Anda di halaman 1dari 45

Analisis Rangkaian

Listrik
Di Kawasan Waktu
Hukum, Kaidah, Teorema Rangkaian
Hukum-Hukum Dasar
Pekerjaan analisis rangkaian listrik
berbasis pada
dua Hukum Dasar yaitu
1. Hukum Ohm
2. Hukum Kirchhof
Hukum Ohm
Relasi Hukum Ohm

v  iR
resistansi
• Resistansi konduktor
– Suatu konduktor yang memiliki luas penampangn merata,
A, mempunyai resistansi R

l  : resistivitas bahan konduktor


R dengan satuan [.mm 2 / m]
A l : panjang konduktor dengan satuan [m]
A : luas penampang konduktor dengan satuan [mm 2 ]
CONTOH:
Seutas kawat terbuat dari tembaga dengan resistivitas 0,018 .mm2/m. Jika kawat ini
mempunyai penampang 10 mm2 dan panjang 300 m, hitunglah resistansinya. Jika
kawat ini dipakai untuk menyalurkan daya (searah), hitunglah tegangan jatuh pada
saluran ini (yaitu beda tegangan antara ujung kirim dan ujung terima saluran) jika arus
yang mengalir adalah 20 A. Jika tegangan di ujung kirim adalah 220 V, berapakah
tegangan di ujung terima? Berapakah daya yang diserap saluran ?

Diagram rangkaian adalah:


Vsaluran
Saluran kirim R l 0,018  300
Resistansi saluran kirim : R    0,054 
A 10
Sumber i
220 V
+ i
Beban Karena ada saluran balik, Rsaluran  2  0,054  0,108 
 R i = 20 A
Saluran balik
Saluran dialirai arus 20 A, terjadi tegangan jatuh antara sumber dan beban :
Vsaluran  iRsaluran  20  0,108  2,16 V

Tegangan di beban  tegangan sumber  tegangan jatuh di saluran :


vterima  220  2,16  217,84 V

Daya yang diserap saluran, merupakan susut daya di saluran


p saluran  i 2 R  (20) 2  0,108  43,2 W
Hukum Kirchhoff
Sebelum kita lanjutkan meninjau hukum Kirchhoff,
ada beberapa istilah yang perlu kita fahami

Terminal : ujung akhir sambungan piranti atau rangkaian.


Rangkaian : beberapa piranti yang dihubungkan pada terminalnya.
Simpul (Node) : titik sambung antara dua atau lebih piranti.
Catatan : Walaupun sebuah simpul diberi pengertian sebagai sebuah
titik tetapi kawat-kawat yang terhubung langsung ke titik simpul itu
merupakan bagian dari simpul; jadi dalam hal ini kita mengabaikan resistansi
kawat.
Simpai (Loop): rangkaian tertutup yang terbentuk apabila kita berjalan mulai
dari salah satu simpul mengikuti sederetan piranti dengan melewati tiap
simpul tidak lebih dari satu kali dan berakhir pada simpul tempat kita mulai
perjalanan.
Ada dua hukum Kirchhoff, yaitu
1. Hukum Tegangan Kirchhoff
2. Hukum Arus Kirchhoff
Formulasi dari kedua hukum tersebut adalah sebagai berikut:

• Hukum Arus Kirchhof (HAK) -Kirchhof's Current Law (KCL)


– Setiap saat, jumlah aljabar arus di satu simpul adalah nol

• Hukum Tegangan Kirchhof (HTK) Kirchhof's Voltage Law (KVL)


– Setiap saat, jumlah aljabar tegangan dalam satu loop adalah nol
i2 + v2  i4 + v4 
A B
2 4
+ i1 i5 +
i3
v1 1 loop 1 3 loop 2 5 v
5


Relasi-relasi kedua hukum 
Kirchhof
loop 3
dijelaskan melalui diagram
C rangkaian
berikut
HAK untuk simpul : HTK untuk loop :

simpul A :  i1  i2  0 loop1 :  v1  v2  v3  0

simpul B :  i2  i3  i4  0 loop 2 :  v3  v4  v5  0

simpul C :  i1  i3  i4  0 loop 3 :  v1  v2  v4  v5  0
+ v1  Contoh : HTK

a).
v s R1 R +
+ v2  v s  v1  v2  0  v s  i1 R1  i2 R2
 2

+ v1 
b).
+ diL
+ v s R1 v s  v1  v L  0  v s  i1 R1  L
 vL dt
L

+ v1 
1

c). +
+ vs R1 vC v s  v1  vC  0  v s  i1 R1  iC dt
 C C

+ v1  + vL 
v s  v1  v L  vC  0
d).
L +
+ v s R1 diL 1

C vC
 
 v s  i1 R1  L  iC dt
dt C
Contoh : HAK
i1 R1 R2 i2
A
a). v1 v2 v3
+ v1  + v2     0
+ R3 i1  i2  i3  0 R1 R2 R3
v3 i3

i1 R1 R2 i2
A v1 v2 1
b).
+ v1  + v2 
i1  i2  i L  0   
R1 R2 L 
v L dt  0
+
vL iL
 L

c). i1 R1 C iC
A
+ v1  + vC  v1 dvC v3
R3 i1  iC  i3  0  C  0
+ R1 dt R3
v3 i3

d). i1 R1 C iC
A
v1 dv 1
+ v1 
+
+ vC  i1  iC  i L  0 
R1
C C 
dt L 
v L dt  0
vL iL
 L
Pengembangan HTK dan HAK
simpul super AB
2 
i2 + vdapat i4 + v4  tidak hanya
Hukum Kirchhof dikembangan,
B
A 2 ataupun loop4sederhana saja,
berlaku untuk simpul
akan tetapii1 berlaku pula untuk simpuli super
+ +
maupun loop isuper
5
3

v1 1 3 5 v
5
simpul super merupakan gabungan dari beberapa simpul
 merupakan gabungan dari
loop super loopbeberapa
3 
loop

C
simpul super AB loop 3 = mesh super

i1  i3  i4  0 v1  v2  v4  v5  0
i4 i5
CONTOH: A
3
+
v=? v
 4

i1= 5A B i2= 2A C i = 8A
3

simpul i4  i1  i3  0  i4  i3  i1  8  5  3 A
super ABC

Simpul C i2  i5  i3  0  i5  i3  i2  8  2  6 A

loop ACBA v  3i5  4i2  0  v  3  6  4  2  10 V


Kaidah-Kaidah Rangkaian
Hubungan Seri dan Paralel
+ v1 
1
i1 i2
+ + i1 +
v1 v2 i2 v2
1 2 2
  

Hubungan paralel Hubungan seri


v1 = v2 i1 = i 2

Dua elemen atau lebih Dua elemen dikatakan terhubung seri


dikatakan terhubung paralel jika mereka hanya mempunyai satu
jika mereka terhubung pada simpul bersama dan tidak ada elemen
dua simpul yang sama lain yang terhubung pada simpul itu
Rangkaian Ekivalen Resistor Seri
Dua rangkaian disebut ekivalen jika antara dua terminal tertentu,
mereka mempunyai karakteristik i-v yang identik

i i

R1 R2 Rekiv
+ Vtotal 

Resistansi Seri : Rekiv  R1  R2  R3     

Vtotal  V R1  V R 2        R1i  R 2 i      
  R1  R 2      i  Rekivaleni.
Rangkaian Ekivalen Resistor Paalel

Dua rangkaian disebut ekivalen jika antara dua terminal tertentu,


mereka mempunyai karakteristik i-v yang identik

i1 G1
itotal
itotal

Gekiv
i2 G2

Konduktansi Paralel : Gekiv  G1  G2  G3     

itotal  iG1  iG 2        G1v  G2 v      


  G1  G2       v  Gekivalenv
Kapasitansi Ekivalen Kapasitor Paralel
i
A
+ i1 i2 iN
Kapasitor Paralel :
v C C2 CN Cek  C1  C 2      C N
1
_
B

Kapasitansi Ekivalen Kapasitor Seri


i
A
Kapasitor Seri :
+ C1 C2
v 1 1 1 1
CN     
_ Cek C1 C 2 CN

B
Induktansi Ekivalen Induktor Seri
L1 L2
A
+ v1  + v2 
+ + Induktor Seri :
v LN vN Lek  L1  L2       LN
_ 
B

Induktansi Ekivalen Induktor Paralel


A
Induktor Paralel :
+ L1 L2 LN 1 1 1 1
v     
_ Lek L1 L2 LN
B
CONTOH: C1=100F
i=? i

+ C2=50F
v = 30 sin(100 t) V 

1 1 1 50  100 3 100 10 4
     Ctot  F  F
Ctot 100 50 5000 100 3 3
dv 10 4
 i  Ctot   3000 cos 100 t  0,1 cos 100 t A
dt 3

Jika kapasitor dihubungkan paralel :


Ctot  100  50  150 F  0,15  10 3 F
dv
 i  Ctot  0,15  10 3  3000 cos 100 t  0,45 cos 100 t A
dt
Sumber Ekivalen
i i
R1

+ bagian iR + bagian
vs + + vR  is
v lain v lain
  R2 
rangkaian rangkaian

Sumber tegangan Sumber arus

Dari sumber tegangan menjadi vs R2  R1


is 
sumber arus R1

Dari sumber arus menjadi


v s  i s R2 R1  R2 sumber tegangan
CONTOH:

30V + R1=10 3A R2=10


is
i3
i1 i2 R1
R1 R2 50 V + 20  R2
2,5 A 
20  30  30 
Transformasi Y - 
C C
Dalam beberapa rangkaian mungkin terjadi R3 hubungan
Hubungan RB
 RA dapat disebut
yang tidak sebagai hubungan Hubungan
seri, jugaY
tidak paralel. R2 R1

B A A
RC B
Hubungan semacam ini mengandung bagian
Ekivalen  dari Y Ekivalen Y dari 
rangkaian dengan tiga
R1 R2  R2 R3  R1 R3
terminal yangR mungkin
B RC
terhubung
R A   (segiR1 tiga) atau terhubung
R1 
R A  RY (bintang)
B  RC
R1 R2  R2 R3  R1 R3 RC R A
RB  R2 
R2 R A  RB  RC
Menggantikan hubungan  dengan hubungan
R1 R2  R2 R3  R1 R3 R A RB
Y
R3 
RC  yang ekivalen, atau sebaliknya,
R3 R A  RB  RC
dapat mengubah rangkaian menjadi hubungan
seri atau paralel. R  R
Dalam keadaan seimbang, Y

3
R A  RB  RC atau R1  R2  R3
R  3RY
Kaidah Pembagi Tegangan
 Rk 
Pembagi Tegangan : vk   vtotal

 Rtotal 

is 10  20 
Contoh:
+ v1  + v2 +
60 V + v3
 30 

v1  10 V ; v2  20 V ; v3  30 V
Kaidah Pembagi Arus
 Gk 
Pembagi Arus : ik    itotal

 Gtotal 

Contoh : is i1 i2 i3
R1 R2 R3
1A
10  20  20 

G1 (1 / 10)
i1  is   1  0,5 A
Gtot (1 / 10)  (1 / 20)  (1 / 20)
G2 G
i2  is  0,25 A ; i3  3 is  0,25 A
Gtot Gtot
Te o r e m a R a n g k a i a n
Proporsionalitas
Keluaran dari suatu rangkaian linier adalah
proporsional terhadap masukannya

x K y=Kx
masukan keluaran

Penjelasan: R1

+
masukan + R2
_ vs vo keluaran

 R2   R2 
vo    vs K   
 R1  R2   R1  R2 
CONTOH:
A
(a )
60 +
vo1  120 
vin + vo1    vin  (2 / 3) vin ; K1  (2 / 3)
 120   120  60 

A
(b)
+ 80 +  40 
vAB vo2 vo2    vAB  (1 / 3)vAB  K 2  1 / 3
40  40  80 

B 
 40 
(c) vo3   v AB
A  40  80 
60 80 +  40  120 || (40  80) 
vin + vo3
   vin
 120 40  40  80  120 || (40  80)  60 

 (1 / 3)  (1 / 2)  1 / 6 vin
B
 K 3  (1 / 6)
Prinsip Superposisi

Keluaran dari suatu rangkaian linier yang dicatu oleh lebih dari
satu sumber adalah jumlah keluaran dari masing-masing sumber
jika masing-masing sumber bekerja sendiri-sendiri

Suatu sumber bekerja sendiri apabila


sumber-sumber yang lain dimatikan.

Cara mematikan sumber:


a. Mematikan sumber tegangan berarti membuat tegangan
sumber itu menjadi nol, artinya sumber ini menjadi hubungan
singkat.
b. Mematikan sumber arus adalah membuat arus sumber menjadi
nol, artinya sumber ini menjadi hubungan terbuka.
CONTOH: 10
+
vo
10 _
v1=12V + +
  v2=24V matikan v1
matikan v2

10 + 10 +
12V + vo1 vo2
 10
10 _ + _
 24V

10 10
vo1   12 V  6 V vo 2   24 V  12 V
10  10 10  10

Keluaran vo jika kedua sumber bekerja bersama adalah:

vo  vo1  vo 2  6  12  18 V
Teorema Millman
Apabila beberapa sumber arus ik yang masing-masing memiliki
resistansi paralel Rk dihubungkan seri, maka hubungan seri
tersebut dapat digantikan dengan satu sumber arus ekivalen iekiv
dengan resistansi paralel ekivalen Rekiv sedemikian sehingga
i ekiv Rekiv  R i
k k dan Rekiv  R k

Contoh: iekiv  20  1  10  2  10
iekiv=1,5A

i1=1A i2=2A

R1=10 R2=10 Rekiv=20

Rekiv  10  10
Teorema Thévenin
Jika rangkaian seksi sumber pada hubungan
Suatu rangkaian bisa dua-terminal adalah linier, maka sinyal pada
dipandang terdiri dari terminal interkoneksi tidak akan berubah jika
dua seksi rangkaian seksi sumber itu diganti dengan
rangkaian ekivalen Thévenin
i

S v B
Teorema Norton
Jika rangkaian seksi sumber pada hubungan
dua-terminal adalah linier, maka sinyal pada
Seksi Seksi terminal interkoneksi tidak akan berubah jika
sumber beban rangkaian seksi sumber itu diganti dengan
rangkaian ekivalen Norton
Rangkaian ekivalen Thévenin
Seksi sumber dari suatu rangkaian dapat digantikan oleh
Rangkaian ekivalen Thévenin
yaitu rangkaian yang terdiri dari satu sumber tegangan VT yang
terhubung seri dengan resistor RT

seksi + RT
sumber +
vht VT _

Cara Menentukan VT dan RT
Untuk mencari VT : lepaskan beban sehingga seksi sumber menjadi terbuka.
Tagangan terminal terbuka vht inilah VT
i=0
i=0
+
+ RT
seksi + VT vht = VT
vht 
sumber 

Untuk mencari RT : hubung singkatlah terminal beban sehingga seksi sumber


menjadi terhubung singkat dan mengalir arus hubung singkat ihs. RT adalah
VT dibagi his.
i = ihs

seksi RT
sumber + ihs= VT /RT
VT _

Jadi dalam Rangkaian ekivalen Thevenin : VT = vht dan RT = vht / ihs


Cara lain mencari RT
Cara lain yang lebih mudah untuk menentukan RT adalah dengan melihat
resistansi dari terminal beban ke arah seksi sumer dengan semua sumber
dimatikan.

Penjelasan:

Dengan
R1 R1
+ mematikan
 RT
vs R2 sumber maka R2

RT  R1 paralel dengan R2
Rangkaian ekivalen Norton
Seksi sumber suatu rangkaian dapat digantikan dengan
Rangkaian ekivalen Norton
yaitu rangkaian yang terdiri dari satu sumber arus IN yang terhubung
paralel dengan resistor RN

seksi RN
sumber IN

Rangkaian ekivalen Norton dapat diperoleh dari rangkaian ekivalen Thevenin


dan demikian juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan kaidah ekivalensi
sumber.
Rangkaian ekivalen Thévenin

+ RT VT = vht RT
VT _ = vht / ihs

RT = R yang dilihat dari


terminal ke arah seksi
Rangkaian ekivalen Norton sumber dengan semua
sumber mati

IN RN IN = Ihs RT = RN
RN = vht / ihs
CONTOH: Rangkaian Ekivalen Thévenin

A'
A A
20 10 + RT = 20 
+ 
 24 V 20 VT = 12 V
B
B

20
VT  V AB  V A'B   24  12 V
20  20
20  20
RT  10   20 
20  20
Alih Daya Maksimum

Ada empat macam keadaan hubungan antara


seksi sumber dan seksi beban

 Sumber tetap, beban bervariasi


 Sumber bervariasi, beban tetap
 Sumber bervariasi, beban bervariasi
 Sumber tetap, beban tetap

Dalam membahas alih daya maksimum, yaitu daya


maksimum yang dapat dialihkan (ditransfer) kebeban, kita
hanya meninjau keadaan yang pertama
Kita menghitung alih daya maksimum melalui rangkaian
ekivalen Thévenin atau Norton
i
A Rangkaian sumber tegangan dengan
+ resistansi Thévenin RT akan
RT
VT _+ v memberikan daya maksimum kepada
RB resistansi beban RB bila RB = RT

  VT  VT
2
B V
sumber beban p maks  T   2R   4R
 2  T T

A i
Rangkaian sumber arus dengan
resistansi Norton RN akan memberikan
RN daya maksimum kepada resistansi
IN
RB beban RB bila RB = RN
2
 IN  I N2 R N
B p maks    RB 
sumber beban  2  4
CONTOH:
Hitung RX agar
A A terjadi alih daya
maksimum
20 10
+ Lepaskan RX hitung RT , VT
 24 V 20 RX = ?
20  20
RT  10   20 
20  20
B
20
VT   24  12 V
20  20

Hubungkan kembali Rx
Alih daya ke beban akan maksimum jika RX = RT = 20 
dan besar daya
maksimum yang bisa (12) 2
p X maks   1,8 W
dialihkan adalah 4  20
Teorema Tellegen

Dalam suatu rangkaian, jika vk mengikuti hukum tegangan Kirchhoff


(HTK) dan ik mengikuti hukum arus Kirchhoff (HAK), maka

N
 vk  ik  0
k 1

Teorema ini menyatakan bahwa di setiap rangkaian listrik harus ada


perimbangan yang tepat antara daya yang diserap oleh elemen pasif
dengan daya yang diberikan oleh elemen aktif. Hal ini sesuai
dengan prinsip konservasi energi.
CONTOH: R1= 2

+ is i
10 V _ R2= 3

 10  i s  2 A
i 2 A
 2  3

p sumber  v s is  20 W (memberi daya)

pbeban  p1  p2
 i 2 R1  i 2 R2 (menyerap daya)
 8  12  20 W
Teorema Substitusi
Suatu cabang rangkaian antara dua simpul dapat disubstitusi oleh cabang
baru tanpa mengganggu arus dan tegangan di cabang-cabang yang lain
asalkan tegangan dan arus antara kedua simpul tersebut tidak berubah

+ vk  + vk 
Rk Rsub
 +
vsub ik
ik
v sub  v k  R sub  i k
Course Ware
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Hukum, Kaidah, Teorema Rangkaian

Sudaryatno Sudirham

Anda mungkin juga menyukai