Anda di halaman 1dari 26

PENGENDALIAN RAYAP

Kelompok 9
Amellia Anggraini P23133115003
Mutiara Septia Dini P23133115030
Galuh Pangesti Handayani P23133115017
Silmy Aulia Marhamah P23133115040
Apakah rayap itu?
Rayap adalah serangga sosial dari Ordo Isoptera,
mempunyai pembagian kasta masing-masing adalah
Ratu (Queen), Pekerja (Worker), Prajurit (Soldier)
dan calon Ratu/Raja (Alate / Laron). Satu Koloni
atau Sub-koloni Rayap hanya mempunyai satu (1)
Ratu dengan tugas bertelur, makan dan
mengendalikan koloni melalui sistem hormon
(Pheromone) dari sarangnya
Taksonomi
 Domain : Eukariota
 Kerajaan : Animalia
 Filum : Arthropoda
 Kelas : Insecta
 Ordo : Isoptera
 Family : Mastotermitidae
Termopsidae
Hodotermitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
 Genus : Cryptotermes,Coptotermes
 Spesies : Cryptotermes sp. , Coptotermes curvignatus
Jenis-jenis Rayap
 Rayap Kayu Kering
Ditemukan di kayu kering, biasanya di struktur
timber dari gedung. Jenis rayap ini tidak terlalu
tergantung pada sumber air dan tidak perlu mencari
makanan di dalam tanah.
 Rayap Kayu Lembab
Memakan kayu yang sudah membusuk, misalnya kayu
dari pohon yang sudah jatuh. Jenis yang paling umum
ditemukan di daerah ini. Rayap ini bersarang di tanah
dengan kelembaban rendah.
 Rayap Tanah
Rayap jenis ini adalah serangga sosial dan senang
berkelompok dan membentuk koloni dalam jumlah
sangat besar. Mereka umumnya tinggal di bawah
permukaan tanah dan merusak struktur bangunan tanpa
terdeteksi melalui jalan tersembunyi yang hampir tidak
terlihat di fondasi dinding atau lantai.
Sifat-sifat rayap
 Mengembara secara acak dan kontinyu dalam mencari makan.
 Hidup berkoloni dan saling tergantung.
 Polimorfisme (dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk
dengan tugas yang berbeda).
 Kanibalisme (terutama pada kasta pekerja).
 Membangun terowongan (tunel) menuju sumber makanan.
 Membutuhkan tempat bersarang yang tingkat kelembabannya
tinggi.
 Memakan bahan-bahan yang mengandung selulosa tinggi (kertas,
kayu dll).
 Daya jelajah rayap dapat mencapai 440 m2 dengan ukuran populasi
dalam satu koloni 1.685 juta ekor.
Siklus Hidup Rayap
Telur dari hasil perkawinan sepasang laron betina dan
jantan yang terbang mencari tempat untuk
membentuk koloni baru akan menetas dalam rentang
waktu yang bervariasi tergantung dari jenis (spesies)
rayap. Telur rayap akan menetas setelah 8-11 hari,
telur akan menetas menjadi nimfa, nimfa muda akan
mengalami 8 kali pergantian kulit (moulting) dan
kemudian akan berkembang menjadi rayap dewasa
kasta pekerja, prajurit dan calon laron.
Kasta Rayap
Kasta Rayap
 Di dalam setiap koloni rayap terdapat 3 kasta yang
mempunyai bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya
masing-masing, yaitu : kasta reproduktif (ratu, raja, dan
laron/anai-anai), kasta pekerja dan kasta prajurit.
 Kasta reproduktif yaitu betina (ratu) yang tugasnya
bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina.
 Kasta pekerja adalah memelihara telur dan rayap muda,
membuat serambi sar
 Kasta prajurit tugasnya adalah melindungi koloni terhadap
gangguan dari luar seperti semut dan pemangsa
(vertebrata).
Dampak Rayap Bagi kehidupan
 Menggangu kenyamanan bertempat tinggal
 Menghancurkan dokumen-dokumen berharga
 Menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan
Cara masuknya rayap pada bangunan
 Retakan pada dinding bangunan.
 Adanya penetrasi kayu ke dalam tanah.
 Kontak kayu secara langsung ke dalam tanah.
 Membuat liang kembara pada permukaan dinding,
pipa dsb.
Pencegahan rayap
 Menghindari adanya bahan berkayu di sekitar lahan yang akan digunakan
untuk mendirikan bangunan.
 Bahan berkayu seperti tunggak pohon atau serasah yang ada di lahan
proyek harus dihilangkan karena bisa menjadi sumber infeksi rayap
tanah. (Kurnia, 2005)
 Menggunakan kayu yang awet atau kayu yang telah diawetkan sebagai
bahan bangunan.
 Penggunaan kayu yang awet maupun kayu yang telah diawetkan dapat
mencegah terjadinya serangan rayap. Jenis-jenis kayu yang awet antara
lain adalah kayu jati, ulin, dan merbau namun harganya sangat mahal dan
sulit didapatkan. Sebagai alternatif lain, dapat digunakan kayu yang
sengaja diawetkan. Pengawetan kayu dapat dilakukan dilakukan dengan
memberikan perlakuan secara kimia maupun fisik dengan tujuan
membuat kayu menjadi lebih awet. (Kurnia, 2005)
Pengendalian Rayap
Pengendalian pra-konstruksi dan
pasca-konstruksi
 Perlakuan pra-konstruksi bersifat preventif dengan
melakukan penyemprotan larutan termitisida mulai dari sisi
pondasi banguanan dan permukaan lantai, termasuk
treatment semua struktur kayu yang digunakan untuk
bangunan. Cara ini harus dilakukan bertahap dan perlu kerja
sama yang baik dengan kontraktor pelaksana bangunan
 Sedangkan perlakuan pasca-konstruksi dilakukan untuk
bangunan yang telah berdiri, lebih bersifat in-situ treatment
untuk melokalisir serangan yang sudah ada dan mencegah
serangan baru. Dalam metoda pengendalian rayap terpadu,
monitoring dan evaluasi menjadi sangat penting dan sangat
dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Pengendalian secara kimia
 Penyemprotan
Larutan termitisida disemprotkan pada tanaman yang terserang dengan
menggunakan power spraying.
 Injeksi batang tanaman
Larutan termitisida diinjeksikan pada batang tanaman yang telah terserang tapi
sebelumnya dilakukan pengeboran pada batang tanaman tersebut.
 Penyiraman larutan termitisida di sekitar akar tanaman
Teknik ini bertujuan untuk mencegah rayap masuk ke dalam tanaman.
Sebelumnya dibuat parit dengan jarak 50 cm dari batang dengan kedalaman
parit 15 cm. Setelah itu larutan termitisida sebanyak 2,5-4 liter/meter
dimasukkan ke dalam parit secara merata. (Kurnia, 2005)
 Pembasmian sarang rayap
Termisida yang dipakai untuk teknik ini adalah termitisida cair atau fumigan.
Termitisida ini langsung dimasukkan ke dalam sarang rayap. (Kurnia, 2005)
Pengendalian secara Non-kimia
 Teknik budi daya
Teknik ini dilakukan dari persiapan lahan, pengolahan tanah,
pemilihan jenis tanaman hingga pemeliharaan tanaman. Lahan
sekitar tanaman harus bebas dari sisa kayu atau serasah dan juga
dijaga kelembabannya. (Kurnia, 2005)
 Sanitasi dan pengendalian mekanik
Pengendalian ini dilakukan dengan merusak sarang rayap agar
memudahkan musuh alami rayap untuk masuk. (Kurnia, 2005)
 Pengendalian hayati
Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan musuh alami
dari rayap(predator, parasit dan patogen). (Kurnia, 2005)
Penggolongan
Termitisida
Berdasarkan unsur kimia
 Termitisida organik yang berasal dari tanaman,
seperti pyrethin, nikotin, rotenone.
 Termitisida anorganik yang berasal dari mineral,
seperti boron, arsen, tembaga, seng dan timah.
 Termitiisida sintetis organik yang mengandung
karbon, hidrogen, klorin, fosfor, dan nitrogen.
 Termitisida yang berasal dari mikroorganisme,
seperti virus, jamur, dan bakteri. (Kurnia, 2005)
Berdasarkan cara bekerja
 Sterilants yaitu termitisida yang dapat mencegah
perkembangbiakan rayap.
 Protectans yaitu termitisida yang dapat melindungi bahan dari
serangan rayap.
 Racun perut, yaitu termitisida yang dapat nembunuh rayap melalui
pencernaannya.
 Racun kontak, yaitu termitisida yang dapat membunuh rayap
melalui kontak atau sentuhan.
 Sistemik yaitu termitisuda yang dapat membasmi rayap perusak
melalui darah atau zat cairan pada tanaman.
 Fumigan yaitu termitisida yang dapat mengendalikan rayap melalui
pernapasannya. (Kurnia, 2005)
Berdasarkan bentuk formulasi
 Termitisida mengandung zat kimia murni yang
digunakan sebagai unsur aktif untuk membasmi
rayap. Untuk formulasi termitisida terdiri atas
formulasi padat dan juga formulasi cair. (Kurnia,
2005)
Berdasarkan daya racun
 Daya racun yang dimiliki termitisida sangat beragam.
Dosis termitisida harus diperhatikan agar
pengendalian menjadi efektif, tepat sasaran, dan
relatif tidak merugikan. (Kurnia, 2005)
Berdasarkan cara pemakaian dan
waktu penggunaan
 Cara aplikasi dan waktu penggunaan jenis termitisida
berbeda-beda, dan harus memperhatikan beberapa
faktor antara lain:
 Keadaan tanah dan kandungan unsur organik
 Faktor cuaca seperti suhu, kelembaban, curah hujan,
dan intensitas cahaya.
 Adanya reaksi kimia antara termitisida dengan
lingkungan. (Kurnia, 2005)
Daftar Pustaka
 http://www.rentokil.co.id/pengendalian-rayap/
 http://www.sucofindo.co.id/2/26/31/inspeksi-
dan-audit/190/pengendalian-rayap.html
 http://wwwavisapestcontrol.blogspot.com/p/peng
endalian-rayap-termite-control.html
 http://rahmakesling.blogspot.com/2014/03/penge
ndalian-rayap.html

Anda mungkin juga menyukai