(PENGANTAR AERODINAMIKA)
Prodi D4 Manajemen Transportasi Udara
Semester V
Pendidikan Akademik :
1. SD, Mojokerto (1993)
2. SMP, Pacitan (1996)
3. SMA, Malang (1999)
4. D-3 Teknik Aeronautika AAU (2002)
4. S-1 Teknik Mesin Univ. Widya Gama Malang (2005)
5. S-2 Ilmu dan Teknik Material ITB (2013)
CURRICULUM VITAE
• Bidang Keahlian S1 :
TEKNIK MESIN (Mesin Konversi Energi)
Judul Skripsi :
Analisis Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Engine T56-A-7B, T56-A-
15 dan T56-A-15LFE
• Bidang Keahlian S2 :
ILMU DAN TEKNIK MATERIAL (Komposit)
Judul Thesis :
Pengaruh Oksida Grafit Terhadap Sifat Mekanik dan Mampu
Bakar Komposit Epoksi
CURRICULUM VITAE
• Pendidikan Militer dan Kursus Kedinasan:
10
Aerodinamika
Aero = udara ; dinamika = gerakan.
11
Cara Pengkajian Aerodinamika
Aerodinamika
Eksperimental
Aerodinamika
Komputasional
12
Pembagian Ilmu Aerodinamika
13
HUKUM
NEWTON I ∑Fv=0, ∑Fh=0, ∑Mcg=0
(THE LAW OF INERTIA)
HUKUM NEWTON II
THE (LAW OF ACCELERATION) F=m.a
HUKUM
PERGERAKAN
UDARA
HUKUM
NEWTON III
(THE LAW OF REACTION)
Faksi = - Freaksi
Hukum Newton I / Hukum Kelembaman /The Law of
Inertia / The Law of Equillibrium).
Jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
benda sama dengan nol, maka benda tersebut dalam
keadaan diam dan akan tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap.
Fv = 0
FH = 0
WEIGHT 10000 lbs
MCG = 0
15
GROUND FORCE 10000 lbs
Pesawat On Ground, diam
Hukum Newton I / Hukum Kelembaman /The Law of
Inertia / The Law of Equillibrium).
THRUST DRAG
4000 lbs 4000 lbs
THRUST DRAG
6000 lbs 4000 lbs
THRUST DRAG
2000 lbs 4000 lbs
18
Hukum Newton III / Law of Reaction
Bila sebuah benda A mengerjakan gaya pada benda B ,
maka benda B juga akan mengadakan reaksi pada benda A
yang sama besarnya tapi arahnya berlawanan.
19
Komposisi Atmosfer
Nitrogen = 78%
Oksigen = 21 %
Gas Lain = 1%
• Komposisi ini stabil hingga 50 NM
di atas permukaan laut
• Tekanan menurun seiring
peningkatan ketinggian
23
Variabel-variabel dasar Aerodinamika
Tekanan Udara
Temperatur Udara
Kelembaban Udara (Humidity)
Kecepatan aliran.
Questions :
Lower Surface
Mean Camber Line . Garis lengkung yang ditarik diantara Lower dan Upper Surface
(permukaan bawah dan atas).
Max. Thickness. Jarak yang terbesar antara Upper Surface dan Lower Surface.
Max. Camber. Jarak yang terbesar antara Mean Camber Line dengan Chord Line.
Lift. Komponen Aerodynamic Force yang tegak lurus dengan Relative Wind. 35
C AR= b/c
AR = b2/S
b
^= Sweep Angle ( ) 0
MAC
MAC = Mean Aerodinamic
Chord
BAGIAN-BAGIAN UTAMA PESBANG
Landing Gear
CONTROL SURFACES
Untuk melaksanakan gerakan pesbang maka perlu menggerakan
salah satu atau ketiga macam control surface yg ada di pesbang.
Control Surface tersebut terdiri dari :
Rolling Moment
X
CG
Longitudinal Axis
Yawing Moment
Vertical Axis
Laminar and turbulent flow
GAYA ANGKAT (LIFT)
The lift force is generated by a small pressure differential between the
upper and lower surfaces of the wing, caused by the aerodynamic
reaction to the wing motion through the atmosphere. The magnitude of
the pressure differential, and the consequent momentum applied to the
airflow, is generally dependent on the speed of the aircraft, the angle of
attack and the physical characteristics of the wing. The wing centre of
pressure moves fore and aft in response to changes in the aerodynamic
reaction, thereby introducing pitching moments that affect the aircraft's
trim. Drag induced by the generation of lift is modified by the plan form,
the twist and the aspect ratio of the wing. Ailerons, flaps, and other lift
and drag changing devices are fitted to the wing for control and
performance purposes.
LIFT GENERATION
L = ½ .ρ .V2.S.CL
GAYA-GAYA AERODINAMIKA
Diagram CL vs AOA
TERJADINYA STALL
DEEP STALL
Guided Tours
Activities:
• Sources of Drag:
• Inlet:
BOUNDARY LAYER
GAYA HAMBAT (DRAG)
• Pada pesawat terbang dgn kecepatan Subsonic akan terjadi 2 macam drag
yaitu Parasite Drag &Induced Drag. Sedangkan untuk pesawat super
sonic akan terjadi Wave Drag.
• Parasite Drag (Dp) adalah drag yg ditimbulkan oleh bagian-bagian
pesawat yg tdk menghasilkan Lift. Terdiri dari Form Drag, Skin Friction
Drag dan Interference Drag. Seluruh drag ini besarnya sangat tergantung
dari kecepatan aliran arus udara. Semakin cepat aliran udara besarnya
drag semakin besar pula.
• Aeroprofile Drag (Wing Drag). Drag yg dihasilkan oleh sayap pesawat
atau benda di pesawat terbang yg menghasilkan Lift, yg besarnya
merupakan komponen dari Aerodynamics Force (Total Reaction) yg sejajar
dgn Flight Path (Relative Wind).
• Induced Drag (Di). Drag yg ditimbulkan oleh arus udara yg mengalir di
sayap pesawat terbang.
INDUCED DRAG
KLASIFIKASI AIRFOIL
• Klasifikasi airfoil digunakan untuk menunjukkan macam atau
bentuk sebuah airfoil dgn cara memberi penomoran airfoil,
utk penomoran ini beberapa negara produksi pesbang
membuat aturan sendiri.
• Inggris : RAF RAE mis: RAE 15, 31, 32, 40 , dsb
• Jerman : PD I Gonttingen
• Amerika (1926) : Clark Y
• Setelah tahun 1935 digunakan tanda-tanda yg dikeluarkan
oleh National Advisory Committee for Aeronautics (NACA)
SISTEM PENOMORAN NACA
• A. NACA Sistem 4 Angka (Four digit series)
• 1) Angka pertama menunjukkan camber maksimum dan dinyatakan dalam
% dari panjang Chord
• 2) Angka kedua menunjukkan lokasi camber maks. Dari LE dan dinyatakan
dalam persepuluh prosen dr panjang Chord
• 3) Dua angka terakhir menyatakan tebal Airfoil dan dinyatakakan dlm
prosen dr panjang Chord
• Contoh :
• NACA 1412 :
1 Camber max. = 1% Chord
4 Jarak Camber max. dr LE = 40 % Chord
12 Tebal Maximum = 12% Chord
SISTEM PENOMORAN NACA
• B. NACA Sistem 5 Angka (Five digit series)
• 1) Angka pertama menunjukkan 3/2 CL yg direncanakan : CL pd sudut
optimal (1/10) camber max. dlm % dr Chord
• 2) Angka kedua dan ketiga bersama-sama menunjukkan 1/2x camber
maks. Dari LE dan dinyatakan dalam prosen dr panjang Chord Line
• 3) Dua angka terakhir menyatakan tebal Airfoil dan dinyatakan dlm prosen
dr panjang Chord Line
• Contoh :
• NACA 23012 :
2 CL optimal = 2 x 3/2 x 1/10 = 0,3
30 Jarak Camber max. dr LE = ½ x 30% = 15%C
12 Tebal Maximum = 12% C
BILANGAN REYNOLD
• Bila þ dan µ tetap, ternyata aliran udara Laminar akan berubah
menjadi Turbulent (aliran pusar) pd suatu kecepatan tertentu.
• Bila aliran udara melewati suatu benda, dapat disimpulkan
bahwa kecepatan tsb adalah:
• A. Berbanding lurus dgn density udara.
• B. Berbanding lurus dgn kecepatan udara.
• C. Berbanding lurus dgn ukuran/panjang benda
• D. Berbanding terbalik dgn koef. Viskositas
• RN = þ . V . L
• µ
WING TIP VORTICES
• Diluar ujung sayap terjadi aliran udara dr bawah sayap keatas
sayap. Sedangkan bila pesawat itu sdg terbang, akan ada
aliran udara ke belakang. Kedua aliran udara ini didaerah TE
dr ujung sayap saling bertemu dan menghasilkan pusaran
udara (Vortex), pusaran pada ujung sayap ini dinamakan Wing
Tip Vortices. Vortex ini tdk dpt dihilangkan, yg dapat
diusahakan ialah memperkecil pengaruhnya dengan jalan
memperpanjang sayap serta membuat ujung sayap berbentuk
Tirus (Tapered wing)
WING TIP VORTICES