Anda di halaman 1dari 19

PENYETELAN AUTORCLOSER & SYNCHROCHECK,

OVERLOADSHEDING DAN KOPEL

Training Sistem Proteksi Jawa-Bali


PT. PLN (Persero) UBS Region Jawa Timur dan Bali

12 – 15 Juni 2001
AUTORECLOSER

Prioritas Pengoperasian A/R


SUTT yang tidak memenuhi kriteria keandalan N-1, SUTT yang
memasok kawasan industri yang memerlukan keandalan
tinggi dan SUTT dengan frekuensi gangguan temporer yang
tinggi
SUTT sirkit tunggal radial atau looping
SUTT sirkit ganda radial atau looping.

Pola Penerapan A/R


 Inisiate oleh gangguan satu phasa ke tanah.
 Single shot.
 A/R cepat untuk 1 (satu) fasa.
 A/R lambat untuk 3 (tiga) fasa.
AUTORECLOSER

SUTT Yang Tersambung ke Pembangkit


 A/R untuk SUTT yang kedua sisi tersambung ke
Pembangkit maka pola yang dipilih TPAR (inisiate
gangguan 1ph) dengan seting dead time lebih lama.
 SUTT yang hanya satu sisi tersambung ke pembangkit
maka pola yang dipilih TPAR dengan pola S/C di sisi
pembangkit diseting DL/LB out.
AUTORECLOSER

Pengoperasian High Speed A/R (A/R cepat)

1. A/R cepat untuk 1 fasa, 3 fasa atau 1+3 fasa


2. Pengoperasian high speed A/R 3 (tiga) fasa :
a. pertimbangan stabilitas
b. pertimbangan tegangan lebih transien.
c. tidak membahayakan turbin/generator
3. Siklus kerja (duty cycle) dari PMT harus sesuai u/ A/R cepat.
4. Sistem proteksi di kedua ujung sal. bkrj pd basic time/ inst.
AUTORECLOSER

Penerapan A/R cepat 1 fasa


Dapat diterapkan pada konfigurasi atau sistem berikut :
SUTET
SUTT jaringan radial sirkit tunggal atau ganda.
SUTT jaringan looping sirkit tunggal atau ganda.

Penerapan A/R cepat 3 fasa


Dapat diterapkan pada konfigurasi atau sistem berikut :
SUTT jaringan radial sirkit tunggal atau ganda.
SUTT jaringan looping sirkit tunggal atau ganda.
Catatan :
Harus dilengkapi dengan relai synchro check atau relai lain
(rele daya) yang dapat berfungsi untuk memastikan bahwa
kondisi sinkron pada PMT yang akan reclose masih dipenuhi
AUTORECLOSER

Pengoperasian A/R lambat tiga fasa


Hanya untuk tiga fasa
Pengoperasian A/R cepat tiga fasa menghadapi kendala
seperti yang diuraikan sebelumnya
Harus dilengkapi dengan relai synchro check atau
relai lain (rele daya) yang dapat berfungsi untuk
memastikan bahwa kondisi sinkron pada PMT yang akan
reclose masih dipenuhi

Penerapan A/R lambat 3 (tiga) fasa


Dapat diterapkan pada konfigurasi atau sistem berikut :
SUTT jaringan radial sirkit tunggal atau ganda.
SUTT jaringan looping sirkit tunggal atau ganda.
AUTORECLOSER

Kriteria Seting A/R


 Tahap awal : A/R diseting untuk inisiate gangguan 1 (satu)
fasa ke tanah.
 Selanjutnya : A/R diseting 1p+3p
 TPAR dipilih jika PMT tidak bisa digunakan untuk SPAR.
INSTANT
OF FAULT
Operates Resets

PROTECTION
OPERATING
TIME

Trip coil Contacts Arc Contacts Closing circuit Contacts Contacts


energized separate extinguishe Fully open energized make Fully
d clossed
TRANSIENT
FAULT
CIRCUIT
BREAKER

OPENING ARCING CLOSSING


TIME TIME TIME

OPERATING DEAD TIME


TIME
SYSTEM DISTURBANCE TIME
Operates Resets Reclose Operates Resets
on to fault

PROTECTION

OPERATING
TIME Trip coil Contacts Arc Contacts Closing circuit Contacts Contacts Contacts Arc Contacts Fully open
PERMANENT energized separate extinguishe Fully open energized make Fully clossed Separate Extinguishe Circuit breaker locks
FAULT d d out

CIRCUIT
BREAKER

OPENING ARCING CLOSSING


TIME TIME TIME
Trip coil
OPERATE DEAD TIME energized
TIME Relay ready to respond
Reclose initiated to further fault incidents
by protection (after successful
reclosure)
AUTO-RECLOSE
RELAY

DEAD TIME CLOSING


PULSE TIME

RECLAIM TIME

TIME
AUTORECLOSER

Setting A/R
Dead time SPAR
 Lebih kecil dari seting discrepancy dan seting GFR
 Lebih besar dari operating time pmt, waktu reset mekanik
pmt, dan waktu pemadaman busur api + waktu deionisasi
udara.
 Tipikal set 0.5 s/d 1.0 detik.

Reclaim time SPAR & TPAR:


Memberi kesempatan pmt untuk kesiapan siklus O-C-O
berikutnya.
Tipikal 40 detik.
AUTORECLOSER
Koordinasi Seting A/R Dengan OLS dan OCR

Pada saat gangguan


t
OCR harus bekerja
lebih cepat dari OLS
OLS diseting
t2In-OCR
maksimum 1 detik
lebih cepat dari
seting OCR pada 2
OLS In.
tols
OCR Dead time TPAR
diseting lebih cepat
1.1 In 2In In dari OLS (tols)
AUTORECLOSER

Dead time untuk TPAR :


Diseting lebih cepat dari OLS (tols)
Lebih besar dari operating time pmt, waktu reset mekanik
pmt, & wkt pemadaman busur api+waktu deionisasi udara.
Tipikal set 3 s/d 60 detik.
Seting berbeda di kedua sisi.

Seting Dead time TPAR berbeda untuk kedua sisi :


Untuk sumber di kedua sisi maka sisi dengan fault level
rendah reclose terlebih dahulu baru kemudian sisi
lawannya.
Untuk sumber di satu sisi (radial double sirkit) bila tidak
terdapat S/C untuk operasi manual yang terpisah dari S/C
untuk A/R maka untuk keperluan manuver operasi, reclose
pertama dapat dilakukan dari sisi sumber.
SYNCHROCHECK

Kriteria Seting SynchroCheck


Sumber di kedua sisi :
 Di sisi dengan fault level rendah S/C diset dengan DL/LB
IN dan LL/DB IN.
 Di sisi dengan fault level tinggi S/C diset dengan DL/LB
OUT dan LL/DB IN.

Sistem radial double sirkit


Bila tidak terdapat S/C untuk operasi manual yang terpisah
dari S/C untuk A/R maka untuk keperluan manuver
operasi, seting S/C dapat dilakukan sbb :
 Di sisi sumber S/C diset dengan DL/LB IN dan
LL/DB IN
 Di sisi lainnya S/C diset dengan DL/LB IN dan
LL/DB IN
OverLoadShedding

Tujuan Penerapan OLS :


Menghindari dampak pemadaman meluas pada saat terjadi
gangguan.
Meminimalkan besarnya pemadaman beban dengan
membuang sebagian beban yang dapat dipilih (diprogram).
Mengurangi kerugian akibat adanya pemadaman beban.

Prinsip Kerja Sistem OLS :


Mendeteksi adanya arus lebih yang melampaui batasan
setting dengan kurun waktu tertentu pada trafo atau
penghantar yang dimonitor.
Meneruskan indikasi arus lebih tersebut ke triping coil untuk
membuka Pmt trafo atau Pht.
Membuka Pmt yang dimaksudkan untuk mengurangi beban
sampai pada batas aman sesuai kemampuannya.
OverLoadShedding

Menghindari OLS salah kerja


 Dibuat and-gate dengan kondisi-kondisi lain, misalnya di
and-gate dengan kondisi CB open, arah arus dsb.
 Membagi waktu tunda disisi kirim dan disisi penerima, pada
pelepasan beban dengan menggunakan fasilitas
telekomunikasi (intertriping).
 Menggunakan dua saluran komunikasi yang berbeda dengan
sistem and-gate.
OverLoadShedding

Setting OCR Untuk Pola OLS :


 Umumnya setting untuk OLS adalah 1,1 dari arus nominal (
IN ), dengan waktu tunda antara 3 - 6 detik, lebih cepat dari
kerjanya over current relai.
 Pada penghantar yang mengaktifkan A/R, setting waktu
tunda OLS ha rus lebih besar dari setting A/R
 Setting waktu tunda dapat dibuat bertahap sesuai
kebutuhannya.
OverLoadShedding

No Lokasi GI Instalasi Operasi


I. Area-1
1. Gandul IBT 500/150 kV, 2x 500 MVA 30-08-‘98
2. Petukangan SUTT 150 kV Gandul skt-1/2 ?
3. Cengkareng SUTT 150 kV Durikosambi skt-1/2 ?
4. Senayan SKTT 150 kV Petukangan skt-1/2 ?
5. Mampang SKTT 150 kV Senayan skt-1/2 ?
6. Cawang SUTT 150 kV Gandul skt-1/2 ?
7. Gambirlama SKTT 70 kV Pulogadung skt-1/2 ?
8. Pulomas SUTT 70 kV Pulogadung skt-1 ?
9. Gunung Salak SUTT 150 kV Bogorbaru skt-1 14-07-‘98
10. Bogorbaru-150 SUTT 150 kV Cibinong skt-1/2 ?
11. Bogorbaru-70 IBT 150/70 kV 2x 100 MVA Rencana ?
12. Ciawi SUTT 70 kV Bogorbaru skt-1/2 Rencana ?
OverLoadShedding

No Lokasi GI Instalasi Operasi


II. Area-2
1 Bdg.Selatan IBT 500/150 kV, 2x 500 MVA 11-08-‘98
2 Cigereleng SUTT 150 kV B. Selatan skt-1/2 12-08-‘98
3 Cianjur SUTT 150 kV Bogorbaru skt-1/2 ?
4 Tasikmalaya SUTT 150 kV Garut skt-1/2 ?
5 Sunyaragi SUTT 150 kV Rancaekek skt-1/2 ?
6 Drajat SUTT 150 kV Garut & Kamojang skt-1/2 ‘10-08-‘98
III. Area-3
1. Ungaran IBT 500/150 kV, 2x 500 MVA 13-12-‘97
2. Kaliwungu SUTT 150 kV Krapyak skt-1/2 16-02-‘98
3. Bringi SUTT 150 kV Jelok & Mojosongo skt-1/2 28-07-‘98
4. Weleri SUTT 150 kV Kaliwungu skt-1/2 Rencana ?
OverLoadShedding

No Lokasi GI Instalasi Operasi


IV. Area-4 & Bali
1. Srb. Barat IBT 500/150 kV, 2x 500 MVA 15-12-‘97
2. Banaran-150 SUTT 150 kV Mojoagung skt-1/2 ?
3. Banaran-70 IBT 150/70 kV 2x 35 MVA ?
4. Kertosono SUTT 70 kV Sekarputih skt-1/2 ?
5. Manisrejo IBT 150/70 kV 2x 35 MVA ?
6. Paiton IBT 500/150 kV, 2x 500 MVA 22-08-‘98
7. Mojoagung SUTT 150 kV Sekarputih skt-1/2 ?
8. Sekarputih SUTT 150 kV Srb.Barat & Balungbendo ?
9. Kraksaan SUTT 150 kV Paiton skt-1/2 ?
10. Probolinggo SUTT 150 kV Kraksaan skt-1/2 ?
11. Gilimanuk SKLTT 150 kV Banyuwangi skt-1/2 ?
Kopel

Penyetelan OCR di Kopel


1. Karakteristik SI, waktu tunda 1.5 detik pada arus h.s.
3phasa maksimum
2. IsetOCR = 1,2 X In busbar
3. Jika peralatan lain dibawah kemampuan In busbar,
maka Iset OCR = 1.2 x In peralatan tersebut. Namun
demikian jika pola operasi memungkinkan distribusi
arus melalui kopel lebih besar dari Iset OCR kopel
dan masih dibawah In busbar, maka harus
diprogramkan untuk penggatian peralatan tersebut
sesuai kemampuan In busbar

Anda mungkin juga menyukai