Anda di halaman 1dari 23

KOLABORASI DALAM

KEPERAWATAN

Oleh Kelompok 3 :
Febriyanti Zulyani
Ratih Dwi Lestari
Rafni Pamela Sari
Rizma Adlia
VAnia R.S
PENDAHULUAN
 Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah
bekerja bersama khususnya dalam usaha
penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukanan oleh Gray
(1989) menggambarkan bahwa kolaborasi
sebagai suatu proses berfikir dimana pihak
yang terklibat memandang aspek-aspek
perbedaan dari suatu masalah serta
menemukan solusi dari perbedaan tersebut
dan keterbatasan padangan mereka terhadap
apa yang dapat dilakukan.
 American Medical Assosiation (AMA), 1994,
kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah
proses dimana dokter dan perawat
merencanakan dan praktek bersama sebagai
kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkup praktek mereka
dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk merawat individu, keluarga
dan masyarakat
Kolaborasi (ANA, 1992)
Hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien

 - Diskusi tentang diagnosa

 - Kerjasama dalam asuhan kesehatan

 - Saling berkonsultasi atau komunikasi

 - Masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya


Kolaborasi menurut Virginia
Henderson, 1991

 Kerjasama antara tenaga kesehatan (Dokter, Perawat,


tenaga kesehatan lain) dengan pasien dan keluarganya
untuk mencapai tujuan

 Ada elemen esensial dalam respek yang bermutu:


kekuatan dan kontrol

 Proses yang dinamis dan interaktif dengan pasien

 Ada koordinasi dan kooperatif antara tenaga kesehatan


dan pasien
Rumah Sakit
Dokter Perawat Ahli gizi

Fokus klien/
dll
pasien
Laboratorium

Administrasi Radiologi IPS


Tim ?

Suatu kelompok yang didirikan guna


mencapai tujuan yang spesifik
Dokter Perawat

Kolaborasi

Medis Keperawatan
Tim keperawatan akan sukses
jika seluruh anggotanya
menjadi “ Perawat yang baik “

“ Perawat yang baik ” dapat bekerja sesuai


dengan:
 harapan dan kebutuhan klien

 standar praktek

 standar kerja
“ Perawat yang baik “ dapat
melakukan pelayanan
keperawatan yang bermutu

Siapa yang menilai ?

- Konsumen internal

- Konsumen eksternal
Baqaimana membuat
seseorang menjadi:
“ Perawat yang baik “

Kerja keras dari:

- Individu sendiri

- “ Peer group “

- Pembinaan pihak manajemen


Rumah Sakit mempunyai Tim
Kerja

 Tim satu disiplin ilmu:

- Tim Perawat
- Tim dokter
- Tim administrasi
- dll

 Tim multi disiplin :

- Tim operasi
- Tim nosokomial infeksi
- dll
Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus
bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting
untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi :

• Kerjasama
• Asertifitas
• tanggung jawab
• Komunikasi
• Otonomi
• koordinasi
Dasar-dasar kompetensi
kolaborasi :
Komunikasi

Respek dan kepercayaan

Memberikan dan menerima feed back

Pengambilan keputusan

Manajemen konflik
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner
dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team :

 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan


menggabungkan keahlian unik profesional.
 Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber
daya
 Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
 Meningkatnya kohesifitas antar profesional
 Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,
 Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan
memahami orang lain.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada
beberapa kreiteria yaitu
(1) adanya rasa saling percaya dan menghormati,
(2) saling memahami dan menerima keilmuan masing-
masing,
(3) memiliki citra diri positif,
(4) memiliki kematangan profesional yang setara (yang
timbul dari pendidikan dan pengalaman),
(5) mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan
(6) keinginan untuk bernegosiasi (Hanson & Spross,
1996).
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :
 Semua profesi mempunyai visi dan misi yang
sama
 Masing-masing profesi mengetahui batas-
batas dari pekerjaannya
 Anggota profesi dapat bertukar informasi
dengan baik
 Masing-masing profesi mengakui keahlian dari
profesi lain yang tergabung dalam tim.
Model Praktek Kolaborasi :
 Interaksi Perawat-Dokter, dalam
persetujuan pratek
 Kolaborasi Perawat – Dokter, dalam
memberikan pelayanan
 Tim Interdisiplin atau komite
Model praktek kolaborasi
 Interaksi Perawat – Dokter, dalam persetujuan
praktek

 Kolaborasi Perawat – Dokter, dalam


memberikan pelayanan

 Tim interdisiplin atau komite


Perawat sebagai kolaborator
 Perawat berkolaborasi dengan:

- Klien
- “ peer group “
- Tenaga kesehatan lain

 Kolaborasi sangat penting dalam praktek 


memperbaiki hasil

 Perawat perlu akuntabilitas dan otonomi dalam


praktek  memerlukan pendidikan yang lebih baik

 Memahami sistem pelayanan terintegrasi dengan


fokus kebutuhan kliens
Keuntungan pelayanan
kolaborasi
 Lebih profesional
 Pelayanan lebih terfokus
 Proses pengambilan keputusan lebih baik
 Setting tujuan lebih bermutu
 Menunjang pengorganisasian therapeutik
lebih baik
 Menurunkan lama hari rawat (LOS)
 Pengembangan interdependensi profesi
 kenyamanan kerja/lingkungan yang
kondusif
 Lebih terintegrasi dan komprehensif
KESIMPULAN

 Untuk mencapai pelayanan yang efektif


maka perawat, dokter dan tim kesehatan
harus berkolaborasi satu dengan yang
lainnya.
 Kolaborasi yang efektif antara anggota
tim kesehatan memfasilitasi
terselenggaranya pelayanan pasien yang
berkualitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai