
Di sisi perpajakan
bersifat tidak
menguntungkan, sebab
meningkatkan beban
pajak yang harus
dibayar.
Latar Belakang Perbedaan
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh
otoritas yang berbeda dan dengan tujuan
yang berbeda. Perbedaan antara akuntansi
dan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia
namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
 Apa penyebab BTG.
 Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba,
persistensi return, nilai informasi dari BTG.
 Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk
Kerangka Perbedaan

Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaa
n
Perma Tempor
nen Pajak er
Penelitian:
Book Tax Tangguhan:
 Aktiva/
Gap
Effective Utang
 Beban/
Tax Rate
Macam Perbedaan

Berdasar Sifat

• Positif, bersifat meningkatkan


Penghasilan Kena Pajak (PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.
Berdasar Jangka Waktu

• Temporer, merupakan akibat


berbedanya waktu pengakuan,
namun akan berujung pada hasil
akhir serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan
Langkah Penyesuaian
Perbedaan
Dikuran
Ditamb
gi Ditamb
ah
pengha ah
Laba pengha
silan biaya
akuntan silan
yang non
si yang
bukan deducti
belum
objek ble.
diakui. Dikuran
Ditamb pajak.
Dikuran
gi biaya
Pengha ah gi
deducti
silan biaya pengha
ble
Kena 3M silan
yang
Pajak pengha dikenai
belum
(PKP) silan PPh
dibeban
final. final.
kan.
Rincian Item
Rekonsiliasi

22
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima


oleh badan/ lembaga amil zakat yang disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga
sedarah garis keturunan lurus satu derajat,
badan keagamaan, badan pendidikan, sosial 23
Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

c. Warisan;
d. Harta, termasuk setoran tunai, sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang
diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan
pajak secara final atau WP dengan Norma
Penghitungan Khusus (deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada
orang pribadi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, 24
Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau


diperoleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi,
badan usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang
ditahan; dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik
negara dan badan usaha milik daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah modal yang
disetor; 25
Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh


dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh
anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh
perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat
26
Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu


yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/ atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa
lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan 27
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non


deductible) atas penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan
pribadi pemegang saham, sekutu, anggota atau
anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang
ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha
28
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,


dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar
oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan,
kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang
dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak
yang mempunyai hubungan istimewa; 29
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk


kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungan;
j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang
perpajakan.

30
Non Deductible Expenses Lain
Non
Deductibl
Deductibl
e
ePengobatan secara Penggantian biaya
cuma – cuma bagi
pengobatan.
pegawai.
Makan siang bagi Makan siang bagi
sebagian pegawai. seluruh pegawai.
PPh 21 ditanggung
Tunjangan PPh 21.
perusahaan.
Biaya jamuan
Biaya jamuan tanpa
dilengkapi daftar
daftar nominatif.
nominatif.

31
a. Penghasilan
Penghasilan berupa Dikenai
bunga PPh Finaldan
deposito
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi
penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta
berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur32
Kasus dan
Ilustrasi

33
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (1)

PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak


di bidang wholesaling dan retailing bagi segmen
konsumen bisnis maupun segmen konsumen akhir. PT.
Arkeikum merupakan perusahaan yang 45% sahamnya
dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan
terkait kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan data
yang diperoleh atas laporan keuangan PT. Arkeikum di
tahun 2012.

34
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (2)
Soal :

35
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (3)
Soal :

36
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (4)
Soal :

37
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan
Ilustrasi 6.1
perincian berbagai elemen yang terdapat di laporan
Perseroan Terbatas (5)
keuangan PT. Arkeikum.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual.
Atas jumlah tercantum, terdapat nilai pendapatan sebesar
Rp 650.000.000,00 atas penjualan merchandise Olimpiade
2012 yang diharapkan hanya akan terjadi di tahun
penyelenggaraan event olahraga tersebut.
b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima
barang telah dilakukan.
c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO.
d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp
1.300.000.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan
dan sisanya dalam bentuk bonus tahunan.
e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00
diberikan bagi pegawai dengan level supervisor,
sedangkan sisanya diberikan bagi pegawai dengan level
manajer dan direktur.
f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp
175.000.000,00 diberikan sebagai tunjangan cuti
38
h. Atas biaya jamuan makan, Rp 180.000.000 telah
Ilustrasi 6.1
dilengkapi daftar nominatif penerima secara lengkap.
Perseroan Terbatas (6)
i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran,
meliputi Rp 334.250.000,00 untuk biaya air dan listrik.
Seperempat dari biaya telepon dianggarkan dalam bentuk
penyediaan pulsa bagi Direktur Pemasaran, seperempat
lain dianggarkan atas pembelian perangkat PDA baru bagi
salesperson.
j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi
penyusutan dengan metode garis lurus atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan
nilai tercatat Rp 25.000.000, disusutkan selama 5
tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok
1.
ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar
lapangan, dibeli tahun 2009 dan disusutkan selama 4
tahun dan sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 1.
iii.PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni
tahun 2012, disusutkan dengan masa manfaat 2 tahun,
39
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap,
Ilustrasi 6.1
termasuk pembayaran senilai Rp 786.542.000,00 kepada
Perseroan Terbatas (7)
mantan pegawai yang masih dimanfaatkan jasanya secara
lepas.
m.Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun
30 bulan dan dibayarkan di bulan Januari 2012.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan
dengan metode garis lurus atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
13.850.000.000,00 yang diperoleh tahun 1990 dan
disusutkan dengan masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai
kapitalisasi awal Rp 6.000.000.000,00 yang diperoleh
tahun 2008 dan disusutkan dengan masa manfaat 10
tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke
dalam kelompok 2.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai
kapitalisasi awal Rp 2.400.000.000,00 yang diperoleh
akhir September 2012 dan disusutkan dengan masa
manfaat 6 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan
40
p. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp
Ilustrasi 6.1
3.763.480.000,00 telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak,
Perseroan Terbatas (8)
namun Rp 500.000.000,00 di antara jumlah terlapor
tersebut belum didaftarkan ke BUPLN.
q. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00
merupakan biaya pemasangan sistem keamanan di
kendaraan Direktur Utama.
r. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di
antaranya dialokasikan bagi Direktur Utama.
s. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan
dilaksanakan di luar Indonesia.
t. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal
dari laba ditahan. PT. Arkeikum memiliki proporsi
kepemilikan 35%.
u. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam
bentuk instrumen investasi. PT. Arkeikum memiliki
proporsi kepemilikan 15%.
v. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah
mencatatnya secara netto terhadap pajak di luar negeri
dengan tarif 30%. 41
Ilustrasi 6.1
x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir
Perseroan Terbatas (9)
tahun, dengan nilai pokok pinjaman bernilai tetap
sepanjang tahun.
y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan
rubuh di sekitar perusahaan dan pengadaan sarana
bermain di dalamnya.
z. Biaya lain – lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan
sebagai deductible expense.
aa.Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp
21.750.000.000,00. Perusahaan telah memiliki API atas
impor tersebut.
ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp
631.250.000,00.
iii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
855.750.000,00.
iv.STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk
denda Rp 35.500.000,00.
42
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (10)

Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas
PT. Arkeikum?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di
periode berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode
berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang
seharusnya dibayarkan di periode mendatang?

43
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (11)
Jawaban :
a.

44
Ilustrasi 6.1
Perseroan
Keterangan : Terbatas (12)
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik
bidang pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang
seharusnya dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000

Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi


= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 *
50% * 100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone +
25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone
45
Ilustrasi 6.1
Perseroan
Keterangan : Terbatas (13)
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan
smartphone + 6/12 * 25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone +
12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone

Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) -
(15.625.000 + Penyusutan smartphone)
= 14.375.000

46
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (14)
Jawaban :
a.

47
Ilustrasi 6.1
Perseroan
Keterangan :
Terbatas (15)
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000

Penyusutan bidang G&A menurut fiskal


= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan
kendaraan direktur
= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% *
2.400.000.000
= 750.000.000 + 37.500.000
= 787.500.000
Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal,
sebab telah melewati batas masa manfaat fiskal
selama 20 tahun. 48
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (16)
Keterangan :
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000

Koreksi positif atas biaya royalti


= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan
= 20% / 120% * 660.000.000
= 110.000.000

49
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (17)
Jawaban :
a.

50
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (18)
Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-
netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000

Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000

51
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (19)
Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito *
Tingkat bunga pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga
pinjaman menurut fiskal
= 76.275.000 – 12.000.000
= 64.275.000

52
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (20)

Jawaban :
b.
c.

53
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (21)
Jawaban :
d.

54
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (1)

CV. Pleistosen merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang penyediaan material bagi
perusahaan konstruksi. CV. Pleistosen baru dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak semenjak akhir 2011.
Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan
akuntansinya. Berikut merupakan data yang diperoleh
atas laporan keuangan CV. Pleistosen di tahun 2012.

55
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (2)
Soal :

56
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (3)
Soal :

57
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (4)
Soal :

58
Ilustrasi 6.2
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan
perincian berbagai elemen yang terdapat di laporan
Persekutuan (5)
keuangan CV. Pleistosen.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual.
Atas jumlah tercantum, telah termasuk pula komponen
PPN 10% di dalamnya.
b. Atas nilai retur, di dalamnya telah tercakup pula
komponen PPN 10%.
c. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp
454.735.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan
sisanya dalam bentuk bonus tahunan.
d. Kupon makan siang diberikan kepada pegawai bidang
pemasaran mengingat tugas yang didominasi aktivitas di
luar kantor. Bagi pegawai bidang lain, makan siang
disediakan secara langsung di kantor.
e. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp
75.000.000,00 diberikan dalam bentuk penghargaan bagi
peserta diklat terbaik.
f. Atas biaya jamuan makan, separuhnya tidak dilengkapi
59
daftar nominatif penerima secara lengkap.
Ilustrasi 6.2
h. Atas biaya Persekutuan
perjalanan dinas, Rp(6)
45.000.000,00 di
antaranya diberikan untuk memfasilitasi istri Direktur
Pemasaran dalam mendampingi pelaksanaan perjalanan.
i. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi
penyusutan dengan metode jumlah angka tahun atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli awal Juli 2012 dengan
nilai tercatat Rp 30.000.000, disusutkan selama 5
tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok
1.
ii. Kendaraan A, dibeli awal 2011 dengan nilai tercatat Rp
825.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 2.
iii.Kendaraan B, dibeli akhir 2011 dengan nilai tercatat Rp
550.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 2.
j. Peralatan K3 diberikan bagi pegawai yang bertugas atas
pengantaran material di lokasi konstruksi.
k. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, 60
l. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan
Ilustrasi 6.2
dengan metode garis lurus atas:
i. Gedung X untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi
Persekutuan (7)
awal Rp 9.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2005
dan disusutkan dengan masa manfaat 30 tahun dan
nilai sisa Rp 705.000.000,00.
ii. Gedung Y untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi
awal Rp 2.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010
dan disusutkan dengan masa manfaat 20 tahun.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai
kapitalisasi awal Rp 400.000.000,00 yang diperoleh
tahun 2010 dan disusutkan dengan masa manfaat 4
tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke
dalam kelompok 2.
m.Biaya pembelian kendaraan dibebankan atas pembelian di
akhir September 2012. Kendaraan diperuntukkan bagi
operasional pegawai lapangan.
n. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp
1.175.000.000,00 telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak
dan didaftarkan ke BUPLN, namun Rp 50.000.000,0061 di
antara jumlah terlapor tersebut belum diumumkan dalam
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (8)
p. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, seluruhnya
merupakan biaya overhaul tak tertanggung asuransi
bagi kendaraan Direktur Utama.
q. Atas biaya asuransi gedung, Rp 75.000.000,00
diperuntukkan bagi gedung Y dan sisasnya bagi
gedung X.
r. Atas biaya asuransi kendaraan meliputi Rp.
100.000.000,00 asuransi selama 4 tahun bagi
kendaraan yang baru dibeli dan sisanya bagi asuransi
kendaraan Direktur Utama.
s. Atas PPh final dan retribusi daerah, termasuk pajak
bersifat final yang telah dipotong pihak ketiga
terhadap item – item pendapatan non operasi.

62
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (9)
t. Atas pinjaman konvensional dan deposito yang dimiliki,
berikut merupakan tabel keterangan terkait pokok
deposito dan pokok pinjaman sepanjang tahun berjalan.

u. Atas gaji yang dibayarkan bagi sekutu aktif, termasuk pula


Rp 130.000.000,00 yang seharusnya dibayarkan di
periode lalu.
v. Biaya lain – lain memenuhi ketentuan perpajakan sebagai63
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (10)

w. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:


i. PPh 22 atas impor sebesar Rp 113.500.000,00.
ii.PPh 22 atas pembelian baja dengan nilai
pembelian Rp 23.350.000.000,00.
iii.PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp
79.150.000,00.
iv.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
215.500.000,00.

64
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (11)

Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas
CV. Pleistosen?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di
periode berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode
berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang
seharusnya dibayarkan di periode mendatang?

65
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (12)
Jawaban :
a.

66
Ilustrasi 6.2
Keterangan : Persekutuan (13)
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= Penyusutan HP direktur + Kendaraan A +
Kendaraan B
= 50% * 6/12 * 25% * 30.000.000 + 12,5% *
825.000.000 + 12,5% * 550.000.000
= 1.875.000 + 103.125.000 +
68.750.000
= 173.750.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= 173.750.000 – 240.000.000
= 66.250.000
67
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (14)
Jawaban :
a.

68
Ilustrasi 6.2
Keterangan :
Persekutuan (15)
Penyusutan bidang G&A menurut fiskal
= Penyusutan gedung Y + Kendaraan direktur +
Kendaraan lapangan
= 5% * 2.000.000.000 + 50% * 12,5% * 400.000.000
+ 3/12 * 12,5% * 600.000.000
= 100.000.000 + 25.000.000 + 18.750.000
= 143.750.000
Penyusutan gedung X tidak dapat dibebankan, sebab
pendapatan atasnya akan dikenai PPh bersifat final

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= 476.500.000 – 143.750.000
= 332.750.000 69
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (16)

Keterangan :
Koreksi atas PPh final dan retribusi daerah
= Beban PPh final yang tidak boleh dibebankan
= PPh final atas sewa tanah + PPh final atas sewa
gedung + PPh final atas bunga deposito
= 10% * 240.000.000 + 10% * 793.000.000 +
20%/ 80% * 132.200.000
= 24.000.000 + 79.300.000 + 33.000.000
= 136.300.000

70
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (17)
Jawaban :
a.

71
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (18)
Keterangan :
Skedul pokok deposito dan pokok pinjaman.

72
Ilustrasi 6.2
Keterangan :Persekutuan (19)
Rata – rata pokok deposito
= 3/12 * 1.100.000.000 + 3/12 * 1.000.000.000 +
3/12 * 1.100.000.000
+ 3/12 * 1.100.000.000
= 275.000.000 + 250.000.000 + 275.000.000 +
300.000.000
= 1.100.000.000
Rata – rata pokok pinjaman
= 2/12 * 540.000.000 + 7/12 * 450.000.000 + 3/12 *
590.000.000
= 90.000.000 + 262.500.000 + 147.500.000
= 500.000.000
Rata – rata pokok pinjaman lebih rendah daripada rata
– rata pokok deposito, sehingga biaya bunga pinjaman
tidak boleh membebankan. 73
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (20)
Jawaban :
b.
c.

74
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (21)
Jawaban :
d.

75
Ilustrasi
Kresnadwipayana merupakan6.3 seorang pengusaha
yang memiliki Orang
studio Pribadi (1) kelengkapan
foto dengan
laboratorium fotografi di Kota Denpasar. Gedung studio
foto tersebut baru didirikan pada satu tahun terakhir
setelah sebelumnya Kresnadwipayana hanya
melaksanakan usahanya di rumah tinggal. Usaha
Kresnadwipayana tidak hanya menawarkan jasa
fotografer, rekayasa, dan pencetakan foto sebagai
produk utama, akan tetapi melayani pula pemesanan
pigura khusus yang dibuat secara hand made. Ide
pelayanan pemesanan pigura tersebut diperoleh
Kresnadwipayana ketika membantu pengerjaan tugas
prakarya anak semata wayangnya yang tengah
menjalani masa orientasi SMA. Atas usaha yang
dijalankannya, Kresnadwipayana telah menerapkan
kebijakan pembukuan dengan laporan tahunan sebagai
berikut.
76
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (2)
Soal :

77
Ilustrasi 6.3
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan
Orang Pribadi (3)
perincian berbagai elemen yang terdapat di laporan
keuangan studio foto milik Kresnadwipayana.
a. Atas pendapatan jasa, termasuk jasa foto kartu pegawai
balaikota dengan nilai kontrak sebelum pajak senilai Rp
375.000.000,00. Pengadaan kartu pegawai merupakan
proyek 5 tahunan dari balaikota.
b. Atas gaji dan bonus pegawai tetap, termasuk gaji bagi tiga
orang editor sebesar Rp 20.000.000,00 per tahun, serta
bagi adik ipar Kresnadwipayana sebesar Rp 3.000.000,00
per bulan yang bekerja di posisi serupa.
c. Atas honorarium fotografer lepas, nilai tersebut dicatat
sesuai jumlah kas yang diterima seorang fotografer
profesional lepas secara sekaligus dalam menangani suatu
order khusus.
d. Atas biaya transportasi pegawai, imbalan diberikan dalam
bentuk tunai dan hanya berlaku bagi pegawai yang telah
bekerja selama minimal 3 tahun.
e. Kresnadwipayana melakukan pemotongan PPh 21 atas 78
f. Asuransi gedungIlustrasi 6.3 atas studio foto
meliputi asuransi
dan rumah tinggal Kresnadwipayana yang masing –
Orang
masing memiliki Pribadi
nilai wajar (4)
Rp 1.530.000.000,00 dan
Rp 510.000.000,00. Premi ditetapkan berdasarkan
perbandingan pro rata nilai wajar aset di tahun
berjalan.
g. Biaya penyusutan diakui atas gedung dengan
metode jumlah angka tahun selama 10 tahun dengan
nilai sisa Rp 155.000.000,00. Gedung tidak
mengalami apresiasi nilai wajar dibanding awal
tahun.
h. Sewa gudang dibayarkan kepada pemilik petak di
belakang studio yang dipergunakan sebagai tempat
penitipan material pigura. Pembayaran dilakukan
pada bulan November untuk lima bulan menjelang.
i. Galeri display mini dibuat untuk tujuan eksibisi di
balaikota, namun kemudian dipergunakan kembali
sebagai elemen dekorasi studio. 79
Ilustrasibisnis,
k. Atas biaya perjalanan 6.3 termasuk pula
penggantian Orang Pribadi
tiket kereta bagi istri (5)
Kresnadwipayana
yang mendampingi perjalanan suaminya, senilai Rp
3.500.000,00.
l. Biaya penghapusan piutang dialokasikan untuk foto
tercetak yang belum diambil setelah lewat masa 3
bulan. Kresnadwipayana telah mematuhi ketentuan
perpajakan terkait pengurusannya.
m.Biaya tender foto Karpeg dialokasikan atas
pemberian komisi bagi Kepala Tata Usaha Balaikota
yang mempermudah perolehan proyek foto untuk
kartu pegawai.
n. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp
3.150.000,00.
ii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
10.750.000,00.
80
Pertanyaan (Bersifat independen dan saling lepas antar
keterangan) :
Ilustrasi 6.3
Orang
a. Berapakah pajak Pribadi (6) bayar bagi
kurang (lebih)
Kresnadwipayana di periode berjalan?
b. Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang
seharusnya dibayarkan di periode mendatang?
c. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana
memilih menggunakan metode Norma
Penghitungan Penghasilan Netto dalam melakukan
pemenuhan kewajiban perpajakannya?
d. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana
memiliki sumber penghasilan lain berupa
honorarium sebagai di seminar fotografi tahunan
sebesar Rp 34.125.000,00 netto terhadap PPh 21?
e. Berapakah PPh terutang jika ternyata galeri
display mini tersebut dikerjakan sendiri oleh anak
Kresnadwipayana dan pembayaran diberikan
terhadapnya? 81
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (7)
Jawaban :
a.

82
Ilustrasi 6.3
Keterangan :
Orang Pribadi (8)
Koreksi atas gaji dan bonus pegawai tetap
= Jumlah lebih yang dibayarkan akibat hubungan
istimewa
= 12 * 2.000.000 - 20.000.000
= 16.000.000

Beban honorarium fotografer lepas menurut fiskal


= Kas diterima fotografer + Pemotongan PPh 21
= 85.750.000 + (5% * 50.000.000 + 15% * (X –
50.000.000)
= 85.750.000 + (2.500.000 – 7.500.000 + 15% * X)
= 85.750.000 – 5.000.000 + 15% * X
= 80.750.000 + 15% * X
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri.
Maka persamaan dapat diselesaikan dengan substitusi83
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (9)
Keterangan :
X = 80.750.000 + 15% * X
85% * X = 80.750.000
X = 95.000.000
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri.

Koreksi negatif atas honorarium fotografer lepas


= Honorarium menurut fiskal - Honorarium menurut
akuntansi
= 95.000.000 – 85.750.000
= 9.250.000

84
Ilustrasi 6.3
Keterangan :
Orang Pribadi (10)
Koreksi positif atas asuransi gedung
= Asuransi bagi rumah tinggal yang tidak boleh
dibebankan
= 510.000.000 / (1.530.000.000 + 510.000.000) *
8.500.000
= 510.000.000 / 2.040.000.000 * 8.500.000
= 2.125.000

Penyusutan menurut fiskal


= 5% * 1.530.000.000
= 76.500.000
Koreksi positif atas penyusutan
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan
menurut fiskal
= 250.000.000 – 76.500.000 85
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (11)

Keterangan :
Koreksi positif atas sewa gudang
= Proporsi pembayaran sewa di muka yang tidak boleh
dibebankan
= 3/5 * 25.000.000
= 15.000.000

86
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (12)
Jawaban :
a.

87
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (13)
Jawaban :
b.

88
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (14)
Jawaban :
c.

89
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (15)
Jawaban :
d.

90
Ilustrasi 6.3
Jawaban :
Orang Pribadi (16)
e. Atas galeri display mini yang dikerjakan anak
Kresnadwipayana, maka beban tersebut tetap boleh
dibebankan sebagai beban usaha studio foto. Adapun
atas pembayaran yang diterima anak Krenadwipayana
yang belum dewasa dan belum menikah, maka
penghasilan anak tersebut digabungkan kepada
penghasilan Kresnadwipayana.

91
Ilustrasi 6.3
Jawaban :
Orang Pribadi (17)
f. Atas istri yang bekerja hanya kepada satu pemberi
kerja dengan pekerjaan yang terkait usaha suami,
maka dilakukan penggabungan penghasilan antara
Kresnadwipayana dan istri. Adapun terkait biaya
perjalanan bisnis yang semula tidak boleh dikurangkan
menjadi bersifat boleh dikurangkan, selama dapat
dibuktikan bahwa pendampingan istri selaku akuntan
memang diperlukan dalam perjalanan bisnis tersebut.

92
Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi


Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta:


Penerbit Salemba Empat.

93
Terima Kasih
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau
dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/

94

Anda mungkin juga menyukai