Anda di halaman 1dari 34

Pelaksanaan Program

Demonstrasi Imunisasi
Pneumokokus
Subdit Imunisasi
Disampaikan pada:
Workshop Demonstration Project
Imunisasi Pneumokokus (PCV)
LATAR BELAKANG
• (WHO, 2012): Pneumonia merupakan penyebab kematian
nomor 1 di dunia dan berkontribusi terhadap 15% kematian
pada balita. Diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahun
disebabkan oleh Pneumonia dan 2 balita meninggal setiap
menit disebabkan KARENA Pneumonia.
• Rudan, dkk (2004) :di negara berkembang termasuk Indonesia
menunjukkan bahwa insidens Pneumonia mencapai 36% dari
jumlah balita.
• Riskesdas (2013): prevalensi Pneumonia di Indonesia adalah
4,5% dengan insidens tertinggi pada balita adalah pada
kelompok usia 12 – 23 bulan, yaitu 21,7%.
• Survei Sample Registration System (Balitbangkes,2014):
23 balita meninggal setiap jam dan 4 di antaranya karena
Pneumonia
TUJUAN
Tujuan umum:
Tersedianya pedoman pelayanan imunisasi PCV pada bayi dan
imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta sesuai standar.

Tujuan khusus:
1.Dipahaminya tahapan kegiatan imunisasi PCV pada bayi dan
imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta sesuai standar
2.Meningkatnya pengetahuan petugas dalam pemberian imunisasi
PCV pada bayi dan imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta
sesuai standar
3.Terlaksananya pencatatan dan pelaporan pemberian imunisasi
PCV pada bayi dan imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta
sesuai standar.
4.Terpantaunya pelaksanaan imunisasi PCV pada bayi dan
imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta sesuai standar
5.Terpantaunya KIPI dan tata laksana sesuai standar.
SASARAN
• Petunjuk teknis ini dibuat sebagai pedoman bagi
petugas kesehatan di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, Puskesmas dan fasilitas kesehatan
lainnya dalam pelaksanaan imunisasi PCV pada
bayi dan imunisasi lanjutan PCV pada anak baduta.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan ini adalah langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan Program Demonstrasi imunisasi PCV
yang meliputi:
a.Persiapan
b.Pelaksanaan
c.Monitoring dan evaluasi
Kerangka
Karakteristik Vaksin PCV
• Vaksin PCV  vaksin sensitif beku, harus disimpan
pada suhu 2-8℃ dan terlindung dari cahaya
matahari
• Vaksin PCV  bertahan selama 36 bulan apabila
disimpan dalam lemari es pada suhu 2-8℃ dan
terlindung dari cahaya matahari
• Vaksin PCV dapat bertahan pada suhu mencapai
25℃ selama 4 hari. Hal ini tidak direkomendasiikan
untuk penyimpanan atau pengiriman. Namun dapat
dipertimbangkan jika dalam keadaan darurat
Jadwal Pemberian Vaksin PCV

• Dosis pertama: bayi usia 2 bulan


• Dosis kedua: bayi usia 3 bulan
• Dosis ketiga (imunisasi lanjutan): anak
usia 12 bulan
• Vaksin PCV diberi bersamaan dengan
vaksin DPT-HB-Hib dan OPV
Jadwal Imunisasi
Catatan:
Pada saat dimulainya pemberian imunisasi PCV, imunisasi PCV hanya
diberikan pada bayi yang berusia 2 bulan dan selanjutnya dilengkapi dosis
kedua pada usia 3 bulan dan dosis lanjutan pada usia 12 bulan.

Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka
imunisasi PCV masih dapat diberikan 2x sampai usia 11 bulan dengan
interval minimal 1 bulan dan imunisasi lanjutan PCV dengan interval
minimal 2 bulan dari dosis kedua.

Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV,
maka anak tersebut cukup mendapat dua dosis imunisasi PCV dengan
interval minimal 1 bulan sebelum berusia 24 bulan

Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan pada usia 12 bulan,
maka imunisasi tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.
Cara Pemberian Vaksin PCV
• Vaksin PCV diberikan intramuskular
dengan dosis 0,5 ml di paha kiri bagian
luar pada bayi:
– usia 2 bulan
– Usia 3 bulan serta
– anak usia 12 bulan
Langkah-langkah Penyuntikan Vaksin PCV
Langkah-Langkah Pemakaian
Vaksin PCV (Prefilled) Syringe
Langkah-Langkah Penyuntikan
Manajemen Vaksin PCV dan Logistik
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik

• Pastikan tidak terjadi vaksin yang berlebih


maupun kekurangan
• Keluar masuk vaksin dari tempat penyimpanan
harus dicatat
• Dalam menghitung kebutuhan, setiap tingkat
penyimpanan harus menyediakan stok
cadangan apabila terjadi keterlambatan
pengiriman vaksin atau peningkatan kebutuhan
yang mendadak
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik (2)
• Stok vaksin:
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan Logistik (3)
• Cara menghitung kebutuhan vaksin PCV:
 Imunisasi Dasar

 Imunisasi Lanjutan

Catatan:
•Jumlah sasaran: jumlah SI (Pusdatin) dan jumlah baduta (Pusdatin)
•Sisa stok memperhitungkan sisa stok vaksin PCV sebelumnya
Distribusi Vaksin dan Logistik
• Vaksin dan logistik dari Pusat  Dinkes Prov 
Dinkes Kab/Kota  Puskesmas/Pos pelayanan
imunisasi lainnya
• Vaksin PCV dibawa ke Posyandu menggunakan
vaccine carrier dilengkapi dengan cool pack (Kotak
dingin cair)
• Setiap selesai sesi pelayanan, petugas bertanggung
jawab mengembalikan sisa vaksin yang belum
dibuka, vaccine carrier dan safety box ke Puskesmas
Rantai Dingin Vaksin
• Vaksin PCV sensitif beku sehingga harus
disimpan dan ditransportasikan dalam suhu 2-
8℃
• Dalam pengelolaan vaksin PCV:
– Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch
– Perhatikan tanggal kadaluwarsa vaksin. Jangan
gunakan vaksin yang sudah kadaluwarsa.
Tegakkan prinsip early expired first out/EEFO)
SENSITIVITAS VAKSIN TERHADAP SUHU

Temperature sensitivity of vaccines


Varicella-
zoster virus
OPV Influenza
Heat sensitivity JE
inactivated IPV
Most sensitive live
Rotavirus
MMR Rotavirus DTaP Hexa-
Measles Cholera
inactivated valent
Rubella Yellow Penta-
fever DTwP valent
Vaccine formulation
BCG Pneumo
PS-PCV Freeze dried
Vaccines to the
JE
inactivated left of the line
are not damaged HPV Liquid, no adjuvant
Hib by freezing MenC
PS-PCV Liquid, with alum
Hib adjuvant
MenA T, DT, dT
PS-PCV*
Typhoid
Least sensitive Rabies PS HepA HepB

Freeze sensitivity *The diluent for MenA PS-PCV


contains alum adjuvant and is
Not Least Most
freeze sensitive.
sensitive sensitive sensitive
Epi cold chain
SENSITIVITAS VAKSIN TERHADAP SUHU BEKU

Vaccine sensitivity to freezing


Freeze sensitivity Vaccine
Most sensitive DTaP
DTaP-hepatitis B-Hib-IPV (hexavalent)
DTwP
DTwP-hepatitis B-Hib (pentavalent)
Hepatitis A
Hepatitis B
Human papillomavirus
Meningitis C (polysaccharide-protein conjugate)
Cautions:
Never expose these
Pneumococcal (polysaccharide-protein conjugate)
vaccines to zero or subzero
T, DT, dT
temperatures.
Cholera (inactivated) Avoid the use of ice for
Influenza (inactivated, split) transport.
Hib (liquid)
Inactivated poliovirus
Least sensitive
Typhoid PS
Rotavirus (liquid)*

These vaccines are not Meningitis A (polysaccharide-protein conjugate)† * While the stability data for liquid
damaged by freezing. Yellow fever rotavirus vaccines demonstrate some
resistance to freezing, the
Bacillus Calmette-Guérin
temperature handling
Hib (freeze dried) recommendations in the vaccine
Japanese encephalitis (live and inactivated) product insert should be followed.
Measles † The diluent for MenA PS-PCV
Measles, mumps, rubella contains alum adjuvant and is freeze-
Oral poliovirus sensitive.
Rabies
Note: Bolded vaccines are freeze
Rotavirus
Epi cold chain dried.
Rubella
Varicella-zoster virus
Cara Penyimpanan Vaksin
dalam lemari es
 Simpan vaksin IPV di
lemari es pada suhu
+2⁰C s.d. +8⁰C

 Jangan terlalu sering


membuka pintu lemari
es
BCG

 Monitor suhu secara


DPT-HB-Hib
TT/Td
BCG OPV TT/Td
teratur
Hep B
Campak BCG DT

Hep B Campak BCG PCV  Jangan letakkan


vaksin PCV dekat
evaporator
.
Cara Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Carrier
Penyuntikan yang Aman dan
Manajemen Limbah
Penyuntikan yang Aman
• Jangan menggunakan vaksin yang telah rusak
kemasannya atau telah kadaluwarsa
• Jarum suntik habis pakai (ADS) langsung
dibuang ke safety box tanpa menutup kembali
jarum (no recapping).
• Jangan meletakkan ADS di atas meja atau
nampan setelah injeksi
• Jangan mengisi safety box sampai terlalu
penuh (hanya boleh diisi ¾)
Penyuntikan yang Aman (2)
• Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk
dimusnahkan
• Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas
dengan dibakar pada incinerator; pembakaran aman
terlindung atau dikubur
• Sampah lain (kapas, plastik) dimasukkan dalam
kantong plastik atau wadah lain
• Tenaga kesehatan harus mencuci tangan sebelum
dan sesudah pelayanan
Vaksin yang Belum Digunakan
• Logistik yang masih tersisa pada akhir sesi
pelayanan di Posyandu yaitu vaksin yang belum
dibuka harus dikembalikan ke Puskesmas
• Vaksin yang dikembalikan masih dalam keadaan
tertutup (belum digunakan) harus diberi tanda “K”
(kembali) dan segera dimasukkan dalam lemari es.
• Pada pelayanan berikutnya vaksin tersebut harus
segera digunakan dengan tetap memperhatikan
tanggal kadaluwarsa
Catatan
Manajemen Limbah
• Limbah vaksin PCV harus dibuang ke dalam
safety box tanpa ditutup kembali/no recapping.
Safety box harus tahan terhadap tusukan dan
benda tajam lain yang terkontaminasi
• Safety box harus ditutup bila sudah terisi ¾
penuh dan disimpan di tempat yang aman, jauh
dari jangkauan anak-anak untuk kemudian
dimusnahkan sesuai standar yang berlaku
dalam Permenkes No. 12/ 2017)
JUKNIS

PetunjukTeknis

31
KIE

Poster
Buku Saku

Banner,
Spanduk

Leaflet
32
KESIMPULAN DAN
• Imunisasi adalahPENUTUP
program yang sangat cost effective
• Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar
pada bayi dan balita, 50% disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae, 20% disebabkan oleh Haemophilus
influenzae tipe b
• Dalam rangka pengendalian Pneumonia :
– Vaksin Hib telah diintroduksi mulai tahun 2013 (Pentavalent DPT/HB/Hib)
– Vaksin Pneumokokus konyugasi (PCV) akan diintroduksi di Indonesia, diawali dengan
demonstration program di Provinsi NTB mulai bulan Oktober 2017
– Dan di Tahun 2019 diperluas: ke selutuh kab/kota di Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi
Nusa Tenggara Barat

•Diperlukan kerjasama yang terpadu dengan semua pihak


untuk mencapai imunisasi PCV yang sukses
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai